6
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Jaringan Kabel
Wired
Jaringan
wired
atau kabel merupakan salah satu teknologi jaringan yang menggunakan kabel sebagai media perantara untuk berkomunika s i.
Jaringan
wired
memakai media transmisi
port
Ethernet yang berguna sebagai
interface
untuk konektivitas perangkat komputer. Jaringan
wired
berlisensi standar IEEE 802.3. Dalam IEEE 802.3 mayoritas merupakan teknologi
Local Area Network
LAN. Ada beberapa jenis kabel, antara lain kabel coaxial, kabel fiber optik, kabel Twisted Pair, dll. Jenis kabel yang
digunakan untuk jaringan tergantung pada topologi sebuah jaringan. Pada jaringan
wired
, kestabilan koneksi jaringan menjadi suatu keunggulan tersendiri yang tidak dapat dijumpai pada jaringan lain, yakni
jaringan nirkabel
wireless
. Hal ini disebabkan pada jaringan
wired
tidak adanya interferensi atau gangguan penurunan jaringan. Selain itu, pada
jaringan
wired
memiliki karakteristik
Unlimited Bandwidth
dan
Lowest Error-Rate
.
2.2 Jaringan Nirkabel
Wireless
Jaringan
wireless
atau nirkabel merupakan teknologi jaringan modern yang menggunakan media perantara udara atau gelombang radio
sebagai sarana untuk berkomunikasi. Jaringan
wireless
berlisensi standar IEEE 802.11.
Institute of Electrical and Electronics Engineers
atau yang biasa dikenal IEEE adalah sebuah organisasi yang menciptakan dan
mengatur standar teknologi
wireless.
Frekuensi bandwith yang digunaka n adalah 2,4 GHz
802.11b, 802.11g, 802.11
dan 5 GHz
802.11a
. Topologi pada jaringan nirkabel ini dibagi menjadi dua yaitu
topologi nirkabel dengan berbasis infrastruktur
access point
dan topologi nirkabel tanpa memanfaatkan infrastruktur. [7] Jaringan
wireless
7
Gambar 2.1 Jaringan
Wireless
Berbasis Infrastruktur
Gambar 2.2 Jaringan
Wireless
Tanpa Infrastruktur infrastruktur kebanyakan digunakan untuk memperluas jaringan LAN atau
untuk berbagi jaringan agar dapat terkoneksi ke internet. Untuk membangun jaringan infrastruktur diperlukan sebuah perangkat yaitu
wireless access point
untuk menghubungkan
client
yang terhubung dan manajemen jaringan
wireless
. Jaringan
wireless
dengan
mode ad-hoc
tidak membutuhka n perangkat tambahan seperti
access point
, yang dibutuhkan hanyala h
wireless adapter
pada setiap komputer yang ingin terhubung.
Ad-hoc
pada dasarnya adalah jaringan yang diperuntukkan untuk keperluan sementara.
Jaringan
wireless
memiliki karakteristik
Limited Bandwidth
dan
Highest Error-Rate.
Disamping itu memiliki kelemahan lain, yaitu tidak mempunyai kemampuan untuk pengindraan jauh
sensing
ketika sedang mengirim data, sehingga kemungkinan untuk terjadi tabrakan data
collision
menjadi sangat besar Sidharta dan Widjaja, 2013. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
2.2.1 Tantangan Jaringan Nirkabel
Wireless
Pada jaringan
wireless
tentu memiliki sebuah tantangan ketika digunakan, antara lain :
1 Limited Bandwidth
Pada jaringan
wireless
memiliki karakteristik bandwitdh terbatas. Hal ini disebabkan karena harus berbagi kanal radio.
Kemudian efek dari noise dan interferensi jaringan akan semakin
membuat transmisi rate terbatas.
2 Highest Link Error Rate
Link error rate atau tingkat kerusakan link pada jaringan
wireless
sangat tinggi. Link error rate 0,001 di jaringan
wired
adalah 0,1 pada jaringan
wireless
. Semakin tinggi tingkat kerusakan link
nya, tentu akan mempengaruhi
proses pengiriman data dalam jaringan.
2.3
Routing
Protokol
Routing
protokol digunakan untuk mendapatkan rute atau jalur dari satu jaringan ke jaringan lain.
Routing
merupakan proses dimana sebuah router akan memilih rute atau jalur untuk mengirimkan atau mem-
forwar d
suatu paket ke jaringan yang dituju. Router menggunakan IP address tujuan untuk mengirimkan paket. Untuk mengetahui rute yang terbaik
best path
terlebih dahulu sebuah router harus belajar atau bertukar informasi sesama router yang saling terhubung, agar router mengetahui rute mana yang harus
dipilih untuk meneruskan paket ke alamat tujuan.
Routing
protokol digunakan untuk memfasilitasi
pertukaran informasi
routing
antar router. Dengan
routing
protokol, router dapat berbagi informasi mengenai
routing table
, yaitu sebuah informasi tentang jaringan lain yang saling terhubung [4]. Semua
routing
protokol bertujuan mencari rute tersingkat untuk mencapai tujuan dan mempunyai cara sendiri
dalam proses pengiriman paket. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Gambar 2.3 Klasifikasi Dynamic Routing Menurut kategori
Interior Gateway
Protocol IGP, kategori
routing
protokol dynamic yang digunakan dibedakan menjadi dua, yaitu
distance vector
dan
link state
. Pada gambar di bawah ini dapat dilihat klasifika s i
Dynamic Routing
protokol.
2.3.1 Distance Vector
Distance Vector menggunakan jarak dan arah sebagai acuan untuk
routing
. Jarak adalah
hop count
atau jumlah router yang dilalui, dan arah adalah alamat
next hop
atau
interface
keluar yang digunakan oleh router.
Routing
protokol yang digunakan adalah
Bellman-Ford
untuk perhitungan pemilihan jalur. Informasi atau update table pada
distance-vector
dilakukan secara berkala oleh router.
Berbeda dengan
link-state
yang melakukan
update table
setiap ada perubahan pada topologi jaringan, sehingga pada
distance-vector routing protocol
membutuhkan proses komputasi yang lebih sederhana. Update dilakukan secara berkala pada
distance-vector
dimana
update routing
table dikirimkan ke semua router yang terhubung secara langsung. Contoh
routing protocol
10
yang menggunakan
distance-vector
adalah RIPv1, RIPv2, dan IGRP [4].
Dan terdapat satu lagi routing protokol yang merupakan tingkat lanjut dari routing protokol
distance-vector
, yaitu EIGRP
Enchanced Interior Gateway Routing Protocol
. Akan tetapi EIGRP hanya dapat dijalankan pada router Cisco dan merupakan
hasil pengembangan dari
routing
protokol pendahulunya, yaitu IGRP.
2.4 RIP Routing Information Protocol