Persentase Tinggi Bibit dan Diameter Pangkal Batang

5. Persentase Tinggi Bibit dan Diameter Pangkal Batang

Dari pengamatan tinggi bibit diketahui bahwa tinggi bibit 10 sd 20 cm lebih dominan sebesar 67 dibandingkan dengan tinggi bibit 20 cm sebesar 30.5 , 10 atau 20 cm sebesar 2.5 dan dari pengamatan diameter pangkal batang diketahui bahwa batang yang berdiameter 2.5 mm lebih dominan sebesar 98.5 dibandingkan dengan batang yang berdiameter 2.5 sd 5 mm sebesar 1.5 dan 5 mm sebesar 0 . Menurut Johnson dan Cline 1991 bahwa kriteria morfologi bibit seperti tinggi, diameter batang, dan arsitektur bibit dapat diubah melalui kegiatan persemaian. Pertumbuhan tinggi bibit di persemaian lebih dipengaruhi kebutuhan bibit terhadap cahaya. Pengalaman dan pengamatan di persemaian menunjukkan pada umur tertentu bibit yang disusun rapat cenderung lebih tinggi. 67 30.50 2.50 Grade I 10 sd 20 cm Grade II dan Grade III 20 cm Grade IV 10 atau 20 cm Gambar 8. Persentase Tinggi Bibit Tusam . Universitas Sumatera Utara 1.50 98.50 Grade I dan Grade II 5 mm Grade III 2.5 sd 5 mm Grade IV 2.5 mm Gambar 9. Persentase Diameter Bibit Tusam . Hal ini menunjukkan bahwa bibit memiliki diameter yang tidak ideal dikarenakan berdiameter kecil. Lebih dominannya pengaruh diameter dapat disebabkan karena diameter leher akar mempunyai hubungan lurus dengan penampang akar yang mencerminkan kekokohan akar dan diameter batang yang lebih besar juga cenderung memiliki batang yang lebih kokoh Aswandi dkk, 2007. Hal ini akan mempengaruhi kondisi pengaturan jarak tanam bibit di persemaian terutama bibit – bibit yang ditujukan untuk kegiatan lahan krrtis. Karena kondisi lahan kritis lebih miskin hara dan cenderung ekstrim maka dibutuhkan bibit – bibit yang dapat beradaptasi terhadap kondisi tersebut. Pengalaman penanaman jenis Dipterocarpaceae pada lahan alang – alang menunjukkan bibit yang memiliki diameter yang besar yang akan memiliki persen tumbuh yang lebih baik. Untuk mendapatkan pertumbuhan diameter batang yang Universitas Sumatera Utara lebih baik maka pengaturan di persemaian harus lebih diperhatikan. Setelah bibit dapat tumbuh dengan ketinggian tertentu maka bibit pada bedeng sapih harus bisa dijarangi sehingga pertumbuhan tanaman lebih ke arah vertikal terutama untuk mengejar kebutuhan akan cahaya Aswandi dkk, 2007.

6. Persentase Pangkal Batang Mengkayu

Dokumen yang terkait

Potensi Karbon Tersimpan Pada Tegakan Pinus (Pinus merkusii) Di Hutan Aek Nauli Kabupaten Simalungun Sumatera Utara.

5 107 71

Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Ikan Nila di Desa Sibaganding Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun

0 24 92

Hubungan patron klien antara pemilik lahan dengan buruh tani (studi di Desa Sipangan Bolon kecamatan Girsang Sipangan Bolon Kabupaten Simalungun)

0 37 93

Hubungan patron klien antara pemilik lahan dengan buruh tani (studi di Desa Sipangan Bolon kecamatan Girsang Sipangan Bolon Kabupaten Simalungun)

7 100 93

Hubungan patron klien antara pemilik lahan dengan buruh tani (studi di Desa Sipangan Bolon kecamatan Girsang Sipangan Bolon Kabupaten Simalungun)

0 0 10

Hubungan patron klien antara pemilik lahan dengan buruh tani (studi di Desa Sipangan Bolon kecamatan Girsang Sipangan Bolon Kabupaten Simalungun)

0 0 10

Hubungan patron klien antara pemilik lahan dengan buruh tani (studi di Desa Sipangan Bolon kecamatan Girsang Sipangan Bolon Kabupaten Simalungun)

0 0 2

Hubungan patron klien antara pemilik lahan dengan buruh tani (studi di Desa Sipangan Bolon kecamatan Girsang Sipangan Bolon Kabupaten Simalungun)

0 0 9

Hubungan patron klien antara pemilik lahan dengan buruh tani (studi di Desa Sipangan Bolon kecamatan Girsang Sipangan Bolon Kabupaten Simalungun)

0 0 13

Hubungan patron klien antara pemilik lahan dengan buruh tani (studi di Desa Sipangan Bolon kecamatan Girsang Sipangan Bolon Kabupaten Simalungun)

0 0 3