BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Jantung Koroner
P
enyakit jantung merupakan gangguan kesehatan yang mematikan. Jenis gangguan jantung yang sedang populer saat ini adalah penyakit jantung koroner
PJK. PJK adalah suatu kelainan yang disebabkan penyempitan pembuluh arteri yang mengalirkan darah ke otot jantung. Ini karena timbunan lemak dan
pengapuran dinding pembuluh darah[Rachmawati,Evy:2006]. Penyempitan itu mengakibatkan ketidakseimbangan antara kebutuhan dan pasokan darah ke otot
jantung sehingga menimbulkan sejumlah gejala seperti rasa nyeri Angina Pectoris
atau Infark Jantung, yang dalam masyarakat di kenal dengan serangan jantung yang dapat menyebabkan kematian mendadak.
Tersumbatnya pembuluh koroner mengakibatkan otot-otot jantung tidak mendapat pasokan darah dengan segala nutrisi yang ada di dalamnya seperti
glukosa, vitamin dan mineral, hormon-hormon dan elektrolit seperti natrium, kalium, magnesium dan kalsium. Pasokan oksigen yang sangat diperlukan untuk
hidupnya otot jantung juga akan terhenti. Matinya sebagian otot jantung ini akan mengakibatkan gangguan fungsi jantung sebagai pompa untuk memompakan
darah ke seluruh tubuh termasuk semua organ seperti paru, hati limpa, ginjal dan organ-organ tubuh lainnya. Intinya adalah pasokan darah beserta zat makanan di
dalamnya untuk kebutuhan tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaki akan terganggu.
6
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Penderita serangan jantung akut akan merasakan nyeri dada khas akibat terhentinya pasokan darah ke otot jantung karena pembuluh koroner yang
tersumbat. Dapat dikatakan bahwa nyeri dada yang dirasakan oleh pasien yang mengalami serangan jantung itu merupakan jeritan dari otot jantung yang terhenti
pasokan oksigen dan zat makanan lain untuknya. Nyeri dada khas ini lebih dikenal dengan istilah angina pektoris. Biasanya berlangsung lebih dari 20 menit.
Nyeri dada ini tidak hilang dengan istirahat dan juga tidak hilang dengan pemberian obat nitrat di bawah lidah. Rasa nyeri di dada ini sering menjalar ke
lengan kiri sampai ke jari-jari tangan. Terasa tembus sampai ke punggung dan dapat pula sampai ke leher sehingga terasa seperti di cekik dan dapat juga ke
rahang bawah. Nyeri angina ini dapat juga seperti keluhan penderita sakit lambung maag, yaitu berupa rasa nyeri di ulu hati. Sering juga dikeluhkan oleh
pasien sebagai rasa sukar bernafas. Serangan jantung akut ini biasanya diikuti dengan keringat yang bercucuran yang sering melebihi pekerja berat. Di samping
itu ada juga serangan jantung yang seolah-olah tanpa gejala. Pasien hanya merasakan tak enak di dada. Keadaan ini dikenal sebagai Silent Myocardial
Infarction. Diagnosa biasanya diketahui dokter berdasarkan hasil rekaman listrik jantung ECG. Sering terdapat pada penderita dengan diabetes mellitus.
Dibawah ini merupakan gambar potongan melintang dari pembuluh arteri yang normal dan pembuluh arteri yang menyempit karena timbunan kolesterol.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Gambar 2.1 Pembuluh Arteri Normal
[Medistra,2006].
Gambar 2.2 Pembuluh Arteri yang menyempit karena timbunan Kolesterol
[medistra,2006].
Beberapa faktor risiko yang menjadi penyebab gangguan pembuluh darah dan jantung antara lain:
a. Kadar kolesterol tinggi dalam darah: dapat menyebabkan aterosklerosis
yang menjadi pemicu penyakit jantung dan stroke. b.
Hipertenis: meningkatkan risiko terkena stroke dan penyakit jantung koroner.
c. Kencing manis diabetes mellitus.
d. Kebiasaan merokok: rokok menyebabkan darah mudah menggumpal.
e. Minuman alkohol dan narkotika.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
f. Obesitas.
g. Stres.
h. Kurangnya aktivitas fisik.
Faktor pencegahan sangat diperlukan agar gangguan pembuluh darah tidak semakin meluas. Diet dengan mengurangi kalori, lemak, kolesterol, garam,
kurangi atau berhenti merokok serta menghindari stress, dan diikuti dengan olahraga secara teratur, dapat menurunkan risiko terkena penyakit karena
gangguan pembuluh darah. Untuk dapat mendeteksi secara dini PJK dapat dilakukan dengan
pemeriksaan ECG, Treadmill, Echokardiografi dan Arteriorgrafi Koroner. Tetapi yang
paling popular adalah dengan melakukan pemeriksaan ECG[Medistra,hospital:2006]. Hasil ECG kemudian diperiksa oleh seorang
Kardiolog, apakah ada tanda-tanda penyempitan pembuluh darah koroner. Bila ECG istirahat ini normal, tidak menunjukkan adanya tanda-tanda iskemik miokard
akibat kurangnya pasokan oksigen ke otot jantung, selanjutnya kardiolog akan melakukan Uji Latih Jantung dengan Beban ULJB dimana ECG dilakukan
sambil melakukan aktifitas fisik. ULJB dapat dilakukan dengan treadmill jentera lari atau dengan memakai ergo cycle sepeda statis. Seandainya pemeriksaan
ULJB ini menunjukkan adanya tanda-tanda penyempitan pada arteri koroner maka disebut hasil treadmill positif. Dokter akan memberitahukan bahwa pasien
mengidap sejenis PJK yang disebut penyakit jantung koroner iskemi. Diduga terdapat penyempitan pada salah satu atau lebih pada pembuluh koroner.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Pada dasarnya terdapat empat infrak untuk penyakit jantung koroner. Adapun letak infrak dan lead yang dapat diidentifikasi nampak seperti tabel di
bawah ini. Tabel 2.1 letak Infrak pada Penyakit Jantung Koroner.
No. Letak infrak
Kelainan tampak di 1
Dinding anterior yang luas
Lead 1, aVL, V1-V6
2 Anteroseptor Lead
V1-V4 3
Dinding lateral Lead 1, aVL, V5-V6
4 Dinding inferior
Lead 1, 3 dan aVR
Pada tugas akhir ini tidak semua infrak akan diidentifikasi, namun dibatasi pada infrak Anteroseptor sehingga lead yang digunakan hanya lead V1 sampai
lead V4.
2.2 Electrokardiogram ECG