DALIL TENTANG Ghibah MOTIVASI BERBUAT Ghibah

Buku Si swa Kela s X I I 166 miskin. Begitu pula yang terkait dengan prilakunya misalnya pembohong, penipu dan sifat buruk lainnya. Syaikh Jamaluddin al-Qasimi mengemukakan sesuatu dapat dikatakan ghibah ketika ia berupa pengungkapan tentang seseorang yang bersifat mengejek. Oleh karena itu ketika seseorang mengejek bukan dengan pembicaraan tetapi dengan gerak, isyarat dan tulisan juga dapat dikatakan ghibah.

B. DALIL TENTANG Ghibah

Al-Quran sangat membenci prilaku ghibah, bahkan Allah Swt mengemukakan prilaku ghibah sama seperti memakan daging mentah saudara sendiri yang sudah meninggal dunia. Allah Swt berfirman: ْاو ُس َسَ َ ت َ ل َو ۖٞمۡثِإ ِّن َظلٱ َضۡعَب َنِإ ِّن َظلٱ َنِّم اٗرِث َك ْاوُبِنَتۡجٱ ْاوُنَماَء َنيِ َلٱ اَهُيَأٓ َي ُۚهوُمُتۡهِر َكَف اٗتۡيَم ِهيِخَأ َمَۡل َلُكۡأَي نَأ ۡمُكُدَحَأ ُبِ ُيَأ ۚا ًضۡعَب مُك ُضۡعَب بَتۡغَي َلَو ٞميِحَر ٞباَوَت َ َلٱ َنِإ َۚ َلٱ ْاوُقَتٱَو “Hai orang­orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba­sangka kecurigaan, karena sebagian dari purba­sangka itu dosa. dan janganlah mencari­cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” QS. Al Hujurat49: 12 Di dalam satu hadits yang diriwiyatkan oleh Anas bin Malik diceritakan bahwa Rasulullah Saw bersabda: “Ketika aku melakukan Mi’raj, aku berpapasan dengan suatu kaum yang memiliki kuku berbentuk tembaga lalu mereka menggaruk wajah dan tangan mereka. Setelah itu Rasulullah Saw bertanya? Siapa mereka wahai Jibril. Jibril menjawab: Mereka adalah orang­orang yang memakan daging manusia dan mereka menjatuhkan harga diri orang lain”. Suatu saat Rasulullah Saw sedang berbincang-bincang dengan para sahabatnya, Saat itu pula tercium aroma tidak sedap. Para sahabatpun bertanya gerangan aroma apakah itu? Rasulullah Saw bersabda: Itu adalah bau busuk orang-orang yang berbuat ghibah. Di unduh dari : Bukupaket.com 167 Akidah Akhlak Kurikulum 2013

C. MOTIVASI BERBUAT Ghibah

Syaikh Jamaluddin al-Qasimi mengemukakan hal-hal yang dapat membuat seseorang pada akhirnya berbuat ghibah: Pertama, Mengobati sakit hati. Biasanya seseorang ketika sakit hati akibat prilaku orang lain, maka untuk mengobati sakit hatinya ia akan mengemukakan perbuatan-perbuatan buruk orang lain tersebut. Hal tersebut dilakukan karena ia merasa bahwa dengan mengemukakan aib orang lain, maka ia sudah merasa puas. Prilaku seperti ini di saat kampanye pilpres sangat banyak terjadi. Oleh karena itu sebaiknya para pendukung masing- masing harus dapat menjaga lisan masing-masing dengan tidak terprovokasi oleh pendukung orang lain. Kedua, Mengikuti teman. Ghibah dapat terjadi karena seseorang ikut­ikutan pada temannya. Biasanya ikut­ikutan ini terjadi karena apabila seseorang tidak mengikuti, maka ia akan dianggap tidak setia kawan. Akhirnya seseorang akan berbuat ghibah karena mengedepankan kesetiakawanan walaupun hal tersebut dilarang oleh agama. Ketiga, Kesombongan dan kebanggaan. Ghibah dapat terjadi karena seseorang akan merasa bangga apabila ia sudah dapat mencaci seseorang di hadapan orang lain. Ia tidak memiliki keinginan apa- apa kecuali kebanggaan dan inilah yang membuat orang lain akhirnya melakukan perbuatan ghibah. Keempat, Iri hati. Iri hati biasanya terjadi ketika ada seseorang yang senantiasa dipuji, dimuliakan dan dicintai oleh masyarakat. Di sini ia berusaha untuk melenyapkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat tersebut dengan mengemukakan keburukan orang yang bersangkutan. Di sinilah dimulainya perbuatan ghibah. Kelima, Bergurau. Di media televisi atau di media sosial lainnya kita sering melihat tayangan yang barangkali maksudnya adalah bergurau. Hanya saja gurauan tersebut dapat menyakiti orang lain. Oleh karena itu sebaiknya perlu diperhatikan bagaimana bergurau yang tidak membuat orang lain sakit hati. Di unduh dari : Bukupaket.com Buku Si swa Kela s X I I 168 Keenam, Menyindir atau mencaci. Menyindir atau mencaci-maki orang lain dengan tujaun menghina termasuk ke dalam perbuatan ghibah. Hal tersebut dilakukan biasa saja terkait dengan fisik, keturunan, prilaku, perbuatan dan ucapan seseorang.

C. CARA MENGHINDARI PRILAKU Ghibah