Latar Belakang Masalah Tindak Pidana Eksploitasi Seksual (Perkosaan) Oleh Orang Tua Tiri Terhadap Anak Dibawah Umur (Studi Putusan No. 1599/Pid.B/2007/PN Medan)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anak adalah masa depan maupun generasi penerus bangsa yang memiliki keterbatasan dalam memahami dan melindungi diri dari berbagai pengaruh sistem yang ada 1 Sesuai dengan perkembangan Zaman, anak bukan lagi penerus yang baik, akibat dari pada pemanfaataneksploitasi orang tua terhadap anak yang kurang memahami kehidupan dunia si anak yang berdasarkan kehidupan yang keras sehingga mengganggu kejiwaan atau psikology si anak. Anak-anak di zaman sekarang kurang perhatian orang tuanya sehingga berdampak buruk bagi masa depannya, seperti: memanfaatkan si anak di jalanan untuk meminta-minta yang seharusnya ia berada di sekolah untuk mengecam pendidikan yang sebagaimana . Di negara Indonesia sudah cukup memahami apa pentingnya dan arti anak itu sendiri sebagai suatu amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya. Anak adalah tunas, potensi, dan generasi muda penerus cita-cita perjuangan bangsa, memiliki peran strategis dan mempunyai ciri dan sifat khusus yang menjamin kelangsungan eksistensi bangsa dan negara pada masa depan. Agar setiap anak kelak mampu memikul tanggung jawab tersebut, maka ia perlu mendapat kesempatan yang seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, baik fisik, mental maupun sosial dan berakhlak mulia. 1 Marlina, Peradilan Pidana Anak di Indonesia Pengembangan Konsep Diversi dan Restorative Justice, PT Refika Aditama, Bandung, 2009, Kata Pengantar Halaman [XV]. mestinya bukan untuk meminta-minta di jalan. Pemanfaatan anak ini juga merambah ke dunia keartisan, yang dimana banyak anak yang menjadi artis sebagai pemanfaatan orang tua untuk memberi kehidupan materi yang lebih bagi orang tua maupun keluarganya. Hal yang berikutnya adalah, pemanfaatan anak sebagai pemuas nafsu yang dilakukan orang tua, dalam skripsi ini adalah orang tua tiri yang mana, bahwa orang tua seharusnya sebagai pemberi teladan maupun pembimbing masa depan anak malahan menghancurkan masa depan si anak. Namun tindakan ini bisa disebut dengan pemerkosaan. Di zaman sekarang ini tindak pidana perkosaan merupakan kejahatan yang cukup mendapat perhatian di kalangan masyarakat. Sering di koran atau majalah maupun saluran berita televisi diberitakan terjadi tindak pidana perkosaan. Sebenarnya jenis tindak pidana ini sudah ada sejak dulu, atau dapat dikatakan sebagai suatu bentuk kejahatan klasik yang akan selalu mengikuti perkembangan kebudayaan manusia itu sendiri, ia akan selalu ada dan berkembang setiap saat walaupun mungkin tidak terlalu berbeda jauh dengan sebelumnya. Kejahatan seperti ini mungkin tidak asing bagi kita semua di kalangan masyarakat Indonesia. Kejahatan tindak pidana perkosaan ini ada berbagai banyak macam yang terdapat dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana atau KUHP. Seperti kita ketahui salah satu kejahatan tindak pidana perkosaan antara lain yang akan dibahas di skripsi ini adalah perkosaan yang victimnya adalah anak di bawah umur. Kerap terjadi di zaman sekarang ini perkosaan terhadap anak di bawah umur merupakan hal yang tidak asing lagi untuk diperbincangkan. Namun jenis kasus yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah tindak pidana perkosaan yang dilakukan oleh orang tua tiri kepada anak di bawah umur. Permasalahan yang sangat penting kiranya untuk membahas tentang Hak Asasi manusia HAM pada segala aspek kehidupan, khususnya adalah perlindungan terhadap anak di Indonesia. Masalahnya perlindungan anak baru menjadi perhatian masyarakat Indonesia pada kurun waktu tahun 1990an, setelah secara intensif berbagai bentuk kekerasan terhadap anak di Indonesia diangkat kepermukaan oleh berbagai kalangan. Fenomena serupa muncul pula diberbagai kawasan Asia lainnya, seperti di Thailand, Vietnam dan Philipina, sehingga dengan cepat isu ini menjadi regional bahkan global yang memberikan inspirasi kepada masyarakat dunia tentang pentingnya permasalahan ini 2 Masalah ekonomi dan sosial yang melanda Indonesia berdampak pada peningkatan skala dan kompleksitas yang di hadapi anak Indonesia yang ditandai dengan makin banyaknya anak yang mengalami perlakuan salah, eksploitasi, tindak kekerasan, anak yang didagangkan, penelantaran, disamping anak-anak yang tinggal di daerah rawan konflik, rawan bencana serta anak yang berhadapan dengan hukum dan lain-lainnya. Dampak nyata yang berkaitan dengan memburuknya kondisi perekonomian dan krisis moneter adalah meningkatnya jumlah anak di Panti Sosial Asuhan Anak PSAA milik masyarakat lebih diperberat lagi dengan menurunnya pendapatan masyarakat yang merupakan salah satu sumber dana . 3 2 . http:koleksipengetahuan.wordpress.compage315., terakhir kali diakses pada tanggal 12 Mei 2011 3 Ibid Dampak negatif dari kemajuan revolusi media elektronik mengakibatkan melemahnya jaringan kekerabatan keluarga besar dan masyarakat yang dimanisfestasikan dalam bentuk-bentuk fenomena baru seperti timbulnya kelompok-kelompok rawan atau marjinal. Misalnya eksploitasi anak di bawah umur 18 tahun sebagai pekerja seks di Indonesia, dimana menurut data DUSPATIN 2002 jumlah anak yang bekerja sebagai pekerja seks komersil di bawah umur 18 tahun adalah 70.000 anak di seluruh Indonesia. Anak-anak yang terjerat pada oknum yang memanfaatkan eksploitasi anak sebagai pekerja seks komersil terus meningkat. Keadaan ini membuat anak beresiko tinggi tertular penyakit yang disebabkan hubungan seksual khususnya HIVAIDS. Laporan dari UNICEF mengenai upaya perlindungan khusus kepada anak-anak, tercatat bahwa dewasa ini banyak anak-anak di Indonesia mendapat perlakuan yang sangat tidak layak, mulai dari masalah anak jalanan yang berjumlah lebih dari 50.000 orang, pekerja anak yang dieksploitasikan mencapai sekitar 1,8 juta anak, sehingga kepada permasalahan perkawinan dini, serta anak-anak yang terjerat penyalahgunaan seksual eksploitasi seksual komersil yang menempatkan anak- anak itu beresiko tinggi terkena penyakit AIDS. Dalam analisis situasi yang telah disiapkan untuk UNICEF, diperkirakan bahwa setidaknya ada sekitar 30 dari total eksploitasi anak sebagai pekerja seks di Indonesia dilacurkan ke luar negeri 4 Berbagai informasi yang valid atau akurat menyangkut perdagangan anak untuk tujuan seksual komersil, dimana selain diperdagangkan dari daerah satu ke daerah lain dalam wilayah hukum Negara Indonesia. Begitu pula terdapat . 4 Ibid. berbagai macam indikator mengenai penggunaan anak untuk produksi bahan- bahan pornografi, dan para korban dari eksploitasi seksual komersil itu pada umumnya rata-rata berusia 16 tahun dimana bukan hanya anak-anak perempuan yang menjadi korban eksploitasi tetapi juga anak laki-laki yang menjadi korban eksploitasi seksual tersebut 5 Kembali ke pembahasan skripsi, dalam kasus yang telah penulis dapatkan dalam kasus putusan Negeri Medan, terjadi eksploitasi seksual berupa perkosaan yang dilakukan seorang ayah tiri terhadap anak dibawah umur yang menyebabkan terjadinya suatu pergeseran, yang dimana seharusnya bahwa orang tua seharusnya melindungi, menjaga serta membimbing anaknya berubah menjadi perkosaan yang dilakukan oleh orang tuanya sendiri , hal yang paling menyalahi dalam kasus ini adalah perkosaan tersebut dilakukan oleh orang tua itu sendiri, dimana bahwa seharusnya orang tua menjadi teladan untuk anak tersebut agar menjadi bekal maupun mental dalam menjalani kehidupan yang keras, malah sebaliknya. Bahwa anak adalah masa depan bangsa yang patut untuk di perjuangkan kehidupan dan cita-citanya. Sudah sepatutnya anak dijadikan masa depan bangsa, bukan untuk dihancurkan masa depannya. Banyak orang tua kurang memahami . Masih berkaitan dengan persoalan ini adalah bahwa anak-anak yang obyek eksploitasi seksual komersil menjadi seperti muara atau sebab dari segala persoalan yang ada. Pekerjaan dan anak-anak jalanan dengan amat mudah sekali terjebak ke dalam jaringan perdagangan seks komersil ini. Diperkirakan 30 dari seluruh pekerja seks komersil saat ini adalah anak-anak di bawah umur. 5 Ibid. apa arti orang tua itu sendiri, orang tua merupakan contoh konkrit bagi anak kita agar dapat memberikan inspirasi bagi anak agar mau dapat berprestasi, bukan menghancurkan masa depannya. Menurut KUHP bahwa tindak pidana perkosaan termasuk dalam kejahatan terhadap kesopanan bab XIV yang dimulai dari pasal 281-303KUHP. Tindak pidana kesopanan dibentuk untuk melindungi kepentingan hukum rechtsbelang terhadap rasa kesopanan masyarakat rasa kesusilaan di dalamnya. Norma-norma kesopanan berpijak pada tujuan menjaga keseimbangan batin dalam hal rasa kesopanan bagi setiap manusia dalam pergaulan hidup masyarakat 6

B. Perumusan Masalah