STUDI EKPLORASI PERSEPSI SISWA JURUSAN TKR TERHADAP STANDAR KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) PADA MATA DIKLAT MEMPERBAIKI RODA DAN BAN DI SMK NEGERI 6 BANDUNG.

(1)

ABSTRAK

Jeans Herbert (2015). Studi Ekplorasi Persepsi Siswa Jurusan TKR Terhadap Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja Pada Mata Diklat Memperbaiki Roda dan Ban Di SMK Negeri 6 Bandung. Departemen Pendidikan Teknik Mesin. Fakultas Pendidikan Teknologi Kejuruan. Universitas Pendidikan Indonesia.

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran nyata mengenai tingkat pemahaman siswa di SMK Negeri 6 Bandung tentang kesehatan dan keselamatan kerja ketika berada di lapangan/workshop, gambaran nyata mengenai standar kesehatan dan keselamatan kerja siswa SMK Negeri 6 Bandung sudah memenuhi standar kesehatan dan keselamatan kerja di industri dan gambaran pemahaman siswa terhadap memahami rambu-rambu kesehatan dan keselamatan kerja dan upaya penanganan dan penanggulangan kecelakaan kerja yang kemungkinan bakal terjadi di lapangan. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian adalah metode deskriptif eksploratif. Pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, dokumentasi, observasi, dan kuesioner untuk mendapatkan data tingkat persepsi siswa jurusan TKR terhadap standar kesehatan dan keselamatan kerja pada mata diklat memperbaiki roda dan ban di SMK Negeri 6 Bandung. Sampel diambil sebanyak 20 siswa secara sampling purposive dari total populasi siswa Kelas XII TKR SMK Negeri 6 Bandung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pemahaman siswa jurusan TKR terhadap standar kesehatan dan keselamatan kerja pada mata diklat memperbaiki roda dan ban di SMK Negeri 6 Bandung, secara umum memiliki gambaran pada kategori baik. Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang terdapat disekolah sudah sesuai dan memenuhi standar kesehatan dan keselamatan kerja di industri. Tingkat pemahaman siswa kelas XII TKR terhadap rambu-rambu kesehatan dan keselamatan kerja dan upaya penanganan dan penanggulangan kecelakaan kerja yang kemungkinan terjadi di lapangan sudah sesuai dan baik.

Kata kunci: Siswa TKR, Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja , Roda dan


(2)

ABSTRACT

Jeans Herbert (2015). Study Eksploration Perception TKR Students About

Occupational Health And Safety on fixing wheels and tires studies at SMK Negeri 6 Bandung

The purpose of this research is to gain a real picture of the level students understanding in SMK 6 Bandung about occupational health and safety when in the field / workshop, a real picture of standards occupational health and safety students of SMK Negeri 6 Bandung be compared at industry and an overview of students' understanding about the signs of occupational health and safety and when the students handling and prevention of occupational accidents are likely to happen in the field. The method used in this research is descriptive exploratory method. Data collection is interview, documentation, observations, and questionnaires to obtain data perceived level students majoring in TKR on occupational health and safety at fixing wheels and tires study in SMK Negeri 6 Bandung. Samples taken as many as 20 students purposive sampling of the total student population Class XII SMK TKR 6 Bandung. The results showed that the level of understanding of the students majoring in TKR on occupational health and safety standards in fixing wheels and tires study at SMK Negeri 6 Bandung, generally have a good overview of the category. Occupational health and safety at school are similar with occupational health and safety standards in the industry. Level of understanding of class XII students TKR against signs of health and safety and the handling and prevention of occupational accidents that may occur in the field is fit and well. Keywords: TKR Students, Occupational Safety and Health Standards, Wheels and Tyres.


(3)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR DIAGRAM ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

DAFTAR SINGKATAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 4

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Tinjauan Mengenai Pendidikan Menengah Kejuruan ... 7

B. Tinjauan Tentang Siswa TKR (Teknik Kendaraan Ringan) ... 11

C. Tinjauan Tentang Mata Diklat Memperbaiki Roda dan Ban ... 12

D. Filosofi dan Pengertian Umum Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) ... 13

E. Teori-Teori Penyebab Multi Kecelakaan dalam Kesehatan dan Keselamatan Kerja(K3) ... 17

1. Teori Domino H.W Heinrich ... 17

2. Model Gordon ... 19

3. Teori Haddon ... 19

4. Teori Frank Bird Jr. ... 20

F. Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Sekolah ... 21

G. Dasar Hukum Kesehatan dan Keselmatan Kerja (K3) di Industri ... 22

H. Penyebab Terjadinya Kecelakaan Kerja ... 23

I. Cara Pencegahan Kecelakaan Kerja (Preventif) ... 24

J. Peranan Pekerja dalam Mencegah Kecelakaan ... 25

K. Penggunaan Peralatan Kesehatan dan Kecelakaan Kerja ... 26

L. Syarat Pemilihan Alat Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) ... 27

M.Peralatan-Peralatan Keselamatan Kerja ... 29


(4)

2. Sabuk Pengaman/keselamatan (Safety Belt) ... 32

3. Peralatan Pelindung Kebisingan(Ear Plug/Ear Muff) ... 32

4. Peralatan Pelindung Mata (Safety Glasses) ... 34

5. Pelindung Muka (Face Shield) ... 36

6. Masker (Respirator) ... 37

7. Pelindung Tangan ... 38

8. Pelindung Kaki ... 39

9. Alat Pelindung Tubuh (Apron) ... 40

10.Baju Kerja ... 41

N. Rambu-Rambu Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) ... 41

1. Manfaat Pemasangan Rambu ... 42

2. Bentuk Dasar Rambu-Rambu Standar Yang Perlu Dipahami ... 45

O. Rambu-Rambu di Laboratorium/ Workshop ... 45

1. Rambu Larangan ... 45

2. Rambu Peringatan ... 46

3. Rambu Prasyarat/Wajib Dilaksanakan... 47

4. Rambu Pertolongan ... 48

5. Strategi Penerapan K3 di Dunia Industri ... 49

P. Pencegahan dan Pemadaman Kebakaran ... 50

Q. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dan Kelengkapannya 51 1. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) ... 51

2. Kelengkapan P3K ... 53

BAB III METODE PENELITIAN ... 54

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 54

B. Subjek Populasi/Sampel Penelitian ... 54

1. Subjek Populasi ... 54

2. Sampel Penelitian ... 55

C. Metode Penelitian... 55

D. Paradigma Penelitian ... 59

E. Data dan Sumber Data ... 59

1. Data ... 59

2. Sumber Data ... 60

F. Instrumen Penelitian... 60

G. Teknik Pengumpulan Data ... 60

1. Metode Observasi... 61

2. Metode Dokumentasi ... 62

3. Metode Wawancara ... 62

4. Angket ... 63

H. Teknik Analisis Data ... 64


(5)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 67

A. Pengujian Instrumen... 67

B. Deskripsi Data ... 69

1. Mendeskripsikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja ... 69

2. Melaksanakan Prosedur K3... 71

3. Aspek-aspek Keamanan Kerja ... 72

4. Mengontrol Kontaminasi ... 74

5. Mendemonstrasikan Pemadaman Kebakaran ... 75

6. Pengangkatan Benda Kerja Secara Manual Pada Mata Diklat Memperbaiki Roda dan Ban... 76

7. Pemahaman Rambu-rambu K3 dan Penanganan dan Penanggulangan Kecelakaan Kerja ... 79

C. Pembahasan Data Hasil Penelitian ... 81

1. Analisis Persepsi Pemahaman Siswa Terhadap K3 ... 81

a. Mendeskripsikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja .... 82

b. Melaksanakan Prosedur K3... 83

c. Aspek-aspek Keamanan Kerja ... 83

d. Mengontrol Kontaminasi ... 84

e. Mendemonstrasikan Pemadaman Kecelakaan ... 84

2. Analisis Pengangkatan Benda Kerja Secara Manual ... 84

3. Analisis Pemahaman Siswa TKR Terhadap Rambu-rambu K3 dan Penanganan Kecelakaan Kerja ... 86

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 88

A. Simpulan ... 88

B. Saran ... 88

DAFTAR PUSTAKA ... 90

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 92 BIODATA PENULIS


(6)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Safety vs Healty ... 14

2.2 Haddon Matrix Khas ... 20

2.3 Haddon Matrix Khas ... 20

3.1 Kisi-kisi Instrumen Kesehatan dan Keselamatan Kerja ... 56

3.2 Kriteria Analisis Deskriptif Persentase ... 66

4.1 Hasil Uji Validitas Kesehatan dan Keselamatan Kerja ... 68

4.2 Hasil Uji Reliabilitas Persepsi Pemahaman siswa Berdasarkan Nilai ... 70

4.3 Mendeskripsikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja ... 71

4.4 Melaksanakan Prosedur K3 ... 72

4.5 Aspek-aspek Keamanan ... 72

4.6 Mengontrol Kontaminasi ... 75

4.7 Mendemonstrasikan Pemadaman Kebakaran ... 77

4.8 Pengangkatan Kerja Secara Manual... 78


(7)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram Halaman

4.1 Deskriptif Kesehatan dan Keselamatan Kerja... 70

4.2 Deskriptif Prosedur K3 ... 72

4.3 Deskriptif Aspek-aspek Keamanan ... 73

4.4 Deskriptif Kontrol Kontaminasi ... 75

4.5 Pemahaman Mendemonstrasikan Pemadaman Kebakaran ... 76

4.6 Pengangkatan Benda Secara Manual ... 78


(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Teori Henrich ... 18

2. 2 Teori Heinrich ... 18

2. 3 Model Gordon ... 19

2.4 Teori Frank Bird Jr. ... 21

2.5 Pelindung Kepala ... 30

2.6 Pelindung Kepala untuk Keperluan Umum ... 31

2.7 Peralatan Pelindung Kebisingan ... 33

2.8 Peralatan Pelindung Mata ... 36

2.9 Peralatan Pelindung Muka ... 37

2.10 Peralatan Pelindung Tangan ... 38

2.11 Peralatan Pelindung Kaki ... 39

2.12 Apron ... 40

2. 13 Baju Kerja ... 41

2. 14 Kombinasi warna dasar dan tulisan dasar rambu K3 ... 44

2. 15 Bentuk dasar rambu K3 ... 45

2. 16 Rambu Larangan K3 ... 46

2. 17 Rambu Peringatan K3 ... 47

2. 18 Kombinasi Rambu Prasyarat K3 ... 48

2. 19 Kombinasi Rambu Pertolongan K3 ... 49


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN Halaman

Kisi-kisi Instrumen ... 92

Angket Penelitian ... 97

Daftar Pertanyaan Wawancara ... 101

Hasil Tes Wawancara ... 103

Perhitungan Angket ... 106

Dokumentasi Penelitian ... 107


(10)

DAFTAR SINGKATAN

ANSI = American National Standart Institute APAR = Alat Pemadam Api Ringan

APD = Alat Perlindungan Diri

Depnakertrans = Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi

K2 = Keselamatan Kerja

K3 = Kesehatan dan Keselamatan Kerja Kepmendiknas = Keputusan Menteri Pendidikan Nasional KKN = Kuliah Kerja Nyata

P3K = Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Permendiknas = Peraturan Menteri Pendidikan Nasional PI = Praktik Industri

PLP = Program Latihan Profesi PMI = Palang Merah Indonesia PMR = Palang Merah Remaja

POAC = Planning, Organizing, Actuating, Controlling PP = Peraturan Pemerintah

SI = Standar Isi

SKKNI = Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia SKL = Standar Kompetensi Lulusan

SMK = Sekolah Menengah Kejuruan SOP = Standar Operasional Prosedur STM = Sekolah Teknik Menengah TKR = Teknik Kendaraan Ringan TSM = Teknik Sepeda Motor UKS = Usaha Kesehatan Sekolah


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai bagian dari perkembangan dan kemajuan dunia saat ini, Indonesia membutuhkan berbagai bantuan dan faktor-faktor pendukung guna menjamin kelangsungan bangsanya. Salah satu faktor utama untuk memajukan bangsa adalah melalui pendidikan. Pendidikan penting bagi sebuah bangsa karena didalam suatu pendidikan terdapat nilai-nilai yang baik, luhur, pantas dan indah untuk dikembangkan dalam semua aspek kehidupan. Hal tersebut tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, bab II dalam pasal (3) dijelaskan bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yagn demokratis serta bertanggung jawab.

Pendidikan merupakan salah satu jalan dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang memiliki keahlian dan keterampilan yang berkualitas sesuai tuntutan pembangunan bangsa, dimana kualitas suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh faktor pendidikan. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu kegiatan yang disengaja, terarah dan bertujuan. Sebagaimana yang dikutip dari Sudjana

(2005:33) “Pendidikan adalah usaha sadar bertujuan.” Tujuan pendidikan yang

harus dicapai pada hakekatnya merupakan bentuk-bentuk atau pola tingkah laku yang harus dikuasai oleh peserta didik, baik pengalaman, sikap maupun keterampilan.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai salah satu tumpuan di bidang pendidikan guna terciptanya SDM Indonesia yang berkualitas. SMK adalah suatu lembaga pendidikan kejuruan teknologi yang mempersiapkan para lulusannya menjadi tenaga kerja tingkat menengah yang kreatif, terampil dan produktif serta


(12)

2

mempunyai rasa tanggung jawab. Sehingga menuntut para siswa untuk dapat menguasai segala kompetensi yang diajarkan oleh para pendidik. Salah satu kompetensi tersebut adalah kompetensi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Dimana dalam K3 ini siswa diharapkan mampu untuk memahami dan menerapkan dalam melaksanakan kegiatan praktikum dengan mengutamakan keamanan dalam bekerja sehingga meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja.

Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan tugas semua orang yang bekerja, termasuk siswa pada saat melaksanakan praktek di tempat kerja. Siswa merupakan aset yang paling berharga bagi sekolah, hal tersebut penting untuk dipahami sebelum para siswa masuk dan terjun langsung ke dalam dunia industri. Pemahaman yamg cukup tentang K3 membuat siswa dapat melaksanakan pekerjaan dengan aman dan produktif. Demi menjamin segala kemungkinan yang terjadi maka setiap siswa harus waspada dan berusaha agar selalu dalam keadaan selamat dan sehat dalam bekerja.

Namun pada kenyataannya masih banyak sekolah yang belum memberikan perhatian yang serius terhadap pentingnya pemahaman K3. Adapun pelajaran K3 yang sudah diberikan kepada siswa dirasakan belum efektif karena hanya terpaku dalam penguasaan secara teoritis tanpa sejalan dengan praktisnya. Masalah lain yang turut mempengaruhi pelaksanaan K3 di sekolah adalah masih belum ada kesesuaian antara standar di sekolah dengan standar K3 di industri. Pengetahuan tentang K3 yang diajarkan oleh guru adalah untuk menjaga keselamatan dan kesehatan siswa pada saat bekerja di sekolah maupun di dalam dunia industri dan menghindarkan siswa terhadap resiko kecelakaan kerja yang mungkin terjadi. Siswa-siswa di SMK lebih rawan mengalami kecelakaan kerja dikarenakan pada pembelajaran praktikum siswa dihadapkan dengan bahan, peralatan, dan perlengkapan kerja yang memiliki potensi bahaya. Seharusnya sekolah terutama di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) memperhatikan standar K3 yang sesuai untuk siswa.

Kaitan penerapan K3 dengan perilaku siswa ketika melaksanakan dan berada di ruang praktikum belum berjalan dengan baik. Hal ini terlihat pada saat siswa praktek seperti pada saat mempelajari mata diklat memperbaiki roda dan


(13)

3

ban. Masih ada beberapa siswa yang mengabaikan kesehatan dan keselamatan kerjanya dan unsur–unsur K3 belum terimplementasikan dengan maksimal termasuk penerapan APD (Alat Pelindung Diri) padahal hal tersebut penting untuk mencegah kecelakaan dan penyakit akibat kerja, baik secara langsung ataupun tidak yang terjadi disekolah. Mata diklat memperbaiki roda dan ban merupakan salah satu contoh mata pelajaran yang dipelajari siswa pada saat duduk di kelas XII. Mata diklat memperbaiki roda dan ban mengajarkan siswa bagaimana melakukan proses pembongkaran ban dan roda yang baik kemudian melakukan perawatan ataupun perbaikan pada roda sesuai dengan standar keamanan kendaraan. Proses memperbaiki roda dan ban ini memang rawan terjadi kecelakaan yang menyebabkan siswa terkadang keseleo saat salah dalam penggunaan peralatan praktikum dan cedera kaki atau tangan karena tertimpa ukuran dan berat ban, oleh karena itu pemahamanan K3 dirasakan sangat penting untuk diperhatikan dalam pelajaran ini. K3 dalam mata diklat memperbaiki roda dan ban bagi siswa yang memahaminya tentu akan memberikan rasa aman ketika melakukan kegitan praktikum. Siswa yang baik tentunya akan menilai atau merespon K3 dengan menerima pengetahuan tersebut dalam tindakan yang berulang–ulang sehingga akan terbentuk perilaku yang baik sebelum dan dalam melakukan kegiatan praktikum.

Perilaku itu terdiri dari pengetahuan, sikap, dan tindakan, sehingga tercapainya suatu hal yang diinginkan dalam penerapan K3 yaitu terhindar dari kecelakaan kerja. Standar kesehatan dan keselamatan kerja yang sesuai di sekolah seharusnya sama dengan standar kesehatan dan keselamatan kerja yang berlaku di dunia industri. Hal ini sangat berpengaruh ketika siswa lulusan SMK tersebut masuk dunia kerja. Kebiasaan antara perilaku siswa terhadap standar K3 di sekolah seharusnya bisa membuat siswa mudah untuk beradaptasi dengan standar K3 di industri. Disinilah pentingnya dilakukan penelitian mengenai standar kesehatan dan keselamatan kerja yang berlaku di SMK dan untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman siswa dengan standar K3 yang terdapat di sekolah. Standar K3 di sekolah harusnya sesuai dengan standar di industri baik dari segi peraturan, rambu-rambu maupun perlengkapannya. Jika masih terdapat perbedaan


(14)

4

yang cukup jauh, seharusnya mulai dilakukan evaluasi sedini mungkin karena SMK sebagai salah satu lembaga pendidikan yang banyak mencetak lulusan yang siap kerja. Sehingga diharapkan kelak dapat dijadikan bekal bagi siswa untuk menjaga K3 apabila nantinya mereka bekerja pada industri ataupun berwirausaha sendiri.

Latar belakang masalah diatas menarik peneliti untuk mengetahui seberapa jauh kesiapan siswa SMK Negeri 6 Bandung dalam menerapkan standar K3 dalam melaksanakan praktikum di workshop sekolah, maka diangkatlah judul “STUDI EKPLORASI PERSEPSI SISWA JURUSAN TKR TERHADAP STANDAR KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) PADA MATA DIKLAT MEMPERBAIKI RODA DAN BAN DI SMK NEGERI 6 BANDUNG”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dibahas diatas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah dalam penelitian ini, yaitu:

1. Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di SMK Negeri 6 Bandung masih kurang baik.

2. Masih banyak siswa yang mengabaikan instruksi kerja sesuai prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja.

3. Peralatan pengamanan waktu praktek (sarung tangan, pakaian kerja, masker, sepatu anti selip dan lain-lain) yang ada di sekolah belum lengkap dan jumlahnya masih terbatas.

4. Petunjuk dan rambu-rambu Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di SMK Negeri 6 masih kurang minim.

5. Pemahaman tentang upaya penanganan dan penanggulangan saat terjadi kecelakaan kerja belum dilakukan maksimal.

C. Perumusan Masalah

Setiap penelitian perlu dirumuskan terlebih dahulu masalah yang akan diteliti secara jelas dan dibatasi. Mengutip pendapat Sugiyono (2012: 55), yakni


(15)

5

melalui pengumpulan data.” Penelitian ini menggunakan rumusan masalah deskriptif, menurut Sugiyono (2012: 56), bahwa:

Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih variabel yang berdiri sendiri. Jadi dalam penelitian ini, peneliti tidak membuat perbandingan dan hubungan variabel itu dengan variabel lain pada sampel.

Berdasarkan dari cakupan perumusan masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian kali ini adalah:

1. Seberapa besar tingkat pemahaman siswa di SMK Negeri 6 Bandung tentang K3 ketika berada di lapangan/workshop?

2. Apakah standar K3siswa SMK Negeri 6 Bandung sudah memenuhi standar K3 di industri?

3. Apakah siswa SMK Negeri 6 Bandung memahami rambu-rambu K3dan upaya penanganan dan penanggulangan kecelakaan kerja yang kemungkinan bakal terjadi di lapangan?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian kali ini adalah untuk mengetahui: 1. Tingkat pemahaman siswa di SMK Negeri 6 Bandung tentang K3 ketika

berada di lapangan/workshop.

2. Standar K3 siswa SMK Negeri 6 Bandung sudah memenuhi Standar K3 di industri.

3. Pemahaman siswa SMK Negeri 6 Bandung terhadap rambu-rambu K3 dan upaya penanganan dan penanggulangan kecelakaan kerja yang kemungkinan bakal terjadi di lapangan.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini antaran lain adalah sebagai berikut : 1. Manfaat bagi sekolah (SMK Negeri 6 Bandung):


(16)

6

a. Sebagai bahan masukan untuk sekolah, guru dan siswa tentang standar K3 yang tepat sehingga semua pihak merasa diuntungkan sebelum masuk dunia kerja.

b. Memberikan masukan kepada sekolah bahwa K3 sangat penting pada semua pelajaran teori maupun praktek agar proses belajar mengajar dapat berjalan lancar dan menjauhkan dari segala kemungkinan kecelakaan kerja yang bakal terjadi.

2. Bagi peneliti dapat menambah pengetahuan, wawasan, serta pengalaman mengenai K3 sesuai standar yang berlaku baik di sekolah maupun dunia industri.

3. Bagi pembaca skripsi ini dapat digunakan sebagai informasi mengenai K3 yang ada di sekolah dan sebagai masukan untuk penelitian berikutnya.

F. Struktur Organisasi Penulisan

Struktur organisasi penulisan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Bab I berisi tentang pendahuluan yang mengungkapkan tentang latar belakang

masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi penulisan. Bab II berisi tentang Kajian teoritis yang menjelaskan tentang Tinjauan Mengenai

Pendidikan Menengah Kejuruan, tinjauan tentang siswa TKR (Teknik Kendaraan Ringan), Tinjauan tentang Mata Diklat Perbaikan Roda Dan Ban, Filosofi dan Pengertian Umum K3, Teori-Teori Penyebab Multi K3, Standar K3di Sekolah, Dasar Hukum K3di industri, Penyebab Terjadinya Kecelakaan Kerja, Cara Pencegahan Kecelakaan Kerja (Preventif), Peranan Pekerja dalam Mencegah Kecelakaan, Penggunaan Peralatan Kesehatan dan Kecelakaan Kerja, Syarat Pemilihan Alat K3, Peralatan-Peralatan Keselamatan Kerja, Rambu-Rambu K3, Rambu-Rambu di Laboratorium/ Workshop.

Bab III berisi tentang metodologi penelitian yang meliputi lokasi dan waktu penelitian, subjek dan populasi penelitian, metode penelitian, hubungan variabel penelitian, paradigma penelitian, data dan sumber data, teknik


(17)

7

pengumpulan data dan instrumen penelitian, validitas data instrumen, tahap pelaksanaan, dan analisis data.

Bab IV berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan, pada bab ini dibahas tentang hasil dari penelitian yang telah dilakukan tentang eksplorasi persepsi siswa kelas XII SMK Negeri 6 Bandung terhadap standar K3 pada Mata Diklat Memperbaiki Roda dan Ban di SMK Negeri 6 Bandung. Bab V berisi tentang kesimpulan dan saran dari penelitian yang telah dilakukan.


(18)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi pengambilan data dilakukan di satu tempat agar mendapatkan data akurat. Lokasi pengambilan data dilaksanakan di SMK Negeri 6 Bandung sebagai salah satu sekolah terbaik yang ada di Jawa Barat sebagai dasar patokan untuk penelitian di sekolah-sekolah lainnya. Hasil dari penelitian yang dilakukan di SMK Negeri 6 Bandung nantinya diharapkan bisa dibawa pulang ke daerah sebagai ilmu guna mengembangkan sekolah dan SMK tertinggal tempat penulis berada. Penelitian ” STUDI EKPLORASI PERSEPSI SISWA JURUSAN TKR TERHADAP STANDAR KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) PADA MATA DIKLAT MEMPERBAIKI RODA DAN BAN DI SMK NEGERI 6 BANDUNG” dilaksanakan pada bulan November dan Desember 2014.

B. Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Subjek Populasi

Faktor yang penting dalam penelitian adalah data yang menjawab pemecahan masalah (pertanyaan penelitian) serta untuk menguji hipotesis yang telah diturunkan. Data tersebut dapat diperoleh dari populasi yang ada di lapangan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono (2013: 61) menyatakan bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Pengertian yang dikemukakan di atas menjelaskan bahwa populasi pada penelitian ini diartikan sebagai sekelompok orang atau barang yang berdiam di suatu tempat dan memiliki ciri yang dapat membedakan dirinya dengan yang lain. Populasi pada penelitian ini adalah lima kelas siswa TKR kelas XII yang ada di SMK Negeri 6 Bandung. Masing-masing kelas ini memiliki rata-rata 40 siswa. Alasan pemilihan mereka sebagai subjek populasi


(19)

55

adalah dikarenakan mereka telah memahami tentang standar kesehatan dan keselamatan kerja yang ada di industri (dunia kerja). Pemahaman yang cukup ini diharapkan dapat menjadi pembanding mereka ketika menjawab angket.

2. Sampel Penelitian

Sampel dalam suatu kegiatan penelitian adalah mewakili dan dijadikan responden subjek penelitian atau yang akan diteliti dan dijadikan responden penelitian. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono (2013: 62) menyatakan bahwa, “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.” Agar sampel yang diambil representatif, maka diperlukan teknik pengambilan sampel. Penentuan sampel perlu dilakukan dengan cara yang dapat dipertanggungjawabkan untuk mendapatkan data yang benar, sehingga kesimpulan yang diambil dapat dipercaya.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampling purposive. Menurut Sugiyono (2013: 85) teknik sampling purposive merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Total sampel yang diteliti berjumlah 20, diambil secara acak dari lima kelas TKR. Pengambilan sampel ini didasarkan pada tingkat keahlian dan pemahaman terhadap standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang ada di bengkel Otomotif SMK Negeri 6 Bandung.

C. Metode Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang dijabarkan sebelumnya, penelitian inimasuk dalam penelitian deskriptif eksploratif. Penelitian eksploratif yang dimaksudkan adalah salah satu jenis penelitian sosial yang tujuannya untuk memberikan sedikit definisi atau penjelasan mengenai konsep atau pola yang digunakan dalam penelitian. Penelitian deskriptif eksploratif ini bertujuan untuk menggambarkan persepsi siswa di SMK Negeri 6 Bandung terhadap standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang ada. Sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena data-data yang terkumpul berupa angka dan diolah dengan bantuan analisis statistik, dengan berdasarkan data kuantitatif inilah nantinya akan tergambarkan bagaimana


(20)

56

persepsi siswa TKR terhadap penerapan keselamatan kerja pada mata diklat Memperbaiki Roda dan Ban SMK Negeri 6 Bandung.

Data hasil penelitian yang diinginkan didapat dengan menggunakan teknik pengumpulan data melalui penyebaran angket. Mengemukakan angket atau kuisioner (questionnaire) merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden). Instrumen atau alat pengumpulan datanya berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau direspon oleh responden.

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Instrumen Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Variabel Indikator Sub Indikator Nom

or Soal

Persepsi siswa terhadap penerapan prosedur keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan tempat kerja 1. Mendeskripsikan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)

1.1 Menjelaskan kesehatan kerja 1.2 Menjelaskan keselamatan

kerja

1 2

2. Melaksanakan prosedur K3

2.1 Menghindari bahaya pada area kerja dan melakukan tindakan pengontrolan yang tepat. 2.2 Mengikuti kebijakan yang

syah pada tempat kerja dan prosedur pengontrolan resiko.

3

4

3. Aspek-aspek keamanan kerja

3.1 Mematuhi tanda bahaya dan peringatan.

3.2 Memakai pakaian pengamanan sesuai SI (Standard Intenational). 3.3 Menyebutkan prosedur

keselamatan kerja.

3.4 Menyebutkan Tanda bahaya 3.5 Menyebutkan pemakaian alat

pengamanan diri 5 6 7 8 9


(21)

57

4. Mengontrol kontaminasi

4.1 Menyebutkan kontrol kontaminasi

4.2 Menyebutkan Tanda bahaya kontrol kontaminasi.

4.3 Mengidentifikasikan

pemadaman kebakaran yang sesuai pada tipe yang tepat untuk lingkungan tempat kerja. 10 11 12 5. Mendemonstrasika n pemadaman kebakaran

5.1 Mendemonstrasikan kegiatan pemadaman kebakaran dan prosedur kerja berdasarkan SOP (Standard Operation Procedures), undang-undang K3 (Keselamatan dan

Kesehatan Kerja), peraturan perundang-undangan dan prosedur/ kebijakan Perusahaan. 13,20 Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) siswa SMK Negeri 6 Bandung pada mata diklat Memperbaiki Roda dan Ban

6. Pengangkatan Benda Kerja Secara Manual

6.1 Menjelaskan proses pelaksanaan pekerjaan perbaikan roda dan ban. 6.2 Menganalisis berat material

dengan benar dengan menggunakan ,teknik yang tepat.

6.3 Menyebutkan perlengkapan yang tepat sesuai kebutuhan. 6.4 Memeriksa part-part

/komponen/materil yang diangkat terhadap resiko kecelakaan.

6.5 Melakukan teknik pengangkatan dengan prosedur standar kerja Indonesia.

6.6 Meyebutkan cara-cara pemindahan dengan 14 15 16 17 18 19


(22)

58

mempertimbangkan metode, penyimpanan, berat, tinggi dan posisi dengan benar. Pemahaman rambu-rambu Kesehatan dan Keselamatan kerja dan Penanggulanga n Kecelakaan Kerja 7. Pemahaman Rambu-rambu K3 dan Penanggulangan Kecelakaan Kerja

7.1Mengidentifikasi rambu-rambu K3 dengan tepat. 7.2Mengidentifikasi jenis-jenis

potensi bahaya (Hazard) 7.3Menganalisis

potensi-sumber-sumber bahaya

7.4Mengidentifikasi tindakan penanggulangan kecelakaan kerja.

7.5Melaksanakan Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di bengkel sekolah 7.6Menyebutkan rambu-rambu

yang berkaitan dengan standar kesehatatan dan keselamatan kerja yang ada di tempat praktikum

7.7Menyebutkan (jumlah) sarana keamanan penunjang praktek yang ada di bengkel

7.8Mengidentifikasikan perlengkapan standar P3K bagi siswa tersedia di tempat praktikum

7.9Mengidentifikasikan peran aktif siswa dan pengajar dalam salling menjaga standar keselamatan dan kesehatan kerja ketika melakukan kegiatan praktikum. 7.10 Mengidentifikasikan

penerapan sistem K3 di

sekolah yang dirasakan sesuai dengan standar K3 di

industri/tempat praktek industri. 21 22 23 24 25 26,27 28 29 30


(23)

59

D. Paradigma Penelitian

Menurut Sugiyono (2014: 8) paradigma penelitian diartikan sebagai pola fikir yang menunjukan hubungan antara variable yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis menggambarkan paradigma penelitian yang akan dilaksanakan, yaitu seperti pada gambar berikut:

Gambar 3.1Paradigma Penelitian

(Sumber: Dokumen Pribadi) E. Data dan Sumber Data

1. Data

Menurut Arikunto (2010: 161) menyatakan bahwa “Data adalah hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta ataupun angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi.” Berdasarkan definisi tersebut, maka data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data langsung berupa observasi, wawancara dan dokumentasi yang terjadi di lapangan (SMK Negeri 6 Bandung). Sedangkan data tidak langsung didapat melalui analisis data angket.

STANDAR KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)

ANALISIS DATA

SISWA TKR dan Workshop SMK

SEKOLAH & PENDIDIK

DOKUMENTASI

KESIMPULAN


(24)

60

2. Sumber Data

Suharsimi Arikunto (2010: 172) mengemukakan bahwa “ yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek darimana data tersebut diperoleh.” Berdasarkan kutipan di atas maka sumber data yang utama dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas XII jurusan Teknik Kendaraan Ringan (TKR) SMK Negeri 6 Bandung.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data penelitian. Data hasil penelitian sangat ditentukan oleh instrumennya.Sebagaimana yang dikemukakan menurut Suharsimi Arikunto (dalam Khaerudin 2013: 39) menyatakan bahwa: “Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam menggunakan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.” Menurut Sugiyono (2002: 97), instrumen penelitian harus memenuhi dua syarat, yaitu:

1. Valid, artinya instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang diukur;

2. Reliabel, artinya instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.

Adapun kisi-kisi instrumen yang digunakan dalam menjaring data penelitian yaitu:

1. Wawancara dimaksudkan untuk mendapatkan data dari responden mengenai seberapa besar pemahaman siswa TKR kelas XII SMK Negeri 6 Bandung tentang standar keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

2. Dokumentasi adalah untuk melihat lebih dekat seperti apa standar K3 di SMK Negeri 6 Bandung.

3. Observasi digunakan untuk memperoleh data real (nyata) dilapangan. 4. Melakukan teknik angket sebagai alat pokok pengumpul data kepada siswa

yang nantinya digunakan sebagai sumber data yang valid dalam penelitian. G. Teknik Pengumpulan Data

Terdapat beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data yang menunjang penelitian ini, diantaranya adalah penelitian


(25)

61

lapangan (field research), yang berguna untuk memperoleh data-data lapangan langsung. Penelitian lapangan (field research) adalah proses penelitian yang dilakukan dengan mendatangi langsung sekolah atau objek yang akan diteliti, sedangkan penelitian kepustakaan (library research) adalah proses penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan, membaca dan menganalisa buku yang relevan dengan masalah yang dibahas. Terdapat empat teknik pengumpulan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Metode Observasi

Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuisioner. Wawancara dan kuisioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga objek-objek alam yang lain.

Menurut Sutrisno Hadi (dalam Sugiyono 2012:203) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua dari antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.

Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengn perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan bila hasil responden yang diamati tidak terlalu besar.Proses pelaksanaan pengumpulan data observasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu participant observation (observasi peserta) dan non participant. Selanjutnya dari segi instrument yang digunakan, maka dapat dibedakan menjadi observasi terstruktur dan tidak terstruktur.

a. Observasi Berperan-serta (participation observation)

Observasi berperan serta adalah sebuah penelitian yang membuat peneliti ikut terlibat dalam kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data peneliti.

b. Observasi Non-partisipan

Apabila dalam observasi partisipan peneliti terlibat langsung dengan aktivitas orang-orang yang sedang diteliti, maka dalam observasi ini peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independent. Pengumpulan data


(26)

62

dengan observasi nonpartisipan ini tidak akan mendapatkan data yang mendalam, dan tidak sampai pada tingkat makna. Makna adalah nilai-nilai dibalik perilaku yang tampak, yang terucap dan yang tertulis.

Observasi non-partisipan terdapat dua jenis, yaitu observasi terstruktur dan observasi tidak terstruktur. Observasi terstruktur yaitu observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya. Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi, hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati.

2. Metode Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang.Dokumen yang berbentuk tulisan, misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), ceritera, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa, dan lain-lain.dalam hal dokomen Bogdan dalam Sugiyono (2012:329) menyatakan “In most tradition of qualitative research, the phrase personal document is used broadly to refer to any first person narrative producted by an individual which describe his or her own action, experience and belief.”

3. Metode Wawancara

Metode wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan wawancara tidak terstruktur. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2011:197), dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Sugiyono (2011:207), mengatakan bahwa analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistic deskriptif. Seperti yang dijelaskan oleh Sugiyono (2011:209) mengenai analisis statistik deskriptif:

Statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku


(27)

63

untuk umum atau generalisasi atau tidak menarik kesimpulan hanya memberikan gambaran secara deskriptif. Statistik deskriptif dapat digunakan bila peneliti hanya ingin mendeskripsikan data sampel, tidak ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi dimana data itu diambil.

Sehingga dapat disimpulkan dalam penelitian statistik deskriptif ini tidakterdapat uji signifikansi dan taraf kesalahan, karena peneliti tidak bermaksud untuk membuat generalisasi, sehingga tidak ada kesalahan generalisasi. Statistik deskriptif dalam penelitian ini penyusunan dan penyajian data penelitian melalui bentuk tulisan, tabel, dan dalam bentuk grafik/diagram/gambar. Penyajian data yang telah diperoleh dari pengumpulan data secara pengamatan data primer masih bersifat kasar dan mentah.

Teknik pengumpulan data yaitu cara yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (dalam Khaerudin 2013: 37) bahwa:

“mengumpulkan data merupakan pekerjaan yang penting dalam meneliti.” Ketika

melaksanakan penelitian ada beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan, antara lain:

4. Angket

Penjelasan dari Suharsimi Arikunto (dalam Khaerudin 2013: 38) menyatakan bahwa: “Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.” Berdasarkan penjelasan mengenai angket di atas, maka penulis menggunakan angket ini sebagai teknik untuk mengetahui standar kesehatan dan keselamatan kerja pada siswa yang ada di SMK Negeri 6 Bandung. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis angket tertutup. Menurut Suharsimi Arikunto (dalam Khaerudin 2013: 38) angket tertutup berarti angket yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih pada kolom atau tempat yang sesuai. Penentuan angket tertutup ini atas pertimbangan bahwa dengan angket tertutup ini memudahkan responden untuk memilih serta adanya keseragaman jawaban. Menurut Sugiyono (2013:92) skala likert adalah “skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.” Data yang


(28)

64

telah terkumpul melalui angket, kemudian penulis olah ke dalam bentuk kuantitatif, yaitu dengan cara menetapkan skor jawaban dari pertanyaan yang telah dijawab oleh responden, dimana pemberian skor tersebut didasarkan pada ketentuan Sugiyono (2013: 94).

Tabel 3.1

Skala Jawaban Angket pada Skala Likert

Pernyataan/Pertanyaan

Skala Jawaban

Sangat Setuju

Setuju Kurang Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

Positif 5 4 3 2 1

Negatif 1 2 3 4 5

Sumber: Sugiyono (2013: 94) Data yang telah diolah sesuai dengan yang diinginkan, kemudian harus disajikan dalam bentuk penyajian data yang mudah dimengerti maknanya dan juga mudah diinterpretasikan. Penyajian data dalam penilitian ini dimaksudkan untuk menjelaskan data yang disajikan dari hasil penelitian mengenai kelengkapan fasilitas standar kesehatan dan keselamatan kerja siswa sehingga informasi yang disampaikan mudah dimengerti. Langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis statistik deskriptif adalah sebagai berikut:

a. Persiapan kegiatan dalam langkah persiapan ini antara lain :

1) Mengecek kelengkapan instrumen penelitian berupa pedoman observasi 2) Melakukan observasi pada objek yang diteliti

3) Mengecek macam-macam isian data H. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Menurut Sugiyono (2013: 147), menjelaskan bahwa:

Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.


(29)

65

Penelitian ini tidak mengajukan hipotesis sehingga perhitungan untuk menguji hipotesisnya tidak dilakukan. Penelitian deskriptif memusatkan perhatian kepada pemecahan masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan. Peneliti berusaha memotret peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatiannya, kemudian menggambarkan atau melukiskannya sebagaimana adanya, sehingga pemanfaatan temuan penelitian ini berlaku pada saat itu pula yang belum tentu relevan bila digunakan untuk waktu yang akan datang. Karena itu tidak selalu menuntut adanya hipotesis, tidak menuntut adanya perlakuan atau manipulasi variabel, karena gejala dan peristiwanya telah ada dan peneliti tinggal mendeskripsikannya. Variabel yang diteliti bisa tunggal, atau lebih dari satu variabel, bahkan dapat juga mendeskripsikan hubungan beberapa variabel.

1. Langkah-langkah Analisis Data

Teknik analisis data diarahkan untuk menjawab perumusan terhadap masalah yang diajukan. Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data maka pekerjaan selanjutnya adalah menganalisis data tersebut. Uji statistik data yang digunakan dalam menganalisis data terlebih dahulu harus diperhatikan apabila data itu apakah terkait dengan data kuantitatif atau data kualitatif. Berkaitan dengan data yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan, dimana pengukuran semua variabel dilakukan dengan menggunakan kuesioner skala likert, maka data pengukuran standar K3 pada siswa di SMK Negeri 6 sebagai data kuantitatif. Pengolahan data terkait dengan jenis data yang dikumpulkan, untuk data kuantitatif, maka pengolahan dan analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif. Prosedur yang ditempuh dalam menganalisis data ini adalah:

a. Persiapan, meliputi memeriksa jumlah lembaran angket yang dikembalikan, memeriksa kelengkapan jawaban serta kebenaran pengisian. b. Memberi bobot nilai untuk setiap alternatif jawaban, menghitung skor

yang diperoleh dari tiap responden. c. Klasifikasi data


(30)

66

e. Perhitungan selanjutnya sesuai dengan statistik deskriptif yang sesuai (persen, rata-rata, SD)

f. Memvisualisasikan data (tabel, grafik)

g. Menarik kesimpulan penelitian menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian, mensintesiskan semua jawaban pertanyaan penelitian dalam satu kesimpulan yang merangkum permasalahan penelitian secara keseluruhan. Termasuk dalam statistik deskriptif menurut Sugiyono (2013: 148), “...adalah penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median, mean (pengukuran tendensi sentral), perhitungan desil, persentil, perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan standar deviasi, dan perhitungan prosentase.” Terdapat dua macam statistik yang digunakan untuk penelitian kuantitatif, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial.

Statistik deskriptif dapat digunakan bila peneliti hanya ingin mendeskripsikan data sampel, dan tidak ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi di mana sampel diambil. Tetapi bila peneliti ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi, maka teknik analisis yang digunakan adalah statistik inferensial. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif jenis deskriptif survey. Untuk mengetahui tingkat kriteria tersebut, selanjutnya skor yang diperoleh (dalam %) dengan analisis deskriptif persentase dikonsultasikan dengan tabel kriteria.

Tabel 3.2

Kriteria Analisis Deskriptif Persentase

No. Persentase Kriteria

1. 75%-100% Sangat Baik

2. 50%-75% Baik

3. 25%-50% Cukup Baik

4. 1%-25% Kurang Baik


(31)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis deskriptif dan pembahasan pada Bab IV sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut:

1. Tingkat pemahaman siswa kelas XII TKR di SMK Negeri 6 Bandung tentang K3 ketika berada di lapangan/workshop menyatakan bahwa pemahaman siswa dalam kondisi sudah baik.

2. Standar K3 siswa SMK Negeri 6 Bandung sudah memenuhi standar K3 di industri. Hal ini ditunjukkan dengan data yang diperoleh melalui perhitungan angket yaitu pada kondisi baik. Sebagian besar siswa kelas XII TKR yang menyatakan telah sesuai dengan standar yang ada di industri.

3. Tingkat pemahaman siswa kelas XII TKR terhadap rambu-rambu K3 dan upaya penanganan dan penanggulangan kecelakaan kerja yang kemungkinan terjadi di lapangan sudah sesuai. Hal ini ditunjukan dengan data yang diperoleh melalui perhitungan angket yaitu pada kondisi baik.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang dapat penulis berikan antara lain adalah sebagai berikut:

1. Kepada pihak sekolah:

a. Pemahaman dan standar masih harus ditingkatkan lagi K3 bagi guru, pihak sekolah dan khususnya siswa sendiri agar terbiasa dengan standar K3 yang ada di industri sebelum masuk dalam dunia kerja dan terhindar dari kecelakaan yang mungkin terjadi. Kemudian sanksi tegas bagi siswa yang melanggar peraturan dan standar K3 bisa diberikan sebagai contoh untuk siswa lainnya agar lebih


(32)

89

Jeans Herbert, 2015

memperhatikan keamanan dan keselamatan bekerja yang ada di lapangan ketika melakukan kegiatan praktikum.

b. Penerapan standar K3 di sekolah harus benar-benar sesuai dengan di industri, sehingga siswa yang lulus tidak memerlukan waktu lama untuk beradaptasi dengan standar K3 di industri. Siswa berhak untuk menyampaikan keluhan yang dirasa kurang sesuai kepada pihak sekolah tentang standar K3 yang ada di sekolah. Hal ini bertujuan untuk kemajuan dan keselamatan bersama.

c. Pemasangan rambu-rambu K3 di bengkel sekolah harus lebih tepat dan efisien agar benar-benar dirasakan manfaatnya, kemudian penanganan kecelakaan kerja di sekolah wajib dikuasai oleh setiap pihak agar siap dalam setiap kondisi. Ketrampilan kesehatan dan penanggulangan kecelakaan kerja ini bisa diperoleh siswa melalui kegiatan pada jam tambahan wajib diluar jadwal pelajaran sekolah(ekstra kulikuler) melalui kegiatan UKS, PMI, PMR ataupun Pramuka. Kegiatan ini tentunya akan memberikan efek yang positif bagi siswa, jurusan dan pihak sekolah.

2. Kepada peneliti selanjutnya untuk dapat melanjutkan penelitian ini dengan menggunakan variabel dan indikator-indikator yang lebih luas agar menghasilkan gambaran mengenai standar K3 yang ada di sekolah benar-benar teruji dan memberikan hasil yang lebih nyata.


(1)

63

untuk umum atau generalisasi atau tidak menarik kesimpulan hanya memberikan gambaran secara deskriptif. Statistik deskriptif dapat digunakan bila peneliti hanya ingin mendeskripsikan data sampel, tidak ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi dimana data itu diambil.

Sehingga dapat disimpulkan dalam penelitian statistik deskriptif ini tidakterdapat uji signifikansi dan taraf kesalahan, karena peneliti tidak bermaksud untuk membuat generalisasi, sehingga tidak ada kesalahan generalisasi. Statistik deskriptif dalam penelitian ini penyusunan dan penyajian data penelitian melalui bentuk tulisan, tabel, dan dalam bentuk grafik/diagram/gambar. Penyajian data yang telah diperoleh dari pengumpulan data secara pengamatan data primer masih bersifat kasar dan mentah.

Teknik pengumpulan data yaitu cara yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (dalam Khaerudin 2013: 37) bahwa:

“mengumpulkan data merupakan pekerjaan yang penting dalam meneliti.” Ketika

melaksanakan penelitian ada beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan, antara lain:

4. Angket

Penjelasan dari Suharsimi Arikunto (dalam Khaerudin 2013: 38) menyatakan bahwa: “Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.” Berdasarkan penjelasan mengenai angket di atas, maka penulis menggunakan angket ini sebagai teknik untuk mengetahui standar kesehatan dan keselamatan kerja pada siswa yang ada di SMK Negeri 6 Bandung. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis angket tertutup. Menurut Suharsimi Arikunto (dalam Khaerudin 2013: 38) angket tertutup berarti angket yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih pada kolom atau tempat yang sesuai. Penentuan angket tertutup ini atas pertimbangan bahwa dengan angket tertutup ini memudahkan responden untuk memilih serta adanya keseragaman jawaban. Menurut Sugiyono (2013:92)

skala likert adalah “skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.” Data yang


(2)

64

telah terkumpul melalui angket, kemudian penulis olah ke dalam bentuk kuantitatif, yaitu dengan cara menetapkan skor jawaban dari pertanyaan yang telah dijawab oleh responden, dimana pemberian skor tersebut didasarkan pada ketentuan Sugiyono (2013: 94).

Tabel 3.1

Skala Jawaban Angket pada Skala Likert

Pernyataan/Pertanyaan

Skala Jawaban Sangat

Setuju

Setuju Kurang Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

Positif 5 4 3 2 1

Negatif 1 2 3 4 5

Sumber: Sugiyono (2013: 94) Data yang telah diolah sesuai dengan yang diinginkan, kemudian harus disajikan dalam bentuk penyajian data yang mudah dimengerti maknanya dan juga mudah diinterpretasikan. Penyajian data dalam penilitian ini dimaksudkan untuk menjelaskan data yang disajikan dari hasil penelitian mengenai kelengkapan fasilitas standar kesehatan dan keselamatan kerja siswa sehingga informasi yang disampaikan mudah dimengerti. Langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis statistik deskriptif adalah sebagai berikut:

a. Persiapan kegiatan dalam langkah persiapan ini antara lain :

1) Mengecek kelengkapan instrumen penelitian berupa pedoman observasi 2) Melakukan observasi pada objek yang diteliti

3) Mengecek macam-macam isian data H. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Menurut Sugiyono (2013: 147), menjelaskan bahwa:

Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.


(3)

65

Penelitian ini tidak mengajukan hipotesis sehingga perhitungan untuk menguji hipotesisnya tidak dilakukan. Penelitian deskriptif memusatkan perhatian kepada pemecahan masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan. Peneliti berusaha memotret peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatiannya, kemudian menggambarkan atau melukiskannya sebagaimana adanya, sehingga pemanfaatan temuan penelitian ini berlaku pada saat itu pula yang belum tentu relevan bila digunakan untuk waktu yang akan datang. Karena itu tidak selalu menuntut adanya hipotesis, tidak menuntut adanya perlakuan atau manipulasi variabel, karena gejala dan peristiwanya telah ada dan peneliti tinggal mendeskripsikannya. Variabel yang diteliti bisa tunggal, atau lebih dari satu variabel, bahkan dapat juga mendeskripsikan hubungan beberapa variabel.

1. Langkah-langkah Analisis Data

Teknik analisis data diarahkan untuk menjawab perumusan terhadap masalah yang diajukan. Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data maka pekerjaan selanjutnya adalah menganalisis data tersebut. Uji statistik data yang digunakan dalam menganalisis data terlebih dahulu harus diperhatikan apabila data itu apakah terkait dengan data kuantitatif atau data kualitatif. Berkaitan dengan data yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan, dimana pengukuran semua variabel dilakukan dengan menggunakan kuesioner skala likert, maka data pengukuran standar K3 pada siswa di SMK Negeri 6 sebagai data kuantitatif. Pengolahan data terkait dengan jenis data yang dikumpulkan, untuk data kuantitatif, maka pengolahan dan analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif. Prosedur yang ditempuh dalam menganalisis data ini adalah:

a. Persiapan, meliputi memeriksa jumlah lembaran angket yang dikembalikan, memeriksa kelengkapan jawaban serta kebenaran pengisian. b. Memberi bobot nilai untuk setiap alternatif jawaban, menghitung skor

yang diperoleh dari tiap responden. c. Klasifikasi data


(4)

66

e. Perhitungan selanjutnya sesuai dengan statistik deskriptif yang sesuai (persen, rata-rata, SD)

f. Memvisualisasikan data (tabel, grafik)

g. Menarik kesimpulan penelitian menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian, mensintesiskan semua jawaban pertanyaan penelitian dalam satu kesimpulan yang merangkum permasalahan penelitian secara keseluruhan. Termasuk dalam statistik deskriptif menurut Sugiyono (2013: 148), “...adalah penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median, mean (pengukuran tendensi sentral), perhitungan desil, persentil, perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan standar deviasi, dan perhitungan prosentase.” Terdapat dua macam statistik yang digunakan untuk penelitian kuantitatif, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial.

Statistik deskriptif dapat digunakan bila peneliti hanya ingin mendeskripsikan data sampel, dan tidak ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi di mana sampel diambil. Tetapi bila peneliti ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi, maka teknik analisis yang digunakan adalah statistik inferensial. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif jenis deskriptif survey. Untuk mengetahui tingkat kriteria tersebut, selanjutnya skor yang diperoleh (dalam %) dengan analisis deskriptif persentase dikonsultasikan dengan tabel kriteria.

Tabel 3.2

Kriteria Analisis Deskriptif Persentase

No. Persentase Kriteria

1. 75%-100% Sangat Baik

2. 50%-75% Baik

3. 25%-50% Cukup Baik

4. 1%-25% Kurang Baik


(5)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis deskriptif dan pembahasan pada Bab IV sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut:

1. Tingkat pemahaman siswa kelas XII TKR di SMK Negeri 6 Bandung tentang K3 ketika berada di lapangan/workshop menyatakan bahwa pemahaman siswa dalam kondisi sudah baik.

2. Standar K3 siswa SMK Negeri 6 Bandung sudah memenuhi standar K3 di industri. Hal ini ditunjukkan dengan data yang diperoleh melalui perhitungan angket yaitu pada kondisi baik. Sebagian besar siswa kelas XII TKR yang menyatakan telah sesuai dengan standar yang ada di industri.

3. Tingkat pemahaman siswa kelas XII TKR terhadap rambu-rambu K3 dan upaya penanganan dan penanggulangan kecelakaan kerja yang kemungkinan terjadi di lapangan sudah sesuai. Hal ini ditunjukan dengan data yang diperoleh melalui perhitungan angket yaitu pada kondisi baik.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang dapat penulis berikan antara lain adalah sebagai berikut:

1. Kepada pihak sekolah:

a. Pemahaman dan standar masih harus ditingkatkan lagi K3 bagi guru, pihak sekolah dan khususnya siswa sendiri agar terbiasa dengan standar K3 yang ada di industri sebelum masuk dalam dunia kerja dan terhindar dari kecelakaan yang mungkin terjadi. Kemudian sanksi tegas bagi siswa yang melanggar peraturan dan standar K3 bisa diberikan sebagai contoh untuk siswa lainnya agar lebih


(6)

89

memperhatikan keamanan dan keselamatan bekerja yang ada di lapangan ketika melakukan kegiatan praktikum.

b. Penerapan standar K3 di sekolah harus benar-benar sesuai dengan di industri, sehingga siswa yang lulus tidak memerlukan waktu lama untuk beradaptasi dengan standar K3 di industri. Siswa berhak untuk menyampaikan keluhan yang dirasa kurang sesuai kepada pihak sekolah tentang standar K3 yang ada di sekolah. Hal ini bertujuan untuk kemajuan dan keselamatan bersama.

c. Pemasangan rambu-rambu K3 di bengkel sekolah harus lebih tepat dan efisien agar benar-benar dirasakan manfaatnya, kemudian penanganan kecelakaan kerja di sekolah wajib dikuasai oleh setiap pihak agar siap dalam setiap kondisi. Ketrampilan kesehatan dan penanggulangan kecelakaan kerja ini bisa diperoleh siswa melalui kegiatan pada jam tambahan wajib diluar jadwal pelajaran sekolah(ekstra kulikuler) melalui kegiatan UKS, PMI, PMR ataupun Pramuka. Kegiatan ini tentunya akan memberikan efek yang positif bagi siswa, jurusan dan pihak sekolah.

2. Kepada peneliti selanjutnya untuk dapat melanjutkan penelitian ini dengan menggunakan variabel dan indikator-indikator yang lebih luas agar menghasilkan gambaran mengenai standar K3 yang ada di sekolah benar-benar teruji dan memberikan hasil yang lebih nyata.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Tingkat Pemahaman Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Manajer Konstruksi Terhadap Keberhasilan Pelaksanaan suatu Proyek Dilihat dari Sisi Peningkatan Kinerja Waktu dan Biaya Pelaksanaan Proyek di PT. Waskita Karya (Persero) Medan

7 42 200

Analisis Pengaruh Kemampuan Individu dan Lingkungan Kerja terhadap Kepuasan Kerja dengan Motivasi Sebagai Variabel Intervening Pada Pegawai kependidikan Politeknik Negeri Lhokseumawe

2 101 146

Analisis Pengaruh Job Stressor dan Konflik Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pekerjaan Umum Pemerintah Kabupaten Batu Bara

3 52 127

Pelaksanaan Keselamatan, Kesehatan Kerja (K3) Dan Sistem Manajemen K3 (Smk3) Dalam Memberikan Perlindungan Dan Meningkatkan Produktivitas Pekerja (Studi Pada Pt.Telkom Divre I Sumatra Dan Pt.Coca-Cola Bottling Indonesia)

18 134 183

Analisis Tingkat Penerapan Program Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Pengendalian Hazards dengan Pendekatan Risk Assessment pada PKS Torgamba PT. Perkebunan Nusantara III

5 84 153

PERSEPSI SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN MEKANIK OTOMOTIF SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA TERHADAP PENGAJARAN TEAM TEACHING PADA MATA DIKLAT MEMPERBAIKI RODA DAN BAN.

0 0 140

PERILAKU PESERTA DIDIK DALAM IMPLEMENTASI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA MATA PELAJARAN PRAKTIK SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA.

0 5 118

PENGARUH MOTIVASI DAN MINAT TERHADAP PRESTASI SISWA PADA MATA DIKLAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI SMK NEGERI 1 SEDAYU.

0 1 149

Kesehatan dan Kesetan Kerja (K3) Di Indonesia

0 0 3

Kesehatan dan Kesetan Kerja (K3)

0 3 3