Persentase Warna Daun Persentase Kekekaran Batang

liter air per pohon dengan cara penyemprotan Departemen Kehutanan dan Perkebunan, 2005. Menurut Anggraeni 1999 bahwa penyakit yang banyak menyerang tanaman di persemaian adalah penyakit lodoh dumping off, yaitu menyerang pada waktu tanaman masih sekulen dan belum banyak membentuk kutikula sebagai akibat serangan berbagai jenis fungi tanah soil borne pathogen. Tanda umum dari gejala penyakit lodoh adalah lodoh benih germination loss, lodoh dalam tanah pre- emergence dumping off , lodoh batang post emergence dumping off, dan lodoh pada kotiledon top dumping off. Beberapa fungi penyebab penyakit lodoh pada Pinus merkusii antara lain adalah Rhizoctonia solani, Rhizoctonia sp, Fusarium moniliforme, F. Bulbigenum, Botryodiplodia sp, Fusarium sp, F. moniliforme, F. solani, Pythium sp. Berdasarkan hasil standarisasi mutu bibit tusam Pinus merkusii, kesehatan pohon dalam hal ini merupakan faktor pertama yang perlu dicermati. Tingkat serangan ringan, hama dan penyakit apabila ada sampai 110 bagian tajuk ada serangan atau bebas serangan hama penyakit dan tingkat serangan sedang, bila ada 110 – 14 bagian tajuk terserang hama dan penyakit Karyaatmadja et. al, 2001.

2. Persentase Warna Daun

Dari hasil pengamatan warna daun diketahui bahwa warna daun hijau tua lebih dominan sebesar 73.5 dibandingkan dengan hijau pucat sebesar 26.5 . Menurut Jayusman 2005 bahwa bibit yang tumbuh dengan baik memiliki warna daun berwarna hijau tua. Universitas Sumatera Utara 73.50 26.50 Hijau Tua Hijau Pucat Gambar 5. Persentase Warna Daun Bibit Tusam . Daun yang muda berwarna hijau muda keputih – putihan kadang – kadang juga ungu atau kemerah – merahan, sedangkan yang sudah dewasa biasanya berwarna hijau sungguh sehingga dapat dikatakan pertumbuhannya normal dikarenakan memiliki kriteria warna yang sehat dan segar Tjitrosoepomo, G, 1997.

3. Persentase Kekekaran Batang

Dari pengamatan kekekaran batang diketahui bahwa bibit yang memiliki batang yang kokoh tegar lebih dominan sebesar 83.5 dibandingkan batang yang lemah tertekan sebesar 16.5 . Hal ini menunjukkan bahwa kekokohan batang berhubungan dengan rasio antara tinggi bibit dan diameter pangkal batang sturdiness quotient. Batang yang kokoh dan tegar berarti mempunyai diameter pangkal batang yang relatif besar, sedangkan batang yang lemah tertekan mengindikasikan semai relatif tinggi dan tidak diikuti dengan diameter batang yang besar Tampubolon, A. P dan Cica Ali, 2001. Universitas Sumatera Utara 83.50 16.50 Kokoh Tegar Lemah Tertekan Gambar 6. Persentase Kekekaran Batang Bibit Tusam . Bentuk batang dan cabang dipilih yang baik, kelihatan mulus dan kokoh, tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek sesuai dengan umurnya. Tanaman yang kerdil biasanya kelihatan pendek dari yang seharusnya. Ada pula bibit yang pertumbuhan tingginya terlalu pesat, sedangkan batangnya kelihatan kecil dan terkesan kurang kokoh. Perlu diperhatikan bahwa bibit yang baik biasanya memiliki batang utama yang lurus dan tumbuh tegak Anonim, 1995. 4. Persentase Deformasi Batang Dari hasil pengamatan deformasi batang diketahui bahwa batang yang tegak lebih dominan sebesar 41.5 dibandingkan dengan batang yang agak melengkung 40 , melengkung 16.5 , dan kerdil 2 . Dalam tegakan – tegakan yang rapat pada umumnya bentuk batangnya lurus, bulat, dan langsing, sedangkan pada tegakan yang jarang batangnya tumbuh agak bengkok Anonim, 1976. Universitas Sumatera Utara Bibit yang memiliki batang yang tegak dan lurus akan lebih bagus tumbuh di lapangan dikarenakan bibit akan mampu tumbuh tegak sehingga meningkatkan kualitas tanaman. Deformasi batang berkaitan dengan mutu tanaman pada jangka panjang. Batang yang tegak akan menghasilkan tanaman yang lebih berkualitas, dan sebaliknya batang yang agak melengkung atau melengkung bahkan kerdil akan menghasilkan kualitas tanaman yang rendah Aswandi dkk, 2007. 41.50 40 16.50 2 Tegak Agak Melengkung Melengkung Kerdil Gambar 7. Persentase Deformasi Batang Bibit Tusam . Timbulnya deformasi batang, dalam hal ini, karena kualitas bibit pinus yang ditanam jelek sudah mengalami deformasi batang sejak di persemaian. Hal ini dapat dihindari dengan seleksi bibit yang ketat di persemaian Darwo dkk, . 2005. Beekman 1949, mengemukakan bahwa dalam tegakan tertutup Pinus merkusii mempunyai batang lurus dan bulat, panjang bebas cabang ¾ dari tinggi pohon dengan diameter mencapai 1 meter. Merupakan jenis kayu yang berserat panjang, secara umum sangat baik sebagai bahan baku pulp dan kertas. Universitas Sumatera Utara

5. Persentase Tinggi Bibit dan Diameter Pangkal Batang

Dokumen yang terkait

Potensi Karbon Tersimpan Pada Tegakan Pinus (Pinus merkusii) Di Hutan Aek Nauli Kabupaten Simalungun Sumatera Utara.

5 107 71

Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Ikan Nila di Desa Sibaganding Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun

0 24 92

Hubungan patron klien antara pemilik lahan dengan buruh tani (studi di Desa Sipangan Bolon kecamatan Girsang Sipangan Bolon Kabupaten Simalungun)

0 37 93

Hubungan patron klien antara pemilik lahan dengan buruh tani (studi di Desa Sipangan Bolon kecamatan Girsang Sipangan Bolon Kabupaten Simalungun)

7 100 93

Hubungan patron klien antara pemilik lahan dengan buruh tani (studi di Desa Sipangan Bolon kecamatan Girsang Sipangan Bolon Kabupaten Simalungun)

0 0 10

Hubungan patron klien antara pemilik lahan dengan buruh tani (studi di Desa Sipangan Bolon kecamatan Girsang Sipangan Bolon Kabupaten Simalungun)

0 0 10

Hubungan patron klien antara pemilik lahan dengan buruh tani (studi di Desa Sipangan Bolon kecamatan Girsang Sipangan Bolon Kabupaten Simalungun)

0 0 2

Hubungan patron klien antara pemilik lahan dengan buruh tani (studi di Desa Sipangan Bolon kecamatan Girsang Sipangan Bolon Kabupaten Simalungun)

0 0 9

Hubungan patron klien antara pemilik lahan dengan buruh tani (studi di Desa Sipangan Bolon kecamatan Girsang Sipangan Bolon Kabupaten Simalungun)

0 0 13

Hubungan patron klien antara pemilik lahan dengan buruh tani (studi di Desa Sipangan Bolon kecamatan Girsang Sipangan Bolon Kabupaten Simalungun)

0 0 3