Sejarah Balaikota Solo DESKRIPSI TENTANG BALAIKOTA SOLO

commit to user 17 dan Indah. Selain itu Solo juga memiliki slogan pariwisata Solo the Spirit of Java yang diharapkan bisa membangun pandangan kota Solo sebagai pusat kebudayaan Jawa. Berdirinya kota ini tidak terlepas dari sejarah Mataram, karena Solo pernah menjadi pusat pemerintahannya, setelah kepindahannya dari keraton Kartasura pada tahun 1745. Setelah pembagian Mataram akibat perjanjian Giyanti, Surakarta menjadi pusat pemerintahan wilayah timur Mataram. Perjanjian Salatiga 1753 membuat kota ini dibagi menjadi dua: bagian selatan dan timur untuk Kasunanan Surakarta, dan bagian utara diberikan kepada Mangkunegaran. Penyatuan pemerintahan kota baru terjadi pada masa Republik Indonesia berdiri

B. Sejarah Balaikota Solo

Di era globalisasi seperti sekarang ini terjadi lompatan-lompatan besar kemajuan peradaban, yang berimplikasi terhadap problema dan tantangan kehumasan. Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi yang meningkat pesat harus dipahami sebagai tantangan yang akan selalu menempatkan peranan kehumasan pada posisinya yang semakin penting. Di sisi lain informasi sudah merupakan kebutuhan pokok setiap orang, sehingga hak memperoleh informasi merupakan hak asasi manusia dan keterbukaan informasi publik merupakan salah satu ciri penting negara demokratis yang menjunjung tinggi kedaulatan rakyat untuk mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik. Terlebih dua tahun setelah ditetapkan pada tanggal 30 April 2008, Undang Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan commit to user 18 Informasi Publik sudah mulai harus diberlakukan. Upaya untuk melakukan reformasi dan revitalisasi peran kehumasan sangat penting dan menjadi tuntutan yang mendesak saat ini. Adalah suatu hal yang tidak menguntungkan, apabila dalam tata informasi tidak memiliki lembaga yang kompeten untuk menjalankan tugas-tugas kehumasan. Demikian pula terkait dengan tugas-tugas di bidang keprotokolan sudah saatnya memperbaiki pola pikir untuk tidak sekedar mengatur dan mendesain acara-acara resmi keprotokolan, tetapi harus menyentuh kepentingan publik dan promosi-promosi pengembangan potensi daerah. Pola pikir keprotokolan harus diubah dan harus siap sedia menampung aspirasi dan komplain dari masyarakat, sehingga masyarakat dapat meningkat partisipasinya dalam mengembangkan daerahnya. Dengan membiarkan setiap perkembangan membentuk pencitraan negatif dan stigmatisasi yang buruk terhadap penyelenggaraan pemerintahan adalah sebuah kesia-siaan yang secepatnya harus diatasi. Dengan kata lain peran humas dan keprotokolan sangat dibutuhkan dengan membentuk sebuah unit kerja yang tidak hanya sekedar meneruskan informasi dari pimpinan, atau menanggapi berita-berita sumir mass media, namun lebih dikembangkan agar lebih proaktif untuk mampu mengemas dan mengelola informasi sesuai fakta yang benar dan berimbang, sehingga dapat membentuk opini publik yang proporsional. Penataan peranan kehumasan dan keprotokolan serta para perangkatnya memerlukan strategi khusus sehingga memungkinkan unit kehumasan dan keprotokolan dapat bekerja secara lebih efektif dan efisien dalam melaksanakan fungsinya dengan memperhatikan prinsip pengorganisasian dengan membagi habis tugas yang ada. commit to user 19 Sehingga setiap Pegawai ada tempatnya dan setiap pegawai pada tempatnya. Menyikapi situasi demikian, melalui Peraturan Daerah Kota Surakarta No. 6 Tahun 2008 dibentuklah Bagian Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Kota Surakarta sebagai salah satu perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Kota Surakarta yang ikut serta dalam penyelenggaraaan pemerintahan daerah berdasarkan prinsip otonomi yang luas,nyata, dan bertanggungjawab secara efektif dan efisien dalam mewujudkan peningkatan kualitas pelayanan umum maupun kesejahteraan masyarakat di bidang informasi dan komunikasi.

A. Visi Perusahaan