10
yang menggunakan
distance-vector
adalah RIPv1, RIPv2, dan IGRP [4].
Dan terdapat satu lagi routing protokol yang merupakan tingkat lanjut dari routing protokol
distance-vector
, yaitu EIGRP
Enchanced Interior Gateway Routing Protocol
. Akan tetapi EIGRP hanya dapat dijalankan pada router Cisco dan merupakan
hasil pengembangan dari
routing
protokol pendahulunya, yaitu IGRP.
2.4 RIP Routing Information Protocol
RIP merupakan salah satu routing protocol dynamic yang menggunakan algoritma
distance-vector Bellman Ford
, sebuah protokol yang sangat sederhana. RIP menghitung routing terbaik berdasarkan
hop count,
yakni jumlah lompatan yang dilalui sebuah router ketika mengir i m data dari
source
ke
destination
. RIP menggunakan protokol UDP pada port 520 untuk mengirimkan semua isi
routing table
ke router tetangga yang terhubung secara langsung
directly connected
, secara periodik setiap 30 detik [5].
Router yang menerima routing update akan meng-
update routing
table
-nya dan kemudian mengirimkan
routing update
ke router di sampingnya lagi. Proses ini akan terus berulang melalui semua router yang
ada pada jaringan. Setiap perpindahan 1 router maka nilai
hop count
akan bertambah 1. Bila paket data telah melalui 15 router, maka paket tersebut
akan di-
discard
dimusnahkan, meskipun mungkin belum mencapai tujuannya, dan network tujuan juga akan dianggap
unreachability
tidak dapat dicapai.
RIP bekerja dengan baik di
network
-
network
yang kecil, tetapi RIP tidak efisien pada
network
-
network
dengan skala besar, sebab waktu yang dibutuhkan untuk konvergensi menjadi lebih lama. Hal ini terjadi karena
RIP mengirimkan semua informasi
table routing
ke seluruh router ketika
update
. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
RIP dibagi menjadi dua versi, yaitu RIPv1 dan RIPv2. RIP versi satu mengunakan classful
Routing
, yang berarti semua alat di
network
harus menggunakan subnet mask yang sama. Ini karena RIP versi satu tidak
mengirimkan
update
dengan informasi subnet mask di dalamnya. RIP versi dua menyediakan sesuatu yang disebut
prefix Routing,
dan bisa mengirimkan informasi subnet mask bersama dengan
update
–
update
rute, dan ini disebut
classless Routing
[5]
.
Pada tugas akhir ini, penulis murni memfokuskan dan menggunakan algoritma RIP atau yang disebut RIP
konvensional
sebagai kajian penelitian.
2.4.1 Karakteristik RIP
Berikut ini merupakan beberapa karakteristik dari RIP :
Distance vector routing protokol
Metric
berdasarkan pada jumlah lompatan
hop count
untuk pemilihan jalur.
Maximum hop count 15, hop ke 16 dianggap
unreachable.
Secara default update routing Update timer dilakukan
secara
broadcast
setiap 30 detik.
RIPv1
classfull
routing protocol tidak mengirimkan subnet mask pada update.
RIPv2
classless
routing protocol mengirimkan subnet mask pada update.
2.4.2 RIP Timers
Selain
update routing
dilakukan secara
broadcast
setiap 30 detik sekali, RIP juga menggunakan tiga jenis timer yang lain untuk
mengatur
performance
-nya, yaitu : 1.
Invalid timer = 90 detik.
Invalid timer yaitu waktu sebuah jalur dinyatakan tidak
berfungsi atau tidak valid. Kondisi sebuah rute menjadi tidak valid akan dibuat jika
router
tidak mendengar
update
apapun tentang suatu rute tertentu selama periode waktu ini. Ketika
12
itu terjadi,
router
akan mengirimkan
update
ke semua
router
tetangga untuk memberitahu bahwa rute itu sudah tidak valid [5].
2. Holddown timer = 180 detik.
Holddown timer yaitu interval waktu yang berlaku antar
router yang menyatakan bahwa suatu jalur tidak dapat dicapai.
Timer
ini menset lamanya waktu informasi
Routing
ditahan.
Router
akan masuk ke status yang disebut
holddown state
jika sebuah paket
update
yang diterima menunj uka n bahwa rute tidak terjangkau. Ini akan berlanjut sampai
sebuah paket
update
diterima dengan sebuah
metric
yang lebih baik atau sampai
holddown
timer habis expired. 3.
Flush timer = 240 detik.
Flush timer yaitu waktu suatu jalur dihapus dari table
routing. Sebelum rute dihapus dari tabel
Routing
,
router
memberitahu
router
tetangganya tentang rute yang akan mati tersebut. Nilai dari rute invalid timer harus lebih kecil dari
pada nilai rute flush timer. Hal ini akan memberi cukup waktu pada
router
untuk memberitahu
router
tetangganya tentang
router
yang tidak valid sebelum tabel
Routing
local di-
update
. 2.4.3
Cara kerja RIP
1 Setelah RIP di-
enable
router akan mengirimkan permintaan atau
request
ke router tetangga, dan menerima
request
atau respon balik dari router tetangga.
2 Ketika respon balik diterima, router akan menerima informa s i
yang dikirim dan akan melakukan
update
terhadap
routing table
lokal. 3
Setiap router dengan
routing protocol
RIP akan melakukan hal yang sama agar tetap memiliki informasi routing yang terbaru.
13
Gambar 2.4 Cara Kerja RIP Kondisi Awal
Gambar 2.5 Cara Kerja RIP Ketika Melakukan Update -
Asumsi keadaan router baru menyala, router hanya punya informasi tentang jaringan yang terhubung secara langsung
dengan dia. -
Router akan saling mengirimkan informasi yang dia punya. -
Router RTA mengirimkan data tentang jaringan yang terhubung dia secara langung.
- RTB juga mengirimkan data jaringan yang terhubung dia secara
langsung.
- Setiap router melakukan pemeriksaan terhadap data yang
didapat, dibandingkan dengan tabel routing masing- masing. -
Bila belum ada akan dimasukkan, jika sudah ada akan dibandingkan jumlah hop.
14
Gambar 2.6 Cara Kerja RIP Setelah Terjadi Update
2.4.4 Kekurangan RIP
Kekurangan dari
routing protocol
ini adalah terbatasannya jumlah lompatan
hop
yang dapat dijangkau, dimana hop maksima l yang bisa dijangkau adalah 15
hop
. Selain itu RIP memilik i kekurangan lain yaitu :
Slow convergence.
Instability : Setelah router atau link terputus RIP membutuhka n
beberapa waktu untuk menstabilkan.
Hanya dapat menggunakan hop count sebagai metric.
RIP menggunakan bandwith yang besar : Mengirimkan seluruh tabel routing ketika update.
2.5 Network Simulator 2 NS-2