24
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS
Untuk melakukan analisis unjuk kerja RIP pada jaringan
wired
dan
wireless
ini maka akan dilakukan seperti pada tahap skenario perencanaan simulasi jaringan pada Bab III. Hasil dari simulasi yang berupa
output trace-
file
dari setiap
.tcl
selanjutnya dilakukan proses
parsing
AWK sehingga menghasilkan data
real
, kemudian diolah menjadi sebuah grafik yang baik.
4.1 RIP Pada Jaringan
Wired
4.1.1 Throughput Jaringan
Tabel 4.1 Hasil Pengujian
Throughput Wired
Link Tidak Diganggu dan Link Diganggu, dengan Penambahan
Packet Error-Rate
Keterangan : -
PER = Packet Error-Rate
Jumlah Koneksi
Node
Packet
Hasil
Throughput
kbps
Error- Rate
Link Tidak Diganggu
Link Diganggu
3 UDP
15 0.03
2153,86 2058,95
15 0.05
2114,55 2021,49
15 0.10
1749,22 1688,1
15 0.15
1384,02 1351,13
25
2153,86 2114,55
1749,22 1384,02
2058,95 2021,49
1688,1 1351,13
500 1000
1500 2000
2500
0,03 PER 0,05 PER
0,1 PER 0,15 PER
T h
ro u
g h
p u
t k
b p
s
15 Node
Throughput Wired
Link Tidak Diganggu Link DIganggu
Gambar 4.1 Grafik Pengaruh Link Tidak Diganggu dan Link Diganggu, dengan Penambahan
Packet Error-Rate
terhadap Rata-rata
Throughput
pada Jaringan
Wired
Gambar 4.1 menunjukkan bahwa penambahan
Packet Error-Rate
akan menurunkan
throughput
UDP pada skenario
wired,
dengan keadaan link tidak diganggu pada simulasi ini. Semakin tinggi dinaikkan tingkat
kerusakan link nya, akan membuat perlahan
throughput
jatuh, dan semakin tinggi tingkat kerusakan link nya maka
throughput
juga akan semakin jatuh pula. Pada penambahan
Packet Error-Rate
0,03 ke 0,05 terlihat sedikit mengalami penurunan
throughput
, karena hanya berselisih 0,02 dari standar
default
nya. Kemudian dinaikkan lagi menjadi 0,1 dan 0,15. Dari situ terlihat bahwa
throughput
drastis mengalami penurunan yang signifika n. Hal ini terjadi karena semakin besar tingkat kerusakan link nya, maka proses
pengiriman data dari
source
ke
destination
akan mengalami hambatan yang berarti. Atau dengan kata lain, sebuah jalur link sudah tidak effektif lagi
untuk digunakan. Sedangkan penambahan
Packet Error-Rate
pada skenario link diganggu, secara keseluruhan menghasilkan
throughput
sedikit lebih turun dibandingkan skenario link tidak diganggu. Akan tetapi hal itu tidak lah
26
Gambar 4.2 Grafik Pengaruh Link Tidak Diganggu dan Link Diganggu, dengan Penambahan
Packet Error-Rate
terhadap Rata-rata
Delay
pada Jaringan
Wired
1,79205 1,79315
1,79512 1,79817
1,80114 1,80251
1,80539 1,80785
1,78 1,785
1,79 1,795
1,8 1,805
1,81
0,03 PER 0,05 PER
0,1 PER 0,15 PER
D e
la y
m s
15 Node
Delay Wired
Link Tidak Diganggu Link Diganggu
menjadi suatu masalah yang berarti dan tidak terlalu mempenga r uhi performa RIP walaupun diganggu link nya, karena pada dasarnya jaringan
wired
memiliki karakteristik
Unlimited Bandwidth
dan
Lowest Error-Rate.
Oleh sebab itu, secara keseluruhan baik skenario keadaan link tidak diganggu maupun link diganggu, RIP terhitung tetap dapat berjalan baik di
jaringan
wired
sekalipun ditingkatkan kerusakan link nya.
4.1.2
Delay
Jaringan
Tabel 4.2 Hasil Pengujian
Delay Wired
dengan Penambahan
Packet Error-Rate
Jumlah Koneksi
Node
Packet
Hasil
Delay
ms
Error- Rate
Link Tidak Diganggu
Link Diganggu
3 UDP
15 0.03
1,79205 1,80114
15 0.05
1,79315 1,80251
15 0.10
1,79512 1,80539
15 0.15
1,79817 1,80785
27
Gambar 4.2 menunjukkan bahwa penambahan
Packet Error-Rate
akan meningkatkan
delay
pada skenario
wired,
baik dengan keadaan link tidak diganggu maupun link diganggu pada simulasi ini. Semakin dinaikkan
tingkat kerusakan link nya, maka akan mengakibatkan
delay
semakin tinggi pula. Pada skenario link tidak diganggu,
delay
yang dihasilkan akan mengalami peningkatan seiring dengan penambahan
Packet Error-Rate.
Hal ini terjadi karena semakin besar tingkat kerusakan link nya, maka proses pengiriman data dari
source
ke
destination
akan mengalami hambatan yang berarti. Kenaikan
delay
tidak begitu mengalami kenaikan yg signifikan. Hal ini terjadi karena walaupun ditingkatkan kerusakan link nya, dampak dari
error
link nya tidak begitu mempengaruhi
delay
yang dihasilkan, dan ditunjang lagi dengan karakteristik di jaringan
wired
bandwidth yang disalurkan besar dan stabil.
Sedangkan pada skenario link diganggu,
delay
yang dihasilka n mengalami peningkatan dibandingkan dengan skenario link tidak diganggu.
Hal ini terjadi karena, ketika link diganggu atau mengalami pemutusan link, maka RIP akan masuk dalam fase invalid timmer, dimana harus menunggu
maksimal selama 90 detik untuk melakukan pencarian rute jalur baru dengan pemilihan
hop count
seminimal mungkin sebelum jalur itu dinyatakan sudah tidak valid lagi.
28
Gambar 4.3 Grafik Pengaruh Link Tidak Diganggu dan Link Diganggu, dengan Penambahan
Packet Error-Rate
terhadap Rata-rata
Routing Overhead
pada Jaringan
Wired
11089 12521
15791 19130
11154 12713
15965 19389
5000 10000
15000 20000
25000
0,03 PER 0,05 PER
0,1 PER 0,15 PER
R o
u ti
n g
O v
e rh
e a
d
15 Node
Routing Overhead Wired
Link Tidak Diganggu Link Diganggu
4.1.3
Routing Overhead
Jaringan
Tabel 4.3 Hasil Pengujian
Routing Overhead Wired
dengan Penambahan
Packet Error-Rate
Gambar 4.3 menunjukkan bahwa penambahan
Packet Error-Rate
akan semakin meningkatkan
Routing Overhead
pada jaringan
wired
. Pada skenario keadaan link tidak diganggu, terlihat semakin mengalami kenaikan
Routing Overhead
yang relatif tinggi seiring dengan penambahan
packet Error-Rate.
Hal ini terjadi karena di jaringan
wired
bandwidth yang
Jumlah Koneksi
Node
Packet
Hasil
Routing Overhead message Error-
Rate
Link Tidak Diganggu
Link Diganggu
3 UDP
15 0.03
11089 11154
15 0.05
12521 12713
15 0.10
15791 15965
15 0.15
19130 19389
29
disalurkan besar sehingga paket yang didrop sangat besar pula. Ketika semakin banyak paket yang didrop maka routing akan lebih sering
melakukan
control message
. Pada skenario keadaan link diganggu, komentar sama dengan
skenario link tidak diganggu. Akan tetapi pada skenario ini terjadi peningkatan
Routing Overhead
. Hal ini dikarenakan terjadi pemutusan link, maka paket yang didrop akan semakin banyak. Ketika semakin banyak
paket yang didrop maka routing akan lebih sering melakukan
control message
, sehingga menghasilkan
routing overhead
yang lebih tinggi.
4.2 RIP Pada Jaringan