HUMAS DALAM MEMBANGUN CITRA PERUSAHAAN

(1)

commit to user

HUMAS DALAM MEMBANGUN CITRA PERUSAHAAN

(Studi Deskriptif Kualitatif Peran Humas Kantor Pos Besar Surakarta

dalam Membangun Citra Perusahaan)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana di Bidang Sosial pada Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi

oleh :

ULFA WIDYANINGRUM D1208635

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011


(2)

commit to user

PERSETUJUAN

PERAN HUMAS DALAM MEMBANGUN CITRA PERUSAHAAN ( Studi Deskripsi Kualitatif Peran Humas Kantor Pos Besar Surakarta

Dalam Membangun Citra Perusahaan )

Disusun Oleh: ULFA WIDYANINGRUM

NIM: D1208635

Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing I dan Dosen Pembimbing II untuk diuji dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Pembimbing I

Drs. Adolfo Eko Setyanto, M.Si. NIP : 195806171987021001

Pembimbing II,

Drs. Hamid Arifin, M.Si. NIP : 196005171988031002


(3)

(4)

commit to user

PERSEMBAHAN

Skripsi ini aku persembahkan untuk: Allah SWT, yang telah memberikan Rahmad dan Ridho- Nya Ayah dan Ibu yang selalu mendorong dan mendoakanku Kakak dan Adiku yg selalu mendukungku Untuk seseorang yang selalu berusaha membantuku Dan juga sahabat-sahabatku Trima kasih atas sgala dukungannya, semoga ilmu ini bermanfaat, Baik dunia maupun akherat


(5)

commit to user

MOTTO

v

Allah akan mengangkat (derajat ) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang – orang yang diberi ilmu beberapa derajat” (Surat Al-Mujadilah : 11)

v “Man sabhara zhafira”, barang siapa yang bersabar pasti

beruntung.

v “Man jada wa jadda”, barang siapa yang bersungguh – sungguh pasti akan berhasil.


(6)

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat-Nya hingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini, yang merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dengan bantuan, bimbingan, serta arahan dari berbagai pihak, maka penulisan skripsi dengan judul : PERAN HUMAS DALAM CITRA PERUSAHAAN (Studi Deskriptif Kualitatif Peran Humas Kantor Pos Besar Surakarta dalam Membangun Citra Perusahaan), dapat terselesaikan dengan baik. Untuk itu penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Drs. A. Eko Setyanto, M.Si selaku Pembimbing yang dengan sabar membimbing serta mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini. 2. Drs. Hamid Arifin, M.si selaku Pembimbing yang berkenan memberikan

pengarahan, waktu luang serta memberikan berbagai macam masukan serta kritik yang membangun dalam penyusunan skripsi ini.

3. Drs. Mursito BM, S.U selaku Ketua Panitia sidang skripsi.

4. Tanti Hermawati, S.Sos, M.Si selaku dosen Penguji dalam sidang skripsi. 5. Drs. H. Supriyadi, SN, SU selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

6. Dra. Prahastiwi Utari, M.Si, Ph.D selaku ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Fisip UNS


(7)

commit to user

8. Pihak-pihak dari Kantor Pos Besar Surakarta, yang telah berkenan memberikan kesempatan untuk mengadakan penelitian, sehingga diperoleh data yang diperlukan.

9. Seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu memberikan motivasi dan sumbangan pemikiran, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena keterbatasan penulis dalam berbagai hal. Oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan dari para pembaca.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat serta menambah wawasan bagi pembaca

Surakarta, April 2011 Penulis


(8)

commit to user

DAFTAR ISI

Halaman

Judul ... i

Lembar Persetujuan ... ii

Lembar Pengesahan ... iii

Lembar Persembahan ... iv

Motto ... v

Kata Pengantar ... vi

Daftar Isi ... viii

Daftar Gambar ... xii

Abastrak ... xiv

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Tinjauan Pustaka ... 9

F. Kerangka Pemikiran ... 40


(9)

commit to user

BAB II DESKRIPSI PT. POS INDONESIA (PERSERO) &

KANTOR POS BESAR SURAKARTA ... 48

A...P T. Pos Indonesia (Persero) ... 48 1...S

ejarah dan Perkembangan PT. Pos Indonesia ... 48

2...K edudukan Pos dan Giro Indonesia ... 51 3...T

ujuan didirikannya PT. Pos Indonesia ... 52 4...T

ugas PT. Pos Indonesia ... 52 5...F

ungsi PT. Pos Indonesia ... 52 6...V

isi PT. Pos Indonesia ... 53 7...M

isi PT. Pos Indonesia ... 54 8...S

logan PT. Pos Indonesia ... 54 9...L


(10)

commit to user

B. Kan

tor Pos Besar Surakarta ... 56 1...S

ejarah Perkembangan Kantor Pos Besar Surakarta ... 56 2...L

okasi Kantor Pos Besar Surakarta ... 57 3...F

asilitas & Sarana Pelayanan ... 58 4...P

elayanan di loket ... 60 5...L

ayanan Pos ... 61 6...S

truktur Organisasi ... 68 7...D

eskripsi Tugas Pegawai ... 68

BAB III PENYAJIAN DATA ... 75 A...K

ondisi Public Relation di Kantor Pos Besar Surakarta ... 75 B...P


(11)

commit to user

C...K

egiatan Membangun Citra Kantor Pos Besar Surakarta... 121

BAB IV ANALISIS DATA ... 124

A. Analisis Public Relations di Kantor Pos Besar Surakarta ... 124

B. Analisis Peran Public Relations Kantor Pos Besar Surakarta... 128

C. Analisis Citra Kantor Pos Besar Surakarta ... 140

BAB V PENUTUP ... 144

A. Kesimpulan ... 144

B. Saran ... 146

DARTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(12)

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Perbandingan penggunaan telepon seluler dengan sura ... 3

Gambar I.2 Model Pembentukan Citra ... 35

Gambar 1.3Skema TeknikAnalisis Interaktif ... 45

Gambar 2.1 Logo PT. Pos Indonesia ... 53

Gambar 3.1 Struktur organisasi PT. Pos Indonesia (Persero) ... 77

Gambar 3.2 Kliping koran kegiatan jalan sehat ... 87

Gambar 3.3 Wawancara Kepala Kantor Pos Besar Surakarta ... 89

Gambar 3.4 Kumpulan pamphlet ... 90

Gambar 3.5 Pemasangan spanduk Kantor Pos Besar Surakarta ... 91

Gambar 3.6 Papan pengumuman Kantor Pos Besar Surakarta ... 92

Gambar 3.7 Publikasi bursa filateli ... 94

Gambar 3.8 Sosialisasi TK Al-Islam 4 Surakarta ... 95

Gambar 3.9 Kunjungan SD Warga Surakarta ... 96

Gambar 3.10 Prangko Prisma Kantor Pos Besar Surakarta ... 97

Gambar 3.11 CSR Kantor Pos Besar Surakarta ... 99

Gambar 3.12 Pembukaan gerai Kantor Pos saat Tahun Baru Imlek ... 102

Gambar 3.13 Kumpulan merchandise ... 102

Gambar 3.14 Loket Customer Servis ... 106


(13)

commit to user

Gambar 3.16 Penanda Tanganan Prangko Prisma ... 114 Gambar 3.17 Kepala Kantor Pos Solo, L. Sutadji wawancara dengan

wartawan ... 117 Gambar 3.18 Kepala Kantor Pos Solo, L. Sutadji saat jumpa


(14)

commit to user

ABSTRAK

Ulfa Widyaningrum, D1208635, PERAN HUMAS DALAM MEMBANGUN CITRA PERUSAHAAN (Studi Deskriptif Kualitatif Peran Humas Kantor Pos Besar Surakarta dalam Membangun Citra Perusahaan), FISIP, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2011.

Penelitian ini berusaha menggambarkan mengenai bagaimana peran Humas Kantor Pos Besar Surakarta dalam membangun citra perusahaan. Bermula dari berkembang pesatnya teknologi komunikasi seperti (telpon, internet, email, chatting, webcam), membawa dampak ditinggalkanya komunikasi tradisional dan surat menyurat. Hal tersebut mempengaruhi operasional kerja Kantor Pos Besar Surakarta, selaku Badan Usaha di bidang komunikasi distribusi surat. Supaya mampu terus bertahan di era globalisasi dan daya saing tinggi, Kantor Pos Besar Surakarta berusaha meningkatkan pelayanan dalam berbagai bidang usaha dan menggunakan teknologi juga dalam sistem operasionalnya. Peningkatan pelayanan dan pengembangan usaha tersebut memerlukan sosialisasi dan publikasi ke pada masyarakat agar Kantor Pos tetap berada dihati masyarakat. Disinilah peran penting Public Relations sangat diperlukan dalam membangun citra perusahaan.

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini, mengacu dari teori Public Relations, yaitu Peran Public Relation yang terdiri dari 4 peran: Expert Prescriber (Penasehat Ahli), Facilitator Communication (Komunikasi Fasilitator), Problem Solving Process Fasilitator (Fasilitator Proses Pemecahan Masalah) dan Communication Technician (Teknisi Komunikasi).

Proses pengumpulan data ini dilakukan dengan metode wawancara atau interview, observasi atau pengamatan, dan studi pustaka. Teknik penarikan sampel mengguanakan purposive sampling, dengan memilih informan atau narasumber yang dianggap mampu mewakili informasi secara keseluruhan. Pengumpulan data primer sekunder dilakukan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan peran Public Relation di Kantor Pos Besar Surakarta. Data primer dan sekunder yang sudah terkumpul kemudian dianalisa dengan menggunakan metode analisis interaktif.

Hasil dari penelitian yang dilakukan adalah dari 4 peran Public Relation yang ada, Kantor Pos Besar Surakarta hanya melakukan 3 peran Public Relation dalam membangun citra perusahaan. Kantor Pos Besar Surakarta melakukan peran Facilitator Communication (Komunikasi Fasilitator) dengan sosialisasi, publikasi, promosi, menggelar events dan memanfaatkan berbagai media massa untuk komunikasi dengan publiknya. Sedangkan dalam peran Problem Solving Process Fasilitator (Fasilitator Proses Pemecahan Masalah), Kantor Pos Besar Surakarta membuka loket customer service, layanan customer service online dan post call 161, dalam membantu menyelesaikan keluhan publiknya. Kemudian dalam peran Communication Technician (Teknisi Komunikasi) Kantor Pos Besar Surakarta, menggunakan metode pendekatan, baik ke karyawan, masyarakat, lingkungan sekitar kantor pos, perusahaan, instansi, komunitas, pemerintah dan juga wartawan, agar terjalin selalu kerja sama yang saling menguntungkan.


(15)

commit to user

ABSTRACT

Ulfa Widyaningrum, D1208635, THE ROLE OF PUBLIC RELATIONS IN CORPORATE IMAGE (Qualitative Descriptive Study The Role of Public Relation in Central Post Office Surakarta for Building Image Company), FISIP, University of Sebelas Maret Surakarta, 2011.

The research is to describe how the activities of Public Relations in the Post Office Building Surakarta Company Image. Starting from the rapid growth of communications technology (such as phone calls, internet, email, chatting, webcam), bringing the impact of the abandonment of traditional communication and correspondence. The rapid growth of communications technology given affect the operational work of Surakarta as the Post Office business entities in the distribution of letter.To continue to survive in the era of globalization that have a high competitiveness, Surakarta, Central Post Office trying to improve services in various fields of business and use the technology in its operating system. Service improvement and business development requires dissemination and publication to the community for the Post Office remain in hearts of society. This is where the important role of Public Relations is needed in building the corporate image.

Frame work in this research, Public Relations refers to the theory, namely the role of Public Relation comprised of 4roles: Expert Prescribers , Communication Facilitator, Problem Solving Process Facilitator and Communications Technician

The process of data collection is done by using an interviews, observation, and literature. The sampling technique used purposive sampling, selecting informants or sources that are considered capable of representing in formation as a whole. Primary and secondary data collection conducted to determine how the implementation of the role of Public Relation in the Central Post Office of Surakarta. Primary and secondary data already collected and then analyzed using an interactive analysis.

The results obtained are of the 4 roles of existing Public Relations, Post Office Surakarta only do 3role of public relations in building corporate image. Post Office Surakarta perform the role of Facilitator Communication with dissemination, publicity, promotion, hold events and make use of various mass media for communication with the public. For the role of Problem Solving Process Facilitator, Central Post Office Surakarta opened a customer service counter, customer service online and post service call 161, in helping to resolve public complaints. Later in the role of Communication Technician, Post Office Surakarta, using the method of approach, both to employees, community, neighborhood post offices, companies, institutions, communities, governments, and also journalists, so interactions are always mutually beneficial cooperation.


(16)

commit to user

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunikasi saat ini telah menjadi suatu kebutuhan pokok. Komunikasi selalu dibutuhkan setiap orang dalam kehidupan sehari-hari. Dengan komunikasi segala hal dapat terselesaikan dengan mudah, cepat bahkan dapat meraih berbagai keuntungan. Dengan banyaknya manfaat komunikasi seperti sebagai pembentuk diri, pengungkapan diri atau ekspresi, digunakan untuk kelangsungan hidup manusia, memupuk hubungan dan memperoleh kebahagiaan. Manfaat Komunikasi tersebut menjadi pemicu berkembangnya komunikasi, baik komunikasi intern, antar, maupun secara berkelompok dan organisasi sebagai faktor penting pendukung keberhasilan di segala bidang.

Perkembangan komunikasi yang dilakukan banyak pihak untuk mencapai berbagai tujuan juga harus dibarengi dengan adanya proses komunikasi yang baik pula. Perkembangan komunikasi ditandai juga dengan adanya perkembangan tekhnologi komunakasi yang pesat saat ini.

Perkembangan teknologi komunikasi yang pesat, memberikan banyak pilihan kepada masyarakat dalam menggunakan sarana komunikasi. Komunikasi melalui telepon seluler dan juga chatting melalui internet secara tidak langsung menggantikan sarana komunikasi tertulis melalui surat.


(17)

commit to user

Kondisi ini berdampak pada layanan pos khususnya yang menyangkut surat menyurat yang semakin kurang populer, karena dianggap layanan dan pengiriman berita akan lama sampai ke alamat tujuan. Lamanya surat sampai ketujuan, tentunya salah satu hal yang akan mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap layanan pos.

Adanya perkembangan teknologi tersebut, menyebabkan layanan pos khususnya surat menyurat menjadi semakin kurang populer. PT. Pos Indonesia yang layanan utamanya surat menyurat sangat merasakan dampak dari gejala ini. Masyarakat merupakan pelanggan potensial dimasa datang, dan diharapkan mampu menjaga keberlangsungan penyelenggaraan jasa layanan pos. Layanan pos PT. Pos Indonesia difokuskan pada kualitas pelayaan sehingga mampu terus bertahan dan dapat bersaing dengan tekhnologi lain.

Dimaksud dengan layanan pos adalah salah satu jasa layanan komunikasi, yang penyelenggaraannya diatur dalam Undang-undang Republik Indonesia No.6 Tahun 1984 Tentang Pos. Dalam Bab I Ps 1 menyatakan Pos adalah pelayanan lalulintas suratpos, uang, barang dan pelayanan jasa lainnya yang ditetapkan oleh Menteri, yang diselenggarakan oleh Badan yang ditugasi menyelenggarakan pos dan giro dalam hal ini PT. Pos Indonesia.

Salah satu indikasi beralihnya pola komunikasi dapat dilihat dari data pertumbuhan surat dan telepon seluler. Data produksi surat PT. Pos Indonesia tahun 2003 sebanyak 262.178.880 pucuk surat, tahun 2004 naik


(18)

commit to user

25,38% dari tahun 2003 menjadi sebanyak 328.721.750 pucuk surat namun tahun 2005 terjadi penurunan produksi (29,75%) dari tahun 2004 menjadi sebanyak 231.005.570 pucuk surat. Sedangkan data dari Asosiasi Penyelenggara Telepon Seluler (ATSI) tahun 2007 menyebutkan pertumbuhan telepon seluler tahun 2003 berjumlah 18.900.000 pengguna, tahun 2004 naik 53% yaitu sebanyak 290.000.000 pengguna, dan tahun 2005 naik 38% dari tahun 2004 menjadi sebanyak 400.000.000 pengguna. Dengan naiknya data pengguna seluler dan turunnya produk surat, untuk sementara ini dapat diartikan, pola komunikasi bergeser dari penyampaian pesan melalui surat, menjadi komunikasi melalui telepon seluler, atau ada kemungkinan kecenderungan pemakaian telepon seluler lebih besar. Kedua data tersebut, yaitu data pengguna seluler dan pengirim surat, tidak mengklasifikasikan usia pengguna, namun dari pengamatan, di kalangan masyarakat penggunaan telepon seluler sudah merupakan kebutuhan, sehingga dapat dikatakan kalangan masyarakat mendominasi penggunaan seluler. Fenomena yang kita lihat sehari-hari, pengguna telepon seluler, dari kalangan anak-anak sampai masyarakat sudah menjadi pemandangan umum, dalam lingkup keseharian maupun sekolah.


(19)

commit to user

Perbandingan penggunaan telepon seluler dengan surat

Sumber : Data produksi surat PT.Pos Indonesia & ATSI (Asosiasi Penyelenggara Telepon Seluler)

Dengan adanya fakta tersebut PT. Pos Indonesia melakukan perubahan baik dari segi pelayanan, system dan juga ruangan yang digunakan. Hal ini telah dilakukan dengan meningkatkan pelayanan di bidang lain yng tidak hanya di bidang pengiriman pos saja, bidang system Kantor Pos juga menggunakan sistem online, dan juga telah memiliki layanan online melalui www.posindonesia.co.id diamana pelanggan dapat melihat daftar biaya pengiriman dan juga melihat daftar kirimannya sudah sampai ditangan penerima. Selain itu bangunan Kantor Pos yang rata rata merupakan bangunan peninggalan kolonial Belanda juga sudah banyak dikonversikan ke dalam bangunan baru agar dapat mengikuti arus globalisasi dan Kantor Pos dapat mampu bertahan dengan kompetitor lain sebagai perusahaan pelayanan jasa.

PT. Pos Indonesia terus meningkatkan berbagai fasilitas pelayanannya di berbagai bidang, dengan meningkatkan pelayanan jasanya menjadi multi layanan yang disediakan untuk masyarakat umum. Peningkatan pelayanan tersebut diantaranya adalah :

1. Kiriman International yaitu jasa pengiriman ke dalam negri baik luar negri yang di harapkan dapat lebih melayani masyarakat umum sehingga masyarakat dapat kembali menggunakan jasa PT. Pos Indonesia tidak menggunakan jasa yang didirikan pihak asing seperti DHL, FEDEX yang sebenarnya jika kita menggunakan jasa pelayanan yang diberikan oleh


(20)

commit to user

PT. Pos Indonesia berarti kita dapat berbangga dengan jasa layanan yang dimiliki negara sendiri.

2. Filateli jasa penyedianan barang barang pos, baik prangko, prisma, benda dan perlengkapan filatelli, philatelic merchandising pos reguler, kartu ucapan, kartu pos untuk pengiriman dalam atau luar negri maupun digunakan untuk koleksi.

3. SOPP ( System Online Payment Point ) yaitu dimana pelanggan dapat melakukan pembayaran berbagai tagihan rekening telpon, internet, flexy, asuransi, angsuran motor/elektronik, penerimaan pajak, isi ulang pulsa seluler, pembayaran HP pasca bayar, listrik, kartu kredit, Indovision, tiket Kereta Api, bahkan juga menabung ke Bank di loket loket yang disediakan PT. Pos Indonesia.

4. Hybrid Mail yaitu layanan pengiriman surat electronic atau merupakan jasa penyimpanan surat surat berharga perusahaan.

5. Ritel yaitu tempat pelayanan pos atau Kiospos yang menyediakan produk pos, formulir, benda pos konsyiyosi dan komoditi ritel (UT, akta Pertanahan, voucher, materai, kartu share-e) Jasa wartel ticketing, minimarket. Hal ini digunakan PT. Pos Indonesia sebagai usaha peningkatan layanan dan juga dalam rangka memperkuat posisi Kiospos sebagai speciality storen dan business center.


(21)

commit to user

6. Logistic yaitu layanan penyedia warehousing, inventory management, tranporting, freight forwarding, real property, rental space, property development, property management.

PT. Pos Indonesia selain menyediakan layanan yang baru seperti diatas tetapi juga masih mempertahankan layanan jasanya yaitu Jasa Keuangan seperti wesel pos yang telah ditingkatkan menjadi Wesel Pos Instant yaitu sistem pengiriman uang tunai dalam hitungan detik penerima sudah dapat menerima uangnya, distribusi keuangan, giro pos. Layanan Pengiriman barang, dan layanan surat menyurat.

PT. Pos Indonesia melakukan berbagai upaya untuk lebih mengenalkan dan mempermudah layanannya kepada masyarakat , yaitu menambah titik layanan jasa pos :

1. Program Pos One di pusat-pusat perbelanjaan khususnya mall.

2. Pos Keliling layanan jasa pos yang menggunakan mobile dan berkeliling ke kecamatan kecamatan

3. SOPP layanan online ini membuka loket loket sendiri di Rumah Sakit

4. KIOSPOS layanan penyedia produk pos (Toko Pos) yang akan di buka di banyak tempat secara bertahap.

Peningkatan yang dilakukan PT. Pos Indonesia di atas telah menggeser fungsi Kantor Pos yang semula hanya untuk tempat pengiriman surat saja menjadi berkembang mengikuti perkembangan teknologi dan


(22)

commit to user

memiliki multifungsi. Maka dari itu perubahan yang dilakukan oleh Kantor Pos memerlukan sosialisasi yang harus disebarkan kepada masyarakat, agar masyarakat dapat mengetahui dan dapat menggunakan sarana jasa yang telah disediakan oleh Kantor Pos dengan optimal. Dalam membangun citra yang telah berubah tersebut merupakan tugas dari Bidang Humas (Publik Relation), sebab humas merupakan bagian yang berhubungan dan menjembatani antara perusahaan dengan masyarakat, sehingga humas sangat berperan dalam perubahan dan pemberian informasi kepada masyarakat dalam membangun citra yang positif perusahaan dalam rangka peralihan fungsi tersebut.

Bukti dari keberhasilan yang telah dicapai oleh bidang humas kantor pos tersebut, hingga saat ini Kantor Pos masih menjadi pilihan masyarakat yang dapat diandalkan. Kantor Pos mampu membuktikan dengan perubahan fungsi yang telah dilakukan dapat bersaing di dunia usaha dengan memanfaatkan perkembangan teknologi. Selain itu keunggulan kantor pos yaitu, memiliki banyak kantor cabang hampir di seluruh indonesia hingga tingkat kecamatan, mampu menarik perhatian masyarakat untuk menggunakan jasa layanan Kantor Pos karena lebih dekat, mudah dan cepat. Hingga tertuang dalam slogan andalannya yaitu “Lebih Dekat, Lebih Mudah, Lebih Cepat”.

Kantor Pos Besar Surakarta yang merupakan Kantor Pos yang telah mengikuti seluruh peralihan fungsi dan telah melakukan banyak perubahan disegala aspek layananannya. Humas Kantor Pos Besar Surakarta telah


(23)

commit to user

mampu membangun citra kantor baru dihati masyarakat dengan berbagai kegiatan yang dilakukan, salah satunya kegiatan yang menarik adalah “Customer Day” yaitu memberikan informasi langsung kepada masyarakat tentang layanan Kantor Pos Surakarta yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Dengan menyebarkan pamflet, penjelasan ke rumah- rumah, dan sekolah- sekolah. Selain itu melalui kegiatan Pos Keliling yang rutin dilakukan hingga daerah- daerah diharapkan mampu memberikan informasi kepada masyarakat tentang semua akses yang dapat dilayani oleh Kantor Pos.

Berbagai kegiatan yang dilakukan tersebut, mendorong keberhasilan membangun citra baru yang telah dilakukan Kantor Pos hingga saat ini, apalagi persaingan dunia usaha yang ketat dan dibarengi kemajuan teknologi yang semakin pesat menarik hati peneliti untuk meneliti dengan menggambarkan dan memaparkan pelaksanaan kegiatan humas Kantor Pos Besar Surakarta dalam perananya membangun citra perusahaan terkait dengan pergeseran fungsi PT. Pos Indonesia.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah seperti yang telah dipaparkan dimuka, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

“Bagaimanakah Peran Humas Kantor Pos Besar Surakarta dalam membangun citra perusahaan terkait pergeseran fungsi PT. Pos Indonesia, dari penyedia layanan distribusi pos menjadi penyedia multi layanan (financial service) ?


(24)

commit to user

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti adalah untuk mengetahui peran humas Kantor Pos Besar Surakarta dalam membangun citra perusahaan terkait pergeseran fungsi PT. Pos Indonesia, yaitu dari layanan distribusi pos (layanan pengiriman surat menyurat dan barang) menjadi penyedia multi layanan (jasa keuangan, layanan bisnis, transaksi pembayaran).

D. MANFAAT PENELITIAN

Dari hasil penelitian diharapkan diperoleh manfaat sebagai berikut ;

a. Dapat menyumbang pengetahuan dan pemikiran yang bermanfaat di bidang ilmu komunikasi khususnya di bidang Humas (Public Relation)

b. Dapat digunakan sebagai sarana bagi penulis untuk memperluas wawasan mengenai ilmu komunikasi khususnya di bidang Humas (Public Relation)

c. Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah masukan bagi perusahaan dalam menentukan kebijaksanaan program – program bidang Humas (Public Relation) dimasa yang akan datang.

E. TINJAUAN PUSTAKA


(25)

commit to user

Komunikasi atau communication berasal dari bahasa latin communis yang artinya sama dengan common, communico, communicatio, atau communicare yang berarti membuat “sama”. Istilah pertama communis adalah istilah paling sering disebut asal usul komunikasi. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna atau suatu pesan dianut secara sama. Maka Komunikasi adalah interaksi antara dua makhluk hidup atau lebih, sehingga para peserta komunikasi ini mungkin termasuk hewan, tanaman dan bahkan jin (Mulyana, 2005:41-42).

Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari seseorang individu (komunikator) kepada individu lain (komunikan). Komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan (1) membangun hubungan antar sesama manusia; (2) melaliu pertukaran informasi; (3) untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain; (4) serta mengubah sikap dan tingkah laku orang lain; (4) serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku (Pareno, 2002:3).

Adapun cara yang tepat untuk mengerti tentang komunikasi adalah dengan menjawab 5 W + 1 H (Who, What, Which, Whom, What Effect, How). Hal ini dapat diartikan dalam unsur dasar komunikasi : (Pareno, 2002:3)

1. Siapa yang mengatakan ? (komunikator, pengirim, sumber) 2. Apa yang disampaikan ? (pesan, ide, gagasan)


(26)

commit to user

4. Kepada siapa ? (komunikan atau penerima) 5. Apa dampaknya ? (efek atau hasil komunikasi)

6. Bagaimana proses komunikasinya? (hasil proses komunikasi) Dari unsur-unsur komunikasi di atas dapat diartikan bahwa komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari komunikator berupa ide, gagasan kepada komunikan dengan menggunakan media sebagai pendukung dan menghasilkan dampak-dampak tertentu.

Berelson dan Steiner (1964) memfokuskan pada unsur penyampaian bila mereka memberikan definisi komunikasi sebagai berikut: “penyampaian informasi, ide, emosi, ketrampilan, dan seterusnya, melalui penggunaaan simbol-kata, gambar, angka, grafik, dan lain-lain” (Rakhmat, 1978:10).

Pengertian yang dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in Society. Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect? bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan, yaitu:

1. Komunikator (siapa yang mengatakan?) 2. Pesan (mengatakan apa?)

3. Media (melalui saluran/ channel/media apa?) 4. Komunikan (kepada siapa?)


(27)

commit to user

Jadi berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, secara sederhana proses komunikasi adalah pihak komunikator membentuk (encode) pesan dan menyampaikannya melalui suatu saluran tertentu kepada pihak penerima yang menimbulkan efek tertentu (Effendy, 1994:10).

Deddy Mulyana mengkategorikan definisi-definisi tentang komunikasi dalam tiga konseptual yaitu: (Mulyana, 2005:61-69)

1. Komunikasi sebagai tindakan satu arah.

Suatu pemahaman komunikasi sebagai penyampaian pesan searah dari seseorang (atau lembaga) kepada seseorang (sekelompok orang) lainnya, baik secara langsung (tatap muka) ataupun melalui media, seperti surat (selebaran), surat kabar, majalah, radio, atau televisi. Pemahaman komunikasi sebagai proses searah sebenarnya kurang sesuai bila diterapkan pada komunikasi tatapmuka, namun tidak terlalu keliru bila diterapkan pada komunikasi publik (pidato) yang tidak melibatkan tanya jawab.

Beberapa definisi komunikasi dalam konseptual tindakan satu arah: a. Everet M. Rogers: komunikasi adalah proses dimana suatu ide

dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku.

b. Gerald R. Miller: komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu pesan kepada penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima.


(28)

commit to user

c. Carld R. Miller: komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunkate).

d. Theodore M. Newcomb: Setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai suatu transmisi informasi terdiri dari rangsangan yang diskriminatif, dari sumber kepada penerima.

2. Komunikasi sebagai interaksi.

Pandangan ini menyetarakan komunikasi dengan suatu proses sebab-akibat atau aksi-reaksi, yang arahnya bergantian. Seseorang menyampaikan pesan, baik verbal atau nonverbal, seorang penerima bereaksi dengan memberi jawaban verbal atau nonverbal, kemudian orang pertama bereaksi lagi setelah menerima respon atau umpan balik dari orang kedua, dan begitu seterusnya.

Contoh definisi komunikasi dalam konsep ini, komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja dan tidak terbatas pada bentuk pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni , dan teknologi.

3. Komunikasi sebagai transaksi.

Pandangan ini menyatakan bahwa komunikasi adalah proses yang dinamis yang secara sinambungan mengubah phak-pihak yang berkomunikasi. Berdasrkan pandangan ini, maka orang-orang yang


(29)

commit to user

berkomunikasi dianggap sebagai komunikator yang secara aktif mengirimkan dan menafsirkan pesan. Setiap saat mereka bertukar pesan verbal dan atau pesan nonverbal.

Beberapa definisi yang sesuai dengan konsep transaksi:

a. Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss: Komunikasi adalah proses pembentukan makna di antara dua orang atau lebih.

b. Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson: Komunikasi adalah proses memahami danberbagi makna.

c. William I. Gordon : Komunikasi adalah suatu transaksi dinamis yang melibatkan gagasan dan perasaan.

d.Donald Byker dan Loren J. Anderson: Komunikasi adalah berbagi informasi antara dua orang atau lebih.

William I. Gorden mengkategorikan fungsi komunikasi menjadi empat, yaitu: (Mulyana, 2005:5-30)

1. Sebagai komunikasi sosial

Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur, dan memupuk hubungan hubungan orang lain.


(30)

commit to user

Pembentukan konsep diri. Konsep diri adalah pandangan kita mengenai diri kita, dan itu hanya bisa kita peroleh lewat informasi yang diberikan orang lain kepada kita.

a. Pernyataan eksistensi diri

Orang berkomunikasi untuk menunjukkan dirinya eksis. Inilah yang disebut aktualisasi diri atau lebih tepat lagi pernyataan eksistensi diri.

b. Untuk kelangsungan hidup, memupuk hubungan, dan memperoleh kebahagiaan.

Sejak lahir, kita tidak dapat hidup sendiri untuk mempertahankan hidup. Komunikasi akan sangat dibutuhkan untuk memperoleh dan memberi informasi yang dibutuhkan, untuk membujuk atau mempengaruhi orang lain, mempertimbangkan solusi alternatif atas masalah kemudian mengambil keputusan, dan tujuan-tujuan sosial serta hiburan.

2. Sebagai komunikasi ekspresif

Komunikasi berfungsi untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita. Perasaan sayang, peduli, rindu, simpati, gembira, sedih, takut, prihatin, marah dan benci dapat disampaikan lewat kata-kata, namun bisa disampaikan secara lebih ekpresif lewat perilaku nonverbal.


(31)

commit to user

Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup, yang disebut para antropolog sebaga rites of passage, mulai dari upacara kelahiran, sunatan, ulang tahun, pertunangan, siraman, pernikahan, dan lain-lain.

4. Sebagai komunikasi instrumental

Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum, yaitu: menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap, menggerakkan tindakan, dan juga menghibur.

Berkenaan dengan fungsi komunikasi ini, terdapat beberapa pendapat dari para ilmuwan yang bila dicermati saling melengkapi. Misal pendapat Onong Effendy, ia berpendapat fungsi komunikasi adalah menyampaikan informasi, mendidik, menghibur, dan mempengaruhi. Sedangkan Harold D Lasswell memaparkan fungsi komunikasi sebagai berikut: (Effendy, 1994:27)

1.(The surveillance of the environment) Penjajagan/pengawasan lingkungan yakni penyingkapan ancaman dan kesempatan yang mempengaruhi nilai masyarakat.

2.(The correlation of the parts of society in responding to the environment) Menghubungkan bagian-bagian yang terpisahkan dari masyarakat untuk menanggapi lingkungannya.

3.(The transmission of the social heritage from one generation to the next) Menurunkan warisan sosial dari generasi ke generasi berikutnya.


(32)

commit to user

Dari berbagai hal mengenai definisi komunikasi di atas, salah satu kegiatan komunikasi dalam organisasi yaitu kegiatan Humas (Publik Relation). Kegiatan Humas merupakan aktivitas penyelenggaraan penyampaian pesan melalui kumunikasi dua arah timbal balik, antara lembaga atau organisasi yang diwakilinya dengan publik sasaranya untuk mencapai tujuan tertentu.

Adapun segi komunikasi dalam sebuah organisasi dapat dilihat 2 bentuk yaitu komunikasi antar manajemen dan komunikasi antar karyawan. Dengan kata lain terdapat dua unsur peranan komunikasi dalam suatu organisasi, yaitu pertama; unsur komunikasi manajemen (manajemen communication) atau sering disebut juga komunikasi organisasional (organizational communication) dan unsur kedua adalah kokmunikasi antar manusia (human relations communication).

Dengan adanya dua unsur peranan komunikasi dalam organisasi, George R. Terry dalam bukunya, P, (6th edition, 1972, Richard D Irving Inc. Georgetown) menjelaskan, bahwa secara garis besar terdapat 5 (lima) bentuk komunikasi dalam manajemen yaitu ; (Ruslan, 2007:10 – 11)

a. Komunikasi formal, biasanya adalah bentuk komunikasi dalam jalur organisasi formal, memiliki wewenang dan tanggung jawab yaitu melalui instruksi instruksi bentuk lisan dan tertulis sesuai dengan prosedur secara fungsional yang berlaku. Juga memiliki arus komunikasi atasan ke bawahan atau sebaliknya.


(33)

commit to user

b. Komunikasi non- formal, yaitu bentuk komunikasi yang secara fungsional berada di luar komunikasi formal.

c. Komunikasi informal. Komunikasi yang lebih berhubungan antara sesama manusia, biasanya digunakan bagian personalia ketika menghadapi suatu masalah dengan karyawan.

d. Komunikasi teknis, komunikasi ini lebih bersifat teknis, hanya dimengerti oleh para ahli yang bekerja pa bidang tertentu. Misalnya para arsitek, teknil mesin, teknik industri dan lain sebagainya.

e. Komunikasi prosedural, bentuk komunikasi ini lebih dekat dengan komunikasi formal. Komunikasi ini biasanya tertuang dalam bentuk bentuk peraturan, ketentuan tertulis yang telah ditetapkan dan disepakati.

Bila dikaitkan dengan PR/Humas peran komunikasi sangat penting dalam penyampaian pesan (messages) demi tercapainya tujuan dan pengertian bersama dengan publik, khalayak sasaranya. Newson and Sifried, (1981) mengungkapkan pentingnya peranan komunikasi dalam kegiatan PR/Humas, ”Akhirnya yang terpenting dari semua, seorang pejabat humas haruslah seseorang yang ahli dalam aspek komunikasi ( Ruslan, 2007:82).

Unsur – unsur pokok dalam proses berkomunikasi, yaitu :

· Source, yaitu individu atau pejabat Humas yang berinisiatif sebagai sumber atau untuk menyampaikan pesan-pesannya.

· Message, suatu gagasan, dan ide berupa pesan, informasi, pengetahuan, ajakan, bujukan atau ungkapan bersifat pendidikan,


(34)

commit to user

emosi dan lain sebagainya yang akan disampaikan komunikator kepada perorangan atau kelompok tertentu (komunikan).

· Channel, berupa media, sarana, atau saluran yang dipergunakan oleh komunikator dalam mekanisme penyampaian pesan-pesan kepada khalayak.

· Effect, suatu dampak yang terjadi dalam proses penyampaian pesan-pesan tersebut. Dapat berakibat positif maupun negative dari tanggapan, persepsi dan opini dari hasil komunikasi tersebut (Ruslan, 2007 : 83).

Peran PR/Humas dalam konteks ilmu komunikasi sebagai suatu metode dan teknik komunikasi atau lembaga yang berperan sebagai penunjang manajemen, aktivitas organisasi dan demi tercapainya tujuan bersama dalam suatu organisasi.

PR/Humas merupakan mediator yang berada antara pemimpin organisasi dengan publiknya, baik dalam upaya membina hubungan masyarakat internal maupun eksternal. Publik juga memiliki hak untuk mengetahui rencana kebijaksanaan, aktivitas, program kerja dan rencana-rencana usaha suatu organisasi/perusahaan berdasarkan keadaan, harapan-harapan, dan sesuai dengan keinginan publik sasaranya.

2. Definisi Public Relation

Public Relation merupakan kegiatan komunikasi yang melibatkan seluruh anggotan organisasi untuk menciptakan citra yang baik di mata public yang dapat mendukung tercapainya tujuan oraganisasi. Hal ini


(35)

commit to user

seperti yang diungkapkan oleh F.Rachmadi (Rachmadi, 1997:7) bahwa Public Relations adalah penyelenggara komunikasi timbal balik antara suatu lembaga dengan publik yang mempengaruhi sukses tidaknya lembaga tersebut.

Berbagai definisi kehumasan memiliki redaksi yang saling berbedakan tetapi prinsip dan pengertiannya sama. Sebagai acuan, salah satu definisi Humas/PR, yang di ambil dari The British Institute of Public Relations, berbunyi: (Ruslan, 2007:16)

a. “Public Relations activity is management of communications between an organization and its public”.

(Aktivitas Public Relations adalah mengelola komunikasi antara organisasi dan publiknya)

b. “Public Relations practice is deliberate, planned and sustain effort to establish and maintain mutual understanding between an organization and its public”.

(Praktik Public Relations adalah memikirkan, merencanakan dan mencurahkan daya untuk membangun dan menjaga saling pengertian antara organisasi dan publiknya)

Terdapat banyak sekali definisi mengenai Publik Relation. menurut Cutlip adalah: ”Public Relations is management functions that establish and maintains mutually beneficial relationship between an or ganizations and publics whom is success or failure depends”


(36)

commit to user

hubungan yang saling menguntungkan antara suatu organisasi dengan publiknya, dimana kesuksesan atau pun kegagalan tergantung kepadanya) (Cutlip, Center & Brown, 1999:6).

Publik Relation sangat penting untuk kemajuan perusahaan, namun tidak jarang devisi Publik Relation tidak ada di dalam struktur organisasi. Di Indonesia hanya perusahaan-perusahaan besar berskala nasional yang sudah memiliki devisi Publik Relation. Untuk perusahaan berskala lokal, kegiatan Publik Relation dilaksanakan oleh devisi lain yang tanpa disadari devisi tersebut sudah melakukan kegiatan tersebut. hal ini disebabkan karena Publik Relation sebagai fungsi komunikasi mempunyai dua pengertian :

a. Publik Relation sebagai “method of communication”, merupakan rangkaian kegiatan komunikasi yang mempunyai cirri khas sebagai berikut:

1) Komunikasi yang dilaksanakan berlangsung 2 arah secara timbal balik.

2) Kegiatan yang dilakukan terdiri dari penyebaran informasi, pelaksanaan persuasi dan pengkajian opini publik.

3) Tujuan yang ingin dicapai adalah tujuan perusahaan itu sendiri. 4) Sasaran yang dituju adalah publik di dalam dan publik di luar

organisasi.

5) Efek yang diharapkan adalah terjadinya hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publik.


(37)

commit to user

b. Publik Relation sebagai ”state of being” merupakan perwujudan kegiatan berkomunikasi sehingga melembaga. Perwujudan kegiatan komunikasi yang dilembagakan dalam bentuk biro, bagian khusus yang menangani fungsi Publik Relation (Effendy, 1993:94-96).

Perusahan yang mengaplikasikan Publik Relation sebagai method of communication dalam manajemen kerja berarti tidak membentuk devisi khusus Publik Relation. Secara terselubung kegiatan Publik Relation dilaksanakan divisi lain yang sudah mendapatkan kewenangan dari pimpinan. Hubungan fungsional antara Publik Relation dengan organisasi ialah bahwa sebagai metode komunikasi, dimana Publik Relation mengefektifkan dan mengefisiansikan upaya pencapaian tujuan organisasi. Apabila seorang manajer atau pimpinan perusahaan atau devisi apapun dari suatu perusahaan melaksanakan kegiatan dengan cirri-ciri diatas, berarti dia telah melaksanakan fungsi Publik Relation yang sebenarnya.

Meskipun ada perbedaan penekanan pada unsur – unsur pokok dalam setiap definisi Public Relation, namun secara umum pada Public Relation melekat dua aspek yang hakiki yang tidak bisa tidak ada. Apabila tidak ada kedua aspek tersebut maka nama lembaga atau nama kegiatan tersebut bukanlah Public Relation. Kedua aspek tersebut adalah sebagai berikut ; (Effendy, 1993:110)

1. Sasaran Public Relations adalah publik internal dan publik eksternal 2. Kegiatan Public Relation adalah komunikasi dua arah timbal balik


(38)

commit to user

Pada dasarnya tujuan Public Ralation sebuah organisasi adalah mengembangkan goodwill atau itikad baik dan menciptakan kerjasama berdasarkan hubungan yang harmonis dengan berbagai publik. Artinya bahwa tujuan dari Public Relations adalah untuk menciptakan, membina, dan memelihara sikap budi yang menyenangkan bagi lembaga atau organisasi di satu pihak dan dengan publik di lain pihak melalui jalan komunikasi yang baik dan puas secara timbal balik.

Ada beberapa point penting mengenai Public Relations (Rumanti, 2002:1)

1. Kesuksesan Public Relations terletak pada apakah organisasi dan produk atau jasanya diakui dan diterima oleh publik.

2. Public Relations secara terus menerus mengadakan komunikasi atau dialog dengan publik eksternal ataupun publik internal.

3. Public Relations merupakan instrumen dalam manajemen yang secara kontinu memberikan informasi kepada kelompok publik terkait.

4. Informasi mengenai peraturan organisasi dan tanggungjawab terhadap apa yang dilakukan organisasi.

5. Public Relations merupakan fungsi manajemen, yang didasarkan pada analisis terhadap pengaruh yang kuat dari lingkungannya. Apa efek dan dampaknya terhadap publik internal atau eksternal, peraturan yang setelah diolah menjadi perencanaan yang nyata untuk direalisasikan demi keuntungan kedua belah pihak.


(39)

commit to user

Dari berbagai definisi yang telah dikemukakan Menurut Edward L. Bernay, dalam bukunya Public Relations (1952, University of Oklahoma Press), terdapat 3 fungsi utama Humas, yaitu: (Ruslan, 2007:17)

1. Memberikan penerangan kepada masyarakat.

2. Melakukan persuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan masyarakat secara langsung

3. Berupaya untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan masyarakta atau sebaliknya

Dari pemaparan definisi dan fungsi Public Relations tersebut di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa ciri khas proses dan fungsi manajemen Humas (Public Relations Managemen) adalah sebagai berikut: (Ruslan, 2007:18-19)

- Menunjukan kegiatan tertentu (action) - Kegiatan yang jelas (activities)

- Adanya perbedaan khas dengan kegiatan lain (different) - Terdapat suatu kepentingan tertentu (important)

- Adanya kepentingan bersama (common interst)

- Terdapat komunikasi dua arah timbale balik (reciprocal two ways traffic communication)

Public Relation juga sangat bekaitan dengan media/ alat yang digunakan untuk menyampaikan, menghubungkan, dan menjadi perantara antara organisasi dan publiknya. Media PR harus disusun, direncanakan dan saling memberikan keuntungan antara organisasi


(40)

commit to user

dengan jurnalis. Hubungan yang saling menguntungkan tersebut akan mempermudah PR dalam membangun kepercayaan public, meningkatkan citra organisasi dan menarik simpati dari publiknya. Seperti kutipan dari salah satu jurnal international dalam PRSA (Public Relation Society Of America) “Media relations can be defined as the systematic, planned, purposeful and mutually beneficially relationship between journalists in the mass media and public relations practitioners. Its goal is to establish trust, understanding and respect between the two groups” (Supa dan Zoch, 2009:4)

3. Peranan, Ruang Lingkup, Tugas dan Fungsi Humas

Peranan Public Relations dalam suatu organisasi dapat dibagi empat kategori Dozier&Broom : (Ruslan, 2007:20-21)

1. Penasehat Ahli (Expert prescriber) Seorang praktisi pakar Public Relations yang berpengalaman dan memiliki kemampuan tinggi dapat membantu mencarikan solusi dalam penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya (Public Relationship). Artinya, pihak manajemen bertindak pasif untuk menerima atau mempercayai apa yang telah disarankan atau usulan dari pakar PR (expert prescriber) tersebut dalam memecahkan dan mengatasi persoalan Public Relations yang tengah dihadapi oleh organisasi bersangkutan.

2. Fasilitator Komunikasi (Communication fasilitator) Dalam hal ini, praktisi PR bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk


(41)

commit to user

membantu pihak manajemen dalam hal untuk mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publiknya.

3. Fasilitator Proses pemecahan Masalah (Problem solving process fasilitator) Peranan praktisi PR dalam proses pemecahan persoalan Public Relations ini merupakan bagian dari tim manajmen. Hal ini dimaksudkan untuk membantu pimpinan organisasi baik sebagai penasihat (adviser) hingga mengambil tindak eksekusi (keputusan) dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tengah dihadapi secara rasional dan professional.

4. Teknisi Komunikasi (Communication technician) Peranan communication technician ini menjadikan praktisi PR sebagai journalist in resident yang hanya menyediakan layanan teknis komunikasi atau dikenal dengan methode of communication in organization. Secara teknis komunikasi, baik arus maupun media komunikasi yang dipergunakan dari tingkat pimpinan dengan bawahan akan berbeda bawahan ke tingkat atasan. Hal yang sama juga berlaku pada arus dan media komunikasi antara satu level, misalnya komunikasi antar karyawan satu departemen dengan lainnya (employee relations and communication media model).

Ruang lingkup tugas PR dalam sebuah organisasi/lembaga antara lain meliputi aktivitas: (Ruslan, 2007:23)


(42)

commit to user

Public internal adalah public yang menjadi bagian di unit/badan/perusahaan atau organisasi. Seorang PR harus mampu mengidentifikasi atau mengenali hal-hal yang menimbulkan gambaran negative di dalam masyarakat, sebeluim kebijakan itu dijalankan oleh organisasi.

b. Membina hubungan keluar (Public eksternal)

c. Public eksternal adalah public umum (masyarakat). Mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran public yang positif terhadap lembaga yang diwakilinya.

Dengan demikian, seperti yang dijelaskan di atas, peran Humas/PR tersebut bersifat dua arah yaitu berorientasi ke dalam (inward looking), dan keluar (outward looking). Menurut H. Fayol beberapa kegiatan dan sasaran PR, adalah : (Ruslan, 2007:23-24)

a. Membangun Identitas dan Citra Perusahaan (Building copporate identity and image).

- Menciptakan identitas dan citra perusahaan yang postif

- Mendukung kegiatan komunikasi timbal balik dua arah dengan berbagai pihak

b. Menghadapi krisis (Facing of Crisis)

- Menangani keluhan (complaint) dan menghadapi krisis yang terjadi dengan membentuk manajemen krisis dan PR Recovery of image yang bertugas memperbaiki lost of image and dmage


(43)

commit to user

- Mempromosikan yang menyangkut kepentingan public

- Mendukung kegiatan kampanye social anti merokok serta menghindari obat-obatan terlarang, dan sebagainya.

Tugas - tugas pokok Public Relations: (Rumanti, 2002:39-42)

1. Menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas penyampaian informasi secara lisan, tertulis, melalui gambar (visual) kepada publik, supaya public mempunyai pengertian yang benar tentang organisasi atau perusahaan, tujuan, serta kegiatan yang dilakukan. 2. Memonitor, merekam, dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat

umum masyarakat. Contoh : kritik atau saran masyarakat di surat kabar yang perlu ditindak lanjuti untuk dapat membentuk dan mempertahankan citra perusahaan yang baik.

3. Memperbaiki citra organisasi. Bagi Public Relations menyadari citra yang baik tidak hanya terletak pada bentuk gedung, presentasi, publikasi, tetapi terletak pada bagaimana organisasi bisa mencerminkan organisasi yang dipercayai, memiliki kekuatan, mengadakan perkembangan secara berkesinambungan yang selalu terbuka untuk dikontrol dan dievaluasi.

4. Tanggung jawab sosial Public Relations merupakan instrumen perusahaan untuk memberikan pertanggung jawaban secara jujur dan terbuka kepada publik maupun pers mengenai informasi yang telah disampaikan.


(44)

commit to user

5. Komunikasi. Public Relations mempunyai bentuk komunikasi yang khusus yaitu komunikasi timbal balik yang mengharapkan adanya respon atau tanggapan dari publik.

Sementara Astrid S. Sutanto mengutip pendapat Cutlip & Center menyatakan tugas PR/Humas perusahaan adalah sebagai berikut: (Kusunastuti, 2002:26)

1. Mendidik melalui kegiatan nonprofit suatu publik untuk menggunakan barang/jasa instansinya.

2. Mengadakan usaha untuk mengatasi salah paham antara instasi dengan publiknya.

3. Meningkatkan penjualan barang/jasa.

4. Meningkatkan kegiatan perusahaan yang berkaitan dengan kegiatan masyarakat sehari-hari.

5. Mendidik dan meningkatkan tuntutan serta kebutuhan masyarakat akan barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.

6. Mencegah pergeseran penggunaan barang atau jasa yang sejenis dari pesaing perusahaan oleh konsumen.

Fungsi PR mengalami evolusi dari masa ke masa, mulai dari agen pers (Press Agentry), publisitas (publicity), dan konsultasi (counselling) Sedang menurut Edward L. Bernay, dalam bukunya “Public Relations University of Oklahoma Press, menjelaskan bahwa PR mempunyai tiga fungsi utama, yaitu: (Suci, 2009:11)


(45)

commit to user

1. Memberikan penerangan kepada masyarakat

2. Melakukan persuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan masyarakat secara langsung

3. Berupaya mengintegrasikan sikap dan perbuatan suatu badan/lembaga dengan sikap dan perbuatan masyarakat atau sebaliknya.

Fungsi PR dalam perusahaan dapat dijabarkan lagi sebagai berikut: (Suci, 2009:11 - 12)

1. Counseling, konsultasi untuk para karyawan dan pihak manajemen. 2. Research, melakukan riset untuk mengevaluasi fungsi, tugas, dan peran

yang selama ini telah dilakukan.

3. Media relations, membina hubungan dengan para wartawan dari berbagai media.

4. Publicity, melakukan publikasi untuk setiap acara atau kegiatan yang dilaksanak an oleh PR.

5. Employee relations, melakukan hubungan dengan semua karyawan perusahaan.

6. Community relations, membina hubungan dengan masyarakat di sekitar perusahaan.

7. Public affair, membina hubungan baik dengan semua publik perusahaan, baik internal maupun eksternal.

8. Government affair, membina hubungan baik dengan politis dan birokrat.


(46)

commit to user

9. Issues management, melakukan manajemen isu, baik kecil maupun besar.

10. Financial relations, membina hubungan baik dengan pemegang saham dan para donator.

11. Industry relationts, membina hubungan baik dengan industry yang berhubungan dengan perusahaan.

12. Development/ found rising, melakukan pengembangan atau peningkatan yang dirasakan perlu bagi kemajuan perusahaan.

13. Multicultural relations/work diversit, membina hubungan baik dengan setiap kelompok karyawan yang ada di perusahaan.

14. Special event, mengorganisir segala sesuatu yang berhubungan dengan acara atau kegiatan yang ak an dilaksanakan oleh perusahaan.

15. Marketing communications, melakukan komunikasi pemasaran.

Fungsi PR dalam marketing memiliki ikatan yang kuat. Menurut Philip Kotler dalam Harvard Business Review, Public Relations merupakan bagian dalam “mega marketing”. PR merupakan salah satu unsur dari marketing mix bersama-sama dengan 4p’s lainnya dan Power. Dalam beberapa hal, pekerjaan PR memang tumpang tindih dengan pekerjaan marketing (Kasali, 1994:11).

Public relations juga berbeda dengan pemasaran dalam hal membangun kepercayaan publik terhadap organisasinya seperti kutipan dari PRSA (Public Relation Society of America) “Public relations scholars express such strong interest in the concept of trust because of its


(47)

commit to user

influence on relationships (Oyer, 2010:5). Publik Relations secara ilmiah mengekspresikan sebuah ketertarikan terhadap sebuah kepercayaan (citra yang baik) karena akan berpengaruh terhadap hubungan PR dengan publiknya

Dalam berberapa tahun terakhir, pemasaran lebih personal berkat kemudahan teknologi atau media baru yang secara cepat menjangkau konsumen massal. Pada sisi lainnya, gaya penekanan dengan sentuhan personal lebih menekankan aspek emosi kemanusiaan dan spiritualitas yang selain memanjakan, juga memuliakan konsumen, bukan hanya pendekatan rasional. Fenomena baru ini menempatkan akademisi atau praktisi pemasaran dan kehumasan semakin erat, bahkan pada saat tertentu sulit membedakan kedua profesi ini karena batasannya yang hampir kabur dan bidang garapan yang hampir sama (Suci, 2009:14).

Pemasaran bergerak pada sektor pelayanan dan kepuasan konsumen untuk memperoleh laba. Sedangkan PR dibutuhkan karena bergerak dalam sektor citra. Sehingga masyarakat mempunyai kesan yang baik terhadap perusahaan, dan perusahaan memperoleh laba (Kasali, 1994:28).

PR memainkan dua peranan utama dalam program komunikasi :

1. Peran tradisional PR menciptakan goodwill dan menstimulasikan kepentingan antara organisasi dengan bermacam publiknya, tugasnya menyediakan rangkaian kegiatan yang mana stakeholders mengenal, memahami, dan dengan cara tersebut organisasi mendapatkan reputasi yang kuat.


(48)

commit to user

2. PR ada untuk mendukung pemasaran produk dan jasa organisasi, dan tugasnya adalah berintegrasi dengan elemen lain dalam bauran pemasaran (Suci, 2009:15).

Sebagai konsep yang memadukan bidang pemasaran kehumasan, PR menggunakan fungsi MPR (Marketing Public Relation) yang penerapanya dilakukan secara berbeda-beda. Tom Harris mengelompokkan bahwa ada lima macam model keterkaitan antara kedua bidang tersebut :

1. Separate but equal functions; pemasaran dan kehumasan sebagai bidang yang terpisah namun masing-masing menjalankan fungsinya secara sederajat.

2. Equal but overlapping functions; pemasaran dan kehumasan menjalankan fungsi masing-masing secara setara dan terdapat titik persinggungan dan koordinasi fungsi keduanya, yakni sama-sama membangun citra positif.

3. Marketing as the dominant functions; pemasaran korporat lebih dominan dan mengoordinasi fungsi kehumasan dalam memperkuat citra perusahaan.

4. PR as the dominant functions; kehumasan justru lebih dominan dan mengkoordinasikan fungsi pemasaran korporat dan produk.

5. Marketing and PR as the same functions; pemasaran dan kehumasan melakukan fungsi bersama yakni berkomunikasi dengan publik dan pasar, mulai dari segmentasi pasar/khalayak, pemetaan persepsi atau


(49)

commit to user

citra, menetapkan sasaran, merumuskan strategi dan program hingga evaluasinya (Suci, 2009:16).

Beberapa alasan diatas yang menjadikan latar belakang sebagian perusahaan besar yang memiliki cabang perusahaan bersifat lokal, menggabungkan bagian PR dan Marketingnya menjadi satu devisi.

4. Citra Perusahaan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian citra adalah: (1) kata benda: gambar, rupa, gambaran; (2) gambaran yang dimiliki orang banyak mengenai pribadi, perusahaan, organisasi atau produk; (3) kesan mental atau bayangan visual yang ditimbulkan oleh sebuah kata, frase atau kalimat, dan merupakan unsur dasar yang khas dalam karya prosa atau puisi; (4) data atau informasi dari potret udara untuk bahan evaluasi.

Pengertian citra menurut Katz adalah cara bagaimana pihak lain memandang sebuah perusahaan, seseorang , suatu komite, atau suatu aktivitas. Setiap perusahaan mempunyai citra sebanyak jumlah orang yang memandangnya. Berbagai citra perusahaan datang dari pelanggan perusahaan, pelanggan potensial, bankir, staf perusahaan, pesaing, distributor, pemasok, asosiasi dagang, dan gerakan pelanggan di sektor perdagangan yang mempunyai pandangan terhadap perusahaan (Soemirat, 2004:113).


(50)

commit to user

Citra adalah kesan yang timbul karena pemahaman akan suatu kenyataan. Pemahaman yang berasal dari suatu informasi yang tidak lengkap juga akan menghasilkan citra yang tidak sempurna. Tantangan utama seorang praktisi Publik relation adalah bagaimana memberikan informasi yang lengkap kepada publiknya (Kasali, 1994:28).

Biasanya landasan citra berakar dari “nilai-nilai kepercayaan” yang kongkritnya diberikan secara individual dan merupakan pandangan atau persepsi. Proses akumulasi kepercayaan yang telah diberikan oleh individu-individu tersebut akan mengalami suatu proses cepat atau lambat untuk membentuk suatu opini publik yang lebih luas dan abstrak, yang kemudian sering disebut citra (image) (Ruslan, 2007:76).

Menurut Frank Jefkins menyebutkan beberapa jenis citra (image). Berikut ini lima jenis citra yang dikemukakan, yakni : (Ruslan, 2007:77-79)

1. Citra cermin (mirror image).

Citra ini melekat pada orang dalam atau anggota-anggota organisasi biasanya adalah pemimpinnya mengenai anggapan pihak luar tentang organisasinya.

2. Citra kini (current image).

Adalah suatu citra atau pandangan yang dianut oleh pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi atau hal lain berkaitan dengan produknya. 3. Citra keinginan (wish image).


(51)

commit to user

Adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen terhadap lembaga atau perusahaan atau produk yang ditampilkan tersebut lebih dikenal (good awarness), menyenangkan dan diterima dengan kesan yang selalu positif diberikan oleh publikny atau masyarakat umum.

4. Citra perusahaan (corporate image).

Adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, jadi bukan sekedar citra atas produk dan pelayanannya.

5. Citra serbaneka (multiple image).

Citra ini merupakan pelengkap dari citra perusahaan, misalnya bagaimana pihak humas akan menampilkan pengenalan akan identitas perusahaannya, atribut logo, brand’s name , seragam, banyaknya jumlah pegawai (individu), cabang, atau perwakilan dari sebuah perusahaan atau organisasi sehingga dapat memunculkan suatu citra yang belum tentu sama dengan organisasi atau perusahaan tersebut secara keseluruhan.

6. Citra penampilan (performance image).

Citra penampilan ini lebih ditujukan kepada subyeknya bagaimana kinerja atau penampilan dari profesional pada perusahaan bersangkutan. Misalnya dalam memberikan berbagai bentuk kualitas pelayanan, menyambut telpon, tamu dan pelanggan serta publiknya harus memberikan, kesan yang selalu baik dan menyenangkan.


(52)

commit to user Kognisi

Persepsi Sikap Motivasi

Efek kognitif dari komunikasi sangat mempengaruhi proses pembentukan citra seseorang. Citra terbentuk berdasarkan pengetahuan dan informasi-informasi yang diterima seseorang. Komunikasi tidak secara langsung menimbulkan perilaku tertentu, tetapi cenderung mempengaruhi cara kita mengorganisasikan citra kita tentang lingkungan. Public Relations digambarkan sebagai input-output, proses intern dalam model ini adalah pembentukan citra, sedangkan input adalah stimulus yang diberikan dan output adalah tanggapan atau perilaku tertentu. Citra itu sendiri digambarkan melalui persepsi-kognisi-motivasi-sikap.

Berikut ini adalah bagan dari orientasi PR, yakni image building (membangun citra) sebagai model komunikasi dalam PR yang dibuat oleh Soemirat dan Ardianto :

Pengalaman mengenai stimulus

Stimulus Respon

rangsang perilaku

Gambar I.2 Model Pembentukan Citra

Sumber : oleh Semirat dan Elvinaro Ardianto, 2005:115

Empat komponen persepsi-kognisi-motivasi-sikap diartikan sebagai citra individu terhadap rangsang. Ini disebut sebagai “picture in our head” oleh Walter Lipman.

- Persepsi diartikan sebagai hasil pengamatan terhadap unsur lingkungan yang dikaitkan dengan suatu proses pemaknaan. Bahwa individu akan memberikan makna terhadap rangsang berdasarkan pengalamanya.


(53)

commit to user

- Kognisi yaitu suatu keyakinan diri dari individu terhadap stimulus. Keyakinan ini akan timbul apabila individu telah mengerti rangsang tersebut, sehingga individu harus diberikan informasi informasi yang cukup yang dapat mempengaruhi kognisinya.

- Kemudian motivasi yang akan menggerakan respons seperti yang diinginkan oleh pemberi rangsang. Motif adalah keadan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan.

- Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi atau nilai. Sikap mempunyai daya pendorong atau motivasi dalam menentukan apakah orang harus pro atau kontra terhadap sesuatu (Soemirat, 2004:115-116).

Efektivitas PR di dalam pembantukan citra (nyata, cermin dan aneka ragam) organisasi, erat kaitannya dengan kemampuan (tingkat dasar dan lanjut) pemimpin dalam menyelesaikan tugas organisasinya, baik secara individual maupun tim yang dipengaruhi oleh praktek berorganisasi (job design, reward system, komunikasi dan pengambilan keputusan) dan manajemen waktu/ perubahan dalam mengelola sumberdaya (materi, modal dan SDM) untuk mencapai tujuan yang efisien dan efektif, yaitu mencakup penyampaian perintah, informasi, berita dan laporan, serta menjalin hubungan dengan orang. Hal ini tentunya erat dengan penguasaan identitas diri yang mencakup aspek fisik, personil, kultur, hubungan


(54)

commit to user

organisasi dengan pihak pengguna, respons dan mentalitas pengguna (Soemirat, 2004:114).

Membangun citra perusahaan adalah melakukan upaya kembali menimbulkan kesan dan opini positif di masyarakat tentang semua hal yang menyangkut perusaan tersebut. Biasanya membangun citra dilakukan ketika perusahaan mengalami kondisi penurunan, sehingga untuk dapat terus bertahan dihati masyarakat maka peran Public Relation sangat diperlukan.

Bidang Public Relation merupakan bidang yang sangat luas yang menyangkut hubungan dengan berbagai pihak. Yakni agar perusahaan disukai dan dipercaya oleh pihak – pihak yang berhubungan stakeholders. Pihak-pihak atau target publik yang dapat membentuk opini di dalam masyarakat dan dapat mengangkat atau menjatuhkan citra tersebut terdiri atas pemegang saham, manajeman, karyawan, konsumen, pers, akademis dan sebagainya.

Maka dari itu Public Relation merupakan suatu fungsi strategi dalam manajeman yang melakukan komunikasi untuk menimbulkan pemahaman dan penerimaan dari publik. Dalam proses penerimaan publik ini, perusahaan perlu memperhatikan hubungan yang harmonis dengan masyarakatnya, seperti terbuka, jujur, fair, konsisten dan tidak mengasingkan diri.

Keberadaan dan penggunaan media komunikasi akan membantu Public Relation dalam membangun citra organisasinya. Media


(55)

commit to user

komunikasi yang atraktif, dinamis dan berbasis teknologi informasi akan mempermudah tugas PR dalam membangun citra. Penggunaan media komunikasi yang baru seperti blogs, web, social network, search engine, sms centre, forum diskusi online akan berefek besar pada penggambaran citra organisasi pada publiknya (Wright dan Hinson, 2010). Penelitian ini terkumpul dalam kumpulan jurnal pada PRSA (Public Relation Society of America).

Citra perusahaan berkaitan erat dengan kepercayaan publiknya terhadap organisasi tersebut. Semakin organisasi dapat menjaga kepercayaan publiknya dengan berbagai macam kegiatan PR yang dilakukan maka citra dari organisasi juga akan semakin terbentuk dengan baik. Kepercayaan publik juga dapat dibangun dengan memberikan informasi yang benar dan transparan terhadap publiknya. Informasi dan transparansi dari organisasi yang benar sesuai kenyataan, tepat sasaran dan menggunakan media yang tepat akan membentuk citra secara langsung pada publik (Marcia dan Messner, 2010). Jurnal international dari PRSA pada vol 4 tahun 2010 tersebut meneliti transparansi informasi yang disampaikan 10 perusahaan Amerika pada wikipedia akan berpengaruh terhadap keseringan informasi didownload oleh pengguna.


(56)

commit to user

G. METODE PENELITIAN

a. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif yang didukung oleh data kualitatif. Metode deskriptif atau pemaparan mengandung makna sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek atau obyek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang tampak (Rakhmat, 1999:20). Sebagai penelitian deskriptif, penelitian ini hanya memaparkan situasi atau peristiwa, tidak mencari hubungan, tidak menguji hipotesa atau membuat prediksi sementara data kualitatif diperoleh dari pengolahan informasi yang didapatkan dari sumber data sekunder melalui dokumen resmi terkait.

Penelitian kualitatif lebih mementingkan makna tidak ditentukan oleh kuantitasnya. Data yang terkumpul berwujud kata-kata dalam kalimat


(57)

commit to user

atau gambar yang memiliki arti lebih dari sekedar angka atau jumlah. Laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan yang berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, video tape, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya (Moleong, 2004:3).

Maka dengan menggunakan penelitian deskriptif tersebut, peneliti dapat secara rinci mengumpulkan informasi aktual, serta menggambarkan situasi yang ada, dan juga memaparkan pelaksanaan peran Public Relation terkait pergeseran fungsi PT. Pos Indonesia, dari penyedia layanan distribusi pos menjadi penyedia multi layanan (financial service).

b. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian terfokus pada Kantor Pos Besar Surakarta 57100 yang beralamatkan di Jl. Jendral Sudirman No. 8 Surakarta. Dengan pertimbangan Surakarta merupakan salah satu kota di Jawa Tengah yang saat ini semakin berkembang dengan cepatnya menerima perkembangan tekhnologi yang memberikan banyak kemudahan dan juga aktifitas dunia usaha yang cukup tinggi, tersediaanya banyak perusahaan yang menawarkan jasa pelayanan pengiriman barang. Kantor Pos Besar Surakarta merupakan Kantor Pos pusat yang melakukan peningkatan fasilitas dan pelayaan di bidang jasa pos secara lengkap, dan mampu memperlihatkan eksistensinya hingga sekarang.


(58)

commit to user

Teknik penarikan sampel dalam penelitian kualitatif sering dinyatakan sebagai suatu internal sampling, sehingga sampel yang diambil tidak ditetapkan secara pasti, hal tersebut dikarenakan dari informan yang sedikit dapat diperoleh informasi secara lengkap dan benar. Teknik sampel yang paling baik adalah menggunakan purposive sampling. Penarikan sampel secara purposive yaitu peneliti cenderung memilih informan yang dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap dan mengetahui masalah secara mendalam untuk dijadikan sebagai sumber informasi data yang valid dan up to date (Sutopo, 2002:56).

Nara sumber tersebut diantaranya adalah : a. Wakil Kepala Kantor Pos Besar Surakarta

b. Supervisor bagian pemasaran Kantor Pos Besar Surakarta c. Supervisor bagian SDM Kantor Pos Besar Surakarta

d. Karyawan / staf bagian pemasaran Kantor Pos Besar Surakarta e. Pengguna layanan jasa Kantor Pos Besar Surakarta

d. Sumber Data

o Data Primer : yaitu dari informan yang memiliki kredibilitas dan

tanggung jawab dalam peningkatan citra perusahaan yaitu bidang Humas.

o Data Sekunder : yaitu dari file, proposal, perencanaan komunikasi,

struktur organisasi, dan juga data pendukung yang lain.

e. Teknik Pengambilan Data


(59)

commit to user

Wawancara secara mendalam kepada narasumber yang memiliki kredibilitas dalam program tersebut.

b. Observasi

Peneliti mengamati di lapangan secara sistematis dan langsung gejala-gejala komunikasi terkait dengan persoalan persoalan yang akan di teliti. Dapat berupa peristiwa, kegiatan, tempat, benda, gambar.

c. Dokumen

Pengambilan data dapat di dukung dengan dokumentasi yang berupa foto, arsip, laporan, peraturan, literatur dll.

f. Teknik Validitas Data

Jenis validitas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi data atau sumber, yaitu cara membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi atau data yang diperoleh, melalui wawancara (data primer) dengan dokumen-dokumen terkait (data sekunder).

Triangulasi data atau sumber, bisa menggunakan satu jenis sumber data seperti misalnya informan, namun beberapa informan atau narasumber yang digunakan harus merupakan kelompok atau tingkatan yang berbeda-beda. Triangulasi data atau sumber juga memanfaatkan jenis sumber data yang berbeda-beda untuk menggali data yang sejenis. Disini tekanannya pada perbedaan sumber data, bukan pada teknik pengumpulan data atau yang lain. Sumber data itu bisa diperoleh dari :


(60)

commit to user

1. Menggali informasi dari satu narasumber tertentu, dari kondisi lokasinya, dari aktivitasnya yang menggambarkan perilaku orang atau warga masyarakat.

2. Menggali informasi dari sumber yang berupa catatan, arsip atau dokumen yang memuat catatan yang berkaitan dengan data yang dimaksud peneliti.

Dengan cara menggali data dari sumber yang berbeda-beda dan juga teknik pengumpulan data yang berbeda tersebut, data sejenis bisa teruji kemantapan dan kebenarannya (Sutopo, 2002:79).

g. Teknik Analisis Data

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif. Penelitian ini bergerak diantara tiga komponen, yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan, dengan teknik pengumpulan data selama proses pengumpulan data berlangsung. Aktifitas keempat komponen tersebut bukanlah linear namun merupakan siklus dalam struktur kerja interaktif. Untuk menampilkan data yang berserakan menjadi bentuk laporan yang utuh, menarik, runtut dan logis. Langkah-langkah tersebut yaitu:

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara dengan para informasi yang telah ditentukan. juga dengan observasi, dokumentasi, serta didukung oleh adanya data sekunder yang telah dikemukakan di atas.


(61)

commit to user

2. Reduksi Data

Setelah data yang diperlukan telah terkumpul, maka dilakukan seleksi, atau suatu pemilihan, penyederhanaan data yang benar-benar diperlukan untuk penelitian, dengan tujuan agar data yang disajikan bisa fokus kepada permasalahan dalam penelitian.

3. Penyajian Data

Penyajian data merupakan hasil dari kegiatan mereduksi. Data yang sudah direduksi ditampilkan sebagai kumpulan informasi yang telah tersusun rapi sehingga memudahkan penarikan kesimpulan.

4. Penarikan Kesimpulan

Dalam penelitian ini, peneliti berusaha untuk memberikan makna yang penuh dari data yang terkumpul. Kesimpulan perlu diverifikasi agar cukup matang dan benar-benar bisa dipertanggungjawabkan. Data yang diperoleh diolah, diinterpretasikan atau disimpulkan baik untuk masing-masing masalah maupun keseluruhan. Apabila kesimpulan yang didapat dirasa kurang meyakinkan atau memuaskan, maka cara yang akan ditempuh adalah dengan mengulangi proses analisis dan pengumpulan data kembali.

Ketiga komponen tersebut aktivitasnya bebentuk interaksi yang terjadi sebelum, selama, dan sesudah pengumpulan data dengan menggunakan proses siklus, dimana pengumpulan data menjadi pegangan utama proses siklus.


(62)

commit to user

Gambar 1.3Skema TeknikAnalisis Interaktif

Sumber : Sutopo, 1988:37 Pengumpulan Data

Penarikan Kesimpulan Reduksi


(1)

commit to user

144

BAB V

PENUTUP

A.

Kesimpulan

Dari hasil pengumpulan data dan analisis di Kantor Pos Besar Surakarta

mengenai peran

Public Relations

dalam membangun citra perusahaan, diperoleh

beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1.

Kantor Pos Besar Surakarta tidak terdapat bagian khusus yang

melaksanakan seluruh kegiatan

Public Relations

, kegiatan

Public

Relations

sebagian besar dilaksanakan oleh bagian pemasaran.

Sehingga

Public Relations

di Kantor Pos Besar Surakarta bertindak

sebagai

method of communication

yaitu bahwa setiap pemimpin maupun

karyawan di suatu organisasi (devisi lain), baik kecil maupun besar,

dapat melaksanakan

Public Relations.

2.

Peran

Public Relations

sebagai

Expert Prescriber

(Penasehat Ahli) di

Kantor Pos Besar Surakarta, belum dapat dilaksanakan. Peran sebagai

penasehat ahli, belum banyak dibutuhkan pada pengembangan citra

perusahaan, dikarenakan peran

Public Relations

tersebut hanya akan

berdampak besar pada citra, apabila pada kantor pos terdapat

permasalahan yang kompleks.


(2)

3.

Peran

Public Relations

sebagai

Facilitator Communication

(Komunikasi

Fasilitator) di Kantor Pos Besar Surakarta, dilaksanakan untuk

menghubungkan organisasi dengan publik, komunitas, instansi,

pemerintah, wartawan, maupun dengan perusahaan lain. Peran ini

dilakukan oleh Kantor Pos Besar Surakarta dalam berbagai kegiatan,

diantaranya

post call 161

, pembentukan komunitas filateli, melakukan

promosi produk, mengadakan

special events,

kunjungan kesekolah –

sekolah, dan menerima kunjungan belajar. Media yang digunakan dalam

membangun hubungan tersebut yaitu media cetak berupa brosur, leaflet,

spanduk, umbul-umbul, surat kabar lokal, beriklan di Majalah Saudagar

dan Yellow Pages, menggunakan majalah internal (Info Pos dan Merpati

Pos) dan majalah eksternal (Kabar dari pos dan Sahabat Pena). Media

lain yang digunakan adalah, pemanfaatan media online

website,

facebook, twiter

,

customer service online

dan juga menggunakan papan

lowongan pekerjaan, dan media elektronik seperti TV yang bersifat

lokal.

4.

Peran

Public Relations

sebagai

Problem Solving Process Fasilitator

(Fasilitator Proses Pemecahan Masalah) di Kantor Pos Besar Surakarta,

dilakukan untuk membantu pihak manajemen dalam mengambil

keputusan terhadap permasalahan yang berhubungan dengan publik.

Pada peran

Public Relations

ini, Kantor Pos Besar Surakarta lebih

menekankan pada permasalahan yang dihadapi oleh publik, terhadap


(3)

pelayanan yang dilakukan. Penyediaan loket

customer service,

layanan

telepon

customer service

,

post call 161,

dan juga peningkatan pelayanan

customer service

dengan menggunakan pedoman

standart operating

procedure

dan

standart operating system,

merupakan tindakan-tindakan

yang dilakukan untuk menjalankan peran ini.

5.

Peran

Public Relations

sebagai

Communication Technician

(Teknisi

Komunikasi) di Kantor Pos Besar Surakarta, dilakukan dengan membuat

dan merencanakan seluruh rangkaian kegiatan yang berhubungan

dengan komunikasi, baik komunikasi atasan ke bawahan, maupun

bawahan ke atasan, termasuk juga komunikasi keluar dengan

perusahaan, instansi, komunitas maupun dengan wartawan. Sesuai

dengan slogan Lebih Dekat, Lebih Cepat, Lebih Hemat’, Kantor Pos

Besar Surakarta menggunakan metode pendekatan. Hal tersebut terlihat

pada kegiatannya: refleksi pagi,

meeting internal

,

coustomer day

,

pembuatan

press realise

, publikasi, sosialisasi anak-anak TK dan SD,

dan hubungan baik yang terjalin antara instansi, perusahaan, komunitas

maupun ketika berada di pemerintahan.

6.

Citra Kantor Pos Besar Surakarta berdasarkan wawancara diperoleh,

bahwa responden mengetahui di Kantor Pos Besar Surakarta kini dapat

melakukan berbagai macam pembayaran, mencari lowongan pekerjaan,

dan mengirim uang, tidak hanya sebagai tempat mengirim surat dan

barang saja. Berbagai pelayanan

financial service

yang lengkap, tempat


(4)

yang strategis dan luas, jam buka Kantor yang lebih lama dan harga

yang terjangkau, menjadikan pelanggan merasa puas.

7.

Kantor Pos Besar Surakarta melaksanaan 3 peran

Public Relations

dari

4 peran yang ada, yaitu peran sebagai

Facilitator Communication

(Komunikasi Fasilitator),

Problem Solving Process Fasilitator

(Fasilitator Proses Pemecahan Masalah) dan

Communication Technician

(Teknisi Komunikasi). Peran tersebut melalui berbagai kegiatanya, telah

mampu meningkatkan citra Kantor Pos Besar Surakarta dari layanan

jasa pos

konvensional,

menjadi layanan jasa pos dengan

diversifikasi

produk lebih banyak dan juga adanya

financial service.

B.

Saran

1.

Mengingat arti penting

Public Relations

, maka pihak manajemen perusahaan

diharapkan dapat membentuk bagian

Public Relations

dalam bagian

tersendiri, tidak hanya sebagai

method of communication

tetapi juga

state of

being

secara utuh. Kantor Pos Besar Surakarta diharapkan mampu

mengusahakan adanya bagian

Public Relations,

dengan tugas yang lebih

khusus dan tidak bercampur dengan bagian lain, sehingga dapat lebih

dikonsentrasikan dalam upaya membangun citra positif di Kantor Pos Besar

Surakarta.

2.

Adanya peran

Public Relations

yang begitu penting dan memiliki dampak

terhadap citra perusahaan, maka pelaksanaan peran

Public Relations


(5)

hendaknya bisa dipenuhi secara keseluruhan, yaitu dijalankanya peran

Expert Prescriber

(Penasehat Ahli), sebagai pengawas dari luar intansi yang

memiliki kemampuan ahli dibidangnya. Sehingga kegiatan pencitraan

mendapat pengawasan dan dapat ditingkatkan secara terus menerus dan

berkesinambungan.

3.

Dalam aktivitas

Public Relations

, pelaksanaan

research

sangat penting

dilakukan guna mengetahui keadaan dan keinginan publiknya, supaya

program yang akan dilakukan tepat sasaran. Maka, Kantor Pos Besar

Surakarta diharapkan dapat melakukan

research

kepada publiknya secara

berkala.

4.

Sebelum melakukan penelitian deskriptif, hendaknya melakukan pendekatan

dan meminta jadwal waktu dengan nara sumber untuk dapat diwawancara,

mengingat kredibilitas dan kesibukan nara sumber di perusahaan.

5.

Dalam setiap wawancara dengan nara sumber, keterangan yang diperoleh

sebaiknya segera dicari/meminta data pendukungnya dilapangan, agar

terbukti kebenaranya dan menghindari hilangnya data, agar proses penelitian

tidak berlangsung sangat lama.

6.

Penelitian ini, hanya menggambarkan peran

Public Relations

di Kantor Pos

Besar Surakarta dalam membangun citra perusahaan, sehingga hasil

pencitraan yang dinilai baik, dilihat dari seluruh kegiatan dan program

Public Relations

yang telah dilaksanakan, serta wawancara terbatas dari


(6)

dapat menggunakan metode penelitian yang lain, seperti metode penelitian

survey yang dapat digunakan untuk mengetahui seperti apa citra Kantor Pos

Besar Surakarta di masyarakat Solo (

ekternal

).