KERANGKA BERPIKIR TINJAUAN PUSTAKA

1. Need for achievement yaitu kebutuhan untuk berprestasi yang merupakan refleksi dari dorongan rasa tanggungjawab untuk memecahkan masalah. Seorang pegawai yang mempunyai kebutuhan berprestasi tinggi cenderung mengambil resiko. Kebutuhan untuk melakukan pekerjaan lebih baik daripada sebelumnya, selalu berkeinginan mencapai prestasi yang lebih tinggi. 2. Need for affiliation yaitu kebutuhan untuk berafiliasi merupakan dorongan untuk berinteraksi dengan orang lain, berada bersama orang lain, tidak mau melakukan sesuatu yang merugikan orang lain. 3. Need for power yaitu kebutuhan untuk kekuasaan, merupakan refleksi dari dorongan untuk mencapai otoritas, untuk memiliki pengaruh terhadap orang lain. Ketiga teori diatas menjelaskan bahwa Keahlian Audit, Kompetensi dan Independensi akuntan publik ditujukan untuk meningkatkan kualitas audit. Hasil kualitas audit senantiasa akan ditingkatkan untuk memenuhi harapan masyarakat terhadap kualitas audit yang dipertanggung jawabkan. Teori tersebut memotivasi para akuntan publik agar senantiasa meningkatkan dan mempertahankan independensinya untuk memenuhi tuntutan kualitas audit atas pelaksanaan auditnya.

2.3. KERANGKA BERPIKIR

Berdasarkan teori dan hasil penelitian terdahulu yang telah dikemukakan diatas, maka dapat diambil premis yang kemudian dari premis tersebut akan disimpulkan sehingga dapat dijadikan dasar dalam mengemukakan hipotesis. Premis-premis tersebut antara lain : a. Premis I Keahlian auditor merupakan bukti empiris bahwa pengalaman akan mempengaruhi kemampuan auditor untuk mengetahui kekeliruan yang ada diperusahaan yang menjadi kliennya Christiawan, 2002. b. Premis II Kompetensi menunjukkan terdapatnya pencapaian dan pemeliharaan suatu tingkatan pemahaman dan pengetahuan yang memungkinkan seorang anggota untuk memberikan jasa dengan kemudahan dan kecerdikan Mulyadi, 2002. c. Premis III Independensi merupakan suatu sikap seseorang untuk bertindak secara objektif dan dengan integritas yang tinggi. Integritas berhubungan dengan kejujuran intelektual akuntan sedangkan objektivitas secara konsisten berhubungan dengan sikap netral dalam melaksanakan tugas pemeriksaan dan menyiapkan laporan audit Mayangsari, 2003. d. Premis IV Kualitas audit ditentukan oleh dua hal yaitu kompetensi dan indenpendensi Christiawan, 2002. e. Premis V Dalam penugasan audit, auditor bertanggungjawab untuk mematuhi Standar Auditing yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia Anonim, Standar Profesional Akuntan Publik, 2001 Berdasarkan kerangka pikir diatas yang dapat dikemukakan adalah analisis faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap pelaksanaan audit yang berkualitas. Dilihat dari variabel keahlian audit, semakin tinggi tingkat keahlian seorang auditor maka diharapkan dalam pelaksanaan auditnya akan lebih berkualitas. 1. Variabel keahlian audit dalam melakukan pertimbangan-pertimbangan yang didasarkan pada jumlah informasi maka auditor dapat meningkatkan kualitas audit yang dihasilkan oleh seorang auditor. Keahlian Audit X 1 Kompetensi X 2 Independensi X 3 Kualitas Auditor diKantor Akuntan Publik Surabaya Y Regresi Linier Berganda 2. Variabel kompeten yaitu auditor yang memiliki pengetahuan, ketrampilan dan kualitas individu yang berkaitan dengan pendidikan dan pengalaman yang memadai, jadi semakin tinggi tingkat pendidikan dan pengalaman seorang auditor dibidangnya maka diharapkan dalam pelaksanaan auditnya akan lebih berkualitas juga. 3. Variabel independen jika seorang auditor memiliki dan dapat mempertahankan sikap independensinya maka dalam pelaksanaan auditnya diharapkan akan lebih berkualitas. 2.4.HIPOTESIS Hipotesis pada dasarnya adalah kesimpulan yang bersifat sementara dan masih harus diuji kebenarannya. Hipotesis yang dapat diuji adalah : H 1 H : Bahwa keahlian auditor, kompetensi dan independensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik. 2 : Bahwa variabel independensi auditor yang berpengaruh secara dominan terhadap kualitas audit di Kantor Akuntan Publik. 50

BAB III METODE PENELITIAN

3.1.Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1.Definisi Operasional Definisi operasional menurut Nazir 2005 : 126 adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau kontruk dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengatur kontruk atau variabel tersebut. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini, adalah : 1. Keahlian audit X 1 2. Kompetensi X 2 3. Independensi auditor X 3 4. Kualitas audit Y Agar tidak menimbulkan interprestasi yang berbeda makan, secara operasional variabel tersebut didefinisikan sebagai berikut : 1. Keahlian audit X 1 Seseorang yang memiliki tingkat keterampilan tertentu atau pengetahuan yang tinggi dalam subyek tertentu sesuai dengan standar auditing dan standar pengendalian mutu. Pendidikan dan pengalaman