Kajian Pustaka .1 Pengertian Belajar

Achievement Division STAD di kelas IX SMP Negeri 1 Sampit Tahun Pelajaran 20122013.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan harapan dapat bermanfaat sebagai berikut; 1.5.1 Manfaat bagi guru 1 Memperluas wawasan pengetahuan guru tentang model pembelajaran. 2 Meningkatkan profesionalitas kerja 1.5.2 Manfaat bagi siswa 1 Mendapat layanan pembelajaran yang lebih berkualitas 2 Dapat berperan lebih aktif dalam pembelajaran sesuai dengan potensi yang dimiliki. 1.5.3 Manfaat bagi kepala sekolah 1 Proses pembelajaran yang dikola disekolah lebih berkualitas 2 Guru yang dipimpin memilikia wawasan pengetahuan yang lebih luas dan lebih professional 3 Siswa di sekolah lebih mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan prestasi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN

2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Belajar Seorang belajar jika mendapatkan insight, yang diperoleh kalau seorang melihat Perdagangan tertentu antara berbagai unsur dalam situasi tertentu. Adapun timbulnya insight itu tergantung pada kesanggupan, pengalaman, taraf kompleksitas dari situasi, latihan dan trial and error, Gestalt dalam Sardiman, 2006: 30. Beberapa prinsip belajar yang penting antara lain : 1 manusia belajar dengan lingkungannya secara keseluruhan, tidak hanya intelektual, tetapi juga secara fisik, emosional, sosial dan sebagainya, 2 belajar adalah penyesuaian diri dengan lingkungan, 3 manusia berkembang sebagai keseluruhan sejak kecil sampai dewasa, 4 belajar adalah perkembangan ke arah diferensiasi yang lebih luas,. belajar hanya berhasil apabila memperoleh kematangan untuk memperoleh insight. 5 tidak mungkin ada belajar tanpa ada kemauan untuk belajar, 6 belajar akan berhasil kalau ada tujuan, dan 7 belajar merupakan suatu proses bila seorang itu aktif. Belajar adalah proses mengkonstruksi pengetahuan dari abstraksi pengalaman baik alami atau manusiawi Suparno, 1997:64. Proses konstruksi ini dilakukan secara pribadi dan sosial. Beberapa faktor seperti pengalaman, pengetahuan, yang telah dipunyai, kemampuan kognitif dan lingkungan berpengaruh terhadap hasil belajar.

2.1.2 Pembelajaran Kooperatif

Menurut Eggen dan Kauchak dalam Trianto, 2007:42 pembelajaran kooperatif merupakan sebuah strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Depdiknas 2004:13 pembelajaran koopertif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pengajaran kooperatif memiliki ciri-ciri: 1 Siswa belajar dalam kelompok. Kelompok dibentuk dari siswa-siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedan dan rendah. 2 Diupayakan dalam tiap kelompok terdiri dari ras, suku, budaya, jeniskelamin 3 Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok dari pada perorangan. Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisIPSsi siswa memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya.

2.1.3 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Pembentukan Kelompok Heterogen Pelaksanaan Kuis dan Evaluasi Pemberian Materi dan Kegiatan Kelompok Pemberian Penghargaan Setiap siswa terdiri dari 4-5 orang siswa yang mempunyai nama kelompok tersendiri, tiap siswa mempunyai tugas : menulis dan membaca soal, menggali maksud soal, menjawab soal. Guru memberikan penyajian suatu materi pelajaran melalui metode ceramah, pengamatan atau membahas buku teks, siswa sudah berada dalam kelompoknya Rata-rata nilai individu pada masing-masing kelompok, dinilai dengan kriteria penilaian ; 1. Skor rata-rata 15, sebagai Good Teams 2. Skor rata-rata 20, sebagai Great Teams 3. Skor rata-rata 25, sebagai Super Teams Skor tes sumbangan ≥ 10 poin di bawah skor awal5 10 - 1 poin di bawah skor awal 10 S.d. 10 poin di atas skor awal 20 ≥ 10 poin di atas skor awal 30 Nila sempurna tidak berdasarkan skor awal 30 Salah satu pendekatan dalam pembelajaran kooperatif adalah tipe STAD . Bruce, Carol A. 2009. STAD merupakan model pembelajaran kooperatif secara garis besar model ini terdiri terdiri dari 4 langkah Slavin, 2005: 143, sebagai berikut : 1 Pembentukan kelompok heterogen Pembentukan kelompok ditentukan oleh guru. Guru yang lebih tahu tentang kondisi siswa akan mengelompokkan dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 siswa untuk setiap kelompok. Pembagian kelompok harus heterogen, siswa dalam setiap kelompok dengan kemampuan beragam, tidak membedakan jenis kelamin, ras dan agama. 2 Penjelasan materi dan kegiatan kelompok. Guru memberikan informasi kepada siswa berkenaan dengan kegiatan yang akan dilakukan siswa serta relevansi kegiatan dengan materi pelajaran. Pada saat menyampaikan materi siswa sudah duduk dalam kelompoknya. Selanjutnya siswa melakukan diskusi sesuai arahan guru sesuai LKS atau bentuk tugas lain. 3 Pelaksanaan kuis atau evaluasi Setelah diskusi guru memberikan tes yang harus dikerjakan siswa secara individu. Guru memberi waktu secukupnya sesuai tingkat kesukaran dalam kuis, kemudian memberi skor atas jawaban siswa. 4 Pemberian penghargaan Kelompok yang rata-rata nilai setiap anggotanya paling bagus diberi penghargaan. Hasil tes ini dapat digunakan sebagai data pembentukan kelompok baru untuk pokok bahasan selanjutnya. Secara skematis, model STAD secara umum dapat dilihat pada bagan berikut : Gambar 2.1: Bagan Pembelajaran Model STAD

2.1.4 Keaktifan siswa dalam pembelajaran

Belajar diperlukan aktifitas sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat. Itulah sebabnya aktifitas merupakan prinsip yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Seperti yang dikemukakan oleh Frobel dalam Sardiman 2006:96 bahwa dalam belajar sangat memerlukan kegiatan berpikir dan berbuat. Dalam buku yang sama Montessori juga menegaskan bahwa anak-anak memiliki tenaga-tenaga untuk berkembang sendiri sehingga yang lebih banyak melakukan aktifitas di dalam pembentukan diri adalah anak itu sendiri, sedang pendidik memberikan bimbingan dan merencanakan segala kegiatan yang akan diperbuat oleh anak didik. Dalam penelitian ini keaktifan siswa yang dimaksud adalah keaktifan yang dipenuhi dengan cerminan dari kreatifitas siswa. Indikator aktivitas dan indikator kreatifitas terpadu sehingga memunculkan instrumen keaktifan siswa yang akan diukur. Menurut Paul B. Diedrich dalam Sardiman, 2006:101 aktifitas siswa dalam belajar dapat digolongkan sebagai berikut. 1 Visual Activities, yang termasuk didalamnya misalnya memperhatikan gambar demonstrasi, membaca, percobaan dari pekerjaan orang lain. 2 Oral Activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi. 3 Listening Activities, seperti mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik 4 Writing Activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin. 5 Drawing Activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, diagram. 6 Motor Activities, misalnya melakukan percobaan, membuat konstruksi model, mereparasi, bermain, berkebun, beternak. 7 Mental Activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat, menyelesaikan soal, menganalisis, melihat Perdagangan, mengambil keputusan. Menurut Guilford dalam Alisyahbana 1983:78 terdapat sifat-sifat sebagai indikator dalam perencanaan dan kemampuan kreatif adalah : 1 Fluency, kesigapan, kelancaran, kemampuan untuk menghasilkan gagasan. 2 Fleksibility, kemampuan untuk menggunakan bermacam-macam pendekatan dalam mengatasi persoalan. 3 Originality, kemampuan untuk mencetuskan gagasan-gagasan asli. 4 Elaborator, kemampuan untuk melakukan hal-hal secara detail dan terperinci. 5 Redefinition, kemampuan untuk merumuskan batasan-batasan dengan melihat dari sudut lain dari pada cara-cara yang lazim.

2.1.5 Pembelajaran berbasis kelompok

Untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam IPS Ekonomi perlu dilakukan upaya dengan memberikan suatu alternatif model pembelajaran. Menurut Hudojo 1988 strategi pembelajaran yang jitu adalah membelajarkan siswa dengan melibatkan intelektual siswa secara maksimum. Salah satu alternatif yang mungkin digunakan adalah dengan menggunakan belajar kelompok. Ide utama belajar kelompok adalah memotivasi siswa untuk ikut serta dan membantu satu sama lain dalam menyelesaikan masalah IPS Ekonomi. Sutawijaya 2002 menyatakan bahwa belajar kelompok adalah salah satu alternatif yang perlu digalakkan, dikarenakan pertimbangan sebagai berikut. a. Siswa yang menyelesaikan masalah bersama-sama dengan teman sekelompoknya dalam kegiatan belajar kelompok masing-masing melihat bagaimana masalah itu dan merancang pemecahannya. b. Menjelaskan sesuatu kepada teman biasanya mengarah kepada siswa untuk melihat sesuatu lebih jelas dan seringkali menemukan ketidakkonsistenan pada pikirannya sendiri. c. Ketika suatu kelompok kecil menerangkan solusinya ke seluruh kelas tidak peduli apakah solusi layak atau tidak. Kelompok itu memperoleh kesempatan yang berharga untuk mempelajari hasil yang mereka buat. d. Mengetahui bahwa ada teman sekelompoknya belum bisa menjawab, akan meningkatkan kegairahan setiap anggota kelompok untuk mencoba menemukan jawabannya. e. Keberhasilan suatu kelompok menemukan suatu jawaban akan menumbuhkan motivasi mereka untuk menghadapi masalah baru. Dengan demikian belajar kelompok memberi kesempatan pada siswa untuk memecahkan masalah, melatih berpikir kritis, dan meningkatkan motivasi untuk dapat memecahkan masalah.

2.2 Kerangka Berpikir