Prevalensi, kesadaran dan terapi responden hipertensi di Dukuh Krodan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor sosio-ekonomi.

(1)

INTISARI

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah secara persisten dengan tekanan darahnya lebih dari 140/90mmHg. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan observasi untuk mendapatkan proporsi prevalensi, kesadaran dan terapi responden hipertensi di dukuh Krodan, Maguwoharjo, Sleman,Yogyakarta dengan kajian faktor sosio-ekonomi (pendidikan, pekerjaan dan penghasilan). Penelitian berdasarkan teori the rule of halves yaitu dari keseluruhan populasi hanya seperdelapan orang yang melakukan terapi.

Jenis penelitian ini adalah survei farmakoepidemiologi, rancangan penelitiannya dengan pendekatan cross-sectional menggunakan teknik purposive sampling. Data penelitian dianalisis menggunakan uji t independent, uji two way anova dan uji chi square dengan taraf kepercayaan 95%. Penelitian melibatkan 239 responden di Dukuh Krodan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan proporsi prevalensi hipertensi sebanyak 54,4%, proporsi responden yang sadar mengalami hipertensi sebanyak 25,5% dan proporsi terapi hipertensi sebanyak 13,8% dari total responden.

Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan bermakna pada variabel penghasilan terhadap terapi hipertensi dengan nilai p = 0,042 (OR=0,44,CI95% 0,027-0,921), namun tidak terdapat perbedaan faktor sosio-ekonomi terhadap prevalensi dan kesadaran hipertensi.

Kata kunci: hipertensi, kesadaran, terapi, faktor sosio-ekonomi (pendidikan, pekerjaan dan penghasilan)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(2)

ABSTRACT

Hypertension is a persistent increase of blood pressure with its blood pressure is more than 140/90 mmHg. The research purposed to conduct an observation to get a prevalence proportion, awareness, and therapy on hypertension respondents at Krodan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta using a socio-economic factors study (education, profession, and salary). The research was based on the rule of halves theory, was from the whole population one eight person did a therapy. The type of the research was a pharmacoepidemiological survey and the research design was a cross-sectional approach using a purposive sampling. The data was analyzed by independent t-test, two ways anova test, and chi square test with confidence interval 95 %. The research involved 239 respondents at Krodan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta.

The research result showed the prevalence proportion of hypertension was 54,4%, the proportion of respondents who were aware about hypertension was 25,5%, and the proportion of respondents who did a therapy was 13,8% from the whole respondent. The research result showed there was a difference on the salary variable in therapy of hypertension with its p value= 0,042 (OR= 0,44, Cl95% 0,027-0,921). However, there was no difference on socio-economic factors in the prevalence and awareness of hypertension.

Keywords: Hypertension, awareness, therapy, socio-economic factors (education, profession and salary)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(3)

PREVALENSI, KESADARAN DAN TERAPI RESPONDEN HIPERTENSI DI DUKUH KRODAN, MAGUWOHARJO, SLEMAN, YOGYAKARTA

(KAJIAN FAKTOR SOSIO-EKONOMI)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh: Agesty NIM: 118114013

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(4)

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(5)

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(6)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Selesaikanlah Apa yang Harusnya Diselesaikan

Sampai Selesai”

Saatnya akan tiba dimana kamu takkan berhenti

bersyukur atas semua yang telah Tuhan sediakan untuk

hidupmu,

rencanamu mungkin indah bagimu tapi rencana Tuhan

beribu kali lebih indah dari rencanamu

Kupersembahkan karya ini kepada :

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria

Bapak Samuel Agus

Mamak Esebia

Adik-adikku Salom, Elisabet, dan Angela

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(7)

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(8)

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(9)

vii

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan yang Maha Kuasa karena berkat rahmat dan penyertaan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “ Prevalensi, Kesadaran dan Terapi Responden Hipertensi di Dukuh Krodan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta (Kajian Faktor Sosio-ekonomi” yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.). Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak lepas dari saran dan masukkan dari berbagai pihak hingga akhirnya dapat terselesaikan. Dengan penuh rasa bangga dan hormat penulis mengucapkan kepada :

1. Ibu Aris Widayati, M.Si.,Apt.,Ph.D. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

2. Ibu Dr. Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing yang memberi bimbingan, saran, petunjuk, perhatian dan dukungan dengan penuh kesabaran.

3. Ibu dra. Th.B. Titien Siwi Hartayu, M.Kes., Ph.D., Apt. dan Ibu Dita Maria Virginia, M.Sc., Apt. selaku dosen penguji yang memberi kritik dan saran sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.

4. Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menambah ilmu dan wawasan di Universitas Sanata Dharma.

5. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sleman dan masyarakat di Dukuh Krodan yang telah bersedia memberi kesempatan dan menjadi responden dalam penelitian ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(10)

viii

6. Teman-teman mahasiswa Universitas Sanata Dharma, teman belajar Irfanda Adie Prabowo, sahabat penulis Damiana dan Itin, dan teman seperjuangan skripsi Berna, Shinta, Danik, Meilisa, Tessa, Yovika, Greta, Yudis, Niken, Oppy dan Gita yang telah memberikan semangat, kritik dan saran dalam proses penulisan skripsi.

7. Serta semua pihak yang telah membantu dan memberikan kritik, saran dan dukungan yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa karya ilmah ini masih jauh dari sempurna sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga karya ilmiah ini menjadi lebih baik dan dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Yogyakarta, 03 Juni 2015 Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(11)

ix DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL...

HALAMAN PESETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH... PRAKATA... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... INTISARI... ABSTRACT... BAB I. PENGANTAR

A. Latar Belakang... 1. Rumusan Masalah... 2. Keaslian Penelitian... 3. Manfaat Penelitian... B. Tujuan...

1. Tujuan Umum... 2. Tujuan Khusus... BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA

A. Hipertensi... B. Terapi Non Farmakologi Hipertensi... C. Terapi Farmakologi Hipertensi... D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hipertensi... 1. Usia... 2. Jenis Kelamin... 3. Faktor Sosio-Ekonomi... a. Pendidikan... b. Pekerjaan... c. Penghasilan... E. The Rule of Halves... F. Pengukuran Tekanan Darah ... G. Landasan Teori... H. Hipotesis... BAB III. METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian... B. Variabel Penelitian... 1. Variabel Bebas... 2. Variabel Tergantung... 3. Variabel Pengacau... C. Definisi Operasional... D. Responden Penelitian... E. Lokasi dan Waktu Penelitian...

i ii iii iv v vi viii x xi xii xiii xiv xv 1 3 3 4 5 5 5 6 8 8 10 11 11 12 12 13 14 14 16 17 19 20 20 20 20 20 21 21 22 22

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(12)

x

F. Ruang Lingkup Penelitian... G. Teknik Pengambilan Sampel... H. Instrumen Penelitian... I. Tata Cara Penelitian... 1. Observasi Awal... 2. Permohonan Izin dan Kerjasama... 3. Pembuatan Inform Consent dan Leaflet... 4. Seleksi dan Penetapan Calon Responden... 5. Validitas dan Reabilitas Instrumen Penelitian... 6. Pengukuran Tekanan Darah, Prevalensi, Kesadaran dan Terapi Responden Hipertensi... 7. Wawancara Responden... 8. Pengelompokkan Data... 9. Pengolahan Data... J. Analisis Hasil Penelitian ... K. Perumusan Hipotesis... L. Kesulitan dan Kelemahan Penelitian... BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Prevalensi, Kesadaran dan Terapi Responden Hipertensi... B. Pengaruh Perbedaan Faktor Sosio-ekonomi terhadap Prevalensi, Kesadaran dan Terapi Hipertensi... 1. Prevalensi Hipertensi... 2. Kesadaran terhadap Hipertensi... 3. Terapi Hipertensi... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan... B. Saran... DAFTAR PUSTAKA... LAMPIRAN... BIOGRAFI PENULIS... 23 24 25 26 26 26 27 28 28 29 29 30 31 31 32 34 39 40 40 41 43 46 46 48 53 69

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(13)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel I. Tabel II. Tabel III. Tabel IV. Tabel V. Tabel VI. Tabel VII. Tabel VIII. Tabel IX. Tabel X.

Klasifikasi Tingkat Tekanan darah (mmHg) menurut ESH dan ESC... Definisi Operasional Penelitian... Karakteristik Responden di Dukuh Krodan... Prevalensi Hipertensi Berdasarkan Tingkat Usia di Dukuh Krodan... Prevalensi Hipertensi Berdasarkan Jenis Kelamin di Dukuh Krodan... Profil Tekanan Darah Terhadap Usia, Jenis Kelamin, Faktor Sosio-ekonomi Responden di Dukuh Krodan... Profil Terapi Responden Hipertensi di Dukuh Krodan ... Pengaruh Perbedaan Faktor Sosio-ekonomi terhadap Prevalensi Hipertensi di Dukuh Krodan... Pengaruh Perbedaan Faktor Sosio-ekonomi terhadap Kesadaran Hipertensi di Dukuh Krodan... Pengaruh Perbedaan Faktor Sosio-ekonomi terhadap Terapi Hipertensi di Dukuh Krodan...

7 21 35 36 37 37 38 40 42 43

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(14)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Gambar 2. Gambar 3. Gambar 4. Gambar 5. Gambar 6. Gambar 7.

Algoritma untuk Pengobatan Hipertensi... Bagan Profil Responden Penelitian Berdasarkan Teori The Rule of Halves... Bagan Ruang Lingkup Penelitian Prevalensi, Kesadaran dan Terapi di Dukuh Krodan... Skema Teknik Pengambilan Sampel di Dukuh Krodan... Skema Tata Cara Penelitian yang Dilakukan di Dukuh Krodan... Bagan Perumusan Hipotesis Faktor Sosio-Ekonomi... Bagan Profil Subyek Penelitian di Dukuh Krodan Berdasarkan Teori The Rule of Halves...

9 15 23 25 26 33 39

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(15)

xiii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Lampiran 2. Lampiran 3. Lampiran 4. Lampiran 5. Lampiran 6. Lampiran 7. Lampiran 8. Lampiran 9. Lampiran 10. Lampiran 11. Lampiran 12. Lampiran 13. Lampiran 14. .

Permohonan Ijin Penelitian kepada Badan Pemerintah Daerah (BAPPEDA) Kota Yogyakarta... Surat Ijin Penelitian dari Kepala Kantor Kesatuan Bangsa Kab. Sleman... Permohonan Perpanjangan Ijin Penelitian Kepada Kantor Kesatuan Bangsa... Permohonan Perpanjangan Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah... Surat Pernyataan Bersedia Menyerahkan Hasil Penelitian... Ethical Clearance dari Universitas Gajah Mada... Surat Pernyataan telah Melakukan Pelatihan Penggunaan Alat Ukur Tekanan Darah (Sphygmomanometer digital) dari dr. Fenty, M. Kes, Sp.PK.,... Lembar Penjelasan Penelitian kepada Calon Subyek di Dukuh Krodan... Lembar Penjelasan tentang Tujuan Penelitian di Dukuh Krodan... Lembar Pernyataan Persetujuan Keikutsertaan dalam Penelitian... Lembar Case Report Form (CRF) Dukuh Krodan... Lembar Leaflet tentang Hipertensi... SOP Cara Pengukuran Tekanan Darah Menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (2007)... Pedoman Wawancara berdasarkan CRF...

53 54 55 56 57 58 60 61 62 63 64 65 67 68

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(16)

xiv INTISARI

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah secara persisten dengan tekanan darahnya lebih dari 140/90mmHg. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan obaservasi untuk mendapatkan proporsi prevalensi, kesadaran dan terapi responden hipertensi di dukuh Krodan, Maguwoharjo, Sleman,Yogyakarta dengan kajian faktor sosio-ekonomi (pendidikan, pekerjaan dan penghasilan). Penelitian berdasarkan teori the rule of halves yaitu dari keseluruhan populasi hanya seperdelapan orang yang melakukan terapi.

Jenis penelitian ini adalah survei farmakoepidemiologi, rancangan penelitiannya dengan pendekatan cross-sectional menggunakan teknik purposive sampling. Data penelitian dianalisis menggunakan uji t independent, uji two way anova dan uji chi square dengan taraf kepercayaan 95%. Penelitian melibatkan 239 responden di Dukuh Krodan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

Hasil penelitian menunjukkan proporsi prevalensi hipertensi sebanyak 54,4%, proporsi responden yang sadar mengalami hipertensi sebanyak 25,5% dan proporsi terapi hipertensi sebanyak 13,8% dari total responden. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan bermakna pada variabel penghasilan terhadap terapi hipertensi dengan nilai p = 0,042 (OR=0,44,CI95% 0,027-0,921), namun tidak terdapat perbedaan faktor sosio-ekonomi terhadap prevalensi dan kesadaran hipertensi.

Kata kunci: hipertensi, kesadaran, terapi, faktor sosio-ekonomi (pendidikan, pekerjaan dan penghasilan)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(17)

xv

ABSTRACT

Hypertension is a persistent increase of blood pressure with its blood pressure is more than 140/90 mmHg. The research purposed to conduct an observation to get a prevalence proportion, awareness, and therapy on hypertension respondents at Krodan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta using a socio-economic factors study (education, profession, and salary). The research was based on the rule of halves theory, was from the whole population one eight person did a therapy. The type of the research was a pharmacoepidemiological survey and the research design was a cross-sectional approach using a purposive sampling. The data was analyzed by independent t-test, two ways anova test, and chi square test with confidence interval 95 %. The research involved 239 respondents at Krodan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta.

The research result showed the prevalence proportion of hypertension was 54,4%, the proportion of respondents who were aware about hypertension was 25,5%, and the proportion of respondents who did a therapy was 13,8% from the whole respondent. The research result showed there was a difference on the salary variable in therapy of hypertension with its p value= 0,042 (OR= 0,44, Cl95% 0,027-0,921). However, there was no difference on socio-economic factors in the prevalence and awareness of hypertension.

Keywords: Hypertension, awareness, therapy, socio-economic factors (education, profession and salary)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(18)

1 BAB I PENGANTAR

A. Latar Belakang

Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang memiliki angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi karena hipertensi merupakan faktor risiko utama meningkatnya risiko penyakit stroke dan jantung di seluruh dunia (World Health Organization, 2012). Hasil penelitian kajian data hipertensi oleh Kearney, Whelton, Reynolds, Whelton dan He (cit., Joffres, Falaschetti, Gillespie, Robitaille, Loustalot, Poulter et al., 2015), menyebutkan pada tahun 2000 hampir 1 miliar orang menderita hipertensi dan diprediksi akan meningkat menjadi 1,56 miliar pada tahun 2025.

Pada umumnya, penderita hipertensi tidak mengetahui dirinya menderita hipertensi dan diketahui secara kebetulan saat penderita berobat ke dokter untuk memeriksa penyakit lainnya. Hipertensi seringkali muncul tanpa disertai gejala yang terlihat jelas sehingga sering disebut sebagai the silent killer (Ettner, Ettner, and White, 2012). Data Departemen Kesehatan (Depkes) tahun 2008 menyebutkan prevalensi di Indonesia sebesar 31,7%. Hipertensi yang terdiagnosis oleh tenaga kesehatan hanya mencapai 24,0% atau dapat dinyatakan sebanyak 76,0% kejadian hipertensi dalam masyarakat belum terdiagnosis.

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, menyebutkan hipertensi sebagai penyebab kematian nomor tiga (6,8%) setelah stroke (15,4%)

dan tuberculosis (7,5%) dari proporsi penyebab kematian pada semua umur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(19)

2

di Indonesia. Provinsi DIY dinyatakan masuk dalam lima besar provinsi dengan kasus hipertensi terbanyak (Depkes, 2008). Hasil penelitian Suriyasa, Putu, Balgis, Ristu dan Hapsari (2004) menunjukkan bahwa pendidikan kriteria SD menurunkan risiko terkena hipertensi sebesar 66%, sedangkan yang berpendidikan SMP berkisar 72%. Hasil penelitian Abed dan Abu-Haddaf (2013) menunjukkan bahwa dari 75,8% penderita hipertensi, 61,7% adalah responden dengan penghasilan yang rendah dan 83,3% adalah responden yang tidak memiliki pekerjaan atau pengangguran. Tingginya prevalensi hipertensi di Yogyakarta menjadi perhatian bagi peneliti sehingga peneliti merasa perlu mengumpulkan data prevalensi, kesadaran dan terapi responden hipertensi berdasarkan kajian sosio-ekonomi yang meliputi pendidikan, pekerjaan dan penghasilan. Yogyakarta memiliki beberapa Kabupaten, salah satunya adalah Kabupaten Sleman. Pada penelitian ini peneliti melakukan penelitian di salah satu dukuh yang terletak di Kabupaten Sleman yaitu dukuh Krodan.

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu prediktor awal risiko penyebab hipertensi. Apabila hasil prevalensi menunjukkan angka yang tinggi maka hasil ini dapat menjadi bahan evaluasi bagi pemerintah dalam hal ini dinas kesehatan, sehingga pemerintah dapat melakukan tindak lanjut untuk mengurangi tingginya angka prevalensi tersebut. Apabila prevalensi menunjukkan angka yang rendah dapat menjadi catatan bagi pemerintah dan dukuh lain untuk informasi tentang bagaimana cara dukuh ini berhasil mengendalikan penyebab hipertensi dengan cara mencari informasi tentang penyebab atau gejala hipertensi. Penelitian ini diharapkan dapat berdampak baik bagi warga di sekitar dukuh Krodan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(20)

3

ditunjukkan dengan bertambahnya informasi tentang hipertensi sehingga warga dapat menanggulangi risiko terjadinya hipertensi dan diharapkan membantu pemerintah sebagai referensi tentang prevalensi hipertensi di dukuh Krodan. 1. Rumusan Masalah

a. Berapa prevalensi, kesadaran dan terapi responden hipertensi di dukuh Krodan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta?

b. Apakah terdapat perbedaan antara faktor sosio-ekonomi terhadap prevalensi, kesadaran dan terapi responden hipertensi di dukuh Krodan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta?

2. Keaslian Penelitian

Beberapa penelitian yang berkaitan dengan prevalensi hipertensi, kesadaran dan terapi responden hipertensi yang telah dipublikasikan antara lain:

a. Awareness, Treatment and Control of Hypertension: the ‘Rule of Halves’ in an Era of Risk-based Treatment of Hypertension (Scheltens, Bots, Numans, Grobbee dan Hoes, 2007). Tujuan penelitian untuk membandingkan prevalensi, kesadaran, terapi dan pengendalian hipertensi di Belanda dengan penelitian lainnya. Studi yang digunakan adalah studi kohort prospektif dengan responden sebanyak 4950 di pinggiran kota Utrecht. Persamaan dengan penelitian yang dilakukan peneliti terdapat pada fenomena the ‘rule of halves’. Perbedaannya terletak pada studi yang digunakan. Pada penelitian yang dilakukan oleh Scheltens, Bots, Numans, Grobbee dan Hoes, studi yang digunakan adalah studi kohort prospektif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(21)

4

a. Prevalence of Hypertension without Anti-hypertensive Medication and Its Association with Sosial Demographic Characteristics Among 40 Years and Above Adult Population in Indonesia (Setiati dan Sutrisna, 2005). Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui prevalensi hipertensi tanpa obat antihipertensi dengan karakteristik faktor sosial demografis pada penduduk dewasa yang berusia > 40 tahun di Indonesia. Metode penelitian menggunakan sampel acak dengan jumlah responden sebanyak 3080 berusia 40-94 tahun yang diperoleh dari berbagai Kabupaten di setiap pulau besar di Indonesia. Perbedaannya terdapat pada metode pengambilan sampel. Pada penelitian yang dilakukan oleh Setiati dan Sutrisna, metode pengambilan sampel menggunakan metode sampel acak.

b. Hubungan Pendidikan dan Pekerjaan Klien Hipertensi dengan Penatalaksanaan Terapi Diet di Wilayah Kerja Puskesmas Lapai Kecamatan Nanggalo Padang Tahun 2010 (Putra, 2010). Penelitian dilakukan di puskesmas Nanggalo dengan responden sebanyak 64 orang. Perbedaannya terdapat pada subyek penelitian. Pada penelitian yang dilakukan oleh Putra, subyek penelitian adalah responden yang telah diketahui hipertensi dan kajiannya meliputi pendidikan dan pekerjaan terhadap terapi diet responden hipertensi.

3. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai perbedaan faktor sosio-ekonomi terhadap prevalensi, kesadaran dan terapi responden hipertensi di dukuh Krodan. Informasi yang diperoleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(22)

5

diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran responden terhadap kejadian hipertensi yang terjadi di lingkungan tempat tinggal, sehingga responden dan keluarga dapat mengetahui penyebab atau risiko kejadian hipertensi serta termotivasi untuk mengendalikan faktor-faktor penyebab hipertensi dan melakukan terapi jika mengalami hipertensi.

b. Manfaat Praktis. Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai perbedaan faktor sosio-ekonomi terhadap prevalensi, kesadaran dan terapi responden hipertensi di dukuh Krodan.

B. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Mengobservasi perbedaan faktor sosio-ekonomi terhadap prevalensi, kesadaran dan terapi responden hipertensi di dukuh Krodan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta.

2. Tujuan Khusus

a. Menghitung prevalensi, kesadaran dan terapi responden hipertensi di dukuh Krodan.

b. Mengidentifikasi perbedaan faktor sosio-ekonomi terhadap prevalensi, kesadaran dan terapi responden hipertensi di dukuh Krodan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(23)

6 BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A.Hipertensi

Tekanan darah adalah tekanan dari aliran darah dalam pembuluh nadi (arteri). Tekanan sistolik adalah tekanan darah paling tinggi yang terjadi ketika jantung berdetak memompa darah, sedangkan tekanan diastolik adalah tekanan darah menurun saat jantung rileks (Ekawati, 2010). Menurut panduan European Society of Hypertension (ESH) dan European Society of Cardiology (ESC), seseorang dikatakan hipertensi jika nilai tekanan darah sistolik > 140mmHg dan/atau nilai tekanan darah diastolik > 90mmHg (Mancia, Fagard, Narkiewicz, Redon, Zanchetti, Bohm et al., 2013).

Pada sebagian besar kasus, hipertensi tidak menunjukkan gejala apapun sehingga kita tidak punya cukup petunjuk bahwa di dalam tubuh sedang terjadi penyimpangan. Manisfestasi klinis penderita hipertensi akan terlihat setelah bertahun-tahun (Corwin, 2001). Hipertensi dapat menjadi masalah kesehatan publik karena hipertensi menyebabkan kerusakan organ tubuh dan dapat memperparah penyakit kardiovaskuler, penyakit jantung koroner, gagal jantung, gagal ginjal, serta komplikasi lainnya (Qiao, Ye, Dou, Li, Kou, Qian et al., 2013).

Berdasarkan dari penyebabnya hipertensi dapat dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya yaitu terdapat pada lebih dari 90% dari seluruh hipertensi. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(24)

7

merupakan hipertensi yang penyebabnya diketahui dan terjadi kurang dari 10% dari kasus-kasus hipertensi. Hipertensi sekunder sebagian besar berhubungan dengan gangguan fungsi ginjal (Dipiro, Talbert, Yee, Gary, Matzke, Wells et al., 2008).

Hipertensi dibedakan menjadi tiga golongan berdasarkan bentuknya, antara lain hipertensi sistolik, hipertensi diastolik, dan hipertensi campuran (Kementrian Kesehatan RI, 2014). Hipertensi sistolik (isolated systolic hypertension) merupakan peningkatan tekanan sistolik tanpa diikuti peningkatan tekanan diastolik dan umumnya ditemukan pada usia lanjut. Hipertensi diastolik (diastolic hypertension) merupakan peningkatan tekanan diastolik tanpa diikuti peningkatan tekanan sistolik, biasanya ditemukan pada anak-anak dan dewasa muda. Hipertensi campuran merupakan peningkatan pada tekanan sistolik dan diastolik (Pickering, Hall, Appel, Falkner, Graves, Hill et al, 2005).

Berikut tabel klasifikasi tingkat tekanan darah (mmHg) menurut panduan ESH dan ESC:

Tabel I. Klasifikasi Tingkat Tekanan darah (mmHg) menurut ESH dan ESC (Mancia et al., 2013)

Kategori Sistolik

(mmHg)

Diastolik (mmHg)

Optimal <120 Dan <80

Normal 120-129 dan/atau 80-84

Normal Kategori Tinggi 130-139 dan/atau 85-89

Hipertensi Kelas 1 140-159 dan/atau 90-99

Hipertensi Kelas 2 160-179 dan/atau 100-109

Hipertensi Kelas 3 ≥180 dan/atau ≥ 110

Hipertensi Isolasi Sistolik ≥140 Dan <90

Dirksen, Heitkemper dan Lewis (2000) menyebutkan batas tekanan darah digunakan sebagai acuan untuk menentukan normal atau tidaknya tekanan darah sesorang. Batas tekanan darah inilah yang menentukan seseorang tergolong dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(25)

8

kategori tekanan darah tertentu. Klasifikasi hipertensi dilakukan untuk mempermudah dalam menentukan rekomendasi tindak lanjut yang akan dilakukan. Klasifikasi digunakan untuk mengkaji lebih dalam mengenai jenis hipertensi untuk menentukan jenis penatalaksanaan yang dibutuhkan (Rahayu, 2012).

B. Terapi Non Farmakologi Hipertensi

Pendekatan nonfarmakologis merupakan penanganan awal sebelum penambahan obat-obatan hipertensi dan perlu juga diperhatikan oleh seorang yang sedang dalam terapi obat (Sugiharto, 2007). Semua pasien prehipertensi dan hipertensi harus melakukan modifikasi gaya hidup untuk mengurangi keberlanjutan hipertensinya. Pendekatan-pendekatan yang dapat dilakukan adalah menurunkan tekanan darah secara bertahap. Pasien dengan obesitas harus menurunkan berat badan dengan cara diet. Diet dapat dilakukan dengan buah-buahan dan sayuran, serta makan makanan yang rendah lemak jahat untuk menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi (Dipiro et al., 2008).

C.Terapi Farmakologi Hipertensi

Tujuan umum pengobatan hipertensi adalah mengurangi hipertensi yang berkaitan dengan mortalitas dan morbiditas. Mortalitas dan morbiditas tersebut berkaitan dengan kerusakan organ taget seperti kejadian kariovaskular, gagal jantung, dan penyakit ginjal. Tujuan utama terapi hipertensi adalah mengurangi risiko dan pemilihan terapi obat yang spesifik dipengaruhi secara signifikan oleh bukti obat yang dapat menunjukkan pengurangan resiko (Dipiro et al., 2008).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(26)

9

Terapi awal pasien hipertensi grade 1, obat yang diberikan adalah obat dengan golongan diuretik tiazid. Pengobatan yang diberikan secara umum sebaiknya diawali dengan dosis kecil diuretik tiazid dan meningkat secara bertahap. Jika diuretik tidak dapat menurunkan tekanan darah sistolik maka dapat diganti ACE inhibitor dalam dosis rendah kemudian ditingkatkan secara bertahap. Pasien hipertensi grade 2 diberikan obat dengan kombinasi dengan obat lain dengan salah satunya adalah golongan diuretik tiazid. Biasanya diuretik tiazid dengan ACE inhibitor atau ARB atau CCB (Dipiro et al, 2008)

Gambar 1. Alogaritma Terapi Pengobatan Hipertensi (Dipiro et al., 2008) Keterangan gambar:

Algoritma untuk pengobatan hipertensi. Kekuatan rekomendasi: A, B, C=baik, sedang, dan bukti masyarakat miskin untuk mendukung rekomendasi masing-masing. ACE=angiotensin-converting enzim; ARB= penghambat reseptor angiotensin; CCB=kalsium kanal blocker; DBP=tekanan darah diastolik; SBP= sistolik tekanan darah.

Diuretic thiazid (hydroochlorothiazide, chlorthalidone dan bendrofluazide) merupakan obat yang disarankan untuk terapi awal hipertensi.

Terapi obat awal

Hipertensi stage 1 (SBP 150-159 atau DBP 90-99mmHg)

Diuretik jenis tiazid (A-1) ACE inhibitor, ARB, CCB,

atau kombinasi (A-2)

Kombinasi 2 obat (A-3)

Biasanya diuretik tiazid dengan ACE inhibitor, atau ARB atau CCB (A-2)

Hipertensi stage 2 (SPB >160 atau DBP >100mmHg)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(27)

10

Diuretik tiazid dapat menurunkan volume intravaskular, resistensi pembuluh darah perifer dan tekanan darah, dan ditoleransi dengan baik oleh tubuh (Aronow et al., 2011). Angiotensin-Converting Enzyme (ACE) merupakan enzim yang penting dalam sistem renin-angiotensin. Penghambatan pada enzim ini menghasilkan beberapa efek, yaitu vasodilatasi (menurunkan resistensi vaskuler sehingga menurunkan tekanan darah). Contoh obat ini adalah kaptopril, enalapril, lisinopril, ramipril, transdolapril, perindopril. Obat ini tidak mempengaruhi kadar glukosa darah sehingga tepat digunakan pada pasien diabetes yang mengalami hipertensi (Nugroho, 2012). Pada pasien usia lanjut dengan diabetes melitus yang disertai hipertensi, ARB merupakan pengobatan lini pertama dan sebagai alternatif untuk ACEI pada pasien dengan hipertensi dan penyakit jantung yang tidak dapat mentoleransi ACEI (Aronow et al., 2011). Calcium Channel Blocker (CCB) secara klink digunakan dalam terapi hipertensi dan angina pektoris (menurunkan beban akhir jantung sehingga menurunkan kebutukan oksigen). Contoh obat golongan ini adalah diltiazem, nifedipin, verapamil, amlodipin, felodipin, nikardipin dan nisoldipin (Nugroho, 2012).

D.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hipertensi

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hipertensi diklasifikasikan menjadi dua yaitu faktor yang tidak dapat dimodifikasi yang meliputi umur, jenis kelamin, genetik, sedangkan faktor yang dapat dimodifikasi meliputi gaya hidup, kebiasaan merokok, aktivitas fisik, pendidikan, pekerjaan dan penghasilan (Black

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(28)

11

dan Izzo, 2003). Pada penelitian ini kajian yang dibahas adalah usia, jenis kelamin dan faktor sosio-ekonomi (pekerjaan, pendidikan dan penghasilan).

1. Usia

Faktor usia sangat berpengaruh terhadap hipertensi karena dengan bertambahnya usia maka risiko hipertensi menjadi lebih tinggi. Angka kejadian hipertensi yang makin meningkat dengan bertambahnya usia, disebabkan oleh perubahan alamiah dalam tubuh yang mempengaruhi kerja jantung, pembuluh darah dan hormon (Aronow, 2011). Menurut Krummel (2004) penyakit hipertensi paling banyak dialami oleh kelompok usia 31-55 tahun dan umumnya berkembang pada saat usia seseorang mencapai paruh baya yakni cenderung meningkat khususnya yang berusia > 40 tahun bahkan pada usia > 60 tahun (Aisyiyah, 2009). Prevalensi hipertensi di Indonesia dengan usia ≥ 40 tahun pada tahun 2004 sebanyak 14%, tahun 2005 sebanyak 37,32%, dan tahun 2007 sebanyak 34,9% (Setiati and Sutrisna, 2005).

Secara alamiah lansia akan mengalami penurunan fungsi organ dan mengalami tekanan darah yang tidak stabil. Tekanan darah sistolik meningkat secara progresif sampai umur 70-80 tahun, sedangkan tekanan darah diastolik meningkat sampai umur 50-60 tahun, dan kemudian cenderung menetap atau sedikit menurun. Perubahan ini menunjukkan adanya kekakuan pembuluh darah dan penurunan kelenturan (compliance) arteri (Rigaud, 2001)

2. Jenis Kelamin

Jenis kelamin merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dimodifikasi dalam kejadian hipertensi. Faktor jenis kelamin mempunyai pengaruh bermakna

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(29)

12

terhadap kejadian hipertensi (Davis, 2004). Prevalensi terjadinya hipertensi pada laki-laki lebih besar dibandingkan dengan wanita yang belum mengalami menopause dikarenakan wanita terlindung dari penyakit kardiovaskuler sebelum menopause (Kumar, Abbas dan Fausto, 2005). Menurut Miller dan Shintani (1993), wanita dipengaruhi oleh beberapa hormon termasuk hormon estrogen yang melindungi wanita dari hipertensi dan komplikasinya termasuk penebalan dinding pembuluh darah atau aterosklerosis (Kartikasari, 2012). Namun, pada wanita yang telah mengalami menopause prevalensinya sama dengan laki-laki (Kumar dkk., 2005). Menurut Dalimarta dkk., (2008) hipertensi lebih mudah menyerang kaum laki-laki daripada perempuan karena laki-laki banyak memiliki faktor pendorong terjadinya hipertensi, seperti stres, kelelahan dan pola makan yang tidak terkontrol.

3. Faktor Sosio-Ekonomi a. Pendidikan

Pendidikan yang tinggi dapat menurunkan prevalensi hipertensi (Bell, Adair dan Popkin, 2004). Pendidikan berpengaruh terhadap kemampuan masyarakat mengakses informasi tentang risiko hipertensi. Masyarakat yang berpendidikan rendah mempunyai risiko yang lebih besar dibandingan masyarakat yang berpendidikan tinggi (Putra, 2010). Tingkat pendidikan seseorang mempengaruhi kemampuan seseorang dalam menerima informasi dan mengolahnya sebelum menjadi perilaku yang baik atau buruk sehingga berdampak terhadap status kesehatannya (Notoatmodjo, 2010). Seseorang yang memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi memiliki kesadaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(30)

13

yang tinggi terhadap risiko hipertensi, sehingga dapat mencegah dan melakukan terapi secara terkontrol (Grotto, et al., 2008). Rendahnya status sosio-ekonomi tingkat pendidikan dapat menjadi faktor yang berpotensi menyebabkan hipertensi (Lam, 2011).

Pendidikan dapat mempengaruhi kesehatan dalam beberapa cara, seperti akses yang berbeda, penggunaan dan pengetahuan terhadap perawatan medis. Keterampilan yang diikuti oleh tingkat pendidikan yang lebih tinggi dan diimbangi oleh sikap yang positif tentang kesehatan, akses untuk perawatan kesehatan dan anggota dalam kelompok peduli kesehatan akan memberikan promosi atau ajakan untuk melakukan kebiasaan hidup sehat (Tedesco, Salvo, Caputo, Natale, Ratti, Iarussi et al, 2001).

b. Pekerjaan

Berbagai jenis pekerjaan akan menimbulkan respon stres yang berbeda. Stres pada pekerjaan dapat memicu terjadinya hipertensi (Aisyiyah, 2009). Stres dapat meningkatkan aktivitas saraf simpatik yang mengatur fungsi saraf dan hormon, sehingga dapat meningkatkan denyut jantung, menyempitkan pembuluh darah, dan meningkatkan retensi air dan garam (Syaifuddin 2006). Pria yang memiliki pekerjaan yang berhubungan dengan wewenang untuk mengambil keputusan, misalnya pekerja kantoran akan mengalami tekanan darah lebih tinggi selama jam kerjanya dibandingkan dengan orang yang bekerja di luar ruangan. Hubungan antara stres dengan hipertensi dapat melalui kerja dari saraf simpatis, stres dapat meningkatkan resistensi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(31)

14

pembuluh darah perifer dan curah jantung sehingga menyebabkan peningkatan tekanan darah (Muhammadun, 2010).

c. Penghasilan

Hasil penelitian Ahn (2013) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara penghasilan dengan prevalensi dan kesadaran hipertensi yaitu responden yang berpenghasilan tinggi lebih sadar terhadap hipertensi (Ahn, 2013). Responden yang berpenghasilan tinggi lebih sadar atau peduli terhadap risiko hipertensi dikarenakan mereka lebih mudah dalam mendapatkan akses informasi tentang hipertensi sehingga dapat mengurangi risiko terjadinya hipertensi (Grotto, et al., 2008).

Hasil Penelitian Cekti (2008), menyatakan bahwa kemampuan seseorang dalam mengakses informasi mempengaruhi kesadaran terhadap perilaku pencegahan hipertensi, sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi akses informasi seseorang mengenai penyebab hipertensi, faktor pemicu, tanda dan gejala, tekanan darah normal, maka seseorang akan cenderung menghindari hal-hal yang dapat memicu terjadinya hipertensi atau melakukan terapi untuk mengurangi risikonya (Eksanoto, 2010). Seseorang yang berpenghasilan tinggi lebih mudah untuk melakukan kontrol tekanan darah dan terapi hipertensi (Bell, Adair and Popkin, 2004).

E.The Rule of Halves

Teori the Rule of Halves pada dasarnya dapat digunakan dalam penelitian bidang hipertensi. Teori the Rule of Halves merupakan suatu teori yang menyajikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(32)

15

median dalam statistik yang mencangkup populasi dalam bentuk apapun dan dapat menggunakan ukuran apapun. Teori ini menyatakan bahwa setengah dari orang-orang yang berada pada satu sisi median dan setengahnya berada pada sisi lain (Deepa, Shanthirani, Pradeepa and Mohan, 2003). Teori ini secara lebih rinci menyatakan setengah dari pasien hipertensi tidak diketahui oleh pelayanan kesehatan (belum terdiagnosis), setengah dari orang-orang yang sadar menderita hipertensi tidak melakukan terapi (pengobatan) (Hooker, Cowab and Freeman, 1999).

Gambar 2. Bagan Profil Responden Penelitian Berdasarkan Teori The Rule of

Halves (Hooker, Cowab and Freeman, 1999)

Hipertensi adalah kondisi yang tidak menunjukkan gejala klinis, sehingga menyebabkan masyarakat tidak sadar jika dirinya mengalami hipertensi. Sebanyak 15 juta penderita hipertensi di Indonesia 50% diantaranya tidak menyadari dirinya sebagai penderita hipertensi, sehingga mereka cenderung mengalami hipertensi berat karena tidak menghindari dan tidak mengetahui faktor risikonya (Mannan,Wahiduddin dan Rismayanti, 2012). Badan Penelitian dan Pembangunanan Depkes RI (2008) melalui Rikesdas (2007) mengemukakan bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(33)

16

hanya 0,4% penderita yang mengetahui dirinya menderita hipertensi. Orang yang sudah menyadari hipertensi pada dirinya hanya melakukan sedikit tindakan untuk mengontrolnya, dimana hanya 27% pasien hipertensi yang mengontrol tekanan darahnya secara rutin (Rahayu, 2012).

Berdasarkan data World Health Organization (2010), angka kesadaran dunia terhadap penyakit hipertensi masih cukup rendah dan dilaporkan setengah dari penderita hipertensi yang diketahui hanya seperempatnya (25%) yang mendapat pengobatan, sedangkan penderita hipertensi yang terobati dengan baik hanya 12,5%. Prevalensi hipertensi di pulau Jawa adalah 41,9%. Prevalensi paling rendah di provinsi Banten (36,6%) dan yang paling tinggi di provinsi daerah Istimewa Yogyakarta (47,7%) (Setiawan, 2004). Hasil Riskesdas tahun 2010 menyatakan kasus hipertensi di Provinsi DIY mencapai 35,8% diatas rata-rata seluruh Indonesia yang mencapai 31,7% (Dinas Kesehatan Daerah Yogyakarta, 2013).

F. Pengukuran Tekanan Darah

Pada saat penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, peralatan kesehatan adalah salah satu faktor yang sangat penting baik di rumah sakit maupun dipusat kesehatan lainnya. Semua alat kesehatan harus terkalibrasi, tujuannya untuk meningkatkan keamanan dan keakuratan hasil pengukuran (Handayani dan Sartika, 2013). Kebijakan yang berisi pengujian dan kalibrasi alat kesehatan yaitu Peraturan Pemerintah (PP) No.72 Tahun 1998 tentang pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan (Depkes RI, 2007).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(34)

17

Alat kesehatan yang digunakan untuk mengukur tekanan darah adalah Spygmomanometer. Spygmomanometer memiliki beberapa tipe diantaranya sphygmomanometer manual (sphygmomanometer merkuri dan aneroid) dan sphgymomanometers digital (Turner, Speechly and Bignell, 2007). Pada metode merkuri menggunakan 2 buah alat, yaitu sebuah sphygmomanometer dan sebuah stetoskop. Pengukuran dilakukan dengan cara mengikat lengan dengan cuff yang tersedia pada sphygmomanometer dan mendengar suara aliran darah pada pembuluh arteri lengan dengan menggunakan stetoskop (Pickering et al., 2005). Penggunaan sphygmomanometer aneroid sama dengan merkuri akan tetapi dengan menggunakan meteran atau gauge bukan air raksa. Alat ini kurang akurat dibanding sphygmomanometer merkuri, namun kekurangan metode sphygmomanometer manual yaitu harus digunakan oleh perawat atau dokter yang terlatih karena menggunakan stetoskop.

Pada metode sphgymomanometers digital penggunaanya mirip dengan metode sphgymomanometers manual namun untuk mendeteksi denyutan pembuluh darah bukan stetoskop tetapi sebuah sensor tekanan pada cuff (Turner et al., 2007). Keuntungan menggunakan metode ini yaitu tidak ada peralatan seperti stetoskop perlu dipasangkan diatas pembuluh arteri, sehingga peletakan cuff tidak terlalu krusial (Pickering et al., 2005).

G.Landasan Teori

Hipertensi merupakan suatu kondisi terjadinya peningkatan tekanan darah secara persisten (>140/90mmHg). Penderita tidak akan mengetahui dirinya terkena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(35)

18

hipertensi, jika tidak melakukan pemeriksaan tekanan darah, sehingga dikenal dengan istilah “the silent killer”. Salah satu teori yang mendukung penelitian yaitu teori the Rule of Halves. Teori the Rule of Halves biasanya digunakan dalam penelitian bidang hipertensi. Teori ini menyatakan setengah dari pasien hipertensi tidak diketahui oleh pelayanan kesehatan (belum terdiagnosis), setengah dari orang-orang yang sadar menderita hipertensi tidak melakukan terapi (pengobatan).

Hipertensi umumnya dipengaruhi oleh faktor usia dan jenis kelamin, namun dapat juga dipengaruhi beberapa faktor sosio-ekonomi yaitu pendidikan, pekerjaan dan penghasilan. Faktor sosio-ekonomi dapat mempengaruhi kesehatan seseorang, sehingga akan berpengaruh pada risiko hipertensi. Keluarga yang sosial-ekonominya rendah akan kesulitan untuk mencapai akses informasi dan kesehatan yang optimal (Supartini, 2004).

Akses informasi yang sedikit tentang risiko hipertensi akan mempengaruhi tingkat kesadaran masyarakat terhadap risiko hipertensi. Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap risiko hipertensi akan berpengaruh pada terapi hipertensi. Sebaliknya dengan penghasilan keluarga yang meningkat, maka kemampuan dalam pemeliharaan dan peningkatan kesehatan keluarga juga meningkat (Notoatmodjo, 2003). Jenis pekerjaan seseorang akan berpengaruh terhadap hipertensi. Hal ini berhubungan dengan respon stres yang diperoleh seseorang selama jam kerjanya (Muhammadun, 2010).

Dukuh Krodan memiliki tingkat perekonomian yang cukup tinggi, karena sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai wiraswasta. Penelitian yang dilakukan di dukuh Krodan berdasarkan kajian faktor sosio-ekonomi. Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(36)

19

diharapkan menunjukkan hasil yang dapat digunakan untuk melihat perbedaan faktor sosio-ekonomi terhadap prevalensi, kesadaran dan terapi responden hipetensi di dukuh Krodan, Maguwoharji, Sleman, Yogyakarta.

H. Hipotesis

Hipotesis 1 : Adanya perbedaan yang signifikan antara faktor sosio-ekonomi yang meliputi pendidikan, pekerjaan dan pengasilan terhadap prevalensi hipertensi di dukuh Krodan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta. Hipotesis 2 : Adanya perbedaan yang signifikan antara faktor sosio-ekonomi yang

meliputi pendidikan, pekerjaan dan pengasilan terhadap kesadaran hipertensi di dukuh Krodan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta. Hipotesis 3 : Adanya perbedaan yang signifikan antara faktor sosio-ekonomi yang

meliputi pendidikan, pekerjaan dan pengasilan terhadap terapi hipertensi di dukuh Krodan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(37)

20 BAB III

METODE PENELITIAN

A.Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional (non eksperiment) farmakoepidemiologi dengan rancangan penelitian menggunakan pendekatan studi cross-sectional. Penelitian jenis observasional adalah penelitian yang dilakukan tanpa melakukan intervensi terhadap responden penelitian (Notoatmodjo, 2010). Studi famakoepidemiologi adalah studi tentang penggunaan, efek obat dan perangkat kesehatan lain pada sebagian besar orang (Strom, Stephen, Kimmel dan Hennessy, 2013).

Rancangan penelitian menggunakan pendekatan cross-sectional. Cross-sectional adalah penelitian yang dilakukan saat pengukuran terhadap variabel bebas dan tergantung dilakukan pada titik waktu yang sama (Budiharto, 2008). Cross-sectional pada penelitian ini terjadi pada saat pengukuran tekanan darah dan wawancara tentang sosio-ekonomi (pendidikan, pekerjaan dan penghasilan) responden tanpa melihat periode waktu tertentu.

B. Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas

Faktor sosio-ekonomi : pendidikan, pekerjaan dan penghasilan. 2. Variabel Tergantung

Tekanan darah (mmHg), prevalensi, kesadaran dan terapi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(38)

21

3. Variabel Pengacau

1) Variabel pengacau terkendali: usia dan jenis kelamin.

2) Variabel pengacau tak terkendali: aktivitas fisik, gaya hidup, BMI, merokok, pola makan, konsumsi alkohol dan penyakit penyerta.

C. Definisi Operasional

Tabel II. Definisi Operasional Penelitian di Dukuh Krodan

Variabel Definisi operasional Cara

mengukur

Penilaian Penggolongan

Usia

Usia responden ketika pengambilan data

Wawancara dengan responden

1 = 40-49 tahun 2 = 50-59 tahun 3 = 60-69 tahun 4 = ≥ 70 tahun Pendidikan Proses pembelajaran formal yang

terakhir diselesaikan responden

Wawancara dengan responden

Nominal :

1 = ≤ SMP (Tidak sekolah, Sekolah rakyat, SD, SMP)

2 = > SMP ( SMA, SMK, Diploma, Sarjana)

Pekerjaan Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mendapatkan penghasilan guna memenuhi kebutuhan responden. Pekerjaan responden dibedakan menjadi pekerjaan in door dan out door

Wawancara dengan responden

1 = in door (PNS, POLRI, TNI pensiunan, ibu rumah tangga, guru, karyawan

swasta,wiraswasta, penggangguran) 2 = out door (buruh, petani, satpam) Penghasilan Penghasilan yang diperoleh selama

satu bulan

Wawancara dengan responden

Standar UMR Rp 1.125.000

1 = ≤ UMR 2 = > UMR Prevalensi

Hipertensi

Jumlah responden yang menunjukkan hasil pengukuran tekanan darah masuk dalam kategori hipertensi berdasarkan klasifikasi menurut ESH dan ESC Guidelines 2013 dan atau responden yang sebelumnya sudah hipertensi, sadar, masih melakukan terapi Menghitung responden yang masuk dalam kategori hipertensi

1 = Hipertensi (Tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau diastolik ≥ 90mmHg, sebelumnya pernah hipertensi)

2 = Tidak hipertensi (Tekanan darah ≤ 140 mmHg) dan atau diastolik < 90 mmHg

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(39)

22

Lanjutan tabel II

Variabel Definisi operasional Cara

mengukur

Penilaian Kesadaran Reponden tahu bahwa dirinya

dirinya mengalami hipertensi

Wawancara dengan responden

1 = sadar hipertensi 2 = tidak sadar hipertensi Terapi Pengobatan yang dilakukan oleh

responden yang mengalami hipertensi

Wawancara dengan responden

1 = Masih atau sudah pernah melakukan terapi (obat dan tanpa obat)

2 = Tidak atau tidak pernah melakukan terapi

D. Responden Penelitian

Responden dalam penelitian ditentukan berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal dan menetap di dukuh Krodan dengan usia ≥ 40 tahun, bersedia menjadi responden dan menandatangani informed consent. Pemilihan usia responden berdasarkan tingginya risiko hipertensi pada usia ≥ 40 (Sundari, 2012). Kriteria eksklusi dalam penelitian adalah responden yang tidak dapat menyelesaikan penelitian sampai selesai atau responden yang tekanan darahnya tidak terukur, misalnya karena obesitas, lumpuh dan tidak dapat berbicara.

E. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian di dukuh Krodan, Sleman, Maguwoharjo,Yogyakarta. Penelitian berlangsung pada bulan Juni-September 2014. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross-sectional, artinya peneliti mengukur tekanan darah dan mengambil data atau wawancara pada satu waktu untuk satu responden.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(40)

23

Rentang waktu Juni–September dimaksudkan pengumpulan data seluruh responden bukan observasi satu responden pada rentang bulan tersebut.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian payung Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang berjudul “Prevalensi, Kesadaran, dan Terapi Responden Hipertensi di Kabupaten Sleman (Kajian Faktor Risiko Kesehatan dan Faktor Sosio-Ekonomi)”. Kajian faktor risiko kesehatan meliputi aktivitas fisik, pola makan, merokok, alkohol dan penyakit penyerta. Kajian faktor sosio-ekonomi meliputi pendidikan, pekerjaan dan penghasilan.

Gambar 3. Bagan Ruang Lingkup Penelitian Prevalensi, Kesadaran dan Terapi di Dukuh Krodan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(41)

24

Penelitian ini dilakukan berkelompok dengan jumlah anggota sebanyak 12 orang, setiap dua orang meneliti satu dukuh sehingga terdapat 6 dukuh di Kabupaten Sleman yang menjadi objek penelitian. Dukuh-dukuh yang menjadi tempat penelitian, antara lain dukuh Sembir, dukuh Blambangan, dukuh Jragung, dukuh Sambisari, dukuh Kadirojo II, dan dukuh Krodan. Pada penelitian ini peneliti melakukan penelitian di dukuh Krodan dengan kajian faktor sosio ekonomi.

G.Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan secara purposive sampling yaitu peneliti mengambil sampel dari suatu populasi dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti yang sesuai dengan tujuan penelitian (Siregar, 2013). Kriteria yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah jumlah responden hipertensi berusia ≥ 40 tahun yang melakukan terapi hipertensi mencapai > 30 responden.

Pada penelitian ini peneliti menetapkan 33 orang sebagaimana teorema yang menetapkan > 30 responden. Tujuan peneliti menetapkan jumlah responden terapi > 30 adalah jika sampelnya besar maka data mendekati distribusi normal. Salah satu teorema yang berkaitan dengan distribusi normal adalah teorema limit pusat. Teorema limit pusat menyatakan bahwa jika dari suatu populasi diambil sampel yang berukuran besar, maka distribusi sampling dari rata-rata sampel mendekati distribusi normal. Pada umumnya distribusi sampling dari rata-rata sampel mendekati distribusi normal jika ukuran sampel termasuk dalam sampel besar atau > 30 responden (Nurudin, Mara dan Kusnandar, 2014).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(42)

25

Gambar 4. Skema Teknik Pengambilan Sampel di Dukuh Krodan

H.Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah Case Report Form (CRF), sphygmomanometer digital, leaflet dan informed consent. Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan menggunakan sphygmomanometer digital. Case Report Form (CRF) adalah pedoman peneliti dalam mengelompokan berdasarkan kriteria responden (Lampiran 10). Informed consent adalah lembar persetujuan bahwa calon responden bersedia menjadi responden penelitian yang berisi penjelasan tujuan penelitian, persetujuan keikutsertaan dalam penelitian, nama, tanda tangan, tanggal pengambilan data responden beserta tanda tangan dan nama peneliti (Lampiran 11).

17 Populasi di dukuh Krodan 1.548

orang, ≥ 40 tahun 672 orang

Total responden 239 orang

Purposive sampling:

≥ 30 responden yang terapi Hipertensi 137 orang

Sadar hipertensi 61 orang

Terapi hipertensi 33 orang Tidak terapi

hipertensi 28 orang Tidak sadar hipertensi 76

orang Tidak hipertensi

102 orang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(43)

26

I. Tata Cara Penelitian

Gambar 5. Skema Tata Cara Penelitian di Dukuh Krodan 1. Observasi Awal

Observasi awal dilakukan dengan mencari informasi dukuh yang tepat untuk diteliti dengan latar belakang belum pernah dilakukan penelitian sebelumnya tentang hipertensi. Berdasarkan observasi peneliti memilih warga dukuh Krodan untuk menjadi subyek penelitian tentang hipertensi. Pemilihan dukuh ini karena di dukuh Krodan belum ada penelitian tentang prevalensi, kesadaran dan terapi hipertensi berdasarkan kajian faktor sosio-ekonomi, sehingga peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian dan diharapkan dapat menjadi prediktor awal resiko hipertensi di dukuh Krodan.

2. Permohonan Ijin dan Kerjasama

Permohonan izin dimulai dengan meminta surat ijin penelitian dari Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang selanjutnya akan diserahkan bersama

dilakukan observasi awal

dibuat surat permohonan izin

dan kerjasama

dibuat informed consent dan

leaflet

seleksi dan penetapan calon

responden validitas dan

reabilitas instrumen penelitian Pengukuran

tekanan darah, prevalensi, kesadaran dan

terapi

wawancara responden

pengelompokka

n data pengolahan data

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(44)

27

proposal penelitian ke Kantor Kesatuan Bangsa Kabupaten Sleman untuk memberikan surat rekomendasi ijin penelitian di dukuh Krodan kepada Badan Pemerintah Daerah (BAPPEDA) kota Yogyakarta. Permohonan izin penelitian juga ditujukan kepada Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta untuk memperoleh ethical clearance. Permohonan ijin kepada Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan dilakukan untuk memenuhi etika penelitian karena penelitian menggunakan tekanan darah manusia dan hasil penelitian dapat dipublikasikan. Tujuan penerapan etik dalam suatu penelitian adalah untuk melindungi hak subyek dan peneliti selama kegiatan penelitian. Etika dalam penelitian adalah (1)perlindungan terhadap hak asasi subyek penelitian, (2)keseimbangan antara manfaat dan risiko yang diperoleh subyek penelitian, (3)menyertakan informed consent, dan (4)mengumpulkan proposal penelitian sebagai pertimbangan institusi (Rahayu, 2012).

3. Pembuatan Informed Consent dan Leaflet

Informed consent yang dibuat harus memenuhi standar yang ditetapkan oleh Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Responden diminta untuk mengisi nama dan menandatangani informed consent. Leaflet berupa selembaran kertas berukuran A4 yang bertujuan sebagai pedoman peneliti untuk memberikan beberapa informasi kepada responden tentang hipertensi meliputi definisi, tanda dan gejala, klasifikasi, faktor-faktor yang mempengaruhi dan tips untuk mencegah dan mengendalikan hipertensi (Lampiran 12).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(45)

28

4. Seleksi dan Penetapan Calon Responden

Pencarian responden penelitian dilakukan setelah mendapat ijin dari (BAPPEDA) kota Yogyakarta, Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, dan kepala dukuh Krodan, Kabupaten Sleman. Pencarian calon responden dilakukan dengan door to door setiap pukul 16.00-20.00 WIB. Peneliti akan memberikan penjelasan mengenai maksud dan tujuan penelitian kepada calon responden kemudian responden diminta untuk mengisi nama, dan menandatangani pada lembar informed consent.

5. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

Instrumen yang memiliki validitas dan reliabilitas yang baik dapat dinyatakan dengan nilai CV (coefficient of variation)  5% (Depkes RI, 2011). Azwar (1987) menyatakan bahwa validitas adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukur dalam melakukan fungsi ukurnya, artinya hasil ukur tersebut merupakan besaran yang mencerminkan secara tepat fakta atau keadaan sesungguhnya dari apa yang diukur (Matondang, 2009). Validitas pada penelitian dilakukan dengan membandingkan hasil pengukuran tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer digital terhadap sphygmomanometer raksa yang digunakan di klinik dokter. Uji validitas dilakukan dengan cara melakukan pengukuran sebanyak 3 kali pada sphygmomanometer digital dan sphygmomanometer raksa pada 3 responden dengan tekanan darah normal dan 3 responden dengan hipertensi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(46)

29

Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila hasil pengukuran dengan instrumen tersebut adalah sama jika pengukuran tersebut dilakukan pada orang yang sama pada waktu yang berlainan atau pada kondisi yang sama. Reliabilitas berhubungan dengan masalah ketepatan alat ukur (Pramesti, 2014). Reliabilitas pada penelitian dilakukan dengan mengukur tekanan darah 3 responden dengan 5 kali pengukuran menggunakan sphygmomanometer digital.

6. Pengukuran Tekanan Darah, Prevalensi, Kesadaran dan Terapi Responden Hipertensi

Pengukuraan tekanan darah responden menggunakan sphygmomanometer digital (pengukur tekanan darah). Penggunaan sphygmomanometer digital dipilih karena alat ini lebih mudah digunakan tanpa latihan yang mendalam. Pengukuran tekanan darah dilakukan sesuai dengan SOP yang telah dibuat (Lampiran 13). Peneliti akan menjelaskan hasil pengukuran tekanan darah kepada responden secara langsung setelah pengukuran. Pengukuran terhadap prevalensi hipertensi dengan cara menghitung responden yang hipertensi. Pengukuran terhadap kesadaran dan terapi responden dilakukan dengan cara wawancara langsung dengan responden (Lampiran 14).

7. Wawancara Responden

Setelah pengukuran tekanan darah kemudian dilakukan wawancara kepada responden terkait dengan nama, usia, sadar (jika responden mengalami hipertensi), terapi (jika responden mengalami hipertensi) atau obat apa saja yang dikonsumsi dan faktor sosio-ekonomi (pendidikan terakhir, jenis pekerjaan dan penghasilan responden dalam satu bulan). Wawancara yang dilakukan terhadap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(47)

30

responden merupakan wawancara terstruktur karena peneliti telah menyiapkan beberapa daftar pertanyaan yang akan diajukan kepada semua responden (Lampiran 14). Informasi yang didapat dari responden akan dikelompokkan sebagai data analisis.

8. Pengelompokan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini seluruhnya merupakan data primer yang diperoleh dari penelitian secara langsung terhadap responden di dukuh krodan. Semua data digunakan dalam pengolahan data karena tidak ada data yang dihilangkan. Responden penelitian dikelompokkan berdasarkan penggolongan usia, pendidikan, pekerjaan dan penghasilan sehingga dapat diperoleh gambaran secara umum karakteristik responden penelitian di dukuh Krodan, Kabupaten Sleman.

Penggolongan usia dibedakan menjadi 40-49 tahun dengan skala penilaian 1, 50-59 tahun dengan skala penilaian 2, 60-69 tahun dengan skala penilaian 3, dan ≥ 70 tahun dengan skala penilaian 4. Pendidikan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu pendidikan ≤ SMP dan pendidikan > UMR. Pekerjaan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu pekerjaan in door dan pekerjaan out door. Penghasilan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu penghasilan ≤ UMR dan penghasilan > UMR. Penelitian pada 239 responden di dukuh Krodan dapat digolongkan sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(48)

31

9. Pengolahan Data

Proses yang dilakukan setelah pengumpulan data adalah pengolahan data dan analisis data. Langkah-langkah pengolahan data, antara lain editing, coding, input, dan cleaning (Norman, 2012).

1) Editing

Melakukan pemeriksaan terhadap data CRF untuk memastikan bahwa data yang diperoleh dari responden penelitian masuk dalam kriteria inklusi, kemudian data tersebut dipindahkan ke file Microsoft Excel.

2) Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode berupa angka pada data yang terdiri dari beberapa kategori. Melakukan pengkodean terhadap data yang sudah dikumpulkan.

3) Input

Pemasukan data ke dalam tabel dan mengolahnya dengan komputer. 4) Cleaning

Data yang telah dimasukkan ke dalam komputer dikoreksi kembali dengan data yang ada pada lembar CRF penelitian untuk memastikan kebenaran data, setelah data akurat kemudian data dapat dianalisa.

J. Analisis Hasil Penelitian

Uji normalitas dilakukan untuk menyelidiki apakah data yang dikumpulkan mengikuti ditribusi normal atau tidak. Uji normalitas dapat dilihat dari hasil Q-Q plot dan uji Kolmogorov-Smirnov. Pada penelitian ini peneliti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(49)

32

menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov karena jumlah sampel termasuk dalam sampel besar yaitu >30. Pada uji Kolmogorov-Smirnov, jika dipilih tingkat signifikansi p > 0,05, maka dapat dikatakan bahwa data mengikuti ditribusi normal (Pramesti, 2014). Uji normalitas dilakukan pada variabel bebas (pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan) dan variabel terikat (prevalensi, kesadaran dan terapi hipertensi) (Pramesti, 2014).

Uji anova bertujuan untuk menguji apakah rata-rata dari beberapa kelompok sampel atau beberapa level dalam faktor memiliki perbedaan signifikan dan menguji apakah kelompok sampel atau beberapa level dalam faktor memiliki varians populasi yang sama. Tingkat signifikansi p < 0,05 dengan taraf kepercayaan 95% (Wicaksono, 2006). Variabel yang diuji pada uji anova adalah tekanan darah sitolik dan tekanan darah diastolik terhadap perbedaan usia. Tingkat signifikansinya α = 0,05. Uji T satu sampel dapat digunakan untuk membandingkan mean dari dua kelompok (Swarjana, 2012). Variabel yang diuji adalah tekanan darah sitolik dan tekanan darah diastolik terhadap faktor sosio-ekonomi. Tingkat signifikansinya α = 0,05.

K. Perumusan Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan sementara yang perlu diuji kebenarannya. H0 adalah hipotesis yang menyatakan tidak ada perbedaan. H1 adalah hipotesis yang menyatakan ada perbedaan. Jika H0 ditolak maka H1 diterima, atau dapat dikatakan bahwa ada perbedaan yang signifikan terhadap variabel terikat yang diukur (Pramesti, 2014).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(50)

33

Gambar 6. Bagan Perumusan Hipotesis Keterangan gambar :

Faktor Risiko Hipertensi Ho : P1 = P2

H1,2,3 : P1 ≠ P2 ; <0.05 Faktor Sosio-ekonomi

P1 = pendidikan ≤ SMP ; penghasilan ≤ UMR; bekerja in door. P2 = pendidikan > SMP; penghasilan > UMR; bekerja out door.

Perumusan hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji Chi Squre. Uji chi square adalah uji yang digunakan untuk menganalisis adanya pengaruh atau hubungan yang signifikan pada penelitian menggunakan variabel kategori. Cara pengambilan keputusan adalah dengan melihat nilai probabilitas (p) (Norman, 2012). Pada uji chi square H0 di terima apabila p > 0,05, artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna antara variabel bebas dan variabel tergantung. H0 ditolak apabila p ≤ 0,05, artinya terdapat perbedaan antara variabel bebas dengan variabel tergantung. Jika hasil analisis chi square menunjukan nilai p < 0,05, maka dapat dilanjutkan dengan perhitungan Odds Ratio (OR). Odds Ratio (OR) digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel tergantung (Dahlan, 2011).

Faktor Sosio-ekonomi (pendidikan, pekerjaan

dan penghasilan)

Prevalensi (H1) Kesadaran

(H2)

Terapi (H3)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(51)

34

L. Kesulitan dan Kelemahan Penelitian

Kesulitan dalam penelitian yaitu pada saat melakukan wawancara karena adanya perbedaan bahasa. Beberapa responden masih menggunakan bahasa daerah sehingga peneliti sedikit kesulitan dalam menggali informasi. Kesulitan lainnya adalah beberapa responden ada yang tidak terbuka dalam memberikan informasi sehingga peneliti harus memberikan pilihan misalnya, pada saat menyanyakan penghasilan, peneliti memberi pilihan penghasilannya ≤ UMR atau > UMR.

Kelemahan pada penelitian ini adalah penetapan responden hipertensi hanya berdasarkan satu kali pengukuran tekanan sehingga hasil pengukuran tekanan darah merupakan tekanan darah sewaktu. Ada kemungkinan ketika peneliti melakukan pengukuran tekanan darah, responden dalam kondisi tertentu yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran. Tekanan darah dapat berubah karena beberapa kondisi, misalnya pada saat bangun tidur akan didapatkan tekanan darah yang paling rendah (tekanan darah basal), pada saat setelah berjalan kaki atau aktivitas fisik lain, merokok, minum kopi (tekanan darah kausal), atau kondisi lainnya (Gunawan, 2001). Kelemahan lainnya adalah hasil penelitian tidak dapat digeneralisasikan pada semua populasi di dukuh Krodan. Kelemahan ini termasuk salah satu kelemahan teknik puposive sampling, dimana responden penelitiannya hanya warga yang berusia ≥ 40 tahun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(52)

35 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian yang dilakukan di dukuh Krodan memiliki jumlah penduduk 1.548 orang. Populasi dengan usia ≥ 40 tahun berjumlah 672 orang. Responden penelitian berjumlah 239 orang. Dukuh Krodan merupakan salah satu dukuh di Kabupaten Sleman, Kecamatan Depok, Maguwoharjo, Yogyakarta.

Tabel III. Karakteristik Responden di Dukuh Krodan

Karakteristik n Persentase (%)

Umur : 40-49 tahun 50-59 tahun 60-69 tahun ≥ 70 tahun

136 63 35 5 56,9 26,4 14,6 2,1 Jenis Kelamin :

Laki-laki Perempuan 125 114 53,14 46,86 Pendidikan : ≤ SMP > SMP 105 134 43,1 56,9 Pekerjaan : In door Out door 195 44 81,6 18,4 Penghasilan : ≤UMR >UMR 163 76 68,2 31,8 Hipertensi Tidak Hipertensi Sadar Hipertensi Tidak Sadar Hipertensi Terapi Tidak terapi 137 102 61 76 33 28 54,4 45,6 44,5 55,5 54,1 45,9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(53)

36

Total 239 responden didapat saat peneliti mencari responden yang melakukan terapi sejumlah 33 orang. Responden penelitian dengan usia ≥ 40 tahun memiliki jumlah lebih dari setengah dari total 239 responden dengan persentase sebanyak 56%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase lebih tinggi diperoleh pada karakteristik responden dengan jenis kelamin laki-laki 53,14%,

pendidikan terakhir > SMP 56,9%, pekerjaan in door 81,6% dan penghasilan ≤ UMR 68,2%.

Tabel IV. Prevalensi Hipertensi Berdasarkan Tingkat Usia Responden di dukuh Krodan

Variabel

Prevalensi

Hipertensi Tidak Hipertensi

n % n %

Usia 40-49 tahun 50-59 tahun 60-69 tahun ≥70 tahun Jumlah 68 40 26 3 137 50,0 63,5 74,3 60,0 57,3 68 23 9 2 102 50,0 36,5 25,7 40,0 42,7 Hasil penelitian menunjukkan peningkatan prevalensi hipertensi pada usia 40-49 tahun. Tingginya prevalensi hipertensi sejalan dengan bertambahnya usia yang disebabkan oleh perubahan struktur pembuluh darah (Kaplan, 2002). Hasil penelitian Aisyiyah (2009) menyebutkan bahwa terdapat prevalensi yang tinggi pada usia ≥ 40 tahun dan meningkat pada usia > 60 tahun (Aisyiyah, 2009). Penurunan prevalensi hipertensi pada usia ≥ 70 tahun dapat disebabkan adanya masalah kesehatan yang berupa penurunan fungsi tubuh akibat proses penuaan yang secara alamiah mengakibatkan tekanan darah yang tidak stabil (Rigaud, 2001).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(54)

37

Tabel V. Prevalensi Hipertensi Berdasarkan Jenis Kelamin Responden di Dukuh Krodan

Variabel

Prevalensi

Hipertensi Tidak Hipertensi

n % n %

Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan Jumlah 74 63 137 59,2 55,3 57,3 51 51 102 40,8 44,7 42,7 Prevalensi hipertensi laki-laki di dukuh Krodan lebih tinggi daripada perempuan. Hal ini dapat dikarenakan laki-laki banyak memiliki faktor pendorong terjadinya hipertensi seperti stres, kelelahan dan makan tidak terkontrol (Dalimarta, et al, 2008).

Tabel VI. Profil Tekanan Darah Responden di Dukuh Krodan Karakteristik Mean TDS

(mmHg)

Mean TDD (mmHg)

Nilai p Total Responden 141,7 ± 20,4 87,90 ± 11,7

Umur : 40-49 tahun 50-59 tahun 60-69 tahun ≥ 70 tahun

139,8±19,4 143,4±23,3 146,5±19,5 141,7±20,4 88,3±12,0 87,5±11,3 88,1±12,1 82,6±1,8

TDS = 0,315 TDD = 0,742 Jenis Kelamin :

Laki-laki Perempuan 142,5±18,1 140,9±22,8 88,0±10,7 87,8±20,4

TDS = 0,532 TDD = 0,933 Pendidikan : ≤ SMP > SMP 144,4±21,6 139,6±19,3 88,3±11,2 87,6±12,0

TDS = 0,074 TDD = 0,612 Pekerjaan : In door Out door 141,6±20,7 142,1±19,7 88,0±12,0 88,0±10,2

TDS = 0,886 TDD = 0,973 Penghasilan : ≤ UMR > UMR 143,5±21,0 137,9±18,9 88,1±12,0 87,4±10,9

TDS = 0,046 TDD = 0,658 Keterangan : TDS = Tekanan Darah Sistolik, TDD = Tekanan Darah Diastolik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(55)

38

Berdasarkan profil tekanan sistolik dan tekanan diastolik diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan yang signifikan variabel penghasilan ≤ UMR yaitu pada tekanan darah sitoliknya dengan nilai p < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara tekanan darah sitolik dengan penghasilan responden, sedangkan dari variabel umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan penghasilan > UMR tidak terdapat perbedaan yang signifikan karena nilai p > 0,05 pada tekanan darah sitolik dan diastolik, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara tekanan darah sitolik dan tekanan darah diastolik dengan umur, jenis kelamin dan faktor sosio-ekonomi.

Terapi hipertensi yang diteliti dikategorikan menjadi dua yaitu, terapi farmakologi dan non farmakologi. Berikut adalah data responden yang melakukan terapi farmakologi dan non farmakologi:

Tabel VII. Profil Terapi Responden Hipertensi di Dukuh Krodan

Nama Obat Jumlah Obat

Terapi farmakologi : - Amlodipin

- Kombinasi(amlodipin+valsatran,

amlodipin+kaptopril,amlodipin+statin+metformin) - Kaptopril

- Lupa nama obat Jumlah :

7 6 5 3 31 Terapi non farmakologi:

- Terapi Alternatif - Terapi herbal (jamu) Jumlah :

7 5 12

Terapi non farmakologi yang dilakukan oleh beberapa responden dengan cara menjaga pola makan misalnya mengkonsumsi mentimun, sering mengkonsumsi buah semangka, makan sayuran, dll. Obat herbal yang digunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(56)

39

oleh responden, antara lain dari ekstrak mangga, semut jepang dan ada juga yang menggunakan tanaman sendiri untuk terapi hipertensi.

A. Prevalensi, Kesadaran dan Terapi Responden

Berdasarkan data di dukuh Krodan pada tahun 2014, jumlah penduduk di dukuh Krodan sebanyak 1.548 dengan jumlah penduduk yang memiliki umur ≥ 40 tahun adalah 672 orang. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan responden yang masuk dalam kriteria inklusi berjumlah 239 orang.

Gambar 7. Bagan Profil Responden Penelitian di Dukuh Krodan Berdasarkan The Rule of Halves

Berdasarkan Gambar 7, dari 239 responden 137 (54,4%) mengalami hipertensi, 61 (25,5%) mengetahui dirinya hipertensi dan 33 (13,8%) melakukan terapi. Hasil menunjukkan bahwa pada prevalensi dan terapi diperoleh hasil yang relatif hampir sama dengan fenomena The Rule of Halves (Hooker et al, 1999), akan tetapi terdapat perbedaan pada jumlah responden sadar hipertensi dimana responden yang sadar hipertensi lebih sedikit dibandingkan responden yang tidak sadar hipertensi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(57)

40

B. Pengaruh Perbedaan Faktor Sosio-ekonomi terhadap Prevalensi, Kesadaran dan Terapi Responden Hipertensi

1. Prevalensi Hipertensi

Tabel VIII. Perbedaan Faktor Sosio-ekonomi terhadap Prevalensi Hipertensi di Dukuh Krodan

Faktor Sosio-ekonomi

Prevalensi

Total p

value

OR (95% Cl) Hipertensi Tidak

Hipertensi

n % N % n %

Pendidikan : ≤ SMP > SMP Jumlah 65 72 137 61,9 53,7 57,3 40 62 102 38,1 46,3 42,7 105 134 239 100 100 100 0,128 1,399 (0,832-2,354) Pekerjaan : In door Out door Jumlah 108 29 137 55,4 65,9 57,3 87 15 102 44,6 34,1 42,7 195 44 239 100 100 100 0,134 0,642 (0,324-1,273) Penghasilan : ≤ UMR > UMR Jumlah 94 43 137 57,7 56,6 57,3 69 33 102 42,3 43,4 42,7 163 76 239 100 100 100 0,492 1,046 (0,603-1,812)

Hasil yang diperoleh responden dengan pendidikan ≤ SMP memiliki prevalensi hipertensi yang lebih tinggi dibandingkan responden dengan pendidikan > SMP. Hasil ini juga didukung dengan penelitian yang dilakukan Bell, Adair dan Popkin (2004) bahwa pendidikan yang tinggi dapat menurunkan prevalensi hipertensi. Akan tetapi hasil uji statistik yang diperoleh menunjukkan nilai p > 0,05, sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pendidikan (≤ SMP dan > SMP) dan prevalensi hipertensi.

Hasil yang diperoleh responden yang bekerja in door memiliki prevalensi hipertensi yang lebih rendah dibandingkan responden yang bekerja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(58)

41

out door. Hasil uji statistik yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai p > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pekerjaan (in door dan our door) terhadap prevalensi hipertensi. Hasil yang sama juga diperoleh pada penelitian Suparto (2010) bahwa tidak terdapat hubungan antara jenis pekerjaan dengan prevalensi hipertensi.

Berdasarkan analisis data, hasil yang diperoleh responden yang berpenghasilan ≤ UMR memiliki angka prevalensi hipertensi yang hampir sama dengan responden yang berpenghasilan > UMR. Hasil uji statistik yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai p > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara penghasilan (≤ UMR dan > UMR) terhadap prevalensi hipertensi. Hasil yang sama juga diperoleh pada penelitian Oliveira (2014) bahwa tidak terdapat hubungan antara penghasilan dengan prevalensi hipertensi.

2. Kesadaran terhadap Hipertensi

Prevalensi atau penderita hipertensi yang meningkat salah satunya disebabkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat terhadap risiko hipertensi. Hal ini dikarenakan hipertensi tidak menunjukkan gejala-gejala yang spesifik, sehingga penderita tidak tahu atau tidak menyadari dirinya menderita hipertensi jika tidak melakukan pengukuran tekanan darah (Eksanoto, 2010).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(59)

42

Tabel IX. Pengaruh Perbedaan Faktor Sosio-ekonomi terhadap Kesadaran Hipertensi di Dukuh Krodan

Faktor sosio-ekonomi

Prevalensi

Total p

value

OR (95% Cl) Hipertensi Tidak

hipertensi

n % N % n %

Pendidikan : ≤SMP >SMP Jumlah 25 36 61 38,5 50,0 44,5 40 36 76 61,5 50,0 55,5 65 72 137 100 100 100 0,655 0,851 (0,472-1,534) Pekerjaan : Out door In door Jumlah 12 49 61 41,4 45,4 44,5 17 59 76 58,6 54,6 54,5 29 108 137 100 100 100 0,848 0,895 (0,428-1,872) Penghasilan: ≤UMR >UMR Jumlah 36 25 61 38,3 58,1 44,5 58 18 76 61,7 41,9 54,5 94 43 137 100 100 100 0,081 0,578 (0,316-1,059)

Hasil yang diperoleh responden dengan pendidikan ≤ SMP memiliki angka kesadaran hipertensi yang lebih rendah dibandingkan dengan responden dengan tingkat pendidikan > SMP. Hasil yang sama juga juga diperoleh pada penelitian Grotto, Huerta dan Sharabi (2008) bahwa seseorang yang memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi memiliki kesadaran yang tinggi terhadap risiko hipertensi. Akan tetapi, hasil uji statistik yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai p > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pendidikan (≤ SMP dan > SMP) terhadap proporsi kesadaran responden hipertensi.

Hasil yang diperoleh responden yang bekerja out door memiliki angka kesadaran hipertensi yang hampir sama dengan responden yang bekerja in door. Hasil uji statistik yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai p > 0,05 (0,848 > 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(60)

43

perbedaan yang signifikan antara pekerjaan (out door dan in door) terhadap kesadaran responden hipertensi.

Hasil yang diperoleh yang berpenghasilan ≤ UMR memiliki angka kesadaran hipertensi lebih rendah dibandingkan dengan responden yang berpenghasilan > UMR. Hasil uji statistik yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai p > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara penghasilan (≤ UMR dan > UMR) terhadap kesadaran responden hipertensi. Hasil yang sama juga diperoleh pada penelitian Ahn (2013) bahwa terdapat pengaruh antara penghasilan dengan kesadaran hipertensi yaitu responden yang berpenghasilan tinggi lebih sadar terhadap hipertensi.

3. Terapi Hipertensi

Tabel X. Pengaruh Perbedaan Faktor Sosio-ekonomi terhadap Terapi Hipertensi di Dukuh Krodan

Faktor Sosio-ekonomi

Prevalensi

Total p

value

OR (95% Cl) Hipertensi Tidak

Hipertensi

n % n % n %

Pendidikan : ≤ SMP > SMP Jumlah 13 20 33 52,0 55,6 54,1 12 16 28 48,0 44,4 45,9 25 36 61 100 100 100 0,706 0,805 (0,380-1,706) Pekerjaan : Out door In door Jumlah 9 24 33 75,0 49,0 54,1 3 25 28 25,0 51,0 45,9 12 49 61 100 100 100 0,224 0,546 (0,234-1,274) Penghasilan: ≤UMR >UMR Jumlah 17 16 33 47,2 64,0 54,1 19 9 28 52,8 36,0 45,9 36 25 61 100 100 100 0,042 0,437 (0,207-0,921)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(61)

44

Hasil yang diperoleh responden dengan pendidikan ≤ SMP memiliki angka terapi yang hampir sama dengan responden dengan pendidikan > SMP. Hasil yang sama juga diperoleh pada penelitian Grotto, et al., (2008) bahwa seseorang yang memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi lebih melakukan terapi hipertensi dibandingkan seseorang yang berpendidikan rendah. Akan tetapi, hasil uji statistik yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai p > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pendidikan (≤ SMP dan > SMP) dan terapi hipertensi. Hasil yang diperoleh responden yang bekerja out door memiliki angka terapi lebih tinggi dibandingkan dengan responden yang bekerja in door. Hasil uji statistik yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai p > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pekerjaan (out door dan in door) terhadap terapi hipertensi.

Berdasarkan analisis data, hasil yang diperoleh responden yang berpenghasilan ≤ UMR memiliki angka terapi lebih rendah dibandingkan dengan responden yang benghasilan > UMR. Hasil yang sama juga diperoleh pada penelitian Bell, Adair and Popkin (2004) bahwa seseorang yang berpenghasilan tinggi lebih mudah untuk melakukan kontrol tekanan darah dan terapi hipertensi. Hasil uji statistik penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai p < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara penghasilan (≤ UMR dan > UMR) dengan terapi hipertensi. Nilai odds ratio yang diperoleh adalah 0,437 (95%CI: 0,207-0,921), artinya responden yang berpenghasilan ≤ UMR

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(1)

64

Lampiran 11. Lembar Case Report Form (CRF) dukuh Krodan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(2)

65

Lampiran 12. Lembar leaflet tentang hipertensi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(3)

66

Lanjutan lampiran 12.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(4)

67

Lampiran 13. SOP cara pengukuran tekanan darah menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (2007)

1. Baterai diperiksa sebelum digunakan.

2. Lilitkan cuff di sekitar lengan secara pas atau tidak ketat disejajarkan dengan

jantung.

3. Letakkan lengan dengan ditumpukan di atas meja agar sejajar dengan jantung.

4. Pasien dijelaskan bahwa saat pengukurang berlangsung, cuff akan mengembang

untuk sementara waktu dan akan mengempi kembali.

5. Saat dilakukan pengukuran, biarkan cuffmengembang dan mengempis. Jika

pasien meraa tidak nyaman maka segera matikan alat kemudian hasil dicatat.

6. Biarkan pasien untuk istirahat terlebih dahulu. Jika tekanan darah pertama dan

kedua diukur mempunyai perbedaan lebih dari 5 mmH, maka dilakukan

pengukuran ulang dan diambil nilai rata-rata dari ketiga pengukuran tersebut.

7. Catat tekanan darah sistolik (atas) dan diastolik (bawah)

8. Hasil pengukuran tekanan darah diberitahukan kepada pasien. Apabila tekanan

darah yang dilakukan tidak normal, sarankan ke pasien untuk memeriksa lebih

lanjut ke doker untuk mengetahui informasi selanjutnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(5)

68

Lampiran 14. Pedoman Wawancara berdasakan CRF

1. Siapa nama anda? 2. Berapa umur anda?

3. Apakah anda perbah mengukur tekanan darah sebelumnya? 4. Apakah anda mengetahui (sadar) jika anda menderita hipertensi?

5. Apakah anda pernah melakukan terapi hipertensi? Jika ya, apakah terapi yang anda gunakan (herbal atau obat) ? jika obat, apakah nama obat yang ada konsumsi?

6. Maaf, Apa pedidikan terakhir anda? 7. Maaf, Apa pekerjaan anda ?

8. Maaf, Berapa penghasilan anda selama satu bulan? 9. Ketika anda sakit, kemanakah anda berobat?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(6)

69

BIOGRAFI PENULIS

Agesty dilahirkan pada tanggal 03 Juli 1993 di dusun Medang, Sintang, Kalimantan Barat dan merupakan putri sulung dari empat bersaudara dari pasangan Samuel Agus dan Esebia. Penulis telah menyelesaikan jenjang pendidikan SD Negeri No 21 SP 2 Mangat Baru pada tahun 1999-2005, SMP Negeri 2 Dedai pada tahun 2005-2008, SMA Panca Setya Sintang pada tahun 2008-2011 hingga saat ini penulis sedang menempuh jenjang S1 di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Pada lingkup Universitas penulis pernah tergabung sebagai angggota UKF Voli, dan peserta PKM-M yang didanai oleh DIKTI. Penulis juga terlibat dalam beberapa kepanitiaan yaitu sebagai koordinator divisi konsumsi Perayaan Pekan Suci 2013, panitia Dies Natalis XIX Fakultas Farmasi USD, divisi konsumsi Desa Mitra 2013, dan divisi dokumentasi dan dekorasi seminar Nasional 2013 Universitas Sanata Dharma.

Beberapa seminar dan pelatihan yang pernah penulis ikuti adalah Seminar Nasional Jantung Koroner oleh Politeknik Kesehatan Kemenkes Yogyakarta pada

tahun 2012, Workshop Program Magister Manajemen USD dengan tema “

Tips-English for Academic Purposes” pada tahun 2014, Seminar Nasional

“Pemberdayaan Pasien dalam Self Management Diabetes Melitus untuk

Meningkatkan Kualitas Hidup” Fakultas farmasi USD tahun 2011, Peserta Seminar Pendidikan Pengguna Tingkat Lanjut: Program Literasi Informasi yang diselenggarakan perpustakaan USD tahun 2013.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


Dokumen yang terkait

Prevalensi, kesadaran dan terapi responden hipertensi berdasarkan faktor risiko kesehatan di Dukuh Krodan, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta (kajian faktor risiko kesehatan).

0 9 79

Prevalensi, kesadaran, terapi, dan pengendalian tekanan darah responden hipertensi di Desa Wedomartani, Kabupaten Sleman, Yogyakarta (kajian faktor sosio-ekonomi).

0 1 96

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi berdasarkan kajian faktor risiko kesehatan di Dukuh Sambisari, Sleman, Yogyakarta.

0 2 87

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Jragung, Jogotirto, Berbah, Kabupaten Sleman, Yogyakarta : kajian faktor sosio-ekonomi.

0 1 84

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Sambisari, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor sosio-ekonomi.

0 2 85

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi berdasarkan kajian faktor sosio-ekonomi di Dukuh Blambangan, Jogotirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta.

0 0 79

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi berdasarkan kajian faktor sosio-ekonomi di Padukuhan Kadirojo II, Purwomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta.

0 0 75

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Jragung, Jogotirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor risiko kesehatan.

0 2 109

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Sembir, Madurejo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta : kajian faktor sosio-ekonomi.

0 0 84

Prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi di Dukuh Sembir, Madurejo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta kajian faktor sosio ekonomi

0 0 82