Buku Si swa Kela s X I I 10
2. Meneladani Allah dengan sifat al-Malik a. Manusia memiliki keterbatasan kepemilikan terhadap sesuatu.
Dengan asma Allah Swt alMalik ini seharusnya manusia sadar bahwa dirinya terbatas. Bukan hanya itu harta benda yang mereka miliki juga terbatas, baik
terbatas jumlahnya atau terbatas pemakaiannya. Manusia hanya bisa memakai harta yang ia milikidi dunia saja. Demikian pula kepemilikan yang ia miliki juga terbatas.
Seseorang bisa saja memiliki karyawan tetapi ia hanya dapat menguasai sisi lahiriah dari karyawannya tersebut. Ia tidak dapat menguasai sisi bathinnya.
b. Pengendalian nafsu
Dengan mengerti dan memahami sifat alMalik dengan baik, seseorang dapat menguasai hawa nafsunya. Godaan yang paling besar bagi manusia adalah godaan
hawa nafsu. Dalam sejarah, umat Islam pernah mengalami kekalahan perang, yaitu dalam perang Uhud. Kekalahan tersebut terjadi karena sebagian dari pasukan umat
Islam tergoda dengan harta ghanimah atau harta rampasan perang sehingga Allah Swt mengurangi kekuatan mereka dan akhirnya mereka kalah di dalam perang. Saat
itu seandainya umat Islam tidak tergoda dengan harta rampasan perang yang ada dan menyakini bahwa Allah Swt adalah Pemilik semuanya, niscaya pasukan umat
Islam akan menang. c.
Bersyukur terhadap nikmat Allah.
Mensyukuri nikmat Allah yang telah diberikan kapada manusia merupakan bentuk pengamalan dari penghayatan seseorang terhadap asama Allah Swt alMalik.
Seseorang akan sadar bahwa pemilik sebenarnya bagi segala sesuatu adalah Allah Swt. Oleh karena itu ketika seseorang sudah berusaha dengan maksimal lalu ia
memperoleh rezeki, maka ia akan mensyukuri rezeki itu. Ia tidak akan mengumpat atau mencaci orang lain karena ia sadar bahwa Allah Swt adalah pemilik sejatinya.
D. AL-HASIB
بساحا
1. Pengertian al-Hasib
AlHasib secara etimologi berasal dari kata hasiba dengan tiga huruf Arab ha, sin dan ba. Setidaknya terdapat empat kata dalam bahasa Arab, yaitu menghitung,
mencukupkan, bantal kecil dan penyakit yang menimpa kulit shingga kulit menjadi putih. Hanya saja makna ketiga dan keempat dari kata alHasib tidak mungkin
dilekatkan kepada Allah Swt. Dalam al Quran kata alHasib disebutkan empat
Di unduh dari : Bukupaket.com
11
Akidah Akhlak Kurikulum 2013
kali. Tiga terkait dengan Allah Swt dan satu terkait dengan manusia. Dua ayat yang terkait dengan Allah Swt dapat diartikan dengan Dzat yang memberi kecukupan. Di
antaranya terdapat dalam firman Allah Swt:
٩ اٗبيِسَح ِ َلٱِب ٰ َف َكَو
“Dan cukuplah Allah sebagai Pembuat perhitungan”QS. Al Ahzab33:39 Imam al-Ghazali mengartikan alHasib dengan Dia yang mencukupi siapa
saja yang mengandalkan diriNya. Sifat ini hanya milik Allah karena tidak ada satu makhlukpun di dunia ini yang dapat mencukupi kebutuhan orang lain. Menurut al-
Ghazali rezeki yang diberikan oleh Allah Swt kepada bayi sesungguhnya karena Al Hasibnya Allah Swt. Allahlah yang mencukupi kebutuhan bayi dengan menciptakan
ibu yang menyusui, air susunya dan instink serta keinginan untuk menyusui. AlHasib dapat diartikan juga dengan menghitung. Jika kata AlHasib dikaitkan
dengan makna menghitung, maka Allah adalah Dzat yang melakukan perhitungan, baik menghitung amal baik dan buruk seorang manusia dengan cermat dan teliti
sehingga tidak ada yang terleps sedikitpun. Terkadang kata alHasib juga dapat diartikan sebagai pemberi perhitungan
2. Meneladani Allah dengan sifat al-Hasib a. Tenang dan tentram bersama dengan Allah Swt.
Seseorang yang memaknai alHasib sebagai Dzat yang memberi kecukupan, maka ia akan nyaman dan tentram. Ia tidak akan terganggu oleh bujuk rayu setan
lalu menjadi sekutunya dan ia tidak akan sedih saat harus kehilangan sesuatu, baik berupa materi atau kesmpatan karena ia yakin dirinya sudah merasa cukup dengan
adanya Allah Swt. Allah Swt berfirman:
٣ ُليِكَو ۡ
لٱ َمۡعِنَو ُ َلٱ اَنُب ۡسَح ْاوُلاَقَو
“Dan mereka menjawab: “Cukuplah Allah menjadi penolong Kami dan Allah adalah Sebaikbaik Pelindung”.QS. Ali Imran3:173
b. Melakukan amal shalih semata-mata karena Allah.
Seseorang yang memaknai alHasib dengan makna perhitungan, maka ia akan meyakini sesungguhnya Allah Swt akan menghitung amal shalih setiap manusia.
Bagi yang meneladaninya, maka terlebih dahulu ia akan sepenuhnya menyadari bahwa hanya Allah Swt yang memberinya kecukupan. Dengan demikian segala yang
ia lakukan ditujukan semata-mata karena Allah Swt. Selain itu segala kehendak yang
Di unduh dari : Bukupaket.com
Buku Si swa Kela s X I I 12
ia lakukan pasti harus sesuai dengan kehendakNya. Hal ini dilakukan karena ia yakin Allah Swt telah mencukupkan kebutuhannya.
c. Melakukan introspeksi diri secara terus-menerus
Seandainya makna alHasib diartikan sebagai Dzat yang memberi perhitungan, maka yang meneladaninya sudah pasti akan senantiasa melakukan introspeksi
diri. Hal tersebut dilakukan karena ia menyadari sepenuhnya kelak Allah Swt akan melakukan perhitungan terhadap dirinya dengan amat cermat dan teliti. Selain itu,
dalam hal apapun yang diminta atas dasar kewajiban agama seperti menunaikan zakat mal misalnya, maka ia akan segera menghitung hartanya dengan cermat dan
penuh ketelitian sehingga tidak ada yang keliru.
E. AL-HADI
ىداها
1. Pengertian al-Hadi
Secara etimologi kata alHadi diambil dari akar kata hadaya, yaitu huruf ha, dal dan ya. Ia dapat diartikan dengan penunjuk jalan karena ia selalu berada di depan
memberi petunjuk. Tongkat bagi orang-orang tertentu misalnya orang buta dapat dikatakan sebagai alHadi karena ia digunakan mendahului kakinya sebagai petunjuk
ke mana kaki harus melangkah. Selain itu alHadi juga dapat berarti menyampaikan dengan lemah lembut. Dari makna ini terlahir istilah hadiah karena hadiah biasanya
disampaikan dengan kelembutan sebagai bentuk simpatik seseorang pada orang lain. Dari kata tersebut juga terlahir kata alhadyu yang berarti binatang yang
disembelih di baitullah sebagai persembahan. Dalam al-Qur’an kata alHadi yang diserta dengan alif dan lam tidak ada. Kata yang ada Hadi tanpa alif dan lam sebanyak
tiga kali seperti firman Allah Swt:
٤ ٖميِقَت ۡسُم ٖطَٰر ِص ٰ َ
لِإ ْآوُنَماَء َنيِ َلٱ ِداَهَل َ َلٱ َنِ
“Sesungguhnya Allah adalah pemberi petunjuk bagi orangorang yang beriman kepada jalan yang lurus”QS. Al Haj22:54
Allah Swt sebagai Al Hadi berarti Allah Swt yang menganugerahkan petunjuk. Petunjuk Allah Swt kepada manusia bermacam-macam sesuai dengan kebutuhan
manusia itu sendiri.
Di unduh dari : Bukupaket.com
13
Akidah Akhlak Kurikulum 2013
2. Meneladani Allah dengan sifat al-Hadi a. Meyakini bahwa petunjuk Allah Swt banyak sekali