dan keuangan, ia tidak dapat memenuhi persyaratan yang dimaksudkan dalam standar auditing ini, jika tidak memiliki pendidikan serta pengalaman
dalam bidang auditing.
2.2.6. Pengaruh Independensi Terhadap Pelaksanaan Audit Yang Berkualitas
Menurut Mulyadi dan Kanaka independensi merupakan sikap mental yang bebas dari pegnaruh, tidak dikendalikan pihak lain, tidak
tergantung pada orang lain Mulyadi dan Kanaka,1998:25. Oleh karena itu jika seorang auditor tersebut dapat melaksanakan audit secara
berkualitas sehingga independensi sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan audit yang berkualitas.
2.2.7. Pengaruh Kompetensi Terhadap Pelaksanaan Audit Yang Berkualitas
Ikatan Akuntan Indonesia menetapkan kode etik Ikatan Akuntan Indonesia yang disana terdapat delapan prinsip etika, salah satunya
kompetensi dan kehati-hatian, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan
keterampilan professional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa
profesionalnya dan kompeten berdasarkan perkembangan praktek legislasi dan teknik yang paling mutakhir Jusup,2001:96.
Kompetensi adalah seseorang yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan kualitas individu yang meliputi sikap, motivasi, nilai
kerja, tingkah laku yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan atau kegiatan Suryana, 2003 : 4. Jadi diharapkan semakin kompeten seorang
auditor maka dalam pelaksanaan auditnya akan lebih atau semakin berkualitas.
2.2.8. Pengaruh keahlian audit, kompetensi dan independensi auditor terhadap pelaksanaan audit yang berkualitas
Teori penentuan tujuan mengasumsikan manusia sebagai individu yang berfikir thingking individual, yang berusaha mencapai tujuan
tertentu, teori ini memfokuskan pada proses penetapan tujuan, jika tujuan cukup spesifik dan menantang tujuan dapat menjadi faktor
pemotivasi yang efektif baik untuk individu maupun untuk kelompok Hanafi, 2004 : 318.
Teori Motivasi Reinforcement menjelaskan peranan balasan dalam membentuk perilaku tertentu. Teori ini mengatakan bahwa jika suatu
perilaku akan memberi balasan yang menyenangkan rewarding, maka perilaku tersebut akan diulangi lagi dimasa mendatang. Sebaliknya jika
suatu perilaku diberi hukuman balasan yang tidak menyenangkan punishmen maka perilaku tersebut akan diulangi masa mendatang
Hanafi, 2004 : 319. Menurut Mc.Clelland menyatakan bahwa ada tiga kebutuhan dasar
yang memotivasi manusia Hanafi,2003:312 yaitu :
1. Need for achievement yaitu kebutuhan untuk berprestasi yang merupakan
refleksi dari dorongan rasa tanggungjawab untuk memecahkan masalah. Seorang pegawai yang mempunyai kebutuhan berprestasi tinggi cenderung
mengambil resiko. Kebutuhan untuk melakukan pekerjaan lebih baik daripada sebelumnya, selalu berkeinginan mencapai prestasi yang lebih
tinggi. 2.
Need for affiliation yaitu kebutuhan untuk berafiliasi merupakan dorongan untuk berinteraksi dengan orang lain, berada bersama orang lain, tidak
mau melakukan sesuatu yang merugikan orang lain. 3.
Need for power yaitu kebutuhan untuk kekuasaan, merupakan refleksi dari dorongan untuk mencapai otoritas, untuk memiliki pengaruh terhadap
orang lain. Ketiga teori diatas menjelaskan bahwa Keahlian Audit,
Kompetensi dan Independensi akuntan publik ditujukan untuk meningkatkan kualitas audit. Hasil kualitas audit senantiasa akan
ditingkatkan untuk memenuhi harapan masyarakat terhadap kualitas audit yang dipertanggung jawabkan. Teori tersebut memotivasi para
akuntan publik agar senantiasa meningkatkan dan mempertahankan independensinya untuk memenuhi tuntutan kualitas audit atas
pelaksanaan auditnya.
2.3. KERANGKA BERPIKIR