Hak Asasi M anusia
9 3 Pasal 31 ayat 3 berbunyi, Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan
satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta memiliki akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang
diatur dengan undang-undang. Ini artinya bahwa adanya pengakuan dan jaminan hak memperoleh pendidikan bagi semua warga negara dan
pemerintah menyediakan sarana dan prasarana termasuk pembiayaan pendidikan serta menyelenggarakan pendidikan nasional bagi seluruh
warga negaranya.
8 Pasal 32 ayat 1 berbunyi, Negara memajukan kebudayaan nasional Indo-
nesia ditengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya.
9 Pasal 34 ayat 1 berbunyi, Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara
oleh negara. Ini artinya bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantar, or- ang jompo, dan orang yang mendapat musibah berhak mendapat bantuan
dari pemerintah dan kita sebagai sesama warga negara dapat memberikan bantuan kepada mereka sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Pasal 34 ayat 2 berbunyi, Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak
mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan. Pasal 34 ayat 3 berbunyi, Negara bertanggung jawab atas penyediaan
fasilitas pelayanan kesehatan fasilitas pelayanan umum yang layak.
k. Undang-undang Republik Indonesia N omor 3 9 Tahun 1 9 9 9 tentang Hak Asasi M anusia
Undang-undang ini dengan rinci mengatur tentang hak hidup, hak untuk tidak dihilangkan secara paksa dan tidak dihilangkan nyawa, hak untuk
berkeluarga dan melanjutkan keturunan, hak untuk mengembangkan diri, hak atas rasa aman, hak atas kesejahteraan, hak turut serta dalam
pemerintahan, hak perempuan, hak anak, hak atas kebebasan beragama dan juga mengatur tentang kewajiban dasar, tugas dan tanggung jawab
pemerintah dalam penegakan hak asasi manusia.
Dalam undang-undang ini juga, diatur mengenai pembentukan Komisi Hak Asasi Manusia Komnas HAM. Komnas HAM merupakan suatu
lembaga yang mandiri. Lembaga ini mempunyai fungsi, tugas, wewenang, dan tanggung jawab untuk melakukan pengkajian, penelitian, penyuluhan,
pemantauan, dan mediasi tentang hak asasi manusia.
Undang-undang ini juga mengatur tentang partisipasi masyarakat berupa pangaduan atau gugatan atas pelanggaran hak asasi manusia, pengajuan
Di unduh dari : Bukupaket.com
9 4
Pendidikan Kewar ganegar aan Kelas VII SM P dan M Ts
mengenai perumusan kebijakan hak asasi manusia, penyebaran informasi mengenai hak asasi manusia dan sebagainya. Di samping itu, undang-undang
ini menjadi payung atau pelindung dari seluruh peraturan perundang- undangan tentang hak asasi manusia. Jadi, pelanggaran hak asasi manusia
baik langsung maupun tidak langsung akan dikenakan sanksi pidana, perdata, dan atau administrasi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
l. Undang-Undang Republik Indonesia N omor 5 Tahun
1 9 9 8 tentang Konvensi M enentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman yang Kejam, Tidak
M anusiawi, atau M erendahkan M artabat M anusia
Pada tanggal 9 Desember 1975 Majelis Umum Perserikatan Bangsa- Bangsa telah menerima Deklarasi tentang Perlindungan Semua Orang Dari
Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman yang Kejam, Tidak Manusiawi atau Merendahkan Martabat Manusia.
Deklarasi tersebut memuat per- lindungan terhadap semua orang
dari sasaran penyiksaan dan per- lakuan atau hukum yang kejam,
tidak manusiawi atau merendahkan manusia dan menyatakan perlunya
langkah-langkah efektif untuk men- jamin pelaksanaan deklarasi tersebut.
Langkah-langkah ini mencakup antara lain, perbaikan cara integrasi
dan pelatihan bagi setiap aparatur penegak hukum dan pejabat publik
lainnya yang bertanggung jawab terhadap orang-orang yang dirampas
kemerdekaannya. Apapun penger- tian penyiksaan dalam deklarasi ini
adalah tindak pidana, menurut ketentuan dalam hukum pidana.
Majelis Umum PBB menyetujui secara konsensus rancangan konvensi tersebut pada tanggal 10 Desember 1984. Rancangan konvensi itu dinyatakan
mulai berlaku secara efektif pada tanggal 26 Juni 1978. Pemerintahan Indo- nesia menandatangani konvensi ini pada tanggal 23 Oktober 1985.
Deklarasi dan Piagam Aksi Wina 1993 sepakat, antara lain menghimbau negara-negara anggota PBB untuk secepatnya mengesahkan perangkat-
Gambar 3 .3 Kejadian pelanggar an hak asasi m anusia oleh t ent ar a Am er ika Ser ikat
di penjar a Abu Ghur aib, Ir ak. Ini ber t ent angan dengan Deklar asi PBB. Di
negar a kit a ber t ent angan dengan UU No. 5 Tahun 1 9 9 8 .
Sumber : Pikir an Rakyat , M ei 2 0 0 4
Di unduh dari : Bukupaket.com
Hak Asasi M anusia
9 5 perangkat internasional yang sangat penting di bidang hak asasi manusia,
termasuk Konvensi Menentang Penyiksaan. Sesuai dengan isi Deklarasi Wina 1993, Pemerintahan Indonesia telah menyusun rencana, aksi nasional Hak
Asasi Manusia Indonesia 1998-2003 yang berisi kegiatan-kegiatan prioritas dalam rangka kemajuan dan perlindungan HAM. Prioritas kegiatan tahun
pertama rencana aksi tersebut mencakup pengesahan tiga perangkat internasional di bidang Hak Asasi Manusia, termasuk Konvensi Menentang
Penyiksaan. Konvensi ini sekarang telah disahkan oleh 105 negara.
m. Keputusan Presiden Republik Indonesia N omor 1 8 1 Tahun 1 9 9 8 tentang Komisi N asional Anti Kekerasan
terhadap Perempuan
Sebagaimana kita ketahui dalam UUD 1945 dinyatakan bahwa negara menjamin semua warga negara mempunyai kedudukan yang sama di dalam
hukum dan pemerintahan. Hal ini juga didukung dengan beberapa hasil konvensi, antara lain konvensi mengenai Penghapusan Segala Bentuk
Diskriminasi terhadap Wanita Tahun 1979, Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman Lain yang Kejam, Tidak Manusiawi atau
Merendahkan Martabat Manusia, dan Deklarasi PBB Tahun 1993 tentang Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan. Konvensi-konvensi dan
Deklarasi PBB, pada intinya menentang bentuk kekerasan terhadap perempuan yang merupakan salah satu bentuk pelanggaran hak-hak asasi
manusia.
Dalam rangka pencegahan dan penanggulangan masalah-masalah
kekerasan terhadap perempuan serta penghapusan segala bentuk tindak
kekerasan yang dilakukan terhadap perempuan di Indonesia, maka di-
bentuk komisi yang bersifat nasional. Komisi ini dibentuk berdasarkan
Kepres RI No. 181 Tahun 1998, yang diberi nama Komisi Nasional Anti
Kekerasan terhadap Perempuan yang berdasarkan Pancasila dan bersifat
independen. Komisi ini bertujuan:
1 Menyebarluaskan pemahaman atas segala bentuk kekerasan terhadap
perempuan yang berlangsung di Indonesia.
Gambar 3 .4 Salah sat u kor ban keker asan t er hadap wanit a, m engakibat kan si kor ban
luka memar ter us dan dihantui tr auma ber at.
Sumber : Dokum ent asi Rosda
Di unduh dari : Bukupaket.com
9 6
Pendidikan Kewar ganegar aan Kelas VII SM P dan M Ts
2 Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi penghapusan segala bentuk
kekerasan terhadap perempuan di Indonesia. 3
Peningkatan upaya pencegahan dan penanggulangan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan perlindungan hak asasi perempuan.
n. Undang-undang Republik Indonesia N omor 9 Tahun 1 9 9 8 tentang Kemerdekaan M enyampaikan Pendapat
di M uka Umum
Perwujudan kehendak warga negara secara bebas dalam menyampaikan pendapat, baik lisan, tulisan, dan sebagainya harus tetap dipelihara. Hal ini
dilakukan agar seluruh tatanan sosial di Indonesia tetap terbebas dari penyimpangan hukum.
Pelaksanaan penyampaian pendapat tetap menjunjung tinggi proses keterbukaan dalam pembentukan dan penegakan hukum. Oleh karena itu,
penyampaian pendapat tidak menciptakan disintegrasi sosial, tetapi justru harus dapat menjamin rasa aman dalam kehidupan masyarakat.
Undang-undang ini diharapkan dapat mencegah tekanan-tekanan fisik maupun psikis, yang dapat mengurangi jiwa dan makna dari proses
keterbukaan dalam penegakan hukum.
o. Undang-undang Republik Indonesia N omor 2 6 Tahun 2 0 0 0 tentang Pengadilan HAM