Efisiensi lampu katoda cekung bergantung pada bentuk geometri dari katodanya dan besarnya tegangan listrik yang diberikan. Peningkatan pemberian
arus pada lampu katoda, pada umumnya akan meningkatkan intensitas akan tetapi akan mengurangi umur dari lampu tersebut. Peningkatan ini tetap ada batasnya.
Jika pemberian tegangan berlebihan maka akan akan terjadi penyerapan sendiri
self absorption
karena terjadinya peningkatan jumlah atom-atom yang tidak tereksitasi dan menyerap emisi yang dipancarkan sendiri. Hal ini dapat
mengurangi intensitas dari lampu tersebut Underwood, 2002.
4. Perbandingan Udara-Asetilen
Kombinasi udara-asetilen menghasilkan tipe nyala yang lebih banyak digunakan dalam mendeterminasi 35 elemen dengan spektroskopi serapan atom.
Temperatur dari kombinasi udara-asetilen ini sekitar 2300 C. Rasio dari udara-
asetilen perlu dioptimasi untuk mendapatkan sensitivitas yang maksimum Elmer, Hon dan Miller, 1996.
Udara digunakan sebagai bahan pengoksida dan astilen digunakan sebagai bahan pembakar. Laju oksida dan pembakar yang optimal yaitu asetilen 3
mLmenit dan udara 2 mLmenit. Tipe nyala yang dihasilkan yaitu ‘Lean’ flame
ini merupakan kondisi yang baik karena timbal akan cenderung dalam keadaan atom dibandingkan keadaan oksidanya. Selain itu pada kondisi
‘Lean’ flame suhu yang dihasilkan akan lebih tinggi dibandingkan ‘Rich’ flame kondisi pembakar
lebih banyak dan mengurangi jumlah timbal dari bentuk oksida menjadi bentuk atom Pb
. Udara-astilen ini berfungsi untuk membawa sampel ke dalam sistem
pengabutan
nebulizer
yang mengubah sampel menjadi uap aerosol yang siap masuk ke dalam nyala api untuk atomisasi.
Gambar 7. Sistem nebulizer Beaty dan Kerber, 1996
Gambar 8. Proses atomisasi
5. Tinggi
Burner
Tinggi
burner
Spektroskopi Serapan Atom perlu dioptimasi karena parameter ini menentukan letak atau posisi pembakaran sampel yang optimal di
burner
yang selanjutnya akan mempengaruhi hasil bacaan detektor. Posisi pembakaran sampel yang optimum akan menentukan sempurnanya pembakaran
yang terjadi sehingga proses atomisasi bisa maksimal.
Gambar 9. Flame Structure Abdel, 2010
Dari gambar 9 diatas menunjukkan struktur dari nyala yang digunakan dalam spektroskopi serapan atom. Nyala terbagi menjadi 3 zona yaitu
primary contribution zone
,
interzonal region
dan
secondary contribution zone
.
Primary contribution zone
adalah zona dimana belum terjadi kesetimbangan termal, dalam zona ini masih kaya akan bahan pembakar dan belum adanya sampel yang
teratomisasi.
Interzonal region
adalah zona yang relatif sempit dan daerah ini terjadi peristiwa atomisasi sehingga zona ini merupakan zona yang kaya akan
atom bebas sehingga dipilih untuk spektroskopi. Selain itu zona ini juga merupakan zona dengan suhu tertinggi.
Secondary contribution zone
adalah zona dimana terjadi reformasi molekul dari atom-atom bebas menjadi bentuk oksida
stabil yang kemudian tersebar keluar. Zona ini memiliki suhu yang lebih rendah