Peraturan di luar KUHP Etiologi Kriminal Secara Umum

melarang dilakukannya hubungan kelamin di luar pernikahan dengan seorang anak yang belum mencapai usia lima belas tahun seperti yang dimaksudkan dalam pasal 287 KUHP. Unsur objektif ketiga dari tindak pidana yang dimaksudkan di dalam ketentuan pidana yang diatur pasal 294 ayat 2 angka 1 KUHP ialah unsur orang yang menurut jabatan merupakan seorang bawahan pelaku atau orang yang penjagaanya telah dipercayakan atau diserahkan kepada pelaku. Perlu diperhatikan bahwa undang-undabg telah mensyaratkan sebagai unsur objektif ketiga antara lain bahwa orang dengan siapa pegawai negeri itu melakukan tindakan melanggar kesusilaan haruslah merupakan orang yang menurut jabatan harus bawahan pelaku, dan bukan orang yang menurut kepangkatan merupakan bawahan dari pelaku. Sesuai dalam pasal 294 ayat 2 angka 2 KUHP jelas dituliskan bahwa pengurus, tabib, guru, pegawai, mandor atau bujang dalam penjara, rumah tempat melakukan pekerjaan untuk negeri, rumah pendidikan, rumah piatu, rumah sakit, rumah sakit ingatan atau balai derma, yang melakukan pencabulan dengan orang yang ditempatkan disitu dapat dihukum.

B. Peraturan di luar KUHP

Di atas telah dituliskan pengaturan tentang perkosaan orang tua tiri terhadap anak dibawah umur sesuai KUHP, namun di luar KUHP juga terdapat 2 pasal diantaranya, yaitu: a. Pasal 81 Undang-undang nomor 23 Tahun 2002, yaitu: 1. Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 lima belas tahun dan paling singkat 3 tiga tahun dan denda paling banyak Rp. 300.000.000,00 tiga ratus juta rupiah dan paling sedikit Rp. 60.000.000,00 enam puluh juta rupiah. 2. Ketentuan pidanan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 berlaku pula bagi setiap orang yang dengan sengaja melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan, atau membujuk anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain. b. Pasal 82 Undang-undang nomor 23 Tahun 2002, yaitu: Setiap orang dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan, memaksa, melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan, atau membujuk anak untuk melakukan atau membiarkan dilakukukan perbuatan cabul, dipidana penjara paling lama 15 lima belas tahundan paling singkat 3 tiga tahun dan denda paling banyak Rp. 300.000.000,00 tiga ratus juta rupiah dan paling sedikit Rp. 60.000.000,00 enam puluh juta rupiah 37 . 37 Undang-Undang nomor 23 tahun 2002,Op.cit, pasal 81 dan 82 Halaman 44 BAB III FAKTOR PENYEBAB TINDAK PIDANA PEMERKOSAAN TERHADAP ANAK TIRI

C. Etiologi Kriminal Secara Umum

Sebelumnya penulis disini akan menjelaskan alasan apa pria memaksakan kehendaknya kepada anak-anak? Kenikmatan seksual dan pelampiasan jelas merupakan alasan yang pasti, tetapi masih ada sebab yang lain. Mungkin kekerasan seksual berupa pemerkosaan terhadap anak di bawah umur salah satu pria atau orang tua untuk menunjukkan dominasi sosial atas kemarahannya pada wanita yang dibencinya sehingga melampiaskannya kepada anak-anak. Dalam menguraikan faktor-faktor timbulnya kejahatan, telah banyak para sarjana yang menguraikannya sesuai dengan bidang keahliannya, tetapi tidak seorang pun dapat memberikan batasan yang mutlak tentang faktor utama timbul tindak pidana. Sebab timbulnya kejahatan ini sangat kompleks, dan di dalam faktor yang satu saling mempengaruhi dengan faktor yang lain. Edwin H. Sutherland mengatakan bahwa: “ Kejahatan adalah hasil dari faktor-faktor yang beraneka ragam dan bermacam-macam. Dan bahwa faktor-faktor itu dewasa ini dan untuk selanjutnya tidak bias disusun menurut suatu ketentuan yang berlaku umum tanpa ada pengecualian atau dengan kata lain; untuk menerangkan kelakuan kriminil memang tidak ada teori ilmiah” 38 Sebelum kita membahas faktor penyebab terjadinya tindak pidana pemerkosaan oleh orang tua tiri terhadap anak di bawah umur, terlebih dahulu . 38 H. Hari Sahordji, Pokok-pokok Kriminologi, Aksara Baru, Jakarta, 1980, Halaman 35 dapat kita lihat faktor-faktor penyebab terjadinya kejahatan secara umum Etiologi Kriminil yaitu antara lain 39 1. Pendapat Mazhab Antropologi : Disebut juga Mazhab Italia, antara lain tokohnya yang terkenal kita sebut: C. Lombroso 1835-1909, dengan buah pekerjaannya yang paling penting ialah “L’uomo delinqunte” 1876. Menurut Lambroso, manusia yang pertama adalah penjahat dari semenjak lahirnya. Antropologi Penjahat: Penjahat umumnya dipandangdari segi antropologi merupakan suatu jenis manusia tersendiri gemus home delinguente nato mereka tidak mempunyai predis posisi untuk kejahatan, tetapi suatu prodistinasi, dan tidak ada pengaruh lingkungan yang dapat merubahnya. Sifat batin sejak lahir dapat dikenal dari adanya stigmate-stigmate, suatu tipe penjahat yang dapat dikenal. Hypothese atavisme: Soalnya ialah bagaimana caranya menerangkan terjadinya makhluk yang abnormal itu penjahat sejak lahir. Lambroso dalam memecahkan hal tersebut, memajukan hypothase yang sangat cerdik, diterima bahwa orang masih sederhana peradabannya sifatnya adalah amoral, kemudian dengan berjalannya waktu dapat memperoleh sifat-sifat susila moral, maka orang penjahat merupakan suatu gejala atavistis, artinya ia dengan sekonyong-konyong dapat kembali menerima sifat-sifat yang sudah tidak dimiliki nenek moyangnya yang terdekat tapi dimiliki 39 Ridwan Hasibuan, Edi Warman, Asas-asas Kriminologi, USU Press, Medan, 1994, Halaman 65-68 nenek moyangnya yang lebih jauh yang dinamakan pewarisan sifat secara jauh kembali. Hypothese pathologi: Selama beberapa waktu Lombroso dengan penganut-penganutnya menyatakan bahwa penjahat adalah seorang penderita penyakit epilepsy. Tipe Penjahat: Ciri-ciri yang dikemukakan oleh Lombroso terlihat pada penjahat, sedemikian sifatnya, sehingga dapat dikatakan tipe penjahat. Para penjahat dipandang dari sudut antropologi mempunyai tanda-tanda tertentu, umpamanya isi tengkorak pencuri kurang bila dibandingkan dengan orang lain, dan terdapat kelainan-kelainan pada tengkoraknya. Dalam otaknya terdapat keganjilan yang seakan-akan mengingatkan kepada otak-otak hewan, biarpun tidak dapat ditunjukkan adanya kelainan-kelainan penjahat yang khusus. Roman mukanya juga lain daripada orang biasa, tulang rahang lebar, muka menceng, tulang dahi melengkung ke belakang apa yang disebut front fuyan dll. Juga kurang perasaanya dan suka akan tatouage seperti halnya pada orang yang masih sederhana peradabannya 2. Pendapat Mazhab Lingkungan Disebut juga Mazhab Prancis, mengatakan : Mazhab ini menentang mazhab Italia. “Die Welt ist mehr schuld an mir, als ish”, yakni dunia adalah lebih bertanggung jawab terhadap bagaimana jadinya saya, daripada diri saya sendiri. Antara lain tokoh-tokohnya: a. A. Lacassagne 1843-1924 Ia merumuskan mazhab lingkungan sebagai berikut : “L’ important eas le melieu social. Permettez-, oi une coparaison empruntee a’la theorie modern. Ie milieu social est lebouillon de culture de la criminalite : le microbe, c’ est le criminal un element quin’a d’importance que le jour on iltrouve le bouillon le fait fermenter” artinya : “yang terpenting adalah keadaan sosial disekeliling kita adalah suatu pembenihan untuk kejahatan kuman adalah si penjahat, suatu unsure barun mempunyai arti apabila menemukan pembenihan yang membuatnya berkembang”. 40 b. G. Tardo 1843-1904 menurut pandangannya kejahatan buikan suatu gejala yang antropologis tapi sosiologis, ysng seperti kejahatan- kejahatan masyarakat lainnya dikuasai oleh peniruan. Tous les importans de la vie sociale sent excutes sous L’empire de L’exemple, yakni semua perbuatan penting dalam kehidupan sosial dilakukan dibawah kekuasaan 41 3. Pendapat Mazhab Biososiologi . Ferri memberikan suatu rumus tentang timbulnya tiap-tiap kejahatan adalah resultante dari keadaan individu. Fisik dan sosial. Pada suatu waktu unsure individu yang paling penting. Keadaan sosial memberi bentuk pada kejahatan, tapi ini berasal dari bakatnya yang biologis yang anti sosial organis dan psychis. Di antara semua penganut dari lombroso, 40 ibid 41 ibid Ferri yang paling berjasa dalam menyebarkan ajarannya. Sebagai seorang ahli ilmu pengetahuan, ia sudah mengetahui bahwa ajaran Lombroso dalam bentuk aslinbya tidak dapat dipertahankan. Dengan tidak mengubah intinya Ferri mengubah bentuknya, sehingga tidak lagi begitu berat sebelah, dengan mengakui pengaruh lingkungan. Kita lihat dari uraian di atas aliran bio-sosiologis ini bersynthese kepada aliran antropologi yaitu keadaan lingkungan yang menjadi sebab kejahatan, dan ini berasal dari Ferri. Rumusnya berbunyi: “ Tiap kejahatan adalah hasil dari unsur-unsur ang terdapat dalam individu yaitu seperti unsur-unsur yang diterngakan oleh Lombroso”. Penyebab penyimpangan seksual boisa terjadin karena faktor genetik dan bias juga karena faktor non genetik sebagai salah satu penyebab penyimpangan seksual biseks, orgy, gaylesbi, pedofilia, dsb. Adapun yang termasuk faktor non genetik antara lain adalah lingkungan dan kejiwaanmental dari orang yang bersnagkutan termasuk konsepsinya dalam menyikapi dan memperlakukan seks 42

D. Faktor Pendorong Penyebab Terjadinya Tindak Pidana Eksploitasi