35 f. Titik referensi T Terminal berhubungan dengan penghentian jaringan
ISDN minimal ditempat pemakai serta memisahkan perangkat provider jaringan dengan perangkat pemakai.
g. Titik referensi S Sistem berhubungan dengan interface terminal ISDN individu serta memisahkan perangkat terminal pemakai dari fungsi-fungsi
komunikasi yang terkait dengan jaringan. h. Titik referensi R Rate dapat menampilkan interface non-ISDN di antara
perangkat pemakai yang bukan merupakan perangkat adapter dan kompatibel ISDN.
2.7 Arsitektur Protokol ISDN
Arsitektur Protokol ditunjukkan pada Gambar 2.5 dalam konteks model OSI. Sama seperti jaringan, ISDN pada intinya tidak berkaitan dengan lapisan 4
sampai 7 pada pemakai. Ini merupakan lapisan-lapisan ujng ke ujung yang diterapkan pemakai untuk memindakan informasi. Akses jaringan hanya berkaitan
dengan lapisan 1-3[3].
Universitas Sumatera Utara
36 Gambar 2.5 Arsitektur Protokol pada ISDN[3]
Fungsi-fungsi dari lapisan 1 sampai dengan 3 tersebut adalah : a. Layer 1, mempunyai fungsi yaitu :
- Encoding dan decoding sinyal - Transmisi kanal B,D, dan H
- Multiplexing untuk membentuk laju primer - Aktivasi dan deaktivasi sirkit fisik
b. Layer 2, mempunyai fungsi yaitu : - Membangun dan membubarkan datalink
- Error, Flow dan Congestion Control - Synchronization
Universitas Sumatera Utara
37 c. Layer 3, mempunyai fungsi yaitu :
- Pengalamatan dan routing - Membangun dan membubarkan koneksi level jaringan
- User-to-user signalling - Multiplexing level jaringan
- Multiplexing internetworking
2.8 Koneksi ISDN
ISDN menampilkan empat jenis layanan untuk komunikasi ujung ke ujung yaitu[3]:
a. Panggilan circuit-switched Konfigurasi jaringan dan protokol melibatkan kanal B dan kanal D. Kanal B
dipergunakan untuk perpindahan data pemakai yang transparan. Pemakai yang sedang berkomunikasi bisa menggunakan protokol-protokol yang
mereka inginkan untuk berkomunikasi dari ujung ke ujung. Sedangkan kanal D dipergunakan untuk memindahakan informasi kontrol antara
pemakai dan jaringan untuk pemantapan panggilan dan penghentian serta akses ke fasilitas-fasilitas jaringan.
b. Koneksi Semipermanen Koneksi semipermanen di antara titk-titik yang disepakati tersedia untuk
periode waktu yang tak terbatas setelah langganan, untuk periode waktu yang ditentukan atau untuk periode waktu yang disepakati dalam sehari,
seminggu, atau interval-interval lainnya. Sama halnya dengan koneksi circuit-switched hanya lapisan 1 saja yang secara fungsional disediakan
Universitas Sumatera Utara
38 oleh interface jaringan. Protokol kontrol panggilan tidak diperlukan karena
koneksinya sudah ada. c. Panggilan packet-switched sepanjang kanal B
Ada dua kemungkinan implementasi layanan ini yaitu : 1. Packet-switched dilengkapi dengan satu jaringan terpisah
atau disebut juga dengan Packet Switched Public Data Network PSPDN
2. Packet-switched yang diintegrasikan kedalam ISDN Bila layanan packet-switching disediakan oleh PSPDN terpisah, akses
menuju layanan tersebut adalah melalui kanal B karenanya baik pemakai maupun PSPDN harus terkoneksi sebagai pelanggan ke ISDN.
d. Panggilan packet-switched sepanjang kanal D Untuk akses kanal D, ISDN menyediakan koneksi semipermanen ke simpul
packet-switching di dalam ISDN. Pemakai menggunakan protokol level 3 X.25. Karena kanal D juga dipergunakan untuk pensinyalan kontrol,
diperlukan beberapa cara untuk membedakan antara lalu lintas packet X.25 dengan lalu lintas kontrol ISDN.
Universitas Sumatera Utara
39
BAB III MULTIPLEXING
3.1 Umum
Multiplexing adalah suatu teknik mengirimkan lebih dari satu informasi melalui satu saluran. Tujuan utamanya adalah menghemat jumlah saluran fisik,
misalnya kabel, pemancar dan penerima transceiver atau kabel optik. Agar penggunaan saluran telekomunikasi lebih efisien maka dipergunakan beberapa
bentuk multiplexing. Multiplexing memungkinkan beberapa sumber transmisi membagi kapasitas transmisinya menjadi lebih besar. Dua bentuk yang paling
umum dari multiplexing yaitu[4]: 1. Frequency Division Multiplexing FDM
2. Time Division Multiplexng TDM Frequency Division Multiplexing bisa dipergunakan bersama-sama dengan
sinyal analog. Sejumlah sinyal secara simultan dibawa menuju media yang sama dengan mengalokasikan band frekuensi yang berbeda ke masing-masing sinyal.
Diperlukan peralatan modulasi untuk memindahkan setiap sinyal ke band frekuensi yang diperlukan, sedangkan peralatan multiplexing
diperlukan untuk mengkombinasikan sinyal-sinyal yang dimodulasi[4].
Synchronous time division multiplexing bisa digunakan bersama-sama dengan sinyal digital atau sinyal analog yang membawa data digital pada bentuk
multiplexing yang membawa data digital. Pada bentuk multiplexing yang seperti ini, data dari berbagai sumber dibawa dalam frame secara berulang. Setiap frame terdiri
dari susunan jatah waktu dan pada setiap sumber ditetapkan bahawa setiap frame
Universitas Sumatera Utara