Pengertian Thematic Apperception Test T.A.T Review Literatur tentang Thematic Apperception Test T.A.T

anak tuna rungu memiliki kekurangan secara fisik, biasanya mengakibatkan kelainan dalam melakukan penyesuaian diri terhadap lingkungan. Namun, kelainan penyesuaian diri ini bukan sebagai akibat dari ketunarunguan itu semata, karena kelainan secara fisik hanya merupakan variabel dalam kelainan psikologis. Maka, dapat dikatakan kelainan penyesuaian diri bukan merupakan reaksi langsung, tetapi hanya akibat reaksi anak dan lingkungan yang tidak memahami keadaannya. Masyarakat biasanya memandang mereka sebagai individu yang kekurangan dan menilai mereka sebagai orang yang kurang berkarya. Karena pandangan masyarakat yang seperti ini, anak tuna rungu merasa kurang berharga. Hal ini juga mempengaruhi perkembangan fungsi sosialnya.

C. Thematic Apperception Test T.A.T

1. Pengertian Thematic Apperception Test T.A.T

TAT merupakan sebuah alat tes dengan teknik projektif yang dikembangkan oleh Christina Morgan dan Henry Murray. Pengembangan ini didasarkan pada fakta bahwa ketika seseorang melakukan interpretasi terhadap situasi sosial yang ambigu, orang tersebut akan menjawab dengan menggambarkan kepribadiannya sendiri seolah-olah dia sedang menghadapi fenomena itu. Dengan menggunakan asumsi bahwa sebuah cerita yang dikarang seseorang itu mirip dengan buku yang ditulis oleh pengarang, dimana dalam buku tersebut pembaca dapat mengetahui dan memahami pandangan hidup dan karakternya. Oleh karena itu, diciptakanlah TAT yang merupakan beberapa gambar ambigu yang dirancang untuk merangsang imajinasi pengamatnya dan mengungkap daerah-daerah yang bersifat motivasional spesifik serta mendeteksi peluang-peluang konflik Alwisol, 2009.

2. Review Literatur tentang Thematic Apperception Test T.A.T

Dari sebuah penelitian dengan menggunakan TAT yang dilakukan terhadap seorang remaja laki-laki berusia 17 tahun, terungkap bahwa remaja tersebut mengalami banyak gangguan penyimpangan seksual. Dalam ceritanya, ia menceritakan mengenai pemerkosaan, inses, pedophilia, sadisme, exhibitionisme , necrophilia, dan hermaphroditisme. Ia juga menunjukkan gejala schizophrenia yang meliputi halusinasi, ketertarikan pada ilmu hitam dan paranoid grandiosity Pam Rivera, 1995. Selain itu, TAT dapat memantulkan permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi oleh remaja dalam cerita-ceritanya. Sebuah biro di New York menangani seorang remaja putri yang berusia 16,5 tahun yang pada dasarnya merupakan remaja normal, namun memiliki keluhan perilaku terhadap ibunya. Delapan bulan kemudian ia kembali ke biro tersebut karena keluhan emosional minor. Dalam jangka waktu delapan bulan, remaja putri tersebut mengalami beberapa perubahan yang terlihat dalam perbandingan cerita-cerita TAT-nya. Meskipun cerita-cerita TAT-nya sangat mirip, namun ceritanya mengalami perubahan tone menjadi lebih bahagia, lebih damai, dan memiliki usaha untuk menjadi independen yang memungkinkannya untuk menjadi sukses, serta memiliki hubungan heteroseksual Bellak, Levinger, Lipsky, 1948.

3. Kartu-kartu T.A.T