1.3 Syarat Fotojurnalistik 1.4 Elemen Foto Jurnalis

commit to user - Fotografijurnalistik adlah komunikasi dengan orang banyak , artinya pesan yang disampaikan harus singkat dan mudah ditangkap orang yang beraneka ragam. - Fotojurnalistik juga merupakan hasil kerja editor foto. - Tujuan fotojurnalisitk adalah memenuhi kebutuhan mutlak penyampaian informasi kepada sesama. Audi Mirza alwi,2004:4-5

a.1.2 Kategori Fotojurnalistik

Kategori foto jurnalistik yang harus diketahui seorang fotografer berdasarkan standar World Press Photo: - Foto Berita Spot spotnews - Foto berita Umum General news - Foto Alam dan Lingkungan nature and environment - Foto Potret people in news - Foto Iptek science and technologi - Foto Keseharian daily lifehuman interest - Foto Seni dan Budaya arts - Foto Olahraga sports Audi Mirza alwi,2004:7-9 Semua kategori tersebut bisa dibuat secara tungggal atau dalam rangkaian gambar Photo Story. Di samping itu, seluruh kategori tersebut memiliki sisi lain dari cara pengambilannya. Dalam hal ini membuat gambar dengan pendekatan foto feature atau foto-foto humanis, yang kesannya lebih dalam - gaya personal lebih menonjol - tidak sekedar memotret peristiwa namun pada merekam kondisi di balik peristiwanya .

a.1.3 Syarat Fotojurnalistik

Seorang fotografer jurnalistik harus mengetahui syarat dari fotojurnalistik itu, syarat fotojurnalistik selain mengandung berita dan secara fotografi bagus yaitu foto harus mencerminkan etika atau norma hukum baik dari segi pembuatannya commit to user maupun penyiarannya . Di Indonesia , etika yang mengatur fotojurnalistik ada pada kode etik yang disebut Kode Etik Jurnalistik. Pasal-pasal yang ada mengatur hal itu, khususnya pada pasal 2 dan 3. Pada pasal 2 berisi pertanggungjawaban yang antara lain ,wartawan Indonesia tidak boleh menyiarkan hal-hal yang sifatnya destruktif dan dapat merugikan bangsa dan Negara, hal-hal yang dapat menimbulkan kekacaunan ,hal-hal yang dapat menyinggung perasaan susila, agama , kepercayaan, atau keyakinan seseorang atau golongan yang dilindungi undang-undang. Sementara pasal 3 berisi cara pemberitaan dan menyatakan pendapat, antara lain dsebutkan bahwa wartawan Indonesia menempuh jalan dan cara yang jujur untuk memperoleh bahan-bahan berita atau keterangan sebelum menyiarkannya dengan juga memperhatikan kredibilitas sumber berita., wartawan Indonesia mampu membedakan antara kejadian fakta dengan pendapat opini Audi Mirza alwi,2004:9-10 Contoh, foto yang telah diedit tidak boleh disiarkan jika tidak berdasarkan kebenaran, foto yang mengandung unsur pornografi tidak boleh disiarkan, foto korban pembunuhan atau korban kecelakaan tidak boleh menampakan wajahnya, seharusnya ditutupi dahulu atau dipotret dari jarak agak jauh.

a.1.4 Elemen Foto Jurnalis

Menurut pendapat Brian Lanker, seperti yang dikutip Frank P.Hoy dalam buku, “Photojournalism, Visual Approach New York, Prentice Hall, 1986 mengungkapkan ada tiga jenjang yang baik sebagai basis seseorang memilih berkecimpung sebagai fotojurnalis. · Yang pertama, “Snapshots” pemotretan sekejap, adalah pemotretan yang dilakukan dengan cepat karena melihat sesuatu momen atau aspek yang menarik. Dilakukan dengan spontanitas dan reflek yang commit to user kuat. Jenjang pertama ini masih menyangkut pendekatan yang lebih pribadi. Foto yang dihasilkan tidak memerlukan keahlian khusus, tinggal memilih objek dan tekan tombol, hasilnya kadang tidak fokus, miskin teknis fotografi. Walaupun begitu hasilnya tetap dihargai sebagai sesuatu yang dapat diceritakan. Objeknya biasanya yang dekat dengan sipemotret , seperti keluarga, teman. · Jenjang berikutnya, fotografi sebagai hobi, “advanced amateur photography”. Dalam tahapan lebih lanjut ini fotografer mulai menekankan faktor-faktor eksperimentasi dalam pemotretannya, tidak sekedar melakukan snapshot saja. Fotografer mulai memikirkan segi teknis fotografi yang benar, misalnya komposisi, pencahayaan, penggunaan lensa , dsb. Dalam tahapan ini fotografer biasanya mulai tertarik pada proses kamar gelap. Fotografer yang masuk dalam ketegori ini biasanya punya banyak waktu , uang untuk meyalurkan hobbynya, jumlahnya cukup banyak. Objek yang diambil menggambarkan ungkapan perasaan dari si pemotret terhadap manusia, alam dan keadaan di sekelilingnya. · Tahap selanjutnya adalah “ art photography”, suatu jenjang yang lebih serius. Berbagai subjek pemotretan ditilik dengan interpretasi yang luas. Ekspresi subjektif terlihat dalam karya-karya tahapan ini. Kejelian, improvisasi, kreasi, dan kepekaan terhadap suatu objek menjadi basis kelompok ini. Pada kelompok ini seseorang dapat mengekspresikan diri tanpa harus mengikuti banyak aturan dan batasan yang berlaku. · Akhirnya,”photojournalism”, berada pada tahap selanjutnya. Artinya dalam mengemban profesi tersebut, maka seorang fotojurnalis dianjurkan menguasai dengan fasih ketiga jenjang yang telah disebut sebelumnya.Audi Mirza alwi,2004:10-11 Sebelum terminologi “fotojurnalistik” dikenal, para fotografer yang berkecimpung di sektor ini disebut “newsphotografers”, “pressphotografers” atau “magazine photographers”.

a.2 Fotografi Studio