BAB V UJI COBA DAN EVALUASI
Pada bab ini akan dibahas tentang hasil pengujian dan analisa dari perancangan jaringan syaraf tiruan propagasi balik untuk identifikasi Penyakit
jantung koroner. Penilaian kemampuan jaringan ini berdasarkan beberapa parameter keberhasilan, yaitu:
a. Kecepatan jaringan syaraf tiruan dalam melakukan proses training epoch.
b. Maksimum error pada saat proses training tidak lebih dari 0.007.
c. Tingkat keberhasilan sistem jaringan syaraf tiruan dalam melakukan
identifikasi pola.
5.1 Pengujian Arsitektur Jaringan Syaraf Tiruan
Pengujian ini dilakukan untuk mendapatkan arsitektur jaringan syaraf tiruan yang memiliki kecepatan training epoch tercepat dengan kemampuan
pengenalan pola terbaik. Data yang digunakan adalah 16 data ECG normal, yaitu 4 data V1, 4 data V2, 4 data V3 dan 4 data V5.
Sebagai input pada JST adalah matrik 25x25 dari hasil threshold dari rekaman ECG yang berupa grafik, nilai error maksimal 0.007 dan 1 unit output.
Tabel 5.1 sampai Tabel 5.4 menunjukkan kecepatan proses training epoch jaringan syaraf tiruan untuk mencapai error maksimal yang ditentukan dengan
variasi unit hidden, learning rate dan momentum yang berbeda-beda. Pada saat training proses update bobot akan terhenti, apabila error yang
diinginkan sudah tercapai, atau pada saat epoch yang diinginkan sudah terpenuhi. Kemudian bobot akhir hasil training akan disimpan untuk kemudian digunakan
48
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
pada saat testing. Ketika proses training berhenti maka pada form grafik akan muncul grafik antara error dan epoch.Gambar di bawah ini menunjukkan grafik
error-epoch.
Gambar 5.1 Grafik Error – Epoch
5.2 Hasil Identifikasi Dengan Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Balik
Dari hasil training jaringan syaraf tiruan akan didapatkan bobot yang akan digunakan untuk menguji kumpulan data testing dalam kemampuan identifikasi
pola. Kumpulan pola data testing terdiri dari 24 data pasien normal, yaitu 6 data V1, 6 data V2, 6 data V3, 6 data V4 dan 24 data pasien jantung koroner dengan
spesifikasi yang sama. Total ada 48 data testing. Pada saat testing parameter JST yang diubah-ubah adalah nilai momentum dan learning rate. Untuk momentum
terdapat 3 variasi yaitu antara nilai 0.4, 0.5 dan 0.6. sedangkan untuk nilai learning rate dibuat bervariasi antara nilai 0.5, 0.6, 0.7, 0.8, dan 0.9. Tabel berikut
menunjukkan hasil identifikasi jenis data testing dengan arsitektur jaringan syaraf tiruan yang berbeda.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tabel 5.1 Hasil Identifikasi V1 Data Training Normal dengan μ = 0.4
Jenis data
No. pasien
α = 0.5 α = 0.6 α = 0.7 α = 0.8 α = 0.9
1 Normal Normal Normal Normal Normal 2 Normal Normal Normal Normal Normal
3 Normal Normal Normal Normal Normal 4 Normal Normal Normal Normal Normal
5 Normal Normal Normal Normal Normal
Normal 6 Normal Normal Normal Normal Normal
1 Koroner Koroner Koroner Koroner Koroner
2 Koroner Koroner Koroner Koroner Koroner
3 Normal
Koroner Koroner Koroner Koroner 4
Normal Koroner Koroner Koroner Koroner
5 Normal Normal
Normal Normal
Normal Koroner
6 Normal Normal
Normal Koroner Koroner
Dari Tabel 5.1 dapat diketahui bahwa hasil proses identifikasi untuk 12 data testing V1 dengan unit hidden 5, dan
μ=0.4, performansi terbaik adalah pada α=0.8 dan α=0.9, yaitu mampu melakukan identifikasi dengan kesalahan 1 data
yaitu pada pasien nomor 5, yang seharusnya koroner tetapi dikenali normal. Sementara untuk
α=0.5, terjadi kesalahan identifikasi 4 data, yang seharusnya koroner dikenali normal. Untuk
α=0.6 dan α=0.7 terjadi kesalahan identifikasi 2 data, yaitu pada pasien nomor 5 dan 6 yang seharusnya koroner dikenali normal.
Tabel 5.2 Hasil Identifikasi V2 Data Training Normal dengan μ = 0.4
Jenis data
No. Pasien
α = 0.5 α = 0.6 α = 0.7 α = 0.8 α = 0.9
1 Normal Normal Normal Normal Normal 2 Normal
Normal Normal
Koroner Koroner 3 Normal Normal Normal Normal Normal
4 Normal Koroner Koroner Koroner Koroner
5 Normal Normal
Normal Koroner
Normal Normal
6 Koroner Koroner Koroner Koroner Koroner
1 Normal Normal
Koroner Koroner Koroner 2 Koroner Koroner Koroner Koroner
Koroner 3
Normal Normal Normal Normal Normal 4
Normal Normal Normal Normal Normal 5
Normal Normal Normal Normal Normal Koroner
6 Normal Normal Normal Normal Normal
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Dari Tabel 5.2 dapat diketahui bahwa hasil proses identifikasi untuk 12 data testing V2 dengan unit hidden 5, dan
μ=0.4, performansi terbaik adalah pada α=0.5 dan α=0.7, yaitu mampu melakukan identifikasi sebanyak 6 data, sementara
pada α=0.6 dan α=0.9, bisa melakukan identifikasi dengan kesalahan 7 data,
sedangkan pada α=0.8, kesalahan identifikasi sebanyak 8 data. Performansi
identifikasi pada V2 tidak cukup baik. Hal ini karena antara data normal dan data koroner pada V2 mempunyai pola yang hampir sama, sehingga error antara data
normal dan data koroner hampir sama.
Tabel 5.3 Hasil Identifikasi V3 Data Training Normal dengan μ = 0.4
Jenis data
No. pasien
α = 0.5 α = 0.6 α = 0.7 α = 0.8 α = 0.9
1 Normal Normal Normal Normal Normal
2 Normal Normal
Normal Normal
Koroner 3 Normal
Normal Normal Normal Normal 4 Normal
Normal Normal
Normal Koroner
5 Normal Normal Normal Normal Normal
Normal 6 Normal
Normal Normal Normal Normal 1
Normal Normal Normal
Koroner Koroner 2
Normal Normal
Koroner Koroner Koroner 3
Normal Normal Normal
Koroner Koroner 4
Normal Koroner Koroner Koroner Koroner
5 Normal
Koroner Koroner Koroner Koroner Koroner
6 Normal
Normal Koroner Koroner Koroner
Dari Tabel 5.3 dapat diketahui bahwa hasil proses identifikasi untuk 12
data testing V3 dengan unit hidden 5, dan μ=0.4, performansi terbaik adalah pada
α=0.8, yaitu mampu mengenali semua data dengan benar. Untuk α=0.5, hanya mampu melakukan identifikasi sebanyak 6 data normal, sementara JST tidak
mampu mengenali semua data koroner. Untuk α=0.6 JST mampu
mengidentifikasi dengan kesalahan sebanyak 4 data, yang seharusnya koroner dikenali normal. Pada
α=0.6 dan α=0.9 hanya terdapat 2 kesalahan identifikasi.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tabel 5.4 Hasil Identifikasi V4 Data Training Normal dengan μ = 0.4
Jenis data
No. pasien
α = 0.5 α = 0.6 α = 0.7 α = 0.8 α = 0.9
1 Normal Normal Normal Normal Normal 2 Normal Normal Normal Normal Normal
3 Normal Normal Normal Normal Normal 4 Normal Normal Normal Normal Normal
5 Normal Normal Normal Normal Normal
Normal 6 Normal Normal Normal Normal Normal
1 Koroner Koroner Koroner Koroner Koroner
2 Koroner Koroner Koroner Koroner Koroner
3 Normal Normal Normal Normal
Koroner 4
Normal Koroner Koroner Koroner Koroner
5 Normal Normal Normal Normal
Koroner Koroner
6 Koroner Koroner Koroner Koroner Koroner
Dari Tabel 5.4 dapat diketahui bahwa hasil proses identifikasi untuk 12 data testing V4 dengan unit hidden 5, dan
μ=0.4, performansi terbaik adalah pada α=0.9, yaitu mampu mengenali semua data dengan benar. Untuk α=0.5, mampu
melakukan identifikasi dengan kesalahan sebanyak 3 data, yaitu yang seharusnya koroner dikenali normal. Untuk
α=0.6, α=0.7 dan α=0.8 JST mampu mengidentifikasi dengan kesalahan sebanyak 2 data, yaitu yang seharusnya
koroner dikenali normal. Tabel 5.5 Hasil Identifikasi V1 Data Training Normal dengan
μ = 0.5 Jenis
data No.
pasien
α = 0.5 α = 0.6 α = 0.7 α = 0.8 α = 0.9
1 Normal Normal Normal Normal Normal 2 Normal Normal Normal Normal Normal
3 Normal Normal Normal Normal Normal 4 Normal Normal Normal Normal
Koroner 5 Normal Normal Normal Normal Normal
Normal 6 Normal Normal Normal Normal
Koroner 1 Koroner Koroner Koroner Koroner
Koroner 2 Koroner Koroner Koroner Koroner
Koroner 3 Koroner Koroner Koroner Koroner
Koroner 4 Koroner Koroner Koroner Koroner
Koroner 5
Normal Normal Normal Normal Normal Koroner
6 Normal Normal
Koroner Koroner Koroner
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Dari Tabel 55 dapat diketahui bahwa hasil proses identifikasi untuk 12
data testing V1 dengan unit hidden 5, dan μ=0.5, performansi terbaik adalah pada
α=0.7 dan α=0.8, yaitu mampu melakukan identifikasi dengan kesalahan 1 data yaitu pada pasien nomor 5, yang seharusnya koroner tetapi dikenali normal.
Sementara untuk α=0.5, dan 0.6 terjadi kesalahan identifikasi 2 data, yang
seharusnya koroner dikenali normal. Untuk α=0.9 terjadi kesalahan identifikasi 3
data, yaitu pada pasien nomor 4 dan 5 yang seharusnya normal dikenali koroner, juga pada pasien nomor 5 yang seharusnya koroner dikenali normal.
Tabel 5.6 Hasil Identifikasi V2 Data Training Normal dengan μ = 0.5
Jenis data
No. pasien
α = 0.5 α = 0.6 α = 0.7 α = 0.8 α = 0.9
1 Normal Normal Normal Normal Normal 2 Normal
Normal Koroner Koroner
Koroner 3 Normal Normal Normal Normal
Koroner 4
Koroner Koroner Koroner Koroner Koroner
5 Normal Normal Normal Normal Normal Normal
6 Koroner Koroner Koroner Koroner
Koroner 1 Koroner Koroner Koroner Koroner
Koroner 2 Koroner Koroner Koroner Koroner
Koroner 3
Normal Normal Normal Koroner Koroner
4 Normal Normal
Koroner Koroner Koroner 5
Normal Normal Normal Normal Normal Koroner
6 Normal Normal Normal
Koroner Koroner
Dari Tabel 5.6 dapat diketahui bahwa hasil proses identifikasi untuk 12 data testing V2 dengan unit hidden 5, dan
μ=0.5, performansi terbaik adalah pada α=0.8, yaitu mampu mengenali data dengan kesalahan 4 data. Untuk α=0.5,
α=0.6, dan α=0.7 JST hanya mampu melakukan identifikasi dengan benar sebanyak 6 data. Sementara JST dengan
α=0.9 mampu melakukan identifikasi dengan benar sebanyak 7 data. Performansi JST untuk identifikasi pada data V2
tidak cukup baik. Hal ini karena antara data normal dan data koroner pada V2
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
mempunyai pola yang hampir sama, sehingga error antara data normal dan data
koroner hampir sama.
Tabel 5.7 Hasil Identifikasi V3 Data Training Normal dengan μ = 0.5
Jenis data
No. pasien
α = 0.5 α = 0.6 α = 0.7 α = 0.8 α = 0.9
1 Normal Normal Normal Normal Normal 2 Normal
Normal Normal
Koroner Koroner 3 Normal Normal Normal Normal Normal
4 Normal Normal
Normal Koroner Koroner
5 Normal Normal Normal Normal Normal Normal
6 Normal Normal Normal Normal Koroner
1 Normal Normal
Koroner Koroner Koroner 2
Normal Koroner Koroner Koroner Koroner
3 Normal Normal
Koroner Koroner Koroner 4 Koroner Koroner Koroner Koroner
Koroner 5 Koroner Koroner Koroner Koroner
Koroner Koroner
6 Normal
Koroner Koroner Koroner Koroner
Dari Tabel 5.7 dapat diketahui bahwa hasil proses identifikasi untuk 12 data testing V3 dengan unit hidden 5, dan
μ=0.5, performansi terbaik adalah pada α=0.7 , yaitu mampu mengenali semua data dengan benar. Untuk α=0.5, JST
mampu melakukan identifikasi dengan kesalahan sebanyak 4 data. Sementara untuk
α=0.6 dan α=0.8 JST mampu melakukan identifikasi dengan kesalahan sebanyak 2 data. Sementara pada
α=0.9, JST mampu mengidentifikasi dengan kesalahan sebanyak 3 data.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tabel 5.8 Hasil Identifikasi V4 Data Training Normal dengan μ = 0.5
Jenis data
No. pasien
α = 0.5 α = 0.6 α = 0.7 α = 0.8 α = 0.9
1 Normal Normal Normal Normal Koroner
2 Normal Normal Normal Normal Koroner
3 Normal Normal Normal Normal Normal 4 Normal Normal Normal Normal Normal
5 Normal Normal Normal Normal Normal Normal
6 Normal Normal Normal Normal Normal 1 Koroner Koroner Koroner Koroner
Koroner 2 Koroner Koroner Koroner Koroner
Koroner 3
Normal Normal
Normal Koroner Koroner
4 Koroner Koroner Koroner Koroner Koroner
5 Normal
Normal Normal
Koroner Koroner Koroner
6 Koroner Koroner Koroner Koroner Koroner
Dari Tabel 5.8 dapat diketahui bahwa hasil proses identifikasi untuk 12 data testing V4 dengan unit hidden 5, dan
μ=0.5, performansi terbaik adalah pada α=0.8, yaitu mampu mengenali semua data dengan benar. Untuk α=0.5, α=0.6 dan
α=0.7 ada kesalahan identifikasi sebanyak 2 data, yaitu yang seharusnya koroner dikenali normal. Sedangkan untuk
α=0.9 mampu melakukan identifikasi dengan kesalahan sebanyak 2 data, yaitu yang seharusnya normal dikenali koroner.
Tabel 5.9 Hasil Identifikasi V1 Data Traning Normal dengan μ = 0.6
Jenis data
No. pasien
α = 0.5 α = 0.6 α = 0.7 α = 0.8 α = 0.9
1 Normal Normal
Normal Koroner Koroner
2 Normal Normal Normal Normal Normal 3 Normal
Normal Normal
Koroner Koroner 4 Normal
Normal Koroner Koroner Koroner
5 Normal Normal Normal Normal Koroner
Normal 6 Normal
Normal Koroner Koroner Koroner
1 Koroner Koroner Koroner Koroner Koroner
2 Koroner Koroner Koroner Koroner Koroner
3 Koroner Koroner Koroner Koroner Koroner
4 Koroner Koroner Koroner Koroner Koroner
5 Normal Normal Normal
Normal Koroner
Koroner 6
Normal Koroner Koroner Koroner Koroner
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Dari Tabel 5.9 dapat diketahui bahwa hasil proses identifikasi untuk 12
data testing V1 dengan unit hidden 5, dan μ=0.6, performansi terbaik adalah pada
α=0.6 , yaitu mampu melakukan identifikasi dengan kesalahan 1 data yaitu pada pasien nomor 5, yang seharusnya koroner tetapi dikenali normal. Sementara untuk
α=0.5, terjadi kesalahan identifikasi 2 data, demikian juga untuk dan α=0.7, terjadi kesalahan identifikasi 3 data. Untuk
α=0.8 dan α=0.9, masing-masing terjadi kesalahan identifikasi 5 data.
Tabel 5.10 Hasil Identifikasi V2 Data Training Normal dengan μ = 0.6
Jenis data
No. pasien
α = 0.5 α = 0.6 α = 0.7 α = 0.8 α = 0.9
1 Normal Normal
Normal Koroner Koroner
2 Normal Koroner Koroner Koroner Koroner
3 Normal Normal
Koroner Koroner Koroner 4
Koroner Koroner Koroner Koroner Koroner 5 Normal Normal Normal Normal Normal
Normal 6
Koroner Koroner Koroner Koroner Koroner
1 Koroner Koroner Koroner Normal Normal
2 Koroner Koroner Koroner Koroner Koroner
3 Normal Normal
Koroner Koroner Koroner 4
Normal Koroner Koroner Koroner Koroner
5 Normal Normal Normal
Normal Koroner
Koroner 6
Normal Normal Koroner Koroner Koroner
Dari Tabel 5.10 dapat diketahui bahwa hasil proses identifikasi untuk 12 data testing V2 dengan unit hidden 5, dan
μ=0.6, performansi terbaik adalah pada α=0.7, yaitu mampu mengenali data dengan kesalahan 5 data. Untuk α=0.5,
α=0.6 dan α=0.9, JST hanya mampu melakukan identifikasi dengan benar sebanyak 6 data. Sementara untuk
α=0.8 JST hanya mampu melakukan identifikasi dengan benar sebanyak 5 data saja. Performansi JST untuk identifikasi
pada data V2 tidak terlalu bagus. Hal ini karena antara data normal dan data
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
koroner pada V2 mempunyai pola yang hampir sama, sehingga error antara data
normal dan data koroner hampir sama.
Tabel 5.11 Hasil Identifikasi V3 Data Traning Normal dengan μ = 0.6
Jenis data
No. pasien
α = 0.5 α = 0.6 α = 0.7 α = 0.8 α = 0.9
1 Normal Normal Normal Normal Koroner
2 Normal Normal
Koroner Koroner Koroner
3 Normal Normal Normal Normal Normal 4 Normal
Normal Koroner Koroner
Koroner 5 Normal Normal Normal Normal Normal
Normal 6 Normal
Normal Normal
Koroner Koroner
1 Normal Normal
Koroner Koroner Koroner 2 Koroner Koroner Koroner Koroner
Koroner 3
Normal Koroner Koroner Koroner Koroner
4 Koroner Koroner Koroner Koroner Koroner
5 Koroner Koroner Koroner Koroner Koroner
Koroner 6 Koroner Koroner Koroner Koroner
Koroner Dari Tabel 5.11 dapat diketahui bahwa hasil proses identifikasi untuk 12
data testing V3 dengan unit hidden 5, dan μ=0.6, performansi terbaik adalah pada
α=0.6 , yaitu mampu mengenali data dengan kesalahan 1 data, yaitu pasien nomor 1 yang seharusnya koroner dikenali normal. Untuk
α=0.5, JST mampu melakukan identifikasi dengan kesalahan sebanyak 2 data. Sementara untuk
α=0.7, α=0.8 dan α=0.9 masing-masing terjadi kesalahan identifikasi sebanyak 2, 3 dan 4 data.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tabel 5.12 Hasil Identifikasi V4 Data Training Normal dengan μ = 0.6
Jenis data
No. pasien
α = 0.5 α = 0.6 α = 0.7 α = 0.8 α = 0.9
1 Normal Normal
Koroner Koroner Koroner 2 Normal
Normal Koroner Koroner Koroner
3 Normal Normal
Normal Koroner Koroner
4 Normal Normal Normal Normal Normal 5 Normal Normal Normal Normal Normal
Normal 6 Normal Normal Normal Normal
Koroner 1 Koroner Koroner Koroner Koroner
Koroner 2 Koroner Koroner Koroner Koroner
Koroner 3
Normal Koroner Koroner Koroner Koroner
4 Koroner Koroner Koroner Koroner Koroner
5 Normal
Koroner Koroner Koroner Koroner Koroner
6 Koroner Koroner Koroner Koroner Koroner
Dari Tabel 5.12 dapat diketahui bahwa hasil proses identifikasi untuk 12 data testing V4 dengan unit hidden 5, dan
μ=0.6, performansi terbaik adalah pada α=0.6, yaitu mampu mengenali semua data dengan benar. Untuk α=0.5, dan α=0.6
ada kesalahan identifikasi sebanyak 2 data. Sedangkan untuk α=0.8 mampu
melakukan identifikasi dengan kesalahan sebanyak 3 data, yaitu yang seharusnya normal dikenali koroner. Untuk
α=0.8 terjadi kesalahan identifikasi sebanyak 4 data, yaitu yang seharusnya normal dikenali koroner.
Tabel 5.13 Hasil Identifikasi V1 Data Traning Koroner dengan μ = 0.4
Jenis data
No. pasien
α = 0.5 α = 0.6 α = 0.7 α = 0.8 α = 0.9
1 Normal Normal Normal Normal Normal 2 Normal Normal Normal Normal Normal
3 Normal Normal Normal Normal Normal 4 Normal Normal Normal Normal Normal
5 Normal Normal Normal Normal Normal
Normal 6 Normal Normal Normal Normal Normal
1 Koroner Koroner Koroner Koroner Koroner
2 Koroner Koroner Koroner Koroner Koroner
3 Normal Normal Normal Normal
Koroner 4
Normal Koroner Koroner Koroner Koroner
5 Normal Normal Normal Normal
Koroner Koroner
6 Koroner Koroner Koroner Koroner Koroner
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Dari Tabel 5.13 dapat diketahui bahwa hasil proses identifikasi untuk 12 data testing V1 dengan unit hidden 5, dan
μ=0.4, performansi terbaik adalah pada α=0.9, yaitu mampu mengenali semua data dengan benar. Untuk α=0.5, mampu
melakukan identifikasi dengan kesalahan sebanyak 3 data, yaitu yang seharusnya koroner dikenali normal. Untuk
α=0.6, α=0.7 dan α=0.8 JST mampu mengidentifikasi dengan kesalahan sebanyak 2 data, yaitu yang seharusnya
koroner dikenali normal. Tabel 5.14 Hasil Identifikasi V2 Data Traning Koroner dengan
μ = 0.4 Jenis
data No.
pasien
α = 0.5 α = 0.6 α = 0.7 α = 0.8 α = 0.9
1 Normal Normal Normal Normal Normal
2 Normal Normal
Normal Normal
Koroner 3 Normal
Normal Normal Normal Normal 4 Normal
Normal Normal
Normal Koroner
5 Normal Normal Normal Normal Normal
Normal 6 Normal
Normal Normal Normal Normal 1
Normal Normal Normal
Koroner Koroner 2
Normal Normal
Koroner Koroner Koroner 3
Normal Normal Normal
Koroner Koroner 4
Normal Koroner Koroner Koroner Koroner
5 Normal
Koroner Koroner Koroner Koroner Koroner
6 Normal
Normal Koroner Koroner Koroner
Dari Tabel 5.14 dapat diketahui bahwa hasil proses identifikasi untuk 12
data testing V2 dengan unit hidden 5, dan μ=0.4, performansi terbaik adalah pada
α=0.8, yaitu mampu mengenali semua data dengan benar. Untuk α=0.5, hanya mampu melakukan identifikasi sebanyak 6 data normal, sementara JST tidak
mampu mengenali semua data koroner. Untuk α=0.6 JST mampu
mengidentifikasi dengan kesalahan sebanyak 4 data, yang seharusnya koroner dikenali normal. Pada
α=0.6 dan α=0.9 hanya terdapat 2 kesalahan identifikasi.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tabel 5.15 Hasil Identifikasi V3 Data Traning Koroner dengan μ = 0.4
Jenis data
No. pasien
α = 0.5 α = 0.6 α = 0.7 α = 0.8 α = 0.9
1 Normal Normal Normal Normal Normal 2 Normal
Normal Normal
Koroner Koroner 3 Normal Normal Normal Normal Normal
4 Normal Koroner Koroner Koroner Koroner
5 Normal Normal
Normal Koroner
Normal Normal
6 Koroner Koroner Koroner Koroner Koroner
1 Normal Normal
Koroner Koroner Koroner 2 Koroner Koroner Koroner Koroner
Koroner 3
Normal Normal Normal Normal Normal 4
Normal Normal Normal Normal Normal 5
Normal Normal Normal Normal Normal Koroner
6 Normal Normal Normal Normal Normal
Dari Tabel 5.15 dapat diketahui bahwa hasil proses identifikasi untuk 12
data testing V3 dengan unit hidden 5, dan μ=0.4, performansi terbaik adalah pada
α=0.5 dan α=0.7, yaitu mampu melakukan identifikasi sebanyak 6 data, sementara pada
α=0.6 dan α=0.9, bisa melakukan identifikasi dengan kesalahan 7 data, sedangkan pada
α=0.8, kesalahan identifikasi sebanyak 8 data. Performansi identifikasi pada V3 tidak cukup baik. Hal ini karena antara data normal dan data
koroner pada V3 mempunyai pola yang hampir sama, sehingga error antara data normal dan data koroner hampir sama.
Tabel 5.16 Hasil Identifikasi V4 Data Traning Koroner dengan μ = 0.4
Jenis data
No. pasien
α = 0.5 α = 0.6 α = 0.7 α = 0.8 α = 0.9
1 Normal Normal Normal Normal Normal 2 Normal Normal Normal Normal Normal
3 Normal Normal Normal Normal Normal 4 Normal Normal Normal Normal Normal
5 Normal Normal Normal Normal Normal
Normal 6 Normal Normal Normal Normal Normal
1 Koroner Koroner Koroner Koroner Koroner
2 Koroner Koroner Koroner Koroner Koroner
3 Normal
Koroner Koroner Koroner Koroner Koroner
4 Normal
Koroner Koroner Koroner Koroner
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
5 Normal Normal
Normal Normal
Normal 6
Normal Normal Normal
Koroner Koroner Dari Tabel 5.16 dapat diketahui bahwa hasil proses identifikasi untuk 12
data testing V4 dengan unit hidden 5, dan μ=0.4, performansi terbaik adalah pada
α=0.8 dan α=0.9, yaitu mampu melakukan identifikasi dengan kesalahan 1 data yaitu pada pasien nomor 5, yang seharusnya koroner tetapi dikenali normal.
Sementara untuk α=0.5, terjadi kesalahan identifikasi 4 data, yang seharusnya
koroner dikenali normal. Untuk α=0.6 dan α=0.7 terjadi kesalahan identifikasi 2
data, yaitu pada pasien nomor 5 dan 6 yang seharusnya koroner dikenali normal. Tabel 5.17 Hasil Identifikasi V1 Data Traning Koroner dengan
μ = 0.5 Jenis
data No.
pasien
α = 0.5 α = 0.6 α = 0.7 α = 0.8 α = 0.9
1 Normal Normal Normal Normal Normal 2 Normal
Normal Koroner Koroner
Koroner 3 Normal Normal Normal Normal
Koroner 4
Koroner Koroner Normal
Koroner Koroner
5 Normal Normal Normal Normal Normal Normal
6 Koroner Koroner Koroner Koroner
Koroner 1 Koroner Koroner Koroner Koroner
Koroner 2 Koroner Koroner Koroner Koroner
Koroner 3
Normal Normal Normal Koroner Koroner
4 Normal Normal
Koroner Koroner Koroner 5
Normal Normal Normal Normal Normal Koroner
6 Normal Normal Normal
Koroner Koroner Dari Tabel 5.17 dapat diketahui bahwa hasil proses identifikasi untuk 12
data testing V1 dengan unit hidden 5, dan μ=0.5, performansi terbaik adalah pada
α=0.8, yaitu mampu mengenali data dengan kesalahan 4 data. Untuk α=0.5, α=0.6, dan α=0.7 JST hanya mampu melakukan identifikasi dengan benar
sebanyak 6 data. Sementara JST dengan α=0.9 mampu melakukan identifikasi
dengan benar sebanyak 7 data. Performansi JST untuk identifikasi pada data V2
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
tidak cukup baik. Hal ini karena antara data normal dan data koroner pada V2 mempunyai pola yang hampir sama, sehingga error antara data normal dan data
koroner hampir sama.
Tabel 5.18 Hasil Identifikasi V2 Data Traning Koroner dengan μ = 0.5
Jenis data
No. pasien
α = 0.5 α = 0.6 α = 0.7 α = 0.8 α = 0.9
1 Normal Normal Normal Normal Normal 2 Normal Normal Normal Normal Normal
3 Normal Normal Normal Normal Normal 4 Normal Normal Normal Normal
Koroner 5 Normal Normal Normal Normal Normal
Normal 6 Normal Normal Normal Normal
Koroner 1 Koroner Koroner Koroner Koroner
Koroner 2 Koroner Koroner Koroner Koroner
Koroner 3 Koroner Koroner Koroner Koroner
Koroner 4 Koroner Koroner Koroner Koroner
Koroner 5
Normal Normal Normal Normal Normal Koroner
6 Normal Normal
Koroner Koroner Koroner
Dari Tabel 5.18 dapat diketahui bahwa hasil proses identifikasi untuk 12 data testing V2 dengan unit hidden 5, dan
μ=0.5, performansi terbaik adalah pada α=0.7 dan α=0.8, yaitu mampu melakukan identifikasi dengan kesalahan 1 data
yaitu pada pasien nomor 5, yang seharusnya koroner tetapi dikenali normal. Sementara untuk
α=0.5, dan 0.6 terjadi kesalahan identifikasi 2 data, yang seharusnya koroner dikenali normal. Untuk
α=0.9 terjadi kesalahan identifikasi 3 data, yaitu pada pasien nomor 4 dan 5 yang seharusnya normal dikenali koroner,
juga pada pasien nomor 5 yang seharusnya koroner dikenali normal.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tabel 5.19 Hasil Identifikasi V3 Data Traning Koroner dengan μ = 0.5
Jenis data
No. pasien
α = 0.5 α = 0.6 α = 0.7 α = 0.8 α = 0.9
1 Normal Normal Normal Normal Normal 2 Normal
Normal Normal
Koroner Koroner 3 Normal Normal Normal Normal Normal
4 Normal Normal
Normal Koroner Koroner
5 Normal Normal Normal Normal Normal Normal
6 Normal Normal Normal Normal Koroner
1 Normal Normal
Koroner Koroner Koroner 2
Normal Koroner Koroner Koroner Koroner
3 Normal Normal
Koroner Koroner Koroner 4 Koroner Koroner Koroner Koroner
Koroner 5 Koroner Koroner Koroner Koroner
Koroner Koroner
6 Normal
Koroner Koroner Koroner Koroner Dari Tabel 5.19 dapat diketahui bahwa hasil proses identifikasi untuk 12
data testing V3 dengan unit hidden 5, dan μ=0.5, performansi terbaik adalah pada
α=0.7 , yaitu mampu mengenali semua data dengan benar. Untuk α=0.5, JST mampu melakukan identifikasi dengan kesalahan sebanyak 4 data. Sementara
untuk α=0.6 dan α=0.8 JST mampu melakukan identifikasi dengan kesalahan
sebanyak 2 data. Sementara pada α=0.9, JST mampu mengidentifikasi dengan
kesalahan sebanyak 3 data. Tabel 5.20 Hasil Identifikasi V4 Data Traning Koroner dengan
μ = 0.5 Jenis
data No.
pasien
α = 0.5 α = 0.6 α = 0.7 α = 0.8 α = 0.9
1 Normal Normal
Normal Koroner Koroner
2 Normal Normal Normal Normal Normal 3 Normal
Normal Normal
Koroner Koroner 4 Normal
Normal Koroner Koroner Koroner
5 Normal Normal Normal Normal Koroner
Normal 6 Normal
Normal Koroner Koroner Koroner
1 Koroner Koroner Koroner Koroner Koroner
2 Koroner Koroner Koroner Koroner Koroner
3 Koroner Koroner Koroner Koroner Koroner
4 Koroner Koroner Koroner Koroner Koroner
5 Normal Normal Normal
Normal Koroner
Koroner 6
Normal Koroner Koroner Koroner Koroner
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Dari Tabel 5.20 dapat diketahui bahwa hasil proses identifikasi untuk 12 data testing V4 dengan unit hidden 5, dan
μ=0.5, performansi terbaik adalah pada α=0.6 , yaitu mampu melakukan identifikasi dengan kesalahan 1 data yaitu pada
pasien nomor 5, yang seharusnya koroner tetapi dikenali normal. Sementara untuk α=0.5, terjadi kesalahan identifikasi 2 data, demikian juga untuk dan α=0.7, terjadi
kesalahan identifikasi 3 data. Untuk α=0.8 dan α=0.9, masing-masing terjadi
kesalahan identifikasi 5 data. Tabel 5.21 Hasil Identifikasi V1 Data Traning Koroner dengan
μ = 0.6 Jenis
data No.
pasien
α = 0.5 α = 0.6 α = 0.7 α = 0.8 α = 0.9
1 Normal Normal Normal Normal Koroner
2 Normal Normal Normal Normal Koroner
3 Normal Normal Normal Normal Normal 4 Normal Normal Normal Normal Normal
5 Normal Normal Normal Normal Normal Normal
6 Normal Normal Normal Normal Normal 1 Koroner Koroner Koroner Koroner
Koroner 2 Koroner Koroner Koroner Koroner
Koroner 3
Normal Normal
Normal Koroner Koroner
4 Koroner Koroner Koroner Koroner Koroner
5 Normal
Normal Normal
Koroner Koroner Koroner
6 Koroner Koroner Koroner Koroner Koroner
Dari Tabel 5.21 dapat diketahui bahwa hasil proses identifikasi untuk 12
data testing V1 dengan unit hidden 5, dan μ=0.6, performansi terbaik adalah pada
α=0.8, yaitu mampu mengenali semua data dengan benar. Untuk α=0.5, α=0.6 dan α=0.7 ada kesalahan identifikasi sebanyak 2 data, yaitu yang seharusnya koroner
dikenali normal. Sedangkan untuk α=0.9 mampu melakukan identifikasi dengan
kesalahan sebanyak 2 data, yaitu yang seharusnya normal dikenali koroner.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tabel 5.22 Hasil Identifikasi V2 Data Traning Koroner dengan μ = 0.6
Jenis data
No. pasien
α = 0.5 α = 0.6 α = 0.7 α = 0.8 α = 0.9
1 Normal Normal
Normal Koroner Koroner
2 Normal Koroner Koroner Koroner Koroner
3 Normal Normal
Koroner Koroner Koroner 4
Koroner Koroner Koroner Koroner Koroner 5 Normal Normal Normal Normal Normal
Normal 6
Koroner Koroner Koroner Koroner Koroner
1 Koroner Koroner Koroner Normal Normal
2 Koroner Koroner Koroner Koroner Koroner
3 Normal Normal
Koroner Koroner Koroner 4
Normal Koroner Koroner Koroner Koroner
5 Normal Normal Normal
Normal Koroner
Koroner 6
Normal Normal Koroner Koroner Koroner
Dari Tabel 5.22 dapat diketahui bahwa hasil proses identifikasi untuk 12 data testing V2 dengan unit hidden 5, dan
μ=0.6, performansi terbaik adalah pada α=0.7, yaitu mampu mengenali data dengan kesalahan 5 data. Untuk α=0.5,
α=0.6 dan α=0.9, JST hanya mampu melakukan identifikasi dengan benar sebanyak 6 data. Sementara untuk
α=0.8 JST hanya mampu melakukan identifikasi dengan benar sebanyak 5 data saja. Performansi JST untuk identifikasi
pada data V2 tidak terlalu bagus. Hal ini karena antara data normal dan data koroner pada V2 mempunyai pola yang hampir sama, sehingga error antara data
normal dan data koroner hampir sama.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tabel 5.23 Hasil Identifikasi V3 Data Traning Koroner dengan μ = 0.6
Jenis data
No. pasien
α = 0.5 α = 0.6 α = 0.7 α = 0.8 α = 0.9
1 Normal Normal
Koroner Koroner Koroner 2 Normal
Normal Koroner Koroner Koroner
3 Normal Normal
Normal Koroner Koroner
4 Normal Normal Normal Normal Normal 5 Normal Normal Normal Normal Normal
Normal 6 Normal Normal Normal Normal
Koroner 1 Koroner Koroner Koroner Koroner
Koroner 2 Koroner Koroner Koroner Koroner
Koroner 3
Normal Koroner Koroner Koroner Koroner
4 Koroner Koroner Koroner Koroner Koroner
5 Normal
Koroner Koroner Koroner Koroner Koroner
6 Koroner Koroner Koroner Koroner Koroner
Dari Tabel 5.23 dapat diketahui bahwa hasil proses identifikasi untuk 12
data testing V3 dengan unit hidden 5, dan μ=0.6, performansi terbaik adalah pada
α=0.6, yaitu mampu mengenali semua data dengan benar. Untuk α=0.5, dan α=0.6 ada kesalahan identifikasi sebanyak 2 data. Sedangkan untuk
α=0.8 mampu melakukan identifikasi dengan kesalahan sebanyak 3 data, yaitu yang seharusnya
normal dikenali koroner. Untuk α=0.8 terjadi kesalahan identifikasi sebanyak 4
data, yaitu yang seharusnya normal dikenali koroner. Tabel 5.24 Hasil Identifikasi V4 Data Traning Koroner dengan
μ = 0.6 Jenis
data No.
pasien
α = 0.5 α = 0.6 α = 0.7 α = 0.8 α = 0.9
1 Normal Normal Normal Normal Koroner
2 Normal Normal
Koroner Koroner Koroner
3 Normal Normal Normal Normal Normal 4 Normal
Normal Koroner Koroner
Koroner 5 Normal Normal Normal Normal Normal
Normal 6 Normal
Normal Normal
Koroner Koroner
1 Normal Normal
Koroner Koroner Koroner 2 Koroner Koroner Koroner Koroner
Koroner 3
Normal Koroner Koroner Koroner Koroner
4 Koroner Koroner Koroner Koroner Koroner
5 Koroner Koroner Koroner Koroner Koroner
Koroner 6 Koroner Koroner Koroner Koroner
Koroner
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Dari Tabel 5.24 dapat diketahui bahwa hasil proses identifikasi untuk 12 data testing V4 dengan unit hidden 5, dan
μ=0.6, performansi terbaik adalah pada α=0.6 , yaitu mampu mengenali data dengan kesalahan 1 data, yaitu pasien nomor
1 yang seharusnya koroner dikenali normal. Untuk α=0.5, JST mampu melakukan
identifikasi dengan kesalahan sebanyak 2 data. Sementara untuk α=0.7, α=0.8 dan
α=0.9 masing-masing terjadi kesalahan identifikasi sebanyak 2,3 dan 4 data.
5.3 Hasil Performansi Sistem