Laporan Keuangan Pecking Order Theory

7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Laporan Keuangan

1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut PSAK 1 dalam Juan dan Wahyuni 2012, 120, laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. 2. Komponen Laporan Keuangan Menurut PSAK 1 dalam Juan dan Wahyuni 2012, 120, laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini: a. Laporan posisi keuangan neraca pada akhir periode b. Laporan laba rugi komprehensif c. Laporan perubahan ekuitas d. Laporan arus kas e. Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lainnya f. Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif.

B. Pecking Order Theory

Menurut Husnan dan Pudjiastuti 2006: 275-276, pecking order theory merupakan sebuah teori struktur modal yang dirumuskan oleh Myers dan Majluf 1984 yang menjelaskan mengapa perusahaan akan menentukan keputusan pendanaan mengikuti suatu hierarki sumber dana yang paling disukai. Sesuai dengan teori ini, investasi akan dibiayai dengan sumber dana internal yaitu laba yang ditahan daripada sumber dana eksternal. Dalam hal menggunakan pendanaan dari luar, pinjaman lebih diutamakan dibandingkan tambahan modal dari pemegang saham baru. Menurut Myers 1984: 581, pecking order theory mengasumsikan bahwa: 1. Perusahaan cenderung memilih pembiayaan internal untuk mendanai proyek-proyeknya. 2. Perusahaan menyesuaikan target devidend pay-out ratio dengan kesempatan melakukan investasi. 3. Kebijakan deviden yang kaku, fluktuasi profitabilitas dan kesempatan berinvestasi yang unpredictable menyebabkan dana yang dihasilkan dari kegiatan internal terkadang lebih besar atau lebih kecil dari capital expenditure. Apabila dana internal lebih besar maka perusahaan akan menggunakannya untuk melunasi hutang atau berinvestasi pada marketable securities. Sebaliknya apabila perusahaan mengalami defisit, maka perusahaan akan menurunkan saldo kas atau menjual marketable securities. 4. Ketika perusahaan memerlukan sumber daya tambahan, mereka cenderung memilih utang terlebih dahulu kemudian sekuritas.

C. Leverage