menyatakan bahwa remaja saat ini menggunakan handphone
untuk berkomunikasi, menambah wawasan serta menghidur diri dengan berbagai game
yang ada. Pernyataan pastor paroki dan pendamping mengenai tujuan remaja
menggunakan handphone di atas ialah sebagai sarana komunikasi untuk jarak jauh maupun dekat. Kemudian pastor moderator yang berkarya dalam bidang
kepemudaan mengatakan bahwa: “Tujuan remaja menggunakan handphone
adalah untuk mempermudah akses informasi serta menjalin interaksi sosial dan sebagai sarana hiburan misalnya game dan
selfie.” Hasil penelitian pada tabel 4 mengenai tujuan remaja menggunakan
handphone mengungkapkan bahwa tujuan mereka menggunakan handphone
adalah untuk mempermudah berkomunikasi dengan keluarga dan sahabat, selain itu agar mereka selalu mengetahui perkembangan informasi dari luar, seperti yang
dikatakan salah satu responden: “Yang pasti tujuan saya menggunakan handphone
adalah untuk memperoleh berbagai informasi, baik berupa pengetahuan maupun mengeksplor bakat dan kemampuan R2
3.” Kemudian remaja yang lain mengatakan bahwa tujuan mereka
menggunakan handphone adalah untuk memperoleh informasi seperti pengetahuan dan juga mengeksplor bakat serta kemampuan mereka, selain itu
untuk mempermudah komunikasi serta untuk menikmati hiburan seperti games. Dalam hasil penelitian di atas mengenai sikap remaja dalam penggunaan
handphone pastor paroki mengungkapkan bahwa terkadang remaja menggunakan
handphone secara positif maupun negatif. Positif di sini ditandai dengan
penggunaan handphone sebagai sarana komunikasi, menambah wawasan serta menyampaikan dan menerima pesan dengan cepat tanpa perlu bertatap muka.
Sedangkan negatif dilihat dari cara menggunakan handphone dengan tidak bijak. Hal ini kembali menyatakan bahwa handophone dapat memberikan pengaruh
positif dan negatif dalam sikap remaja. Kemudian pastor moderator menyatakan bahwa: “Sikap remaja saat ini terhadap handphone memiliki keinginan untuk
terus memegang handphone serta ada sikap ketergantungan dan akibatnya adalah sikap acuh atau cuek dengan real
itas konkret di sekitar mereka”. Pendamping juga menyatakan bahwa sikap remaja yang terlihat ialah mereka menggunakan
handphone tidak tepat guna, sehingga tujuan sebenarnya penggunaan handphone
untuk memudahkan komunikasi menjadi tujuan yang kurang baik. Hasil penelitian mengenai manfaat yang remaja dapatkan dalam tabel di
atas menurut pastor paroki adalah semakin mudah untuk berkomunikasi tanpa perlu memperhitungankan waktu yang lama. Diungkapkan lagi oleh pastor
moderator yaitu: “Beberapa manfaat penggunaan handphone ialah untuk mengakses informasi sehingga lancar, efektif dan efisien, menambah teman,
menjadi sarana rekreasi buang suntukbosan, sarana menggali ilmu dan mengembangkan kreativitas”.
Pendamping juga menyatakan bahwa manfaat remaja menggunakan handphone
ialah mereka lebih terbuka akan dunia luar dan memudahkan untuk berkomunikasi. Sedangkan dalam tabel 4 terdapat pernyataan remaja mengenai
manfaat yang mereka dapatkan dalam penggunaan handphone. kemudian dapat dilihat pula dalam tabel 4, remaja menyatakan bahwa dengan menggunakan
handphone mereka mendapatkan pengetahuan yang luas mengenai kehidupan dan
rohani, dan bisa mengikuti trend, serta mengetahui informasi mengenai pendidikan terbaru selain itu pula mudah untuk berkomunikasi juga
mempermudah dalam mengerjakan tugas sekolah, yang kemudian dinyatakan salah satu remaja:
“Manfaat dalam menggunakan handphone ialah, komunikasi dengan orang-orang yang dekat atau pun jauh menjadi lebih mudah, efektifitas
waktu dalam arti tidak harus bertemu secara langsung untuk berkomunikasi, banyak mendapatkan informasi dengan mudah dan cepat, sehingga membantu
saya dalam banyak hal ” R10.
Kemudian responden lain menyatakan bahwa manfaat dari penggunaan handphone
ialah sebagai sarana mendapatkan hiburan. Remaja lain menyatakan manfaat dari penggunaaan handphone adalah membuat semuanya menjadi lebih
mudah. Kemudian responden lain juga menyatakan bahwa manfaat dari penggunaan handphone mempermudah mendapatkan informasi, memudahkan
komunikasi serta memperluas jaringan persahabatan. Dengan manfaat-manfaat yang dirasakan oleh para responden kembali mengingatkan karakteristik hidup di
era digital, yaitu kita mampu memperoleh informasi yang berlimpah, relasi semakin bertambah namun hanya sebatas dalam genggaman, banyak
mendapatakan berbagai macam informasi dengan cepat tetapi tidak melalui poses yang mampu memperdalam pengetahuan yang ada.
Selanjutnya hasil penelitian mengenai dampak positif yang diterima remaja melalui penggunaan handphone menurut pastor paroki adalah dapat
berkomunikasi dengan cepat. Begitu pula dengan pendamping yang menyatakan
bahwa dampak positif yang remaja terima yaitu wawasan mereka semakin bertambah luas serta relasi semakin bertambah. Kemudian dinyatakan lagi oleh
pastor moderator : “Dampak positif yang remaja terima adalah mempermudah
akses informasi dan lebih efektif serta efisien dalam berkomunikasi, selanjutnya untuk menambah teman relasi, selain itu pula untuk sarana rekreasi, menggali
ilmu dan mengembangkan kreativi tas”.
Dalam tabel 4 dapat dilihat bahwa remaja memberikan pernyataan menganai dampak positif dari penggunaan handphone. Beberapa responden
menyatakan bahwa dampak positif yang mereka rasakan ialah memudahkan berkomunikasi, wawasan mereka semakin bertambah dan juga mereka dapat
berbagai pengalaman dan juga mempermudah mereka dalam mengerjakan tugas sekolah.
Seperti yang dinyatakan oleh salah satu responden: “Dampak positif penggunaan handphone menjadikan diri lebih komunikatif dalam arti tidak kuper
kurang pergaulan, mempermudah untuk menerima dan berbagi informasi”
R17. Selanjutnya responden lain menyatakan dampak positif dari penggunaan
handpnone adalah sebagai sarana komunikasi jarak jauh maupun dekat melalui
chat, telepon atau pun video call. Dampak postitif lainnya bahwa menggunakan handphone
memberikan informasi yang luas mengenai pelajaran, politik dan hal lainnya.
Pada tabel 1 dapat dilihat bahwa pastor paroki, pastor moderator dan pendamping menyatakan dampak negatif yang diterima remaja dari penggunaan
handphone . Pastor paroki menyatakan bahwa remaja menjadi boros dengan uang,
tidak bijak dalam mengatur waktu dan dapat mencelakakan. Pendamping juga menyatakan bahwa remaja menjadi kurang berkomunikasi dan kurang relasi
dengan orang-orang yang ada di sekitar mereka mengasingkan diri dan mereka lebih mementingkan dunia maya, selanjutnya dipertegas oleh pernyataan pastor
paroki : “Dampak negatif yang dapat diterima oleh remaja ialah para remaja menjadi sibuk dengan diri sendiri individualis, kecendrungan malah untuk
bergerak atau beraktivitas fisik seperti kerja dan olahraga, lupa waktu sehingga kurang disiplin, interaksi sosial secara langsung berkurang dan akhirnya menjadi
kecanduan game ”.
Pada tabel 4 remaja menjelaskan dampak negatif dari penggunaan handphone
. Beberapa responden mengatakan bahwa dampak negatif dari penggunaan handphone ialah membuat mereka lupa waktu, lupa untuk belajar dan
menjadikan mereka tidak aktif dalam pergaulan sosial. Kemudian responden lainnya menyatakan bahwa dampak negatif dari penggunaan handphone adalah
dapat merusak penglihatan mata, menyebabkan radiasi pada otak dan telinga serta memicu kanker otak, selain itu pula membuat kita menjadi boros. ada pula yang
menyatakan bahwa dampak negatif yang ditimbulkan dari penggunaan handphone adalah dapat mempengaruhi sikap dan perilaku remaja mejadi buruk dikarenakan
mengakses situs-situs pornografi serta akhirnya menyebabkan cyber crime, dan bullying
via internet. Seperti yang dikatakan oleh salah satu responden: “Dampak
negatif penggunaan handphone ialah rawan terhadap tidak kejahatan dalam dunia maya, pemborosan, mempengaruhi sikap dan perilaku, menciptakan lingkungan
yang tidak sehat” R19. Data penelitian tersebut membuktikan bahwa handphone
memang dapat memberikan dampak negatif serta positif. Dampak positif yang mereka terima dapat membantu mereka dalam kegiatan sehari-hari yang mereka
alami. Tetapi dampak negatif juga dapat menghambat mereka, terlebih dapat mempengaruhi relasi mereka terhadap lingkungan sosial dan juga dapat membuat
kesehatan mereka menjadi terganggu. Pada tabel 4 dapat dilihat sejauh mana remaja mampu menggunakan
handphone secara bijak. Ada yang mengatakan, selama ini mereka sudah bijak
dalam menggunakan handphone, karena handphone digunakan untuk mencari informasi yang berhubungan dengan tugas sekolah serta menggunakan handpone
dengan tidak berlebihan. kemudian ada yang menyatakan bahwa mereka masih belum bijak dalam menggunakan handphone karena terkadang lupa waktu serta
lupa tempat dan terkadang mereka membuka situs-situs yang tidak baik.
b. Hidup Beriman Remaja
Pada tabel 2 dapat dilihat pastor paroki, pastor moderator, dan pendamping memberikan pernyataan mengenai tantangan dalam hidup beriman remaja saat ini.
Pastor moderator menyatakan bahwa tantangan yang mereka hadapi ialah tawaran-tawaran dari dunia teknologi yaitu internet, pergaulan bebas, narkoba,
dan paham radikal kelompok tertentu. Kemudian pendamping menyatakan bahwa tantangan yang dihadapi oleh remaja adalah mereka tidak menyeimbangkan antara
kehidupan beriman dan kenyataan hidup, sehingga mudah rapuh dan goyah, serta iman mereka kurang mengakar. Dipertegas oleh pastor paroki:
“Saat ini tantangan hidup beriman yang dihadapi oleh remaja misalnya adalah pengaruh global,
kemajuan teknologi, dan pengaruh lingkungan dimana mereka tinggal dan berinteraksi”. Remaja mengungkapkan tantangan yang mereka hadapi dalam
hidup beriman yang terdapat di dalam tabel 5. Beberapa responden mengatakan bahwa tantangan yang dialami dalam hidup beriman adalah kemajuan tekologi,
kemudian responden lain mengatakan bahwa tantangan yang meraka hadapi adalah pengaruh lingkungan yang kurang baik, misalnya pergaulan, media sosial
sehingga dapat menggoyahkan kehidupan beriman. Selanjutnya responden lainnya menyatakan bahwa tantangan yang dihadapi ialah rasa emosiaonal dalam diri
yang belum dapat dikontrol sehingga sulit untuk dekat dengan orang tua dan menerima pembinaan iman dari orang tua. Ada pula responden yang menyatakan
bahwa tantangan yang mereka hadapi adalah rasa malas untuk berdoa dan mengikuti misa dan kegiatan di Gereja. Kemudian dinyatakan oleh salah satu
responden: “Tantangan yang saya hadapi dalam hidup beriman, apalagai zaman
sekarang ialah kemajuan teknologi yang membuat kita terkadang lupa akan waktu dan tidak bisa membagi waktu untuk memper
hatikan dan mengembangkan iman” R1.
Media komunikasi termasuk handphone sangat berpengaruh di dalam kehidupan , dan remaja merupakan penerima pertama yang paling langsung dari
media Komisi Kateketik, 2015:45. Pernyataan ini mengungkapkan bahwa seluruh sendi kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari media komunikasi
termasuk kehidupan beriman, dan di sini remaja menjadi salah satu penerima langsung dampak tersebut, karena remaja lahir dan bekembang dalam era tersebut.
Dalam era digital ini tidak dapat dihindari bahwa tantangan-tatangan dari luar diri dapat mengganggu hidup beriman, termasuk kemajuan-kemajuan
teknologi yang ada. Terlebih tantangan tersebut dapat menganggu hidup beriman remaja, dan jika tidak diatasi, akan merusak hidup beriman remaja. Dalam tabel 2
dapat dilihat data hasil penelitian mengenai kegiatan menggereja yang diikuti oleh remaja. Pastor paroki, pastor moderator dan pendamping mengatakan bahwa
kegiatan yang sering diikuti oleh remaja misalnya beribadah, misa setiap minggu, pertemuan kelompok, OMK, latihan tari dan lagu.. Pembina mengatakan bahwa
kegiatan yang sering diikuti remaja adalh OMK, PPA Putrai Altar, Kerasulan tourne.
Seperti yang dinyatakan oleh Pastor moderator: “Kegiatan yang sering remaja ikuti adalah Misa hari minggu dan hari raya, kerasulan ke stasi tourne,
Ekaristi Kaum Muda EKM, Temu Oang Muda Katolik TOMK, Rekoleksi atau retret, Misdinar, Koor, dan Bakti Sosial
”. Pada tabel 5 remaja juga menyatakan kegiatan apa saja yang telah mereka
ikuti. Semua responden mengatakan bahwa kegiatan yang mereka ikuti selama ini misalnya PPA Putrai Altar, OMK Orang Muda Katolik, Misa Hari Minggu,
Tourne ke stasi-stasi, KTM Kelompok Tritunggal Maha Kudus seperti yang diungkapan oleh salah satu responden:
“Kegiatan menggereja yang saya ikuti selama ini misalnya adalah OMK Orang Muda Katolik, Tournemerasul ke stasi-
stasi, KTM Kelompok Tritunggl Maha Kudus, dan berpartisipasi dalam perlombaan” R12.
Dalam tabel 2 terdapat pernyataan pastor paroki, pastor moderator dan pendamping yang mengatakan bahwa kegiatan menggereja tersebut semakin
membantu remaja dalam hidup beriman remaja. Dalam tabel 5 semua remaja yang menjadi responden mengatakan bahwa kegiatan menggereja tentu saja membantu
mereka dalam hidup beriman mereka. Kemudian dipertegas oleh pembina yang menyatakan bahwa:
“Ya, menurut saya pribadi bahwa kegiatan menggereja tersebut sangat membantu remaja dalam hidup be
riman mereka.” Pada tabel 5 terdapat pertanyaan mengenai aplikasi rohani apa saja yang
digunakan oleh remaja saat ini. Jawabaan yang diberikan oleh para remaja pun berbeda-beda. Beberapa responden mengatakan bahwa mereka menggunakan
aplikasi rohani seperti eKatolik. Kemudian responden lainnya menjawab bahwa aplikasi rohani yang mereka instal adalah Alkitab Ekeltronik. Selanjutnya
beberapa responden lainnya mengatakan bahwa untuk saat ini mereka tidak menginstal aplikasi tersebut.
Dalam tabel 5 terdapat pernyataan remaja mengenai frekuensi waktu dalam membuka situs-situs rohani melalui handphone yang mereka miliki. Ada
responden yang mengatakan bahwa mereka lumayan sering membuka situs rohani dari handphone mereka, seperti yang diungkapkan salah satu responden:
“Saya lumayan sering membuka situs rohani dalam handphone saya, minimal 1 kali
dalam sehar i mereka membuka situs tersebut “ R10. Kemudian responden
lainnya mengatakan bahwa mereka terkadang membuka situs rohani tersebut tetapi hanya saat mengerjakan tugas Pendidikan Agama Katolik saja. selanjutnya
responden yang lain mengatakan bahwa mereka jarang membuka situs rohani. Pada tabel 2 dapat dilihat pator paroki, pastor moderator dan pendamping
yang mengatakan bagaimana remaja menggunakan handphone dalam hidup
beriman mereka. Pastor paroki mengatakan bahwa handphone digunakan dalam pembinaan hidup beriman sejauh mereka berkomunikasi dengan benar dan
digunakan untuk pembinaan. Peendamping mengatakan bahwa handphone digunakan sebagai sarana berkomunikasi dalam organisasi atau kegiatan yang
mereka ikuti, sehingga mereka lebih mudah berinteraksi dan saling berbagi. Kemudian dipertegas d
engan jawaban pastor moderator: “Sejauh ini handphone digunakan sebagai sarana berkoordinasi atau berbagi informasi terkait kegiatan
menggereja serta melalui handphone mereka memposting kata-kata atau ayat Kitab Suci dan dibagikan di grup komunitas masing-
masing”. Dalam tabel 5 pun dapat dilihat sejauh mana remaja menggunakan
handphone dalam hidup beriman. Beberapa responden menyatakan bahwa
handphone belum digunakan dalam hidup beriman. Tetapi Beberapa responden
mengatakan bahwa sejauh ini handphone digunakan sebagai sarana dalam hidup beriman.
Seperti yang dinyatakan oleh salah satu responden: “Sejauh ini handphone
digunakan sebagai sarana hidup beriman, misalnya dengan mengakses situs rohani, membuka aplikasi rohani yang terdapat dalam handphone sehingga
mendapatkan ilmu agama, serta dapat membagikan informasi tentang hidup beriman kepada sahabat-
sahabat saya” R8. Dari data yang telah diperoleh di atas, dapat dilihat bahwa untuk saat ini, handphone telah digunakan dalam hidup
beriman remaja. Handphone digunakan sebagai sarana seperti: berbagi hal-hal rohani, berkoordinasi, dan lain-lain. Dalam hal ini terlihat bahwa handphone telah
digunakan sebagai sarana bagi hidup beriman remaja, tetapi belum maksimal. Saat ini, Paus Fransiskus memberikan contoh bagi kita kaum Kristiani untuk selalu
memanfaatkan kemajuan teknologi sebagai sarana penginjilan dan katekese. Dalam akun instagramnya Paus selalu memposting hal-hal yang berbau rohani
dan ajaran-ajaran mengenai kasih. Pada tabel 2 terdapat pernyataan dari pastor paroki bahwa handphone
dapat memberikan manfaat bagi hidup beriman remaja sejauh digunakan dengan baik. Ditegaskan lagi
oleh pastor moderator: “Handphone dapat memberikan manfaat jika dihunakan secara wajar dan semestinya, sehingga juga memberikan
ma nfaat bagi hidup beriman remaja”.
Kemudian pendamping juga mengatakan bahwa handphone dapat membantu mereka dalam media komunikasi yang dilaksanakan dalam hidup
beriman mereka misalnya kegiatan menggereja. Pada tabel 5, responden mengatakan bahwa sejauh ini handphone sangat bermanfaat bagi hidup beriman
mereka. Responden lainnya mengatakan bahwa sejauh ini handphone cukup memberikan manfaat bagi hidup beriman mereka, dan ada pula yang mengatakan
bahwa sejauh ini handphone belum sepenuhnya bermanfaat dalam hidup beriman mereka, karena handphone belum dimanfaatkan dalam hidup beriman.
c. Usulan atau Harapan Untuk Mengatasi Dampak Penggunaan
Handphone Terhadap Hidup Beriman Remaja
Pada tabel 3 pastor paroki menyatakan bahwa yang perlu diupayakan ialah memberikan pemahaman tentang apa itu tujuan penggunaan handphone,
selanjutnya diperikan pemahaman agar tidak menyalahgunakan handphone dalam keseharian mereka. Kemudian pendamping pun mengatakan bahwa upaya yang
perlu dilakukan ialah dengan memberikan pencerahan kepada mereka serta perlu
pengawasan dari orang tua. Selanjutnya usulan kembali dipertegas oleh pastor moderator yang menyatakan
: “Upaya yang perlu dilakukan ialah penyadaran lewat seminar atau konferensi dalam kesempatan rekoleksi atau ret-ret tentang
etika komunikasi, dampak serta manfaat media komunikasi”.
Pada tabel 6 pun remaja mengatakan upaya-upaya yang perlu dilakukan. Sebanyak 17 responden mengatakan bahwa upaya yang perlu dilakukan ialah dari
diri sendiri mengurangi durasi pemakaian handphone, menggunakan handphone untuk lebih pada hal yang positif. Beberapa responden mengatakan upaya yang
perlu dilakukan ialah mengikuti kegiatan rohani di Gereja, seperti organisasi yang ada dalam kegiatan menggereja serta mengikuti rekoleksi, retret dan lain-lain.
Selanjutnya responden lainnya mengatakan bahwa upaya yang perlu dilakukan ialah memberikan kesadaran bagi orang tua untuk mengawasi anak-anaknya
dalam menggunakan handphone.
D. Kesimpulan Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai “Dampak
Penggunaan Handphone Terhadap Hidup Beriman Remaja di Wilayah Ngabang Kota, Paroki Salib Suci Ngabang, Kalimantan Barat”, penulis mengambil
beberapa kesimpulan. Kesimpulan tersebut terdiri dari pandangan pendamping mengenai sikap remaja terhadap penggunaan handphone, selanjutnya sejauh mana
handphone digunakan dalam hidup beriman remaja dan upaya yang perlu
diperhatikan demi mengatasi dampak negatif penggunaan handphone dalam hidup beriman remaja.
Telah diteliti bahwa ada kesamaan pandangan antara pendamping dan remaja, bahwa saat ini remaja belum mampu menggunakan handphone secara
bijak. Hal ini dapat dibuktikan dari pernyataan oleh pendamping dan remaja, bahwa para remaja belum mampu mengatur waktu dalam menggunakan
handphone tersebut, sehingga tanggungjawab mereka sebagai pelajar menjadi
terganggu. Kehidupan sosial mereka secara nyata juga terganggu, karena mereka lebih senang akan kegiatan di depan layar dibandingkan untuk berinteraksi dengan
masyarakat sekitar. Para remaja juga lebih memanfaatkan handphone sebagai sarana untuk memenuhi keinginan diri dalam arti mencari hiburan, informasi serta
mengekspresikan diri. Pendamping menyapaikan bahwa dengan penggunaan handphone
secara berlebihan dapat memberikan dampak negatif bagi remaja, misalnya boros, lupa waktu, dan lain-lain.
Dari wawancara yang telah dilakukan penulis kepada Pastor Paroki, Pastor moderator serta Pendamping dikatakan bahwa saat ini penggunaan
handphone berpengaruh besar bagi seluruh segi kehidupan remaja, tidak hanya
dalam kehidupan mereka sehari-hari tetapi juga di dalam kehidupan beriman mereka. Penggunaan handphone yang tidak terkontrol mampu menjerumuskan
remaja ke dalam hal-hal yang negatif. Jika remaja tidak bijak dalam penggunaan handphone
, mereka dapat melakukan hal-hal yang negatif seperti : mengakses situs-situs pornografi, melakukan bullying, cyber crime, bahkan mereka menjadi
individualis dan tidak mau bersosialisasi dengan dunia luar. Hal-hal negatif yang di dapat dari penggunaan handphone tersebut mampu merusak hidup beriman
remaja.
Kemudian remaja menyatakan bahwa mereka menggunakan handphone dari usia yang terbilang cukup dini mulai dari SD dan SMP. Penggunaan
handphone memang membantu mereka untuk berkomunikasi juga menambah
relasi. Bukan hanya remaja saja yang merasakan dampak tersebut, tetapi semua kalangan yang menggunakan handphone. Tetapi setelah ditelaah kembali melalui
wawancara kepada Pastor paroki, Pastor moderator dan pendamping remaja bahwa saat ini pandangan mereka mengenai sikap remaja dalam penggunaan
handphone akhir-akir ini belum bijak dan tanpa remaja sadari mereka dapat
pengaruh positif dan negatif. Positif yang dimaksud ialah melalui handphone kaum muda mampu
menjalin komunikasi lebih baik, mereka menjadi update akan dunia luar, wawasan menjadi luas, dapat dengan mudah berkoneksi dengan orang lain. Tetapi
di sisi lain hal yang negatif ialah mereka menjadi individualis yang berarti mereka mengasingkan diri dengan dunia nyata, tidak perduli dengan lingkungan sekitar,
acuh tak acuh, menjadi boros. Penggunaan handphone jika tidak disikapi dengan baik, akan membawa pengaruh buruk bagi para remaja.
Penggunaan handphone dalam hidup beriman remaja saat ini sebagai sarana berbagi. Handphone bukan lagi benda asing bagi kaum remaja, maka saat
ini remaja menggunakan handphone sebagai sarana berbagi informasi, membagikan ayat-ayat kitab suci, membagikan renuangan harian dalam grup
media sosial yang mereka miliki. Melalui kegiatan ini remaja telah memulai menggunakan handpone sebagai sarana mengembangkan iman. Pendamping pun
memberikan dukungan dengan menjadi penggerak di dalam grup media sosial
yang mereka gunakan tersebut. Namun, dari data yang telah dikumpulkan bahwa handphone
belum digunkan semaksimal mungkin dalam hidup beriman remaja. Dari berbagai dampak positif yang banyak diterima oleh para remaja
dengan menggunakan handphone sebagai sarana hidup beriman, pendamping dan remaja perlu juga memperhatikan dampak negatif yang lebih besar dapat
berpengaruh bagi hidup beriman remaja. Dampak negatif yang dapat dirasakan adalah kerugian kesehatan, remaja menjadi boros, terjerumus ke hal-hal yang
negatif, mampu membuat orang yang menggunakannya tidak perduli dengan keadaan sekitar Lita 2014: 20 dan masih banyak dampak negatif yang dirasakan
oleh pengguna handphone terutama remaja. Dengan demikian diperlukanlah upaya-upaya
yang memberikan pandangan baru bagi remaja, hal ini dimaksudkan untuk membantu para remaja
agar lebih memanfaatkan handphone sebaik mungkin sehingga mereka bijaksana dalam penggunaaan handphone. Upaya yang telah dimunculkan oleh pastor
moderator sebagai pengawas dalam seluruh kegiatan yang dilaksanakan oleh kaum muda ialah mengadakan kegiatan seperti retret atau pun rekoleksi yang
membahas etika dalam berkomunikasi, serta pemahaman mengenai dampak serta manfaat media komunikasi. Hal ini bertujuan memberikan pandangan bagi kaum
remaja agar menggunakan handphone secara bijak.
BAB IV USULAN PROGRAM
“BERSELANCAR MELALUI HANDPHONE”
Berdasarkan temuan dari hasil penelitian, penulis mengajukan usulan program berupa rekoleksi untuk pembinaan iman remaja serta meningkatkan
pemahaman remaja mengenai dampak positif dari handphone bagi hidup beriman mereka.
A. Latar Belakang
Kemajuan teknologi saat ini menjadi salah satu pemicu perkembangan handphone
. Saat ini handphone bukan hanya sekedar untuk menerima dan menyampaikan pesan, atau menerima dan menelpon seseorang, tetapi juga
menjadi alat untuk berbagi informasi, update bertia terbaru, dan masih banyak manfaat dari penggunaan handphone. Handphone yang semakin berkembang ini
telah banyak dimiliki dan digunakan oleh setiap orang termasuk kalangan remaja. Kalangan remaja menjadi salah satu konsumen yang paling menjadi sasaran
kemajuan zaman dikarenakan mereka merupakan generasi yang lahir dalam situasi dan kondisi kekuatan akses dan akomodasi informasi yang luar biasa atau
mereka lahir di dalam zaman yang serba ada dan serba cepat. Kemudahan dalam bidang teknologi ini banyak membawa dampak bagi
konseumen yang menggunakannya. Saat ini setiap informasi yang ada dari seluruh dunia dapat kita terima melalui handphone yang ada di dalam genggaman
kita. Selain itu pula melalui handphone kita mampu berkomunikasi dengan orang dari belahan dunia yang lain. Banyak kemudahan dan manfaat yang kita terima,
tetapi disisi lain handphone mampu membuat setiap orang terjerumus ke dalam
hal yang negatif, tanpa terkecuali kaum remaja. Dengan berkembangnya zaman yang semakin pesat, para remaja menjadi tidak terkontrol dalam menggunakan
handphone , sehingga dampaknya dapat mempengaruhi kehidupan remaja,
termasuk kehidupan beriman. Banyak buku-buku, majalah dan artikel yang membahas dampak negatif
dari penggunaan handphone ini, tanpa terkecuali Gereja juga memberikan masukan melalui surat-surat gembala yang ditujukan oleh umat pada saat hari
komunikasi sedunia. Memang dampak negatif tidak dapat dihindari dari kemajuan zaman ini, meskipun demikian banyak juga yang memberikan masukan atau saran
melalui buku, artikel sebagai langkah pencegahan bagi kita untuk mengatasi dampak negatif yang ditimbulkan oleh pengaruh perkembangan zaman. Orang tua
dapat menjadi salah satu pencegah untuk mengurangi dampak negatif bagi remaja. Dari penelitian yang telah dilaksanakan di Wilayah Ngabang Kota, Paroki
Salib Suci Ngabang, Kalimantan Barat telah diperoleh data bahwa saat ini para remaja tidak asing lagi dengan teknologi handphone. Mereka menggunakan
handphone sejak SMP bahkan sejak SD. Dari penelitian yang telah dilaksanakan
di wilayah Ngabang Kota Paroki Salib Suci Ngabang, Kalimantan Barat bahwa menurut Pastor Paroki, Pastor Pendamping dan Pendamping, remaja saat ini lebih
memanfaatkan handphone sebagai sarana untuk berkomunikasi, mencari hiburan dan update informasi terbaru.
Selain itu pula data yang diperoleh manyatakan bahwa remaja saat ini belum mampu bersikap bijak dalam menggunakan handphone. Setelah memegang
handphone mereka menjadi terfokus pada dunia maya dan dunia mereka sendiri
sehingga terkadang lupa akan tugas yang ada dan kurang berpatrisipasi pada kehidupan sosial masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan ungkapan dari remaja
sendiri dan para pendamping. Dengan kenyataan yang terjadi dilapangan dalam pembinaan hidup beriman handphone kurang lebih telah digunakan sebagai
sarana utuk berbagi informasi mengenai iman katolik misalnya ayat-ayat Kitab Suci, Renungan Harian dan informasi yang lain, tetapi hal ini belum dilakukan
semaksimal mungkin. Gereja telah menggaungkan cara-cara bagi kita untuk mengatasi dampak
negatif dari kemajuan jaman termasuk handphone. Dengan demikian lah hal ini memberikan inspirasi bagi penulis untuk memberikan usulan program melalui
rekoleksi yang diharapkan perlahan-lahan mampu memperbaiki keadaan yang ada. Penulis juga belum melihat bahwa paroki Salib Suci Ngabang mengadakan
rekoleksi yang berhubungan dengan kemajuan zaman dan cara memanfaatkan kemajuan teknologi demi perkembangan hidup beriman remaja oleh sebab itu
penulis memberikan usulan program dengan kegiatan rekoleksi.
B. Sekilas Mengenai Rekoleksi
Rekoleksiretret adalah suatu latihan rohani yang bertujuan membantu orang untuk memperteguh iman Kristiani mereka Kila, 1996:5. Setiap pribadi
memiliki pengetahuan dan pengalaman yang berbeda-beda dalam beriman kepada Yesus. Tergantung dari usaha tiap pribadi tersebut untuk menemukan melalui
Kitab Suci, tradisi Gereja, dan ajaran Gereja. Pengalaman tersebut juga tergantung dari kepekaan orang tersebut merasakan pengalaman bersama Yesus.
Melalui rekoleksiretret segala pengetahuan dan pengalaman yang diiliki oleh tiap pribadi tersebut diolah untuk mengenal Kristus lebih dekat, sehingga
pada akhirnya diharapkan sungguh mengasihi dan menyerahkan diri kepada-Nya. Rekoleksiretret diartikan sebagai kesempatan untuk bertemu dengan Tuhan,
maka dengan demikian dalam rekoleksiretret Tuhan memanggil dan berinteraksi secara langsung dengan peserta. Pembimbing berfungsi sebagai fasilitator yang
mendampingi dan mempermudah peserta untuk berefleksi. Rekoleksi yang berarti “re” adalah kembali dan “collection” adalah mengumpulkan, maka rekoleksi
adalah mengumpulkan kembali. Peserta rekoleksi mengumpulkan kembali pengalaman hidup yang telah dilalui Mangunhardjana, 1985:18. Dalam konteks
ini peserta mengumpulkan kembali pengalaman selama menggunakan handphone apakah digunakan secara bijak dan memanfaatkan handphone sebagai media
hidup beriman agar memiliki pengetahuan lebih tentang Yesus.
C. Metode Appreciative Inquiry
Appreciative Inquiry AI ditemukan oleh David Cooperrider seorang
mahasiswa doktoral dan mentornya Suresh Srivasta pada tahun 1980-an Banawirtma, 2014:1. Mereka menemukan bahwa pendekatan tradisional yang
menonjolkan kelemahan yang ditemukan membuat orang-orang menjadi loyo dan kehilangan semangat dan akirnya saling mempermasalahkan. Mendapatkan
ispirasi dari tulisan A. Schweizer 1969 tentang hormat terhadap kehidupan, Cooperrider dan Srivastva memfokuskan pada apa saja yang menghidupkan, yang
memberdayakan dan mendinamiskan sistem, serta yang meningkatkan dan
mengoptimalkan kinerja klinik Banawiratma, 2014:2. Mereka memfokuskan pada momen-monen keberhasilan, pengalaman puncak, cerita mengenai
pembaharuan, pengharapan, keberanian dan perubahan positif. Dengan perubahan metode yang mereka gunakan hasil menjadi luar biasa, relasi semakin bertambah
baik, kerja sama berkembang dan kinerja dapat dinilai selalu tinggi. Appreciative Inquiri
, adalah “to apprecite” yang berarti menghargai dan
“to inquire” yang berarti menyelidiki, meneliti, dan berusaha menemukan. AI merupakan usaha untuk menemukan dan menghargai hal-hal positif yang ada
pada kelompok atau organisasi Banawiratma, 2014:4. Appreciative Inquiri memiliki empat tahap 4D, yaitu : 1 Discovery, 2 Dream, 3 Design, dan 4
Destiny. Discovery
adalah tahap dimana peserta diminta untuk mengidentifikasikan dan mengapresiasikan hal-hal terbaik yang ditemukan melalui sharing, dialog.
Dream berpangkal pada hal positif yang telah ditemukan, kemudian dalam tahap
ini membayangkan keadaan baru yang sesuai dengan harapan terdalam. Design ialah membuat sebuah strategi untuk mencapai hal yang telah dibayangkan.
Destiny ialah menciptakan apa yang seharusnya, memberdayakan, belajar,
menyesuailan, berimprovisasi dan membangun kapasitas melalui inovasi dan aksi kolektif.
D. Tujuan Program
Program yang diusulkan oleh penulis memiliki tujuan, sebagai berikut: 1
Untuk menambah wawasan remaja mengenai dampak yang dapat ditimbulkan dari penggunaan handphone
2 Mengajak remaja menyadari manfaat penggunaan handphone sebagai sarana
pengembangan hidup beriman
E. Usulan Kegiatan Rekoleksi
1. Tema umum
Berdasarkan dari hasil penelitian, kegiatan rekoleksi ini bertemakan “Berselancar Melalui Handphone”. Tema ini dipilih untuk membantu remaja
dalam menggunakan handphone sebaik mungkin, sehingga handphone bukan hanya digunakan untuk kepentingan hal-hal duniawi, tetapi juga digunakan untuk
pembinaan hidup beriman mereka. Selain itu juga untuk mengajak remaja menemukan lebih banyak hal-hal yang positif melalui handphone yang dapat
digunakan demi kehidupan mereka dan bersama. Dalam proses rekoleksi ada beberapa sub tema di antaranya: Pengantar
yang berisi tentang tujuan rekoleksi, discovery yang mengajak peserta untuk menemukan kembali pengalaman dalam pengunaan handphone sebagai sarana
hidup beriman, dream yang mengajak peserta untuk membuat sebuah mimpi atau cita-cita berdasarkan pengalaman yang pada akhirnya dapat digunakan dalam
hidup beriman secara pribadi maupun kelompok, design yang mengajak peserta untuk membuat sebuah strategi demi mewujudkan mimpi yang dicita-citakan dan