Jeans Herbert, 2015 STUDI EKPLORASI PERSEPSI SISWA JURUSAN TKR TERHADAP STANDAR KESEHATAN DAN
KESELAMATAN KERJA K3 PADA MATA DIKLAT MEMPERBAIKI RODA DAN BAN DI SMK NEGERI 6 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai bagian dari perkembangan dan kemajuan dunia saat ini, Indonesia membutuhkan berbagai bantuan dan faktor-faktor pendukung guna menjamin
kelangsungan bangsanya. Salah satu faktor utama untuk memajukan bangsa adalah melalui pendidikan. Pendidikan penting bagi sebuah bangsa karena
didalam suatu pendidikan terdapat nilai-nilai yang baik, luhur, pantas dan indah untuk dikembangkan dalam semua aspek kehidupan. Hal tersebut tercantum
dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, bab II dalam pasal 3 dijelaskan bahwa:
Pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan
kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yagn demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan merupakan salah satu jalan dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang memiliki keahlian dan keterampilan yang berkualitas sesuai
tuntutan pembangunan bangsa, dimana kualitas suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh faktor pendidikan. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu kegiatan yang
disengaja, terarah dan bertujuan. Sebagaimana yang dikutip dari Sudjana 2005:33 “Pendidikan adalah usaha sadar bertujuan.” Tujuan pendidikan yang
harus dicapai pada hakekatnya merupakan bentuk-bentuk atau pola tingkah laku yang harus dikuasai oleh peserta didik, baik pengalaman, sikap maupun
keterampilan. Sekolah Menengah Kejuruan SMK sebagai salah satu tumpuan di bidang
pendidikan guna terciptanya SDM Indonesia yang berkualitas. SMK adalah suatu lembaga pendidikan kejuruan teknologi yang mempersiapkan para lulusannya
menjadi tenaga kerja tingkat menengah yang kreatif, terampil dan produktif serta
Jeans Herbert, 2015 STUDI EKPLORASI PERSEPSI SISWA JURUSAN TKR TERHADAP STANDAR KESEHATAN DAN
KESELAMATAN KERJA K3 PADA MATA DIKLAT MEMPERBAIKI RODA DAN BAN DI SMK NEGERI 6 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
mempunyai rasa tanggung jawab. Sehingga menuntut para siswa untuk dapat menguasai segala kompetensi yang diajarkan oleh para pendidik. Salah satu
kompetensi tersebut adalah kompetensi Kesehatan dan Keselamatan Kerja K3. Dimana dalam K3 ini siswa diharapkan mampu untuk memahami dan
menerapkan dalam melaksanakan kegiatan praktikum dengan mengutamakan keamanan dalam bekerja sehingga meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja.
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan tugas semua orang yang bekerja, termasuk siswa pada saat melaksanakan praktek di tempat kerja. Siswa
merupakan aset yang paling berharga bagi sekolah, hal tersebut penting untuk dipahami sebelum para siswa masuk dan terjun langsung ke dalam dunia industri.
Pemahaman yamg cukup tentang K3 membuat siswa dapat melaksanakan pekerjaan dengan aman dan produktif. Demi menjamin segala kemungkinan yang
terjadi maka setiap siswa harus waspada dan berusaha agar selalu dalam keadaan selamat dan sehat dalam bekerja.
Namun pada kenyataannya masih banyak sekolah yang belum memberikan perhatian yang serius terhadap pentingnya pemahaman K3. Adapun
pelajaran K3 yang sudah diberikan kepada siswa dirasakan belum efektif karena hanya terpaku dalam penguasaan secara teoritis tanpa sejalan dengan praktisnya.
Masalah lain yang turut mempengaruhi pelaksanaan K3 di sekolah adalah masih belum ada kesesuaian antara standar di sekolah dengan standar K3 di industri.
Pengetahuan tentang K3 yang diajarkan oleh guru adalah untuk menjaga keselamatan dan kesehatan siswa pada saat bekerja di sekolah maupun di dalam
dunia industri dan menghindarkan siswa terhadap resiko kecelakaan kerja yang mungkin terjadi. Siswa-siswa di SMK lebih rawan mengalami kecelakaan kerja
dikarenakan pada pembelajaran praktikum siswa dihadapkan dengan bahan, peralatan, dan perlengkapan kerja yang memiliki potensi bahaya. Seharusnya
sekolah terutama di Sekolah Menengah Kejuruan SMK memperhatikan standar K3 yang sesuai untuk siswa.
Kaitan penerapan K3 dengan perilaku siswa ketika melaksanakan dan berada di ruang praktikum belum berjalan dengan baik. Hal ini terlihat pada saat
siswa praktek seperti pada saat mempelajari mata diklat memperbaiki roda dan
Jeans Herbert, 2015 STUDI EKPLORASI PERSEPSI SISWA JURUSAN TKR TERHADAP STANDAR KESEHATAN DAN
KESELAMATAN KERJA K3 PADA MATA DIKLAT MEMPERBAIKI RODA DAN BAN DI SMK NEGERI 6 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
ban. Masih ada beberapa siswa yang mengabaikan kesehatan dan keselamatan kerjanya dan unsur
–unsur K3 belum terimplementasikan dengan maksimal termasuk penerapan APD Alat Pelindung Diri padahal hal tersebut penting
untuk mencegah kecelakaan dan penyakit akibat kerja, baik secara langsung ataupun tidak yang terjadi disekolah. Mata diklat memperbaiki roda dan ban
merupakan salah satu contoh mata pelajaran yang dipelajari siswa pada saat duduk di kelas XII. Mata diklat memperbaiki roda dan ban mengajarkan siswa
bagaimana melakukan proses pembongkaran ban dan roda yang baik kemudian melakukan perawatan ataupun perbaikan pada roda sesuai dengan standar
keamanan kendaraan. Proses memperbaiki roda dan ban ini memang rawan terjadi kecelakaan yang menyebabkan siswa terkadang keseleo saat salah dalam
penggunaan peralatan praktikum dan cedera kaki atau tangan karena tertimpa ukuran dan berat ban, oleh karena itu pemahamanan K3 dirasakan sangat penting
untuk diperhatikan dalam pelajaran ini. K3 dalam mata diklat memperbaiki roda dan ban bagi siswa yang memahaminya tentu akan memberikan rasa aman ketika
melakukan kegitan praktikum. Siswa yang baik tentunya akan menilai atau merespon K3 dengan menerima pengetahuan tersebut dalam tindakan yang
berulang –ulang sehingga akan terbentuk perilaku yang baik sebelum dan dalam
melakukan kegiatan praktikum. Perilaku itu terdiri dari pengetahuan, sikap, dan tindakan, sehingga
tercapainya suatu hal yang diinginkan dalam penerapan K3 yaitu terhindar dari kecelakaan kerja. Standar kesehatan dan keselamatan kerja yang sesuai di sekolah
seharusnya sama dengan standar kesehatan dan keselamatan kerja yang berlaku di dunia industri. Hal ini sangat berpengaruh ketika siswa lulusan SMK tersebut
masuk dunia kerja. Kebiasaan antara perilaku siswa terhadap standar K3 di sekolah seharusnya bisa membuat siswa mudah untuk beradaptasi dengan standar
K3 di industri. Disinilah pentingnya dilakukan penelitian mengenai standar kesehatan dan keselamatan kerja yang berlaku di SMK dan untuk mengetahui
seberapa jauh pemahaman siswa dengan standar K3 yang terdapat di sekolah. Standar K3 di sekolah harusnya sesuai dengan standar di industri baik dari segi
peraturan, rambu-rambu maupun perlengkapannya. Jika masih terdapat perbedaan
Jeans Herbert, 2015 STUDI EKPLORASI PERSEPSI SISWA JURUSAN TKR TERHADAP STANDAR KESEHATAN DAN
KESELAMATAN KERJA K3 PADA MATA DIKLAT MEMPERBAIKI RODA DAN BAN DI SMK NEGERI 6 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
yang cukup jauh, seharusnya mulai dilakukan evaluasi sedini mungkin karena SMK sebagai salah satu lembaga pendidikan yang banyak mencetak lulusan yang
siap kerja. Sehingga diharapkan kelak dapat dijadikan bekal bagi siswa untuk menjaga K3 apabila nantinya mereka bekerja pada industri ataupun berwirausaha
sendiri. Latar belakang masalah diatas menarik peneliti untuk mengetahui seberapa
jauh kesiapan siswa SMK Negeri 6 Bandung dalam menerapkan standar K3 dalam melaksanakan praktikum di workshop
sekolah, maka diangkatlah judul “STUDI EKPLORASI PERSEPSI SISWA JURUSAN TKR TERHADAP STANDAR
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA K3 PADA MATA DIKLAT MEMPERBAIKI RODA DAN BAN DI SMK NEGERI 6
BANDUNG ”.
B. Identifikasi Masalah