Perancangan Media Informasi Gondang Taganing

(1)

(2)

(3)

(4)

I. DATA DIRI

Nama : Christopel Sitanggang

Tempat/tanggal lahir : Sumbul, 15 September 1991

Alamat : Jl. Pelita atas no.56 B Kab. Dairi Kec.sumbul pegagan.

II. RIWAYAT PENDIDIKAN

Tahun 1997 – 2006 : SDN Advent Sumbul. Tahun 2003 – 2006 : SMPN Advent 2 Medan. Tahun 2006 – 2009 : SMA Parulian 1 Medan.


(5)

DK 38315 / Tugas Akhir Semester II 2015-2016

oleh:

Christopel Sitanggang NIM. 51909803

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(6)

Dengan mengucap syukur kehadirat Tuhan Yesus yang telah memberikan rahmat dan berkat Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Tugas Akhir dengan judul “PERANCANGAN MEDIA INFORMASI GONDANG TAGANING”.

Semoga dengan laporan pengantar Tugas Akhir ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kreativitas dan wawasan pengetahuan agar dapat menjadi lebih baik lagi. Dalam laporan pengantar Tugas Akhir ini, penulis menyadari bahwa masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran agar dapat membuat laporan pengantar Tugas Akhir ini menjadi lebih baik lagi.

Dalam penyusunan laporan pengantar Tugas Akhir ini penulis banyak mendapat masukan dan bimbingan dari berbagai pihak yang telah membantu baik secara langsung, maupun tidak langsung yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Untuk itu, penulis ucapan banyak terima kasih karena telah membantu menyelesaikan makalah ini.

Akhir kata, penulis mengharapkan laporan pengantar Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Semoga Tuhan selalu tetap memberikan rahmat dan berkat Nya kepada kita semua Amin.

Bandung, Juni 2016


(7)

LEMBAR PENGESAHAN ... LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... KATA PENGANTAR ... ABSTRAK ... ABSTRACT ... DAFTAR ISI ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR LAMPIRAN ...

BAB I. PENDAHULUAN ... I.1 Latar Belakang Masalah ... I.2 Identifikasi Masalah ... I.3 Rumusan Masalah ... I.4 Batasan Masalah ... I.5 Tujuan Perancangan ...

BAB II. PEMBAHASAN MASALAH & SOLUSI MASALAH

(GONDANG TAGANING ALAT MUSIK BATAK TOBA) ... II.1 Pengertian Musik... II.1.1 Pengertian Arti Gondang Batak... II.1.2 Pengertian Gondang pada masyarakat Batak Toba... II.1.3 Jenis – Jenis Gondang Batak Toba………... II.1.4 Jenis – Jenis Upacara Adat Gondang Batak…...….………... II.2. Pengertian Taganing…...…………... II.2.1 Defenisi Fungsi Gondang Taganing... II.2.2 Jenis Alat Musik dan Fungsi Instrument Musik yang Dimainkan Bersama Taganing ... II.2.3 Jenis Upacara Adat Batak yang dimainkan Gondang Taganing…....

i ii iii iv v vi viii x xi 1 1 3 4 4 4 5 5 5 5 6 8 12 13 14 18


(8)

BAB III. STRATEGI PERANCANGAN & KONSEP DESAIN

III.1 Strategi Perancangan... III.1.1 Khalayak Sasaran ... III.1.2 Strategi Komunikasi ………... III.1.3 Mandatory... III.1.4 Strategi Kreatif... III.1.5 Strategi Media ... III.1.6 Strategi Distribusi ... III.2 Konsep Desain ... III.2.1 Format Desain... III.2.2 Tata Letak... III.2.3 Huruf... III.2.4 Warna... III.2.5 Ilustrasi... III.2.6 Audio ...

BAB IV. MEDIA & TEKNIS PRODUKSI

IV.1 Media Utama... IV.1.1 Teknis Produksi... IV.2 Media Pendukung...

DAFTAR PUSTAKA ...

LAMPIRAN………. 24 24 26 26 26 29 30 32 32 32 33 34 35 36 37 37 46 51 52


(9)

Sumber Buku

Djohan. (2009). Psikologi Musik. Yogyakarta: Penerbit Best Publisher.

Hutajulu, Rithaony dan Harahap, Irwansyah. (2005). Gondang Batak. Pusat Pendidikan dan Seni Tradisional, Universitas Pendidikan Indonesia (P4SPI UPI).

Hutajulu, Rithaony, Irwansyah Harahap. (2005). “GondangBatak Toba I.” Nurhadiat, Dedi. (2004). Pendidikan Seni Rupa. Jakarta: PT Grasindo.

Rustan, Surianto. (2008). Layout dan Dasar Penerapannya. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Sihombing, Danton. (2001).Tipografi Dalam Desain Grafis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Sumber Jurnal Internet

Anonim. 2013. Pengertian musik Tradisional. Diakses pada 20 January2016 http://edyindo.blogspot.co.id/2014/10/musik-tradisional-dan-modern-lengkap.html

Anonim. (2014).Upacara adat Batak. Diakes pada 12 Maret 2016.

http://kartikopramudito.blogspot.co.id/2015/03/assalamualaikum-wr.html Anonim. (2008).Kebudayaan Batak Toba. Diakses pada 18 January 2016

http://hiphiphiphip.blogspot.com/2008_08_01_archive.html

Monang Naipospos. (2008).Gondang Batak dan Pemahamannya. Diakses pada 20 January 2016 https://tanobatak.wordpress.com/2008/12/10/gondang-batak-dan-pemahamannya/

Jubelando. (2014).MUSIK GONDANG PADA UPACARA ADAT BATAK (Kajian Peranan, Kedudukan Musik dan Fungsi Musik pada Tortor Batak). Diakses pada 20 januari 2016 http://jubeltambunan.bgspot.co.id/2014/07/ musik-gondang-pada-upacara- adat-batak.html


(10)

BAB I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

Musik tradisi masyarakat Batak Toba disebut sebagai gondang. Ada tiga arti untuk kata “gondang” : 1. Satu jenis musik tradisi Batak toba; 2. Komposisi yang ditemukan dalam jenis musik tsb. (misalnya komposisi berjudul Gondang Mula-mula, Gondang Haroharo dsb; dan 3. Alat musik “kendang”. Ada 2 ansambel musik gondang, yaitu Gondang Sabangunan yang biasanya dimainkan diluar rumah dihalaman rumah; dan gondang Hasapi yang biasanya dimainkan dalam rumah.

Taganing adalah alat musik tradisional yang berasal dari Batak Toba yang merupakan enam gendang bernada bersisi satu, dan dimainkan dengan cara dipalu atau dipukul. Taganing merupakan salah satu instrumen yang ada dalam ansambel gondang yang dimainkan bersama-sama dengan instrumen lain seperti sarune bolon, gordang bolon, ogung, dan hesek. Taganing dapat memainkan melodi, ini dikarenakan taganing yang terdiri dari enam buah gendang tersebut masing-masing memiliki nada. Sejauh ini dalam dunia musik hanya tercatat empat instrumen musik drum yang dapat memainkan melodi Taganing ini digunakan untuk mengiringi musik dalam upacara – upacara adat di suku Batak Toba. Dalam konsep religi etnik Batak Toba, Taganing dan instrument lainya yang tergabung dalam sebutan Gondang merupakan ciptaan dari Mulajadi Na Bolon dan merupakan milik dewa – dewa, manusia hanya diberikan hak untuk menyimpan dan menggunakan gondang tersebut. Pada awalnya Taganing merupakan instrument yang digunakan untuk memanggil roh para leluhur yang dimainkan secara bersamaan dengan Sarune Bolon dalam acara Gondang Saborngin, akan tetapi lama kelamaan dengan perkembangannya zaman alat musik taganing telah memiliki peranaan penting dalam ansambel musik batak toba, hal ini dapat kita lihat di setiap acara adat Batak Toba menggunakan alat musik Taganing.


(11)

Menurut konsep yang ada di masyarakat Batak Toba, nada masing-masing gendang pada taganing “idealnya” mengacu pada nada yang terdapat pada sarune bolon. Oleh karena hal inilah maka dalam setiap pertunjukan gondang sabangunan yang memainkan melodi tidak hanya sarune saja, namun bersama-sama dengan Taganing, walaupun Taganing memiliki fungsi musikal yang sama dengan sarune akan tetapi Taganing tidak memainkan melodi secara utuh seperti halnya sarune, baik dalam hal memainkan notasi lagu secara keseluruhan dan dalam hal nada atau pitch.

Taganing saat ini hampir punah karena saat ini banyak alat musik yang diciptakan lebih modern yang membuat masyarakat Batak Toba saat ini lebih memilih menggunakan alat musik modern di banding alat musik tradisional sehingga melupakan alat musik tradisional yang berasal dari daerah nya sendiri, kurangnya informasi dan pembelajaran akan makna budaya yang terkandung dalam alat musik tradisional ini yang membuat masyarakat di suku sekarang banyak yang melupakan fungsi Taganing tersebut. Sehingga kebanyakan masyarakat Batak saat ini apabila mengadakan upacara adat sudah tidak menggunakan alat musik tradisional lagi tetapi sudah menggantinya dengan alat musik yang lebih modern.

Taganing juga saat ini sudah sangat jarang dipertunjukkan di tengah masyarakat Batak khususnya di daerah perkotaan di Sumatera Utara karena upacara adat di daerah perkotaan sudah jarang yang menggunakan alat musik ini, Taganing saat ini hanya di pertunjukkan di daerah – daerah terpencil saja atau bisa disebut hanya di tanah kelahiran suku Batak saja yaitu di daerah Toba Samosir dan sekitarnya saja dan hanya apabila ada upacara – upacara adat tertentu saja seperti pesta tahunan yang diadakan di sebuah kampung bernama Samosir.

Idealnya Taganing seharusnya digunakan di setiap upacara adat yang dilakukan oleh semua orang Batak baik yang tinggal di pedesaan atau pun di perkotaan hal ini bertujuan untuk tetap melestarikan alat musik tradisional suku Batak dan membuat Taganing tersebut dapat dinikmati semua orang bukan hanya di upacara adat saja tetapi juga dapat dinikmati sebagai kesenian budaya Batak, sehingga


(12)

semua masyarakat Batak baik yang tinggal di desa atau di perkotaan dapat tetap mengetahui alat musik tradisional asli dari suku Batak sehingga kelestarian alat musik tradisional dari Batak tetap terjaga keberadaan nya, sehingga generasi suku Batak yang akan datang juga dapat mengenal dan memahami budaya dan musik tradisional Batak Toba

Taganing juga seharusnya diberikan informasi melalui media – media yang ada saat ini khususnya di daerah Sumatera Utara setidaknya generasi di suku Batak yang akan datang bisa ikut menjaga dan melestarikan Taganing tersebut.

Penelitian Taganing ini penting untuk di teliti karena saat ini banyak orang yang berasal dari suku Batak dan khususnya suku Batak yang tinggal di Sumatera Utara yang tidak mengetahui apa itu Taganing, bagaimana bentuknya, untuk apa saja di gunakan, dan dalam upacara adat apa saja digunakan, sehingga melalui penelitian ini harapan nya dapat memberikan informasi ke seluruh orang Batak yang berada di Sumatera Utara maupun diluarnya agar dapat mengetahui alat musik asli yang berasal dari suku Batak tersebut.

I.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada diatas, maka dari itu dapat diambil beberapa identifikasi masalah, yaitu seperti :

 Masyarakat umum suku Batak saat ini tidak semua mengetahui bagaimana bentuk Gondang Taganing, dan kegunaannya yang terkandung dalam penggunaan Taganing dalam aktivitas adat Batak Toba.

 Kurang nya pemberitahuan informasi untuk masyarakat Batak di Sumatera Utara khususnya di kota Medan tentang keberadaan Gondang Taganing ini dan kegunaanya dalam aktivitas adat suku Batak.

 Upacara adat menjadi kurang sakral dan kurang sempurna karena tidak dilengkapi penggunaan Taganing.

 Media dokumentasi masih sangat minim yang mengangkat tentang alat musik Gondang taganing khususnya yang mengangkat tentang sejarah dan kegunaannya dalam aktivitas upacara adat Batak.


(13)

I.3 Rumusan Masalah

Dari uraian beberapa masalah pada identifikasi masalah, yang menjadi fokus masalah dalam penelitian ini adalah:

 Bagaimana merancang media informasi yang dapat memberitahukan kepada masyarakat Batak di Sumatera Utara tentang Taganing dan kegunaannya sebagai penyempurna di aktivitas upacara adat suku Batak.

I.4 Batasan Masalah

Agar pembahasan tidak meluas maka terdapat pembatasan sebagai berikut :  Secara umum Gondang taganing ini di fokuskan hanya membahas tentang

bentuk, sejarah dan kegunaanya dalam upacara adat Batak.

I.5 Tujuan dan Manfaat Perancangan

 Mengenalkan kembali bentuk dan kegunaan Taganing yang sesungguhnya pada adat masyarakat Batak di Sumatera Utara.

 Penting nya mengenal alat musik tradisional gondang Taganing sebagai identitas budaya suku Batak.

 Mengembalikan tradisi musik tradisional suku Batak yang sesungguhnya.  Menjadi media dokumentasi dan media informasi alat musik gondang


(14)

BAB II. GONDANG TAGANING ALAT MUSIK BATAK TOBA DAN OPINI MASYARAKAT

II.1 Pengertian Musik

Musik adalah seni mengungkapkan gagasan melalui bunyi yang mempunyai unsur-unsur yaitu melodi, irama, harmoni dengan dasar pendukung yaitu gagasan, sifat dan warna bunyi (M.Soeharto, 1978, 102)

Musik adalah ekspresi kultural yangmempinyai kaitan dengan kehidupan yaitu emosi; musik tidak terpakai apabila tidak ada emosi. Pada mulanya musik dipakai untuk mengiringi upacara kepercayaan dan sekarang ini berkembang untuk mengiringi tarian-tarian hiburan. (Sinar, 1996, 1).

II.1.1 Pengertian Arti Gondang Batak

Gondang batak, salah satu karya seni musik batak yang sangat kaya dan menjadi kekaguman bagi dunia. Repertoarnya yang beragam memenuhi segala kebutuhan seni yang digunakan untuk beragam kegiatan seperti pada upacara keagamaan, adat dan hiburan. kegiatan musik yang dilakukan untuk sesuatu yang sifatnya hiburan dan kegiatan pertunjukan musik yang dilakukan dengan konteks adat dan ritual agama. Aktivitas musik yang bersifat hiburan umumnya ditampilkan dalam bentuk nyanyian atau permainan alat musik tunggal tetapi yang bersifat seremonial umumnya dimainkan dalam bentuk ansambel.

II.1.2 Gondang Pada Masyarakat Batak Toba

Pada masyarakat Batak Toba, kata gondang mengandung banyak pengertian, diantaranya adalah: sebuah ansambel musik, sebuah komposisi, sebuah repertoar, tempo komposisi, upacara atau bagian dari satu rangkaian upacara. Fungsi gondang secara khusus adalah: a. Sebagai upacara, gondang digunakan sesuai dengan acara yang akan dilaksanakan, misalnya gondang naposo (untuk mempersatukan atau mempererat hubungan antar anak muda/naposo diberbeda tempat) b. Sebagai ansambel, nama kelompok musik Batak yang mengiringi acara. Gondang berperan sebagai media yang meghubungkan manusia dengan penciptanya atau yang disembah dalam hubungan vertical, juga sebagai media yang menghubungkan manusia dengan sesamanya dalam hubungan horizontal. Di masyarakat Batak Toba terdapat dua jenis ansambel musik gondang, yakni


(15)

gondang hasapi dan gondang sabangunan. Tiap ansambel memiliki alatalat musik tersendiri. Kecuali alat musik hesek. Alat-alat musik yang terdapat pada ansambel gondang hasapi tidak dimainkan pada ansambel gondang sabangunan, demikian pula sebaliknya, dikarenakan fungsi dan kegunaan dari tiap alat musik yang dugunakan pada asambel. Hal lain yang menjadi ciri dari kedua ansambel gondang ini keseluruhan komposisinya berupa musik instrumental. (Ester Debora S. 2012).

II.1.3 Jenis – jenis Gondang Batak Toba A.Gondang Sabangunan

Gondang sabangunan merupakan sekelompok alat musik/ansambel Batak Toba yang digunakan ataupun berfungsi/berperan untuk mengiringi upacara adat, ritual keagamaan, hiburan. Gondang sabangunan mempunyai beberapa istilah yang sering digunakan oleh masyarakat Batak Toba, yakni ogung sabangunan dan gondang sabangunan, instrument yang termasuk dalam kelompok gondang sabangunan antara lain: a. Sarune bolon, jenis alat tiup berlidah ganda. b. Taganing, seperangkat gendang bernada bermuka satu, yang terdiri dari odap-odap, paidua odap-odap, painonga, paidua ting-ting, dan ting-ting. c. Gordang bolon, gendang-bas bermuka satu yang lebih besar dan lebih rendah. d. Ogung, empat buah gong dengan ukuran yang berbeda, ohutan, doal, oloan, dan panggora. e. Hesek, alat perkusi dari plat besi, botol atau benda perkusi apa saja yang bisa menghasilkan bunyi tajam. f. Odap, sejenis gendang kecil yang bermuka dua.

Penggunaan odap dalam ansambel gondang sabangunan jarang ditemukan saat ini. Beberapa musisi tradisional Batak Toba mengatakan bahwa penggunaan alat ini sangat terbatas dan hanya diperuntukkan dalam upacara-upacara tertentu. Odap dianggap alat musik yang tergolong sakral. Ansambel gondang sabangunan pada umumnya dimainkan oleh tujuh orang, yakni: satu orang memainkan sarune bolon, satu orang memainkan taganing dan odap, satu orang memainkan gordang bolon, satu orang memainkan ogung oloan dan ihutan, satu orang memainkan ogung doal, satu orang memainkan ogung panggora, satu orang memainkan


(16)

hesek. Formasi dan jumlah pemusik ini sedikit berbeda dengan apa yang terdapat di dalam upacara parmalim.

A. Gondang Bolon (HASAPI)

Beberapa abad yang lampau sebelum “GONDANG BOLON” muncul rakyat batak telah lebih dahulu mempunyai alat musik tradisi yaitu GONDANG HASAPI. Saat itu Gondang Hasapi dipakai rakyat Batak khususnya Batak Toba untuk pesta yang sangat Ritual, misalnya melayani orang yang kesurupan, mengobati orang sakit, menjauhkan roh jahat dll. Gondang Hasapi terdiri dari: Hasapi (Kecapi – Kayu & Senar Besi), Sarune etek (Serunai Kecil – Kayu), Sulim (Seruling – Bambu), Garantung (Gerantung – Kayu), hesek (Beat – Kayu), Gondang Hasapi kemudian mengalami perkembangan lagi menjadi “Gondang Bolon” yang terdiri dari Sarune Bolon (Serunai Besar – Kayu), Tagading dan Gordang (Gendang – Kayu), Ogung / Oloan, Ihutan, Panggora, Doal (Gong – Besi/ Tembaga), hesek (Beat – Kayu). Tagading dan Gordang dibuat untuk menggantikan Garantung yang dibuat dari batang bambu yang besar ditutup dengan kulit kambing, sebagai talinya digunakan ijuk. Kemudian dikembangkan lagi dibuat dari Batang pohon nangka dan ditutupi kulit sapi atau kerbau dan talinya dibuat dari rotan.

Begitulah sampai saat ini disebutlah Tagading untuk ukuran yang lebih kecil yg berjumlah 5 buah yang berfungsi sebagai melodi mangikuti sarune bolon dan Gordang untuk ukuran yg lebih besar hanya 1 buah yang berfungsi sebagai Rhytm. Sarunenya dibuat dari bambu yang lebih besar dan panjang daripada sarune etek kemudian berkembang lagi dibuat dari bagian tengah pohon “Jior” (dalam bahasa Batak). Sampai dengan saat ini. Mereka menamakannya Sarune Bolon karena ukurannya yang lebih besar dari Sarune Etek dan berfungsi sebagai melodi. Ogung digantikan dari Garantung menjadi gong dari besi atau tembaga seperti yang ada pada saaat ini yang berfungsi sebagai Bass atau Rhytm terdiri dari 4 buah yaitu: Oloan, Ihutan, Panggora dan Doal. Oloan dan Ihutan sebagai Bass yang bernada Do untuk Oloan dan Re atau Ri untuk Ihutan. Sedangkan Doal dan Panggora sebagai Rhytm. Doal bernada Mi dan Panggora bernada Sol. (Irsa Panjaitan, 2009)


(17)

II.1.4 Jenis – jenis upacara adat Gondang Batak A. Gondang Napitu

Gondang Napitu diminta oleh yang memiliki hajatan, tetapi menurut keterangan lisan dari para penatua adat bahwa Raja Panggohi yang meminta, antara lain :  Gondang mulamula

 Gondang sombasomba  Gondang sampur marmeme  Gondang didangdidang  Sampur marorot

 Gondang simonangmonang  Gondang sitiotio

B. Gondang untuk Penyembahan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa  Gondang Debata Mulajadi

 Gondang Debata Guru  Gondang Debata Asiasi  Gondang Mula Jadi  Gondang mula horas  Gondang mula iang  Gondang mula paningaon  Gondang mula songti

C. Gondang meminta untuk kekuasaan, kebahagiaan/keberhasian dan keselamatan.

 Gondang siatur maranak  Gondang siatur marboru  Gondang siatur marpahompu  Gondang siatur marnini marnono

 Gondang siatur mar ondok-ondok indik-indik  Gondang namarhaha maranggi


(18)

 Gondang sibane-bane  Gondang saurmatua  Gondang saudara  Gondang harajaon  Gondang satahi saoloan  Gondang amana/boruna  Gondang parjugia sopipot  Gondang paramak sobalon on  Gondang parrambuan so ra mahiang

 Gondang siantan sidabuan siboto buhu ni taon  Gondang siapul na tangis sielek na mardandi  Gondang sahala pangajari/panuturi

 Gondang sidasdas boru muli  Gondang siapoi anak mangoli  Gondang olopolop

 Gondang rompulima hotang marulak  Gondang mangaliat

 Gondang sunini ampang naopat

 Gondang tarsingot tusahala dohot napinarsahalaan ni mula jadi  Gondang batara guru (Tuhan Debata)

 Gondang bala bulan  Gondang debata sori  Gondang sori mangaraja  Gondang sorba di banua  Gondang sibagot ni pohan  Godnang sariburaja  Gondang siraja biak-biak  Gondang puraja bonang-bonang  Gondang sijonggi raja pareme  Gondang Simarimbulubosi  Gondang Singamangaraja


(19)

 Gondang patuan nagari patuan anggi  Gondang Sagala raja

 Gondang Silahisabungan  Gondang pagar ni aji  Gondang Nairasaon

 Gondang dung dang soaloon mataniari sosuharon  Gondang Raja Buntal

 Gondang Raja Uti

 Gondang Raja Mangalambung  Gondang sipongki nangolngolan  Gondang tuan ni api

 Gondang sijonggi paok-paok  Gondang sijonggi bujur  Gondang tuan jori ni tangan  Gondang tampar dasar  Gondang pangurason  Gondang pane nabolon  Gondang pusuk buhit  Gondang sianjur mulamula  Gondang simanukmanuk  Gondang dolok surungan  Gondang dolok tolong  Gondang banua holing  Gondang naga baling  Gondang padoha

 Gondang taringot boru (yang dianggap dewi)  Gondang siboru deak parujar

 Gondang si boru donda hatahutan  Gondang siboru saniang naga dilaut  Gondang si boru Naipospos


(20)

 Gondang siboru parmual sitio-tio  Gondang siboru pinta maomasan  Gondang siboru saroding

 Gondang siboru parhorasan  Gondang siboru pareme  Gondang boru nasindar dolok  Gondang siboru tumbaga  Gondang siboru lopian nauli  Gondang sipiso somalim  Gondang situan jori ni tangan  Gondang siboru tapiomas palangki D. Gondang Pemuda-pemudi  Gondang siburuk

 Gondang sibane doli  Gondang sitapitola  Gondang siboru illa-illa  Gondang siboru enggan

 Gondang siboru sanggul milingiling  Gondang sibunga jambu

 Gondang pinasa sidung-dungon  Gondang sibintang purasa  Gondang silote dolok

 Gondang alit-alit aman jabatan  Gondang marhusip

 Gondang parhabang ni siruba

 Gondang sahali tuginjang sahali tutoru

 Gondang tohur-tohur ni bajar-bajar langit somatombuk tano somaganggang  Gondang pidong patia raja

 Gondang pidong imbulu buntal  Gondang anduhur titi, anduhur tabu


(21)

 Gondang sipitu dai

 Gondang ni pargonsi sisia sauduran pulik pulik pandohan. E. Gondang Monsak

 Gondang haroharo mandailing  Gondang silimalima ni hurlang  Gondang siratutuslimapulu  Gondang tongging

 Gondang ni napuran silima sabobohan sisada haroburan

II.2 Pengertian Taganing

Taganing adalah alat musik khas dari Sumatera Utara yaitu dari suku Batak Toba. Taganing pada zaman dahulu dibuat oleh orang – orang yang memiliki keahlian dan mempunyai ilmu kuhusus dalam pembuatannya. Dalam konsep religi etnik Batak Toba, taganing dan instrument lainya yang tergabung dalam gondang sabangunan merupakan ciptaan dari Mulajadi Na Bolon dan merupakan milik dewa -dewa. Manusia hanya diberikan hak untuk menyimpan dan menggunakan gondang tersebut.

Sihotang (1998 : 41) menyatakan bahwa untuk membuktikan keyakinan tersebut dapat dilihat dari suatu upacara dimana gondang (bunyi gondang) dapat menyampaikan permohonan menusia kepada dewa - dewa. Selain itu konsep religi yang mengangap bahwa gondang merupakan milik dewa - dewa dapat dilihat dalam konsep Sipitu Gondang.

Pada awalnya Taganing merupakan instrument yang digunakan untuk memanggil roh para leluhur yang dimainkan secara bersamaan dengan Sarune Bolon dalam acara Gondang Saborngin. Akan tetapi lama kelamaan dengan perkembangannya zaman alat musik taganing telah memiliki peranaan penting dalam ansambel musik Batak Toba. Hal ini dapat kita lihat di setiap acara adat Batak Toba menggunakan alat musik Taganing


(22)

Menurut sebuah artikel “Mengenal Alat Musik Batak Toba” (2013) Taganing adalah drum set melodis (drum-chime), yaitu terdiri dari enam buah gendang yang gantungkan dalam sebuah rak. Bentuknya sama dengan gordang, hanya ukurannya

bermacam-macam. Yang paling besar adalah gendang paling kanan, dan semakin ke kiri ukurannya semakin kecil. Nadanya juga demikian, semakin ke kiri semakin tinggi nadanya. Taganing ini dimainkan oleh satu atau 2 orang dengan menggunakan dua buah stik. Di masyarakat Batak Toba terdapat dua jenis ensambel musik yang penting yakni gondang hasapi dan gondang sabanguban. Kedua ansambel musik ini selalu menjadi bagian aktivitas upacara ritual dan adat.

Gambar 2.1. Gondang Taganing

(Sumber: http://www.tradisikita.my.id/2014/10/alat-musik-tradisional-dari-sumatra.html)

II.2.1 Defenisi Fungsi Gondang Taganing

Menurut irwansyah,(1990), pada tradisi musik Toba, kata gondang (Secara harfiah) memiliki banyak pengertian, Antara lain : (1) seperangkat alat musik, (2) ensambel musik, (3) komposisi lagu (kumpulan dari beberapa lagu). Gondang taganing ini dimainkan oleh satu atau 2 orang dengan menggunakan dua buah stik. Dari segi teknis, instrumen taganing memiliki tanggung jawab dalam penguasaan repertoar dan memainkan melodi bersama-sama dengan sarune. Walaupun tidak seluruh repetoar berfungsi sebagai pembawa melodi, namun pada setiap penyajian gondang, taganing berfungsi sebagai “pengaba” atau “dirigen” (pemain group gondang) dengan isyarat- isyarat ritme yang harus dipatuhi oleh seluruh anggota ensambel dan pemberi semangat kepada pemain lainnya.


(23)

II.2.2 Jenis alat musik dan fungsi instrument musik yang dimainkan bersama Taganing

A. Taganing

gondang, Taganing berfungsi sebagai “pengaba” atau “dirigen” (pemain group gondang) dengan isyarat- isyarat ritme yang harus dipatuhi oleh seluruh anggota ensambel dan pemberi semangat kepada pemain lainnya.

Gambar 2.2. Gondang Taganing di acara adat Batak

(Sumber: http://www.tradisikita.my.id/2014/10/alat-musik-tradisional-dari-sumatra.html)

B. Gordang

Gordang (single headed drum) adalah salah satu alat musik Batak Toba, yaitu satu buah gendang yang lebih besar dari taganing yang berperan sebagai pembawa ritem konstan mau pun ritem variable Instrumen ini sering disebut sebagai bass dari ensambel gordang sabagunan.

Gambar 2.3. Gordang

(Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/6/6b/Gordang.jpg)

C. Sarune

Sarune adalah salah satu alat musik (tiup) Batak Toba, dan masih satu bangsa dengan Serunai. Klasifikasi ini termasuk dalam kelompok aerophone yang


(24)

memiliki lima lobang nada (empat di bagian atas, satu di bagian bawah), yang dimainkan dengan cara mangombus marsiulak hosa (circular breathing)

Gambar 2.4. Sarune

(Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Sarune )

D. Garantung

Garantung (dibaca garattung) adalah salah satu alat musik Batak Toba, Sumatera Utara yang merupakan pembawa melodi yang terbuat dari kayu dan memiliki lima bilah nada. Klasifikasi instrument ini termasuk ke dalam kelompok xylophone, selain berperan sebagai pembawa melodi, juga berperan sebagai pembawa ritem variable pada lagu-lagu tertentu, dimainkan dengan cara mamalu (memukul 5 bilah nada).

Garantung terdiri dari 7 wilahan yang digantungkan di atas sebuah kotak yang sekaligus sebagai resonatornya. Alat musik ini dimainkan dengan menggunakan dua buah stik untuk tangan kiri dan tangankanan. Sementara tangan kiri berfungsi juga sebagai pembawa melodi dan pembawa ritme, yaitu tangan kiri memukul bagian tangkai garantung dan wilahan sekaligus dalam memainkan sebuah lagu.


(25)

Gambar 2.5. Garantung

(Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/5/5c/Garantung.gif )

E. HESEK

Hesek adalah salah satu alat musik Batak Toba, yang instrumen pembawa tempo (ketukan dasar) yang terbuat dari pecahan logam atau besi dan kadang kala dipukul dengan botol kosong. Instrumen ini dimainkan dengan cara mengadu pecahan logam tersebut sesuai dengan irama dari suatu lagu, klasifikasi ini termasuk kedalam kelompok idiophone.

Gambar 2.6. Hesek

(Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/b/ba/Hesek.gif )

F. Ogung

Ogung merupakan alat musik sekaligus alat komunikasi yang digunakan oleh masyarakat batak. Ogung itu sendiri berbentuk gong dengan ukuran yang bervariasi. Ogung adalah salah satu bagian daripada Gondang Sabangunan (terdiri dari Taganing, Ogung, Sarunedan Hesek), yang dipakai untuk upacara adat seperti upacara meninggal orang tua yang sudah punya cicit, menggali tulang belulang orang tua untuk dipindahkan ke bangunan yang telah disediakan, bahkan pada upacara adat perkawinan.


(26)

Gambar 2.7. Ogung

(Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/c/cb/Ogung2.jpeg )

G. Odap

Odap adalah gendang dua sisi berbentuk konis. Odap juga terbuat dari bahan kayu nangka dan kulit lembu serta tali pengencang/pengikat terbuat dari rotan. Ukuran tingginya lebih kurang 34 –37 cm, diameter membran sisi satu 26 cm, dan diametermembran sisi 2 lebih kurang 12 –14 cm. Cara memainkannya adalah, bagian gendang dijepit dengan kaki, lalu dipukul dengan alat pemukul, sehingga bunyinya menghasilkan suara dap…, dap…, dap…, dan seterusnya. Alat musik ini juga dipakai dalam ensambel gondang sabangunan.

II.2.3 Jenis upacara adat Batak yang dimainkan Gondang Taganing A.Upacara Kelahiran

Upacara adat Mangirdak atau Mangganje atau Mambosuri boru (adat tujuh bulanan)

Upacara adat Mangirdak adalah upacara yang diterima oleh seorang ibu yang usia kandungannya tujuh bulan. Dalam suku batak apabila seorang putra batak menikah dengan dengan seorang perempuan baik dari suku yang sama maupun yang beda, ada beberapa aturan atau kebiasaan yang harus dilaksanakan. Sebagai contoh, seorang putra batak yang bermarga Pardede menikah maka sudah merupakan kebiasaan jika orangtua dari istri disertai rombongan dari kaum kerabat datang menjenguk putrinya dengan membawa makanan ala kadarnya ketika menjelang kelahiran, hal kunjungan ini disebut dengan istilah Mangirdak (membangkitkan semangat). Makna spiritualitas yang terkandung adalah kewibawaan dari seorang anak laki-laki dan menunjukkan perhatian dari orangtua si perempuan dalam memberikan semangat.


(27)

Pemberian Ulos Tondi

Ada juga kerabat yang datang itu dengan melilitkan selembar ulos yang dinamakan ulos tondi (ulos yang menguatkan jiwa ke tubuh si putri dan suaminya). Pemberian ulos ini dilakukan setelah acara makan. Makna spiritualitas yang terkandung adalah adanya keyakinan bahwa pemberian ulos ini dapat memberikan ataupun menguatkan jiwa kepada suami istri yang baru saja mempunyai kebahagiaan dengan adanya kelahiran.

Martutu Aek

Pada hari ketujuh setelah bayi lahir, bayi tersebut dibawa ke pancur dan dimandikan dan dalam acara inilah sekaligus pembuatan nama yang dikenal dengan pesta Martutu Aek yang dipimpin oleh pimpinan agama saat itu yaitu Ulu Punguan. Hal ini telah ditentukan oleh sibaso tersebut dan dilakukan pada waktu pagi-pagi waktu matahari terbit kemudian sang ibu menggendong anaknya yang pergi bersama-sama dengan rombongan para kerabatnya menuju ke suatu mata air dekat kampung mereka. Setelah sampai disana, bayi dibaringkan dalam keadaan telanjang dengan alas kain ulos. Kemudian sibaso menceduk air lalu menuangkannya ke tubuh si anak, yang terkejut karenanya dan menjerit tiba-tiba. Melalui ritus ini, keluarga menyampaikan persembahan kepada dewa-dewa terutama dewi air Boru Saniang Naga yang merupakan representasi kuasa Mulajadi Nabolon dan roh-roh leluhur untuk menyucikan si bayi dan menjauhkannya dari kuasa-kuasa jahat sekaligus meminta agar semakin banyak bayi yang dilahirkan (gabe). Upacara martutu aek biasanya dilanjutkan dengan membawa si bayi ke pekan (maronan, mebang). Kita tahu pada zaman dahulu pekan atau pasar (onan) terjadi satu kali seminggu. Onan adalah simbol pusat kehidupan dan keramaian sekaligus simbol kedamaian. Orangtua si bayi akan membawa bayi ke tempat itu dan sengaja membeli lepat (lapet) atau pisang di pasar dan membagi-bagikan kepada orang yang dikenalnya sebagai tanda syukur dan sukacitanya. Pada acara marhata sesudah makan, maka diumumkan lah nama si bayi. Bila anak yang lahir ini adalah anak pertama maka sudah biasa bila ada pemberian sawah oleh orangtua serta mertua untuk modal kerja. Namun pada saat pemberian nama pada waktu itu,


(28)

peran dari sibaso sangat besar karena keluarga meminta rekomendasi sibaso untuk sebuah nama, jika sibaso tidak menyetujui nama yang dianggapnya tidak baik maka orangtua dari si bayi pun akan mengganti nama itu. Makna spiritualitas yang terkandung adalah memberikan kekuatan kepada tubuh si anak yang lahir dimana dengan adanya persembahan-persembahan kepada dewi air Boru saniang naga sehingga si anak kelak mempunyai daya tahan tubuh yang kuat dan tidak mudah terserang penyakit.

Upacara adat Mangharoan

Upacara adat mangharoan (dibaca:Makkaroan) adalah upacara adat yang dilaksanakan setelah dua minggu kelahiran bayi untuk menyambut kedatangan bayi tersebut dalam keluarga tersebut. Ada kalanya diadakan lagi makan bersama ala kadarnya di rumah keluarga yang berbahagia itu yang dikenal dengan istilah mengharoani (menyambut tibanya sang anak). Ada juga yang menyebutnya dengan istilah mamboan aek si unte karena pihak hula-hula membawa makanan yang akan memperlancar air susu sang ibu. Makna spiritualitas yang terkandung adalah yaitu menunjukkan kedekatan dari hula-hula terhadap si anak yang baru lahir dan juga terhadap si ibu maupun ayah dari si anak itu.

A. Upacara adat Marhajabuan ( Pernikahan )

Upacara adat marhajabuan adalah upacara adat pernikahan sesuai dengan adat Batak Toba, marhajabuan(berumah-tangga) artinya setiap masyarakat batak yang akan berumah tangga atau menikah harus melalui sebuah pesta adat tidak boleh hanya dibaptis di gereja atau hanya sekedar akad nikah. Acara ini akan dihadiri oleh seluruh sanak keluarga dari pihak pria maupun wanita dan diadakan pemberian ulos kepada pasangan yang menikah. sudah tidak dilakukan lagi karena dianggap tidak sesuai dengan ajaran agama.

B.Upacara Kematian Sari Matua


(29)

Sari Matua adalah istilah dimana seseorang yang meninggal dunia apakah suami atau isteri yang sudah bercucu baik dari anak laki-laki atau putri atau keduanya, tetapi masih ada di antara anak-anaknya yang belum kawin (hot ripe).

Saur Matua

Saur Matua adalah istilah dimana seseorang yang ketika meninggal dunia dalam posisi “Titir maranak, titir marboru, marpahompu sian anak, marpahompu sian boru”. Tetapi sebagai umat beragama, hagabeon seperti diuraikan diatas, belum tentu dimiliki seseorang. Artinya seseorang juga berstatus saur matua seandainya anaknya hanya laki-laki atau hanya perempuan, namun sudah semuanya hot ripe dan punya cucu.

Mauli Bulung

Mauli Bulung adalah istilah dimana seseorang yang meninggal dunia dalam posisi titir maranak, titir marboru, marpahompu sian anak, marpahompu sian boru sahat tu namar-nini, sahat tu namar-nono dan kemungkinan ke marondok-ondok (Seseorang yang beranak pinak, bercucu, bercicit mungkin hingga ke buyut). yang selama hayatnya, tak seorangpun dari antara keturunannya yang meninggal dunia (manjoloi). Dapat diprediksi, umur yang Mauli Bulung sudah sangat panjang, barangkali 90 tahun keatas, ditinjau dari segi generasi. Mereka yang memperoleh predikat mauli bulung sekarang ini sangat langka.

Martilaha (anak yang belum berumah tangga meninggal dunia).

Mate Mangkar (yang meninggal suami atau isteri, tetapi belum berketurunan)

Matipul Ulu (suami atau isteri meninggal dunia dengan anak yang masih

kecil-kecil)

Matompas Tataring (isteri meninggal lebih dahulu juga meninggalkan anak

yang masih kecil).

II.2.4 Opini Masyarakat Tentang Gondang Taganing

Indonesia adalah negara yang kaya sekali akan ragam seni dan budaya dari berbagai suku. Khususnya di Sumatera utara di suku Batak juga memiliki banyak sekali seni dan budaya salah satu nya adalah seni dari alat musik tradisional yang ada di suku Batak.


(30)

Gondang taganing adalah salah satu alat musik tradisonal yang tertua dan sangat bersejarah di suku Batak yang konsep nya pada jaman dahulu sebagai alat musik yang sangat sakaral dan selalu digunakan di setiap upacara – upacara adat dari suku Batak, bahkan pada jaman dahulu yang menciptakan alat musik ini adalah orang – orang yang di percaya mempunyai kepercayaan khusus dan kekuatan khusus.

Gondang Taganing saat ini sudah sangat langka di tengah – tengah masyarakat dan

Sayangnya masyarakat umum khususnya masyarakat yang sudah tinggal di daerah perkotaan hanya menganggap Gondang taganing ini sebagai alat musik biasa, masyarakat kurang mengetahui akan keberadaan dan makna dari Gondang taganing ini. Dan dengan berkembangnya jaman dan teknologi pada alat musik modern saat ini Gondang taganing sudah dapat di gantikan dengan alat musik modern.

Ditambah dengan media informasi yang sangat minim akan Gondang taganing ini pada akhirnya Gondang taganing mulai dilupakan di masyarakat Batak Toba, saat ini banyak yang tidak tahu apa sih sebenarnya Gondang taganing tersebut serta kurangnya pemberian melalui media informasi untuk masyarakat di suku Batak saat ini tentang keberadaan Gondang taganing, sehingga hampir tidak ada generasi yang dapat merancang media informasi yang mengangkat tentang keberadaan Taganing tersebut.

II.2.5 Resume dan Solusi

Berdasarkan pemaparan diatas maka dapat diketahui bahwa Gondang taganing itu merupakan sebuah alat musik yang sudah turun – temurun dan sebuah alat musik yang sangat penting keberadaannya di upacara – upacara adat Batak. Sehingga untuk mengatasi permasalahan ini dapat diselesaikan dengan membuat media informasi baik itu berupa media digital ataupun media konvensional seperti video, poster. Hal ini dikarenakan tentunya diharapkan dapat membantu memberikan pemberitahuan kepada masyarakat Batak tentang adanya Gondang Taganing yang berada di Sumatera Utara. Terutama media yang dipilih adalah media video yang


(31)

mengangkat keberadaan Gondang taganing. Karena masyarakat khususnya anak muda lebih mudah mempublikasikannya. Tujuan dibuatkannya video sebagai media informasi dalam memberitahukan masyarakat Batak tentang adanya Gondang taganing ini. Agar masyarakat Batak Toba sadar terhadap keberadaan seni budaya musik tradisional yang dimiliki oleh suku Batak.


(32)

BAB III. STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

III.1 Strategi Perancangan

Strategi perancangan yang akan dibutuhkan gagasan yang tepat dan efektif untuk menyampaikan media informasi yang baik dan akan menghasilkan karya yang lebih maksimal. Dimulai dengan tahapan strategi perancangan terlebih dahulu kemudian mengacu pada konsep visual yang akan dibuat. Khalayak sasaran yang dituju adalah Masyarakat umum khusunya remaja suku Batak yang kurang mengetahui tentang alat musik tradisional Batak Toba.

III.I.1 Khalayak Sasaran

Target audien adalah kelompok sasaran yang dituju secara khusus. Pemilihan target audien dalam perancangan video dokumenter Taganing ini dipilih karena beberapa hal, berdasarkan pertimbangan video ini harus dapat dipahami oleh kalangan masyarakat umum khususnya remaja. Target audien diperuntukan bagi masyarakat umum khususnya remaja berusia 15 – 25 tahun yang memiliki minat terhadap perkembangan budaya musik tradisional, yaitu Gondang Taganing. Hal-hal tersebut secara spesifik dapat dibagi berdasarkan beberapa segi:

Demografis

Secara demografis target audien dari video gondang Taganing ini meliputi dua jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan. Dengan kategori kelompok usia antara 15-25 tahun, dengan status sosial bawah, menengah dan atas yang diasumsikan dapat teringatkan akan pentingnya melestarikan kebudayaan tradisional.

Geografis

Pemilihan target audien berdasarkan geografis ditujukan kepada remaja yang bertempat tinggal didaerah perkotaan penduduknya dimana masyarakat telah mengalami perubahan gaya hidup khususnya dalam sisi kepedulian akan kebudayaan tradisional. Daerah yang menjadi target dari perancangan ini adalah daerah kota Medan dan sekitarnya.


(33)

Psikografis

Secara psikografis target audien yang dituju dari media video gondang Taganing ini adalah masyarakat umum suku Batak khusus nya remaja di suku Batak yang masih membutuhkan informasi dan pengetahuan.

Consumer Insight

Khalayak sasaran yang dimaksud adalah masyarakat yang membutuhkan informasi tentang tentang sejarah dan kegunaan dari gondang Taganing khususnya remaja Batak yang memiliki minat memperdalam kebudayaan Batak.  Consumer Journey

Pertama hal yang dilakukan khalayak sasaran adalah ketika bangun tidur siap melakukan aktivitas seperti biasa. Untuk kalangan muda, mandi terus bersiap untuk berangkat ke sekolah. Pada saat siang harinya khalayak sasaran beristirahat lalu mesambil mencari beberapa informasi melalui smartphone/gadget lewat media social dan youtube dan ketika malam hari khalayak sasaran waktunya istirahat untuk melakukan aktivitas seperti biasa keesokan harinya.

Tabel III.1 Consumer Journey Sumber : Pribadi

No. Kegiatan Tempat Point of Contact

1. Bangun pagi Kamar tidur Gadget/Handphone

2. Perjalanan ke

sekolah/kampus

Jalan, sekolah Poster, stiker, Handphone 3. Di sekolah/kuliah Ruang kelas Poster, Flyer,

Gadget/Handphone

4. Istirahat Kantin, Kafe Poster

5. Pulang

sekolah/kuliah

Jalan Poster, Flyer, Gadget/Handphone


(34)

III.1.2 Strategi KomunikasiPendekatan Verbal

Pendekatan verbal yang dilakukan agar pesan yang ingin disampaikan tepat pada sasaran, maka akan melakukan perancangan media informasi menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Batak. Karena khalayak sasaran adalah orang Indonesia khususnya masyarakat suku Batak di Medan.

Pendekatan Visual

Untuk menginformasikan gondang Taganing, dilakukan strategi pendekatan visual yang akan mengangkat gondang Taganing itu sendiri. Strategi pendekatan visual yang dilakukan adalah dengan menyajikan gambar melalui video dokumenter dengan pendekatan gaya video dokumenter, mengenai sejarah dari mulai tempat dimana berasal gondang Taganing, dan kegunaannya pada aktivitas adat di suku Batak. Penggunaan media video dokumenter adalah agar para penonton tidak hanya mendengar saja atau hanya melihat saja tetapi dapat menikmati keduanya.

III.1.3 Mandatory

Perancangan media informasi video dokumenter Gondang Taganing bekerja sama dengan beberapa pihak. Pihak-pihak tersebut mendukung perancangan media informasi video dokumenter gondag Taganing, pembuatan media ini bekerja sama dengan komunitas masyarakat Batak Dept. Kebudayaan Batak yaitu Pemkab.Samosir dan Kemenpar Sumatera Utara selaku media Promosi video dokumenter ini.

III.1.4 Strategi kreatif

Strategi kreatif yang digunakan adalah dengan menggunakan Qr code scaner yang di pasang di flyer dan poster sehingga masyarakat bisa langsung melihat seperti apa acara yang menggunakan gondang Taganing karena dalam media tersebut terdapat informasi yang akan mengarahkan kepada media utama. Strategi kreatif sangat penting dalam menerjemahkan pesan yang ingin disampaikan kedalam bahasa visual karena pesan yang disampaikan jelas menggunakan elemen grafis sebagai dasar pada media yang dirancang. Strategi yang akan dibuat adalah video dokumenter karena video dokumenter dapat menarik perhatian remaja dan masyarakat saat ini. Video dokumenter merupakan media kreatif yang dipilih


(35)

untuk penyajian video ke penerima pesan. Pada dasarnya ide ini muncul dari realita yang terjadi saat ini bahwa minat menonton sesuatu lebih besar daripada membaca. Jadi video ini akan memperkenalkan gondang Taganing dan fungsinya kepada masyarakat khususnya remaja di Medan dan sekitarnya dengan cara tersebut. Video dokumenter dapat didefinisikan, yaitu sebuah sajian gambar dan suara yang mengenalkan atau menjelaskan sesuatu hal yang berisikan informasi dengan keadaan yang real / nyata dan ditujukan kepada khalayak atau penerima pesan. Video dokumenter banyak digunakan di perusahaan pariwisata bertujuan untuk memperkenalkan daerah – daerah wisata ke khalayak. Pada perancangan ini, maka di buatlah sebuah video dokumenter gondang Taganing. Dengan menggunakan teknik ini pelihat pesan akan mudah mengerti, karena sifatnya hanya memaparkan kejadian sebenarnya di tempat tersebut. Untuk menunjang video ini tentu pemilihan angle, dan lokasi, akan mempengaruhi tindakan dari penerima pesan. Guna untuk mengenalkan atau memberikan informasi kepada masyarakat Medan dan sekitarnya.

Copywriting

 Headline: Gondang Taganing alat musik Batak Toba.

 Tagline: Kenali Budaya Kita Sejak Dini Untuk Melestarikan Kesenian Bangsa. Storyline

Dimulai dari perjalanan menuju kota Medan Sumatera Utara, dilanjutkan dengan perjalanan menuju Toba Samosir dengan pemandangan yang estetis dengan danau dan pegunungan dan rumah adat batak sebagai symbol orang batak juga aktivitas orang batak di desa Toba samosir tersebut. Setelah itu melanjutkan perjalanan ke Tomok tuk – tuk sebuah desa dimana gondang taganing ini berada dan disana biasanya diadakan pertunjukan yang dinamakan patung si gale – gale dan disana gondang taganing ini akan dimainkan bersama alat musik lain nya dan pertunjukan tersebut. Dan disana nanti akan diadakan wawancara dengan budayawan yang ada disana mengenai sejarah gondang Taganing dan kegunaan nya dalam aktivitas adat di suku batak Toba.


(36)

Storyboard

Gambar III.1. Story Board Sumber : Dokumen Pribadi.

Scene 1 (Menit 00.00 – 02.00).

Di Scene ini menceritakan bagaimana perjalanan saya menuju kota Medan dan dilanjutkan dengan perjalanan saya menuju ke Toba Samosir dengan menceritakan bagaimana keindahan pulau Samosir dilanjutkan dengan menceritakan sejarah singkat darimana gondang Taganing ini berasal.

Scene 2 (Menit 02.00 – 05.19).

Di Scene ini menceritakan bagaimana kegunaan gondang Taganing ini di acara – acara adat suku Batak seperti penggunaan nya pada beberapa jenis Tarian sakral adat di suku Batak.

Scene 3 (Menit 05.00 – 09.20).

Di Scene ini adalah scene wawancara dengan narasumber budayawan yang ada di daerah tersebut dimana didalam wawancara ini yaitu menceritakan bagaimana Taganing ini berasal dan kegunaan nya di dalam acara – acara adat di suku Batak. Scene 4 (Menit 09.20 – 17.01).

Di Scene ini juga adalah scene wawancara dengan narasumber seorang budayawan yang sekaligus juga pembuat alat musik Taganing ini di dalam


(37)

wawancara ini menceritakan bagaimana sejarah, bentuk, dan kegunaan Taganing ini dalam adat suku Batak dan bagaimana penting nya penggunaan gondang Taganing ini dalam acara – acara suku Batak.

III.1.5 Strategi Media

Semakin berkembangnya dunia teknologi, masyarakat kini mampu dengan mudah mengakses informasi berupa video, tidak hanya media informasi yang berupa media cetak. Justru dengan hadirnya media informasi berupa video dengan tampilan visualisasi yang menarik, mampu lebih cepat ditanggap oleh penerima pesan. Video merupakan media yang kompleks karena didalamnya ada visual dan audio, jadi indra penglihatan dan pendengaran akan mampu menyaring dari penggunaan media yang lain. Selain itu dengan adanya video dokumenter ini akan memudahkan presepsi masyarakat terhadap kesenian musik gondang Taganing. Karena presepsi ingatan yang berupa audio visual itu mampu diingat lebih lama dan mempunyai kesan tersendiri.

 Media Utama

- Video dokumenter

video dokumenter yaitu sebuah sajian gambar dan suara yang mengenalkan atau menjelaskan sesuatu hal yang berisikan informasi sesuai dengan apa yang terjadi pada saat itu yang ditujukan kepada khalayak atau penerima pesan. Media utama yang dipilih berupa video dokumenter, karena dengan penyampaian pesan berupa video pelihat pesan mampu lebih cepat menangkap penggambaran dari gondang Taganing. Dengan demikian akan memudahkan dalam penyampaian dan diterimanya informasi gondang Taganing kepada masyarakat.

 Media Pendukung - Flayer

Brosur merupakan terjemahan dari istilah asing yaitu Brochures, yakni salah satu The Printed Word yang merupakan sebuah media informasi eksternal berupa tulisan yang tercetak. Dalam kegiatan kehumasan brosur merupakan salah suatu media informasi eksternal, yang sangat efektif dan efisien dalam


(38)

menyampaikan pesan kepada publik-publik.Prof. Drs.Onong.U.Effendy dalam Kamus Komunikasinya (1989 : 130)

- Poster

Definisi Poster Menurut Sudjana dan Rivai (2007:51), poster adalah sebagai kombinasi visual dari rancangan yang kuat, dengan warna, dan pesan dengan maksud untuk menangkap perhatian orang yang lewat tetapi cukup lama menanamkan gagasan yang berarti di dalam ingatannya. Jadi poster dapat didefinisikan sebagai kombinasi visual dari rancangan yang kuat, dengan warna.

- X-banner

Banner adalah salah satu jenis media promosi yang sudah dicetak menggunakan print digital yang pada umumnya memiliki bentuk vertikal atau portrait. Banner adalah suatu bentuk penyederhanaan dari yang namanya baliho.

 Merchendise - Topi

adalah sebuah aksesoris yang digunakan untuk menutupi kepala dari panas / sinar matahari.

- T-shirt

t-shirt adalah jenis pakaian yang menutupi sebagian lengan, seluruh dada, bahu, dan perut. Kaus oblong biasanya tidak memiliki kancing, kerah, ataupun saku.

- Pin bros

Bros adalah benda perhiasan dekoratif yang dirancang agar dapat terpasang disematkan ke pakaian atau media lain.

- Mug

tipe alat minum sejenis cangkir yang umumnya digunakan untuk meminum minuman.

III.1.6 Strategi Distribusi dan Waktu Penyebaran Media

Strategi distribusi yang dipilih melalui media elektronik berupa media online atau internet. Penyeberan video bisa di lakukan melalui situs web, media sosial, vimeo, youtube dan juga website pemerintahan dinas pariwisata dan kebudayaan Prov.


(39)

Sumatera Utara dan akan dibagikan gratis kepada masyarakat atau boleh di dapat secara gratis di kantor dinas pariwisata dan kebudayaan SUMUT. Pemilihan media ini mengingat pada era sekarang orang atau masyarakat akan lebih cenderung menggunakan media online atau internet dalam mencari data-data yang mereka butuhkan sebelum hendak berangkat ke tempat yang dituju. Dan melalui media internet masyarakat dapat melihat data-data berulangkali dan juga dapat mengambil data tersebut untuk menjadi acuan. Selain itu juga masyarakat akan sangat mudah dan lebih cepat mendapatkan pesan dengan menggunakan media internet.

Tabel III.2 Tabel Distribusi Media Tahun 2016 Akhir Sumber: Pribadi.

MEDIA September Oktober November Desember Media Utama Video Dokumentasi Gondang Taganing Media Pendukung Media Promosi

b Poster

c X-Banner

Media Pengingat

a Jejaring Sosial

b Flyer

c Baju Kaos

d Topi

e Pin


(40)

III.2 Konsep Desain

Konsep visual dalam pembuatan video dokumenter ini adalah mengabungkan stok video dengan video yang lainnya sehingga mengasilkan suatu video utuh. Kemudian menggunakan elemen-elemen berupa musik atau audio serta tipografi. Elemen visual seperti videografi agar penyampaian media informasi ini tidak membosankan dan menarik perhatian serta mudah untuk di mengerti.

III.2.1 Format Desain

Format desain yang ada pada video disebut dengan aspek ratio. Aspek ratio merupakan perbandingan ukuran lebar dan tinggi pada suatu frame. Untuk video ini aspek ratio yang digunakan 1920px x 1080px untuk mendapatkan hasil wide screen. Mengingat visual yang ditampilkan cendrung landscape maka pada format video yang ditampilkan akan menggunakan wide screen.

Gambar III.2. Contoh Gambar Ukuran Frame. Sumber : Dokumen Pribadi.

III.2.2 Tata Letak (Layout)

Layout merupakan salah satu unsur yang sangat berpengaruh dalam sebuah komposisi. Menurut Surianto Rustan (2009). “ Penempatan komposisi antara teks dan gambar agar dapat dipahami” (h.8).

Pengertian layout sendiri ialah mengatur penempatan berbagai unsur komposisi, seperti huruf, teks, garis, bidang, gambar dan lain sebagainya. Layout yang digunakan adalah layout jenis Frame Layout. Frame Layout adalah suatu layout dimana border, bingkai, framenya membentuk suatu naratif (cerita).


(41)

Gambar III.3 Layout wawancara Gondang Taganing Sumber : Dokumen Pribadi.

III.2.3 Huruf / Tipografi

Menurut Danton Sihombing (2001) “ huruf merupakan bagian terkecil dari struktur bahasa tulis dan mrupakan elemen dasar untuk membangun sebuah kata atau kalimat” (h.2). Untuk menjelaskan unsur informasi yang ada pada video ini akan menggunakan elemen tipografi. Tipografi yang digunakan harus mengandung keterbacaan, nyaman dari segi proposi, spasi, ukuran dan juga penempatannya. Penggunaan tipografi akan mengarah kepada jenis huruf yang terkesan tegas dan jelas sehingga tidak melelahkan mata target audience. Dengan tingkat keterbacaan yang baik huruf yang digunakan pada video ini adalah Lobster, Adobe arabic & Lucida sans. Dan pada penerapannya akan disesuaikan dengan penempatanya. Berikut ini adalah tipe huruf yang dipilih:

Gambar III.4 Font Sumber : Dokumen Pribadi.


(42)

 Lobster 1.4

Jenis tipografi yang digunakan adalah Lobster 1.4 karena jenis font (huruf) yang sesuai dengan tema budaya.

 Adobe Arabic

Huruf yang paling mudah untuk dibaca dan digunakan untuk keterangan informasi.

 Lucida Sans

Jenis tipografi yang digunakan adalah Bebas Neue karena jenis font yang tebal dan tegas.

III.2.4 Warna

Warna merupakan salah satu unsur desain yang mempengaruhi pesan. Pemilihan warna dalam konsep visual ini berdasarkan pada kesan yang ingin di tonjolkan dan kepada siapa kesan ini akan disampaikan. Setiap warna dapat mempunyai arti warna yang berbeda pada setiap orang yang melihatnya, karena dipengaruhi oleh faktor sosial dan budaya. Warna-warna yang digunakan disesuaikan dengan warna-warna yang banyak terdapat pada kesenian alat musik Taganing serta warna khas Gorga batak yang mempunyai makna dan simbolisme khusus menurut religi batak kuno.

Menurut Ryan Hutagalung (2014) makna dari 3 warna yang terdapat pada gorga yaitu Merah , Putih, dan Hitam artinya adalah :

- Merah

Sebagai perlambang kekuatan ( hagogoon ) dan keberanian. - Putih

Sebagai perlambang kesucian, kebenaran, kejujuran, dan ketulusan (sohaliapan, sohapurpuran ).

- Hitam

Sebagai perlambang kerahasiaan, kewibawaan, dan kepemimpinan - kuning

Warna emosional yang menggerakkan energi dan keceriaan, kejayaan, kemegahan, dan keindahan.


(43)

Gambar III.5. Warna CMYK Sumber : Dokumen Pribadi.

III.2.5 Ilustrasi

Menurut Dedi Nurhadiat (2004 ) “Ilustrasi berasar dari kata ilustrate ( Latin ) yang artinya menerangkan atau menjelaskan. Oleh karena itu, gambar yang berfungsi untuk memberi penjelasan atau memperindah penampilan suatu tulisan disebut gambar ilustrasi”. Penggunaan ilustrasi dalam sebuah video dokumenter ini berfungsi untuk memperjelas dan mempertegas juga sekaligus sebagai daya tarik visual. Ilustrasi yang dipakai dalam video dokumenter ini adalah dengan memaparkan kejadian sebenarnya di tempat Taganing ini berada. hal ini dimaksudkan untuk memberikan kesan nyata dan lebih dapat dicerna oleh target sasaran, karena berhubungan dengan budaya tradisional.

Gambar III.6. Ilustrasi judul. Sumber : Dokumen Pribadi.


(44)

Gambar III.7. Ilustrasi wawancara. Sumber : Dokumen Pribadi.

III.2.6 Musik

Menurut Dedi Nurhadiat (2009) musik disebut – sebut sebagai esensi dari sensasi manusia karena dapat menimbulkan reaksi atau respons yang terprediksi bagi pendengarnya (hal.31 ) Elemen yang sangat berperan penting dalam memperkuat mood, nuansa, serta suasana video ini adalah musik. Musik dapat di kelompokan menjadi dua macam, yaitu ilustrasi musik dan lagu. Ilustrasi musik adalah musik latar yang mengiringi aksi selama cerita berjalan, sedangkan musik lagu adalah pengring sebuah film yang membentuk karakter serta mood suasana adegannya Elemen musik yang dipakai pada video ini genre Etnik musik Karena mengingat fungsi musik disini untuk mempertegas suasana agar lebih kuat maknanya.


(45)

BAB IV. MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI

IV.1. Media Utama

Berdasarkan permasalahn yang ditemukan dari materi Gondang Taganing maka akan dibuat sebuah media. Media utama yang dibuat berupa media informasi berupa video dokumenter.

Adapun spesifikasi media utama video dokumenter Taganing yaitu: Format / bentuk : Wide.

Ukuran : 1920px X 1080px . Material : Kamera, lensa, monitor. Teknik Produksi : Digital.

IV.1.1. Teknis Produksi Media

Dalam tahapan ini adalah tahapan akhir dari proses yang telah disusun sebelumnya atau final artwork. Dimana seluruh gagasan dan materi yang telah dikumpulkan sebelumnya akan diproses untuk menjadi sebuah tampilan yang diharapkan. Guna memberikan hasil yang maksimal dalam proses eksekusi akhir ini diperlukan juga beberapa tahapan yang harus di persiapkan terlebih dahulu secara teknis antara lain seperti hardware dan sofware yang dibutuhkan.

Berikut beberapa software yang digunakan dalam pembuatan video dokumentasi:

 Adobe Photoshop CS6

 Adobe Ilustrator CS6

 Adobe Audition CS6

 Adobe Premiere Pro CS6

Tahap ini sangat penting dalam proses perancangan ini, agar pada pelaksanaanya dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan yang diharapkan. Dalam proses pembuatan video profil ini terdiri dari beberapa proses yaitu:

a. Pra Produksi

Pra produksi merupakan tahap yang dilakukan sebelum produksi, misalnya dibutuhkanya scenario atau storyboard dalam pembuatannya.


(46)

Gambar IV.1 Storyboard Sumber: Dokumen pribadi

b. Produksi

Produksi merupakan proses dari pembuatan video. Seluruh tim produksi bekerja keras untuk menghasilkan suatu karya yang maksimal. Perlu adanya kerja sama dalam tim tersebut. Dalam pelaksanaan proses produksi pengambilan gambar yang baik harus sesuai dengan storyboard. Storyboard menurut buku video editing dengan pinnacle studio milik wahana computer (2008) adalah menampilkan video-video scene dan transisi yang tersusun atas ikon-ikon thumbnail.Selain itu dalam proses produksi peran sutradara itu sangat penting untuk memandu seluruh tim tentang apa saja yang harus dilakukan.Kameramen juga sangat penting dalam proses produksi ini, karena gambar yang dihasilkannya mampu menentukan mudah atau tidaknya dalam proses editing nanti hasilnya akan sesuai dengan yang diinginkan atau tidak.

Gambar IV.2 Proses shooting Sumber: Dokumen pribadi


(47)

c. Paska Produksi

Paska produksi itu adalah proses setelah dilakukannya proses produksi, misalnya proses editing. Setelah video diambil, video-video tersebut di edit ulang mengikuti alur cerita yang sudah digambarkan di storyboard melalui Adobe Premiere.

Gambar IV.3 Proses Editting Adobe Premiere Sumber: Dokumen pribadi

Selain itu dalam adobe premiere ini juga mulai menyesuaikan lagu yang akan digunakan dan memasukan efek-efek lainnya. Selanjutnya file yang telah selesai siap untuk direndering.

Gambar IV.4 Proses Editting Adobe Auditon & Adobe Premiere Sumber: Dokumen pribadi


(48)

IV.1.2. Tahap Eksekusi Proses Video dokumenter gondang Taganing

Pada tahap eksekusi ini adalah tahap dimana dilakukannya proses visual, dimana pada proses visual ini adalah dengan mengambil gambar selama perjalanan menuju ke desa Samosir dan memaparkan kejadian sebenarnya di tempat tersebut. Setelah melakukan proses editing maka akan dilakukan proses dubbing suara sebagai narasi yang akan menjadi panduan untuk penonton, setelah itu akan dilakukan dengan memberikan teks sebagai judul, pemberitahu waktu, nama tempat, dan juga sebagai subtitle untuk mengartikan bahasa daerah yang ada di dalam video Di dalam video ini nantinya akan dijabarkan dari proses awal penyampaian informasi sampai akhir.

Gambar IV.5 Tahapan video. Sumber : Dokumen Pribadi

IV.1.3. Teknik Pengambilan Gambar

Teknik – teknik dalam pengambilan gambar yang dilakukan sebagai berikut :  Dalam teknik pengambilan gambar dalam video gondang taganing ini

menggunakan Eye Level. Karena pengambilan gambar ini mengambil sudut sejajar dengan mata objek, tidak ada kesan dramatik tertentu yang didapat dari eye level ini, yang ada hanya memperlihatkan pandangan mata seseorang yang berdiri.


(49)

 Frame size yang digunakan adalah Full Shoot (FS). Dalam pengambilan gambar ini penuh dengan objek dari kepala hingga kaki, fungsinya untuk memperlihatkan objek beserta lingkungannya secara lebih jelas.

 Moving Camera (Gerakan Kamera) yang digunakan adalah Fading (in/out). Merupakan pergantian gambar secara perlahan-lahan.

IV.1.4. Tampilan Akhir Video dokumenter gondang Taganing

Tahap akhir dari perancangan video dokumenter ini adalah proses rendering yaitu setelah melakukan proses editing maka akan dilakukan rendering ke dalam format AVI ( Audio Video Interleaved ) karena video yang di render menggunakan format ini akan menghasilkan ukuran file yang sangat besar karena resolusi yang dipakai sesuai dengan resolusi asli sumber video untuk menentukan hasil akhir dari sebuah video format avi merupakan standar microsoft dan windows sebagai platformnya.

Gambar IV.6 Tampilan awal video. Sumber : Dokumen Pribadi


(50)

Gambar IV.7 tampilan hasil akhir video. Sumber : Dokumen Pribadi.


(51)

IV.1.5. Aplikasi Desain

Dalam tahapan ini adalah tahapan dari proses yang telah disusun sebelumnya dimana seluruh gagasan dan materi yang telah dibuat dalam format digital akan di aplikasikan dan dimanfaatkan ke dalam beberapa jenis akun media sosial seperti :

 Media Utama - Youtube

Youtube adalah sebuah situs web berbagi video yang memungkinkan pengguna mengunggah, menonton, dan berbagi video pengguna yang tidak terdaftar dapat menonton video apapun yang ada di youtube sedangkan pengguna terdaftar dapat mengunggah video dalam jumlah tak terbatas, youtube akan di manfaatkan sebagai media informasi untuk mengunggah media utama yaitu video dokumenter “Perjalanan Menapaki Jejak Gondang Taganing “.

Gambar IV.8 tampilan video di youtube. Sumber : Dokumen Pribadi.

- DVD

DVD adalah singkatan dari “ digital Versatile disc “ sejenis cakram optik yang digunakan untuk menyimpan data termasuk film dengan kualitas video dan audio yang lebih baik dari vcd, dvd akan di manfaatkan sebagai media informasi untuk mempromosikan media utama yaitu video dokumenter “Perjalanan Menapaki Jejak Gondang Taganing “ yang akan dibagikan secara gratis kepada masyarakat di kota Medan.


(52)

Gambar IV.9 Tampilan video dalam bentuk dvd. Sumber : Dokumen Pribadi.

 Media pendukung - Facebook

Facebook adalah sebuah layanan jejaring sosial atau biasa disebut dengan media sosial yang diluncurkan pada bulan februari 2004, facebook akan di manfaatkan sebagai media informasi untuk mempromosikan sekaligus menginformasikan media utama yaitu video dokumenter “Perjalanan Menapaki Jejak Gondang Taganing “ yang akan bisa diakses secara gratis oleh masyarakat di kota Medan.

Gambar I

IV.10 tampilan poster dalam tampilan facebook. Sumber : Dokumen Pribadi.


(53)

- Twitter

Twitter adalah layanan jejaring sosial atau biasa disebut dengan media sosia dan mikroblog daring yang memungkinkan penggunanya untuk mengirim dan membaca pesan berbasis teks dingga 140 karakter yang dikenal dengan sebutan kicauan (tweet) twitter akan di manfaatkan sebagai media informasi untuk mempromosikan sekaligus menginformasikan media utama yaitu video dokumenter “Perjalanan Menapaki Jejak Gondang Taganing “ yang akan bisa diakses secara gratis oleh masyarakat di kota Medan.

Gambar IV.11 tampilan poster dalam bentuk twitter. Sumber : Dokumen Pribadi.


(54)

IV.2. MEDIA PENDUKUNG  Poster

Ukuran Media : A3 (42 cm x 29,7 cm)

Teknis Produksi : Cetak, Art Papper 250 gr laminasi glossy Media poster digunakan sebagai media pendukung dalam peracangan video dokumenter untuk dibagikan ke lembaga budayawan untuk di tempel di mading desa dan dipromosikan kepada masyarakat dan juga bisa dipromosikan lewat media social seperti Facebook dan Twitter.

Gambar IV.12 Poster. Sumber : Dokumen Pribadi.

 X-Banner

Ukuran Media : 60 cm x 160 cm Teknis Produksi : Cetak, bahan luster


(55)

Gambar IV.13 X - Banner Sumber : Dokumen Pribadi.

 Flyer

Ukuran Media : 20 cm x 8,5 cm

Teknis Produksi : Cetak, Art Papper 250 gr

Media flyer digunakan sebagai media pendukung dalam peracangan video dokumenter Taganing untuk dibagikan masyarakat.

Gambar IV.14 Flyer Sumber : Dokumen Pribadi.


(56)

 Mug

Digunakan sebagai media pendukung dalam peracangan video dokumenter gondang Taganing sebagai merchandise dan di bagikan ke audience.

Gambar IV.15 Mug Sumber : Dokumen Pribadi.

 Pin

Pin digunakan sebagai media pendukung dalam peracangan event launching video dokumenter gondang Taganing sebagai merchandise dan di bagikan ke audience. .Format / Bentuk : Lingkaran

Material : - Teknik Produksi : -

Gambar IV.16 Pin Sumber : Dokumen Pribadi.


(57)

 Topi

Media Topi digunakan sebagai media pendukung dalam peracangan video dokumenter Gondang Taganing untuk dibagikan ke pada seluruh audience.

Gambar IV.17 Topi Sumber : Dokumen Pribadi.

 T-Shirt

Media T-Shirt digunakan sebagai media pendukung dalam peracangan video dokumenter sebagai merchandise dan di bagikan ke audience yang datang.

Gambar IV.18 T-shirt Sumber : Dokumen Pribadi.


(58)

IV.3. Kesimpulan

Pada laporan tugas akhir yang didapatkan adalah melakukan proses shooting video Perancangan Media Informasi gondang Taganing yang ditugaskan di Desa Simanindo di Kab Samosir. Sehingga saya bisa membuat progress ini dengan baik dan tepat waktu. Tidak lupa juga kepada Bapak Sidaurauk sebagai pemain Taganing, dan Bapak J.Naibaho sebagai pembuat dan pemain Taganaing yang sudah memperbolehkan saya untuk meliput dan wawancara di desa Simanindo Kab. Samosir Semoga dengan dibuatkannya media informasi melalui video dokumenter ini diharapkan bisa lebih memperkenalkan lagi budaya musik tradisional Batak yaitu gondang Taganing di semua kalangan masyarakat Batak khususnya remaja sekitar Medan dan sekitarnya.


(1)

- Twitter

Twitter adalah layanan jejaring sosial atau biasa disebut dengan media sosia dan mikroblog daring yang memungkinkan penggunanya untuk mengirim dan membaca pesan berbasis teks dingga 140 karakter yang dikenal dengan sebutan kicauan (tweet) twitter akan di manfaatkan sebagai media informasi untuk mempromosikan sekaligus menginformasikan media utama yaitu video dokumenter “Perjalanan Menapaki Jejak Gondang Taganing “ yang akan bisa diakses secara gratis oleh masyarakat di kota Medan.

Gambar IV.11 tampilan poster dalam bentuk twitter. Sumber : Dokumen Pribadi.


(2)

 Poster

Ukuran Media : A3 (42 cm x 29,7 cm)

Teknis Produksi : Cetak, Art Papper 250 gr laminasi glossy Media poster digunakan sebagai media pendukung dalam peracangan video dokumenter untuk dibagikan ke lembaga budayawan untuk di tempel di mading desa dan dipromosikan kepada masyarakat dan juga bisa dipromosikan lewat media social seperti Facebook dan Twitter.

Gambar IV.12 Poster. Sumber : Dokumen Pribadi.

 X-Banner

Ukuran Media : 60 cm x 160 cm Teknis Produksi : Cetak, bahan luster


(3)

Gambar IV.13 X - Banner Sumber : Dokumen Pribadi.

 Flyer

Ukuran Media : 20 cm x 8,5 cm

Teknis Produksi : Cetak, Art Papper 250 gr

Media flyer digunakan sebagai media pendukung dalam peracangan video dokumenter Taganing untuk dibagikan masyarakat.


(4)

Digunakan sebagai media pendukung dalam peracangan video dokumenter gondang Taganing sebagai merchandise dan di bagikan ke audience.

Gambar IV.15 Mug Sumber : Dokumen Pribadi.

 Pin

Pin digunakan sebagai media pendukung dalam peracangan event launching video dokumenter gondang Taganing sebagai merchandise dan di bagikan ke audience. .Format / Bentuk : Lingkaran

Material : - Teknik Produksi : -

Gambar IV.16 Pin Sumber : Dokumen Pribadi.


(5)

 Topi

Media Topi digunakan sebagai media pendukung dalam peracangan video dokumenter Gondang Taganing untuk dibagikan ke pada seluruh audience.

Gambar IV.17 Topi Sumber : Dokumen Pribadi.

 T-Shirt

Media T-Shirt digunakan sebagai media pendukung dalam peracangan video dokumenter sebagai merchandise dan di bagikan ke audience yang datang.

Gambar IV.18 T-shirt Sumber : Dokumen Pribadi.


(6)

Pada laporan tugas akhir yang didapatkan adalah melakukan proses shooting video Perancangan Media Informasi gondang Taganing yang ditugaskan di Desa Simanindo di Kab Samosir. Sehingga saya bisa membuat progress ini dengan baik dan tepat waktu. Tidak lupa juga kepada Bapak Sidaurauk sebagai pemain Taganing, dan Bapak J.Naibaho sebagai pembuat dan pemain Taganaing yang sudah memperbolehkan saya untuk meliput dan wawancara di desa Simanindo Kab. Samosir Semoga dengan dibuatkannya media informasi melalui video dokumenter ini diharapkan bisa lebih memperkenalkan lagi budaya musik tradisional Batak yaitu gondang Taganing di semua kalangan masyarakat Batak khususnya remaja sekitar Medan dan sekitarnya.