commit to user
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Public Relations
1 . Definisi Public Relations.
Pada dasarnya Public Relations merupakan fungsi tertentu yang diperlukan oleh setiap organisasi. Untuk lebih memahami tentang Public Relations terlebih
dahulu kita mengenal beberapa definisi Public Relations itu sendiri. Namun bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, Public Relations terdiri dari dua kata
yaitu “ Public” yang berarti masyarakat dan “relations” yang berarti hubungan. Jadi jika diterjemahkan secara umum Public Relations itu sendiri adalah segala
hubungan yang ada didalam masyarakat. Tetapi jika ditelaah lagi, Public Relations mempunyai banyak makna dan definisi.
Sebuah definisi dikeluarkan oleh Institude of Public Relations IPR : “Public Relations adalah keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara
terencana dan berkesinambungan dlam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya.
Sehingga pengertian Public Relations di sini sebagai suatu rangkaian kegiatan yang
diorganisasi sedemikian
rupa sebagai
upaya kampanye
yang berlangsungsecara berkesinambungan dan teratur”
www.google.co.id Pustaka
Utama Grafiti, Jakarta, 1994
commit to user
6 Definisi lain yang ditulis dalam kamus Fund and Wagnal, American
Standart Dictionary terbitan 1994 : “Public Relations diartikan sebagai segenap kegiatan dan teknikkiat yang
digunakan oleh organisasi atau individuuntuk untuk menciptakan atau memelihara suatu sikap dan tanggapan yang baik dari pihak luar terhadap
keberadaan dan sepakterjangnya” www.google.co.id
Pustaka Utama Grafiti, Jakarta,1994
Dalam pengertian tersebut, public relations diharuskan menggunakan metode manajemen yang berdasar atau tujuan. Sebagai upaya untuk mencapai
suatu tujuan, semua hasil kemajuan yang telah dicapai harur bias diukur secara jelas, mengingat public relationsmerupakan kegiatan yang nyata. Apabila
diperlukan maka kampanye public relations yang telah dilaksanakan dapat diujiu dengan menggunakan teknik-teknik riset pemasaran untuk mengetahui tingkat
keberhasilan atau kegagalannya. Definisi public relations menurut Dr. Rex Harlow :
“Public Relations adalah fungsi manajemen yang khas dan mendukung pembinaan, pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan publicnya,
menyangkut aktivitas komunikasi, pengertian, penerimaan dan kerjasama; melibatkan manajemen dalam permasalahan, membantumanajemen mampu
menanggapi opini public; mendukung manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif; bertindak sebagai system peringatan
dini dalam mengantisipasi kecenderungan menggunakan penelitian secara teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama”.
www.google.co.id Morissan, Management Public Relations, 2008
Sebuah definisi dari J.C., Seidel, Public Relations Director, Division of Housing, State of New York berbunyi :
“Public Relations is the continuing process by which management endeavors to obtain goodwill and understanding of its customers, its employees
and the public at large, inwardly through self analysis and correction, outwardly through all means of expression Public Relations adalah proses yang kontinu dari
commit to user
7 usaha-usaha management untuk memperoleh goodwill dan pengertin dari para
langganannya, pegawainya, dan public umumnya; kedalam dengan mengadakan analisa dan perbaikan-perbaikan terhadap diri sendiri, keluar dengan cara
mengadakan penyataan-pernyatan”. Abdurrahman Oemi, 2000: 24.
Public Relations PR menurut Jefkins adalah suatu bentuk komunikasi
yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang
berlandaskan pada saling pengertian. PR menggunakan metode manajemen berdasarkan tujuan management by objectives. Dalam mengejar suatu tujuan,
semua hasil atau tingkat kemajuan yang telah dicapai harus bisa diukur secara jelas, mengingat PR merupakan kegiatan yang nyata.
Definisi public relations oleh seorang yang terkemukan pada saat itu, Edward L. Berney, dalam bukuya The Engineering of Consent yang
pandangannya banyak dikutip orang, mendefinisikan humas sebagai inducing the public to have understanding for and goodwill membujuk public untuk memiliki
pengertian yang mendukung serta memiliki niat baik. Bahkan hingga say ini, masih banyak praktisi humas yang berpandangan bahwa humas hanya sebagai
komunikasisatu arah yang bertujuan membujuk pihak lain. Sementara itu, The British Institude of Public Relations mendifinisikan
humas sebagai : an effort to establish and maintain mutual understanding between organization and its public suatu upaya untuk membangun dan mempertahankan
saling pengertian antara organisasi dan publiknya. Edward L. Berney, 1991:31. Dalam perkembangannya, humas memiliki berbagai macam definisi dan
interpretasi lebih lanjut menurut joseph Dominic,pernah ada upaya untuk mengumpulkan berbagai definisi mengenai humas hingga mencapai 500 definisi.
commit to user
8 Ada definisi yang sangat singkat seperti PR is doing good and getting credit for it
humas adalah upaya melakukan hal-hal baik sehingga mendapatkan kepercayaan hingga definisi humas yang terdiri dari 100 kata sebagaimana yag tercantum
dalam Encyclopedia Britannica, Jadi berdasarkan definisi-definisi diatas dapat dilihat bahwa terdapat
kesamaan definisi satu dengan yang lainnya yaitu keinginan untuk menciptakan goodwill dan pengertian yang lebih baik lagi. Berarti Public Relations adalah
suatu proses kegiatan untuk menamkan dan memperoleh pengertian, goodwill, kepercayaan, penghargaan dan pada public suatu badan pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya. Unsur yang terpenting dalam proses kegiatan tersebut adalah komunikasi.
Batasan komunikasi sendiri menurut Carl I. Hovland yaitu “Commicatio is the process by which an individual the communicator translate stimulasi
usual verbal symbol to modify the behavior of the other individual the communicant, komunikasi adalah proses dimana komunikator menyampaikan
stimulasi rengsangan biasanya lambing bahasa untuk merubah perilaku orang lainkomunikan”. Deddy Mulyana,1994:62
“Setiap peristiwa komunikasi akan melibatkan delapan elemen-elemen komunikasi yang meliputi”. Morissan, 2008: 43.Yaitu :
1. Sumber Proses komunikasi dimulai awal berawal dari sumber source atau pengirim
pesan, yaitu di mana gagasan, ide atau pikiran berasal yang kemudian akan
commit to user
9 disampaikan kepada pihak lainnya yaitu penerima pesan. Sumber bisa jadi adalah
individu, kelompok atau bahkan organisasi. 2. Encoding
Encoding dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan sumber untuk menerjemahkan pikiran dan ide-idenya kedalam suatu bentuk yang dapat diterima
oleh indra. 3. Pesan
Ketika kita bicara maka kata-kata yang kita ucapkan adalah pesan message. Ketika anda menulis surat, maka apa yang Anda tuliskan di atas kertas adalah
pesan. 4. Saluran
Saluran atau Channel adalah jalan yang dilalui pesan untuk sampai kepada penerima
5. Decoding Kegiatan penerima pesan diawali dengan proses decoding yang merupakan
kegiatan yang berlawanan dengan proses encoding. Decoding adalah kegiatan untuk menerjemahkan atau menginterpresikan pesan-pesan fisik kedalam suatu
bentuk yang memiliki arti bagi penerima 6. Penerima
Penerima atau receiver atau disebut juga audien adalah individu sasaran atau target dari pesan. Penerima dapat berupa satu individu, satu kelompok, lembaga
atau bahkan suatu kelompok besar manusia yang tidak saling mengenal. Siapa yang akan menerima pesan penerima pesan dapat ditentukan oleh sumber.
commit to user
10 7. Umpan Balik
Umpan balik atau feedback adalah tanggapan atau respons dari penerima pesan yang membentuk dan mengubah pesan berikutnya yang akan disampaikan
sumber. 8. Gangguan
Elemen terakir dalam komunikasi adalah gangguan atau noise. Gangguan dapat dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang mengintervensi proses penerimaan
pesan.
1. Tugas dan Fungsi Public Relations
A. Tugas Public Relations Menurut Ali Novel 1986 didalam bukunya yang berjudul “Buku Materi
Pokok Hubungan Masyarakat Modul 1-3”, tugas Public Relations adalah sebagai berikut :
a. Menyampaikan informasi yang objektif tentang lembaga yang diwakilinya kepada masyarakat luas.
b. Menilai sikap dan pendapat umum tentang lembaga yang diwakilinya. c. Mengembangkan kreasi perencanaan dan pelaksanaannya.
d. Menciptakan “conditioning” kondisi yang menguntungkan bagi perusahaan. e. Bertanggung jawab secara professional dan social.
f. Profesionalisme yang bermoral, dimana tugas dengan kegiatan yang dilandasi
dengan kejujuran, keadilan, dan kebenaran.