68
Sebagai penjabaran dari peraturan perundangan di atasnya, terdapat beberapa Peraturan Khusus yang mengatur lebih detail tentang
pelaksanaan K3. Beberapa Peraturan Khusus yang perlu diketahui antara lain:
a. Peraturan Khusus AA Peraturan Khusus untuk Pertolongan Pertama pada Kecelakaan.
b. Peraturan Khusus B Peraturan Khusus tentang Instalasi-instalasi Listrik Arus Kuat
dalam Pabrik- pabrik, Bengkel-bengkel dan Bangunan-bangunan. c. Peraturan Khusus DD
Peraturan Khusus untuk Bejana-bejana berisi udara yang dikempa dan dipergunakan untuk menggerakkan motor-motor bakar.
d. Peraturan Khusus FF Peraturan Khusus mengenai Perusahan-perusahaan, Bengkel-
bengkel dimana dibuat, dipakai aatau dikempa gas di dalabotol baja, silinder atau
bejana. e. Peraturan Khusus K
Peraturan Khusus mengenai Pabrik-pabrik dan Tempat-tempat dimana bahan-
bahan yang dapat meledak diolah atau dikerjakan f. Peraturan Khusus L
Peraturan Khusus mengenai Usaha-usaha Keselamatan Kerja untuk Pekerjaan- pekerjaan di Tangki-tangki Apung.
Banyaknya peraturan perundangan di atas tidak untuk dihafal, namun sekedar untuk diketahui, dipahami dan selanjutnya dapat
diterapkan di lapangan. Untuk mengetahui isinya, para calon tenaga kerja dapat memilih dan membaca peraturan perundangan yang
sesuai dengan bidang yang terkait langsung dengan pekerjaannya. Untuk mendapatkan undang-undang dan peraturan tersebut sebagian
dapat dibeli di toko buku. Apabila tidak ditemukan di toko buku, dapat ditemui di perpustakaan-perpustakan atau di dinasinstansi terkait.
A. 3. Prosedur Penerapan K3
Setelah mengetahui peraturan perundangan tentang K3, yang tak kalah penting adalah menerapkan prosedur K3 di tempat kerja. Bidang
pekerjaan maupun tempat kerja bermacam-macam, oleh karena itu masing-masing bidang pekerjaan memerlukan prosedur penerapan K3
yang berbeda. Namun demikian terdapat beberapa prinsip dasar penerapan K3 yang berlaku secara umum. Salah satu aspek yang perlu
diketahui adalah pengetahuan tentang alat-alat pelindung diri.
Pemakaian alat pelindung diri atau pekerja perlu disesuaikan dengan jenis pekerjaannya. Misalnya alat pelindung kepala bagi pekerja proyek
bangunan dengan operator mesin bubut akan lain, demikian juga kaca
Di unduh dari : Bukupaket.com
69
mata bagi opertor mesin bubut tentu lain dengan kaca mata bagi operator las. Secara umum, berbagai alat pelindung diri bagi pekerja meliputi:
a. Alat pelindung kepala berbagai macam topi, helm b. Alat pelindung muka dan mata berbagai jenis kaca mata
c. Alat pelindung telinga berbagai macam tutup telinga d. Alat pelindung hidung berbagai macam masker
e. Alat pelindung kaki berbagai macam sepatu f.
Alat pelindung tangan berbagai macam sarung tangan g. Alat pelindung badan apron, wearpack, baju kerja
Gambar 3.1.Berbagai macam alat pelindung diri Biasanya tiap perusahaanindustri mempunyai model, warna pakaian
kerja, serta alat pelindung diri lain yang sudah ditentukan oleh masing- masing perusahaan. Seorang pekerja tinggal mengikuti peraturan
pemakaian pakaian kerja serta alat pelindung diri yang sudah ditentukan perusahaan.
Di unduh dari : Bukupaket.com
70
Perlu mendapatkan penekanan adalah kesadaran dan kedisiplinan pekerja untuk memakai pakaian dan alat-alat peindung diri tersebut.
Kadang-kadang pekerja enggan memakai alat pelindung diri karena merasa kurang nyaman atau tidak bebas. Hal ini dapat berakibat fatal.
Pekerja tidak menyadari akibat atau dampak yang terjadi apabila terjadi kecelakaan kerja. Contoh sederhana adalah pemakaian helm bagi
pengendara sepeda motor, mereka memakai helm apabila ada polisi saja. Padahal pemakaian helm adalah demi keselamatan mereka sendiri.
A 4. Penerapan K3 Bidang Pesawat Uap dan Bejana Tekan
Terkait dengan materi buku ini yang banyak mengulas tentang mesin- mesin konversi energi, utamanya tentang pompa, kompresor dan ketel
uap, maka pembahasan tentang K3 dipilih yang berhubungan dengan pesawat uap dan bejana tekan. Berdasarkan Undang-Undang Uap Tahun
1930 pasal 12, pesawat uap harus dilengkapi dengan alat pengaman yang disesuaikan dengan penggolongan ketel uapnya. Dengan adanya
alat pengaman, maka pesawat ketel uap yang dioperasikan akan aman bagi operator maupun lingkungannya.
Perlengkapan ketel uap seperti yang disyaratkan dalam Undang Undang Uap terdiri dari:
a. Katup Pengaman Safety Valve Alat ini berfungsi untuk menyalurkan tekanan yang melebihi
kapasitas tekanan ketel. Apabila tidak ada katup pengaman, ketel dapat meledak karena adanyanya tekanan lebih yang tidak
mampu ditahan ketel.
b. Manometer Pressure Gauge Alat ini berfungsi untuk mengetahui tekanan yang ada dalam ketel
uap dan tekanan kerja yang diijinkan dari ketel uap harus dinyatakan dengan garis merah.
c. Gelas Praduga Water Level Alat ini berfungsi untuk mengetahui kedudukan permukaan air
dalam ketel uap. d. Suling Tanda bahaya
Alat ini berfungsi untuk memberi isyarat suara apabila air di dalam ketel melampaui batas terendah yang ditentukan.
e. Keran Pembuang Blow Down Alat ini berfungsi untuk mengeluarkan kotoran berupa lumpur,
lemak, dan kotoran lain dari dala ketel. Yang perlu diperhatikan adalah pada waktu membuka keran ini, ketel pada kondisi
tekanan dan suhu yang sudah rendah serta pembukaan dilakukan secara perlahan-lahan.
f. Lubang Pembersih
Di unduh dari : Bukupaket.com
71
Lubang pembersih berguna bagi petugas pemeriksapembersih ketel uap dalam membersihkan atau mengeluarkan kotoran-
kotoran dari dalam ketel.
g. Plat Nama Plat nama berbentuk persegi panjang ukuran 140 x 80 mm dan
harus dipasang pada ketel yang berguna untuk mengetahui data yang ada pada ketel uap.
Selain perlengkapan pengaman di atas, yang tak kalah penting untuk diperhatikan adalah pemeliharaan dan pengawasan pesawat uap pada
waktu operasional. Hal ini untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan atau kecelakaan kerja. Apabila sampai terjadi gangguan atau kecelakaan
kerja, kerugian yang timbul antara lain: a Terganggunya proses produksi, b Produktivitas menurun, c Kualitas produksi jelektidak sesuai standar,
d Hilangnya waktu kerja, e Biaya perbaikan pesawat, dan f Kerugian bagi pekerja yang tertimpa kecelakaan sakit, cacat, dan meninggal
dunia.
Menyadari dampak yang timbul akibat gangguan atau kecelakaan kerja tersebut, maka penting untuk diperhatikan perlengkapan K3 bagi
seorang pekerja, baik menyangkut pekerja, mesin dan peralatan, maupun lingkungan tempat kerja.
Kecelakaan atau bahaya yang mungkin timbul dari pesawat uap dan bejana tekan bermacam-macam, antara lain:
a. Semburan api, air panas, uap, gas dan fluida lain b. Debu berbahaya
c. Pencemaran lingkungan berupa asapgas berbahaya d. Sentuhan listrik
e. Kebakaran f.
Ledakan g. Gangguan kesehatan
h. Dan lain-lain. Kecelakaan accident di atas dapat timbul karena beberapa hal,
antara lain: a. Konstruksi yang salah atau tidak memenuhi syarat
b. Tidak dilengkapi alat pengaman, atau terdapat alat pengaman tetapi tidak berfungsi dengan baik
c. Pemeriksaan yang tidak teliti d. Proses kerja yang tidak normaltidak sesuai prosedur
e. Pelayanan yang tidak sesuai prosedur
Di unduh dari : Bukupaket.com
72
f. Terdapat cacat konstruksi pada saat pengoperasian
Untuk mencegah dan menghindari kecelakaan kerja, perlu dilakukan pengawasan kerja secara menyeluruh mulai dari tahap perencanaan
sampai dengan pemakaianpengoperasian pesawat uap dan bejana tekan beserta instalasinya.
A.5. Kebakaran dan Penanganannya
Dari berbagai jenis kecelakaan di tempat kerja, yang perlu mendapatkan perhatian adalah kebakaran. Kecelakaan jenis ini paling
rawan terjadi, baik di tempat kerja umum dan lebih-lebih di industri, pabrik atau bengkel. Apabila sampai terjadi kebakaran, kerugian yang
ditimbulkannya pun cukup besar, bukan hanya kerugian materi tetapi juga kerugian non materi, misalnya korban meninggal dunia.
Kebakaran dapat disebabkan oleh beberapa hal, dan kadang-kadang oleh sebab yang sepele, antara lain membuang puntung rokok
sembarangan, percikan api, hubungan pendek listrik, tata letak peralatan dan bahan yang sembarangan, ledakan tabung, dan lain-lain. Mengingat
rawannya kebakaran serta besarnya kerugian yang mungkin timbul, maka penanganan tentang kebakaran perlu mendapat perhatian bagi
pekerja.
Secara teori, kebakaran atau api dapat terjadi karena 3 tiga unsur yang ada secara bersamaan, yaitu: oksigen, panas, dan bahan yang
dapat terbakar.
Gambar 3.2 Segitiga Api Triangle of Fire Dengan teori tersebut dapat dipahami bahwa apabila salah satu unsur
tidak ada, maka kebakaran atau api tidak akan terjadi. Pemahaman
Oksige
Baha Panas
api
Di unduh dari : Bukupaket.com
73
tentang terjadinya api berguna dalam upaya pemadaman kebakaran. Terdapat empat prinsip dalam pemadaman api, yaitu:
a. Prinsip mendinginkan cooling, misalnya dengan menyemprotkan air.
b. Prinsip menutup bahan yang terbakar starvation , misalnya menutup dengan busa.
c. Prinsip mengurangi oksigen dilotion, misalnya menyemprotkan gas CO
2.
d. Prinsip memutus rantai rangkaian api dengan media kimia e.
Penerapan prinsip-prinsip pemadaman kebakaran di atas tidak dapat disamaratakan, tetapi harus memperhatikan jenis bahan apa yang
terbakar dan media apa yang sesuai untuk memadamkannya. Klasifikasi kebakaran di Indonesia mengacu pada standar Amerika
NFPA National Fire Prevention Association, yang dimuat dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per. 04Men1980. Berdasarkanp
NFPA, terdapat 4 empat klasifikasi kebakaran, seperti pada Tabel di bawah.
Tabel 3.1 Klasifikasi Kebakaran
Kelas Jenis Kebakaran
Kelas A Kebakaran bahan padat kecuali logam, dan meninggalkan
arang dan abu kertas, kayu, kain dan sejenisnya Kelas B
Kebakaran jenis bahan cair dan gas bensin, solar, minyak pelumas, minyak tanah, aspal, gemuk, alkohol, gas alam,
gas LPG dan sejenisnya Kelas C
Kebakaran pada peralatan listrik yang bertegangan Kelas D
Kebakaran pada bahan logam, seperti magnesium, alumunium, kalium, dll
Mengingat karakteristik bahan yang terbakar yang berbeda-beda, maka diperlukan media pemadaman yang berbeda pula sehingga proses
pemadaman berhasil efektif, seperti terlihat pada tabel di bawah.
Tabel 3.2 Jenis Media Pemadaman dan Aplikasinaya
Jenis Media Pemadam Kebakaran Tipe Basah
Tipe Kering Klasifikasi
Jenis Kebakaran
Air Busa
Powder CO
2
Clean Agent
Kelas A Bhn padat
spt. Kayu VVV
V VV
V VVV
Bahan berharga
XX XX
VV VV
VVV Kelas B
Bahan cair XXX
VVV VV
V VVV
Bahan gas X
X VV
V VVV
Di unduh dari : Bukupaket.com
74
Kelas C Panel listrik
XXX XXX
VV VV
VVV Kelas D
Magnesium Alumunium,
Kalium, dll XXX
XXX Khusus
X XXX
Keterangan:
VVV: sangat efektif VV : dapat digunakan
V : kurang tepattidak dianjurkan
X : tidak tepat
XX : merusak XXX: berbahaya
: tidak efisien : kotorkorosif
A. 6. Kesehatan Kerja dan Lingkungan