20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian eksperimental dengan rancangan deskriptif karena dilakukan manipulasi terhadap subjek uji, subyek uji yang
dimaksud disini adalah perlakuan yang diberikan terhadap sampel.
B. Variabel Penelitian
1. Klasifikasi Variabel
a. Varibel bebas. Variabel pada penelitian ini adalah kadar larutan baku
PbNO
3
, tinggi burner,perbandingan udara dan asetilen b.
Varibel tergantung. Variabel tergantung pada penelitian ini adalah absorbansi, kadar timbal dalam cacing dan parameter validasi
c. Variabel pengacau terkendali. Variabel pengacau terkendali dalam
penelitian ini adalah asal cacing
Lumbricus rubellus
dan alat-alat yang digunakan
C. Definisi Operasional
1.
Lumbricus rubellus
adalah termasuk dalam kelompok binatang tidak bertulang belakang avertebrata dan banyak ditemukan di daerah yang
lembab. 2.
Cemaran logam berat adalah cemaran Pb dalam cacing
Lumbricus rubellus
yang diukur dengan SSA dan dinyatakan dalam µgml
part per million
3. Destruksi basah merupakan salah satu cara dekomposisi sampel dengan
penambahan reagen cair.
D. Bahan Penelitian
PbNO
3
p.a Merck
®
, asam sulfatH
2
SO
4
90,63 p.a Merck
®
, asam nitrat HNO
3
65 p.a Merck
®
, cacing
Lumbricus rubellus
, daun hasil fermentasi, asam bikromat, aquabidest
Laboratorium Kimia Analisis Instrumental Fakultas Farmasi Sanata Dharma.
E. Alat Penelitian
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat gelas merk Pyrex
®
,
hotplate
merk LabTech
®
, Seperangkat instrument SSA merk Perkin Elmer SSA 3110
®
, Tipe nyala api yaitu Asetilen : udara, neraca analitik merk Denver
®
, kertas Whatman No.42,
vacuum
dan botol plastik.
F. Tata Cara Penelitian
1. Pencucian Wadah dan Peralatan
Peralatan dan wadah yang akan digunakan untuk analisis, dibilas dengan asam pencuci
kemudian didiamkan pada lemari asam selama 24 jam lalu dibilas dengan aquabidest
.
Dilakukan pergantian asam pencuci ketika warnanya sudah berubah menjadi kehijauan.
Setelah kering, alat ini dimasukkan dalam kantong plastik dan disimpan dalam ruang bebas debu AOAC, 2007.
2. Pemilihan Sampel
Sampel cacing
Lumbricus rubellus
dibeli langsung dari petani cacing di Nyamplung, Gamping Yogyakarta. Cacing yang digunakan memiliki ciri-ciri
warna bagian atas tubuh merah dan bawah tubuh merah pucat dan adanya warna kuning bagian anus.
3. Penimbangan Bobot Kering Sampel
Wadah dipanaskan dalam oven pada suhu 105
o
C selama 1 jam, ditimbang kemudian dipanaskan kembali dalam oven pada suhu 105
o
C selama 1 jam. Cara ini dilakukan berulang kali sampai diperoleh bobot tetap. Bobot tetap
berarti selisih dua kali penimbangan sampel berturut-turut tidak lebih dari 0,5 mg tiap g sisa yang ditimbang. Penimbangan bobot kering juga dilakukan terhadap
sampel yang digunakan. Ditimbang 1-2 g sampel kemudian lakukan seperti prosedur diatas menggunakan wadah yang telah dikuantifikasi Dirjen POM,
1974.
4. Destruksi Cacing
Lumbricus rubellus
a.
Destruksi Basah. Ditimbang seksama dua setengah gram sampel bobot
kering, dalam labu Erlenmeyer 50 ml sebelumnya dicuci asam dan dikeringkan. Ditambahkan 7,5 ml H
2
SO
4
pekat diikuti oleh 12,5 ml HNO
3
pekat ke dalam labu sampel. Sampel dipanaskan menggunakan
hotplate
pada suhu ±130°C mendidih. Ketika dipanaskan akan keluar asap cokelat- kuning. Setelah asap cokelat-kuning tersebut hilang, maka akan mucul asap
putih dari H
2
SO
4
yang menunjukkan terjadinya proses penguraian H
2
SO
4
dan sampel akan berwarna lebih gelap. Dengan segera ditambahkan HNO
3