Metode Appreciative Inquiry Dampak penggunaan handphone terhadap hidup beriman remaja di wilayah Ngabang Kota, Paroki Salib Suci Ngabang, Kalimantan Barat

mampu mengembangkan lebih dalam lagi hidup beriman kami, agar kami tidak mudah tergiur akan tawaran-tawaran dunia ini. Bapa yang maharahim, selalu bimbing dan curahkan Roh Kudus Mu di dalam hati kami, agar kami selalu berada di jalan Mu. Semua ini kami serahkan dalam tanganMu kini dan sepanjang Masa, Amin”. b. Uraian materi  Perkenalan Pendamping memperkenalkan diri kepada peserta, selanjutnya mengajak peserta untuk saling memperkenalkan diri kepada pendamping maupun kepada peserta lain.  Penjelasan Tujuan Rekoleksi Pendamping memberikan penjelasan kepada peserta pengertian dari rekoleksi, serta maksud dilaksanakan rekoleksi. Penjelasan dapat dilakukan sebagai berikut: Rekoleksi berasal dari kata “re” yaitu kembali dan “collection” mengumpulkan. Dengan demikian rekoleksi adalah mengumpulkan kembali pengalaman hidup di masa lalu untuk bersama-sama direnungkan melalui refleksi sehingga dapat dijadikan pembelajaran di masa depan. Dalam rekoleksi ini kita bersama-sama menemukan pengalaman hidup kita yang telah lalu terutama dalam menggunakan handphone. Apakah selama ini kita sudah bijak dalam menggunakan handphone sebagai sarana hidup beriman kita? Dalam rekoleksi ini kita diajak untuk mengatahui dan memanfaatkan handphone terlebih dalam hidup beriman kita melalui gagasan dasar dan modul katekese “Hidup Beriman di Era Digital: dari Komisi Kateketik KWI ”. Dari ulasan yang diberikan KWI ini diharapkan kita semakin mampu mengetahui dan semakin bijak dalam menggunakan handphone tersebut.

2. SATUAN PENDAMPINGAN SESI I

1 Identitas a. Judul Pertemuan : Discovery b. Tujuan Pertemuan :Peserta bersama pendamping menemukan kembali pengalaman dalam pengunaan handphone sebagai sarana hidup beriman. c. Peserta : Remaja di Wilayah Ngabang Kota d. Tempat : Gedung Serba Guna Paroki Salib Suci Ngabang e. Haritanggal : Sabtu, 24 Juni 2017 f. Waktu : 17.30-18.30 2 Pemikiran dasar Perkembangan budaya digital akhir-akhir ini tidak terbendung. Perkembangnnya begitu pesat dan setiap detik selalu ada hal yang baru. Hubungan antar manusia di dunia ini seolah tidak ada lagi memiliki batas yaitu tempat dan waktu. Kita bisa mengalami sendiri informasi mengalir begitu cepat dan mudah kita dapatkan. Arus perkembangan media digital bukan hal yang asing lagi bagi kaum remaja. Hal ini menimbulkan dampak negatif dan positif. Dampak positif mungkin mampu dimanfaatkan baik bagi setiap pemakai dan menjadi suatu keunggulan bagi teknologi, namun dampak negatif menjadi hal yang perlu diperhatikan bagi orang tua terutama yang memiliki anak remaja. Dampak negatif ini mampu menjadi hal yang buruk bagi perkembangan remaja terutama perkembangan iman Paus Yohanes Paulus II mengingatkan kita bahwa internet adalah kemampuan untuk menyediakan infromasi dalam sekejap. Tetapi saat ini orang-orang hanya mementingkan kecepatan dan tidak memperdulian nilai yang terkandung di dalamnya. Paus Fransiskus juga menyampaikan pesan dalam hari komunikasi sedunia ke- 49 “Letakkan Smartphone dan Mulailah Berbaur”, pesan Paus ini menyiratkan bahwa saat ini kita memiliki tantangan yang besar bahwa harus belajar kembali bagaimana caranya untuk berbicara satu sama lain. Media komunikasi ini merupakan bagian penting dari kehidupan generasi muda dan bisa menjadi bantuan sekaligus hambatan untuk berkomunikasi. Dengan adanya smartphone ini menjadi manusia malas untuk bertegur sapa dan bertemu secara langsung dengan alsan tidak memeiliki waktu luang sehingga persaudaraan menjadi renggang maka paus berpesan untuk meletakkan ponsel dan mulai berbicara dengan yang lain. Maka dengan demikian sesi ini mengajak peserta untuk menemukan pengalaman yang mereka alami mengenai kemajuan teknologi dan