Kelebihan Obligasi Manfaat Obligasi Risiko Obligasi

commit to user kepada publik, dalam hal ini obligasi harus dicatatkan di Bursa Efek Indonesia BEI. 2 Pasar Sekunder Pasar sekunder merupakan tempat diperdagangkannya obligasi setelah diterbitkan dan tercatat di BEI. Perdagangan obligasi di pasar sekunder dilakukan secara Over the Counter OTC, dimana pemegang obligasi serta pihak yang ingin membeli obligasi tersebut akan berinteraksi dengan bantuan perangkat elektronik seperti email, online trading, dan telepon. Tidak ada tempat perdagangan secara fisik.

e. Kelebihan Obligasi

1 Bagi Emiten Obligasi merupakan salah satu alternatif pendanaan yang relatif lebih murah dibandingkan dengan pinjaman ataupun kredit bank. Kelebihan obligasi dibandingkan dengan emisi saham antara lain: a Posisi kepemilikan perusahaan tidak mengalami perubahan. b Sifat utang dalam bentuk jangka panjang memberikan fleksibilitas yang tinggi bagi manajemen emiten dalam penggunaan dana. commit to user 2 Bagi Investor Obligasi merupakan alternatif investasi yang aman karena memberikan penghasilan tetap berupa kupon yang dibayar secara reguler dengan tingkat bunga yang kompetitif serta pokok utang yang dibayar secara tepat waktu pada saat jatuh tempo yang telah ditetapkan. 3 Bagi Perantara Intermediares Obligasi menjadi salah satu pilihan dalam menentukan jenis investasi yang tepat yang akan diberikan kepada pihak yang membutuhkan.

f. Manfaat Obligasi

Manfaat lebih yang akan diperoleh para investor jika berinvestasi dalam obligasi Bapepam, 2010 antara lain: 1 Bunga Bunga dibayar secara reguler sampai jatuh tempo dan ditetapkan dalam presentase dari nilai nominal. 2 Capital Gain Sebelum jatuh tempo biasanya obligasi diperdagangkan di pasar sekunder, sehingga investor mempunyai kesempatan untuk memperoleh capital gain. Capital gain juga dapat diperoleh jika investor membeli obligasi dengan diskon yaitu dengan nilai lebih rendah dari nilai nominalnya, kemudian pada saat jatuh commit to user tempo ia akan memperoleh pembayaran senilai dengan harga nominal. 3 Hak klaim pertama Jika emiten mengalami kebangkrutan atau dilikuidasi, pemegang obligasi sebagai kreditur memiliki hak klaim pertama atas aktiva perusahaan. 4 Jika memiliki obligasi konversi, investor dapat mengkonversikan obligasi menjadi saham pada harga yang telah ditetapkan, dan kemudian berhak untuk memperoleh manfaat atas saham.

g. Risiko Obligasi

Risiko merupakan kemungkian perbedaan antara return aktual yang diterima dengan yang diharapkan, semakin besar kemungkinan perbedaannya berarti semakin besar risiko investasi tersebut Tandelilin, 2001: 48. Oleh karena itu, selain memperhatikan return yang akan diperoleh, investor juga harus mempertimbangkan tingkat risiko investasi sebagai dasar dalam menentukan keputusan investasi. Menurut Fabozi 2000, beberapa risiko dalam investasi obligasi antara lain: 1 Risiko Tingkat Suku Bunga Interest Rate Risk Pada umumnya harga obligasi bergerak berlawanan arah terhadap perubahan suku bunga. Apabila suku bunga naik, harga commit to user obligasi akan turun, dan sebaliknya. Bagi investor yang merencanakan untuk menyimpan obligasi sampai tanggal jatuh tempo, perubahan harga obligasi sebelum jatuh tempo tidak menarik perhatiannya, tetapi bagi investor yang ingin menjual obligasi sebelum tanggal jatuh tempo kenaikan suku bunga setelah membeli obligasi berarti adanya capital loss yang direalisasikan. Kenaikan tingkat bunga pasar menyebabkan menurunnya harga obligasi karena sebesar apapun tingkat bunga pasar mengalami peningkatan, pemegang obligasi tetap hanya akan menerima tingkat bunga yang sudah ditetapkan. 2 Risiko Reinvestasi Reinvestment Risk Pendapatan obligasi berasal dari: 1 pembayaran suku bunga dari kupon, 2 setiap capital gain atau capital loss jika obligasi tersebut dicairkan, dijual, atau jatuh tempo, dan 3 bunga yang diperoleh dari reinvestasi interim cash flow. Agar seorang investor merealisasikan suatu yield sama dengan yield pada saat obligasi dibeli, interim cash flow tersebut harus diinvestasikan pada suku bunga sama dengan yield yang ditentukan pada saat obligasi dibeli. Risiko bahwa interim cash flow akan diinvestasikan dengan suku bunga yang lebih rendah dan investor akan menerima yield yang lebih rendah daripada yield pada saat obligasi dibeli disebut reinvestment risk. commit to user 3 Default Risk Default risk yaitu risiko bahwa emiten tidak mampu memenuhi pembayaran bunga dan pokok utang sesuai dengan perjanjian. Obligasi perusahaan mempunyai default risk yang lebih besar dibandingkan obligasi pemerintah. Cara terbaik untuk mengetahui default risk suatu emiten adalah dengan terus memonitor peringkat yang dikeluarkan oleh agen pemeringkat sekuritas utang. 4 Call Risk Risiko ini melekat pada callable bond, yaitu obligasi yang dapat ditarik sewaktu-waktu oleh emitennya dengan harga yang telah ditetapkan. Call risk dapat terjadi jika: 1 pola aliran kas emiten tidak pasti, 2 penarikan dilakukan pada saat suku bunga rendah, dan 3 potensi kenaikan harga obligasi lebih tinggi dari harga call-nya. 5 Risiko Inflasi Risiko inflasi merupakan risiko bahwa return yang direalisasikan dalam investasi obligasi tidak akan cukup untuk menutup kerugian menurunnya daya beli yang disebabkan inflasi. Jika inflasi meningkat dan tingkat bunga obligasi tetap, maka terjadi penurunan daya beli yang harus ditanggung oleh investor. Risiko inflasi disebut juga risiko terhadap daya beli. commit to user 6 Risiko Kurs Valuta Asing Foreign-Exchange Risk Investor yang membeli obligasi perusahaan di negara lain dapat mengalami kerugian perbedaan kurs valuta asing. 7 Risiko Likuiditas Marketibility Risk Risiko likuiditas mengacu pada seberapa mudah investor dalam menjual obligasinya, sedekat mungkin dengan nilai dari obligasi tersebut. Cara untuk mengukur likuiditas adalah dengan melihat besarnya selisih antara harga permintaan dan harga penawaran yang dipasang oleh perantara pedagang efek. Semakin besar selisih tersebut, maka semakin besar risiko likuiditas yang dihadapi. 8 Event Risk Event risk berkaitan dengan keadaan yang tidak terduga terhadap kemampuan emiten dalam membayar bunga dan pokok utang, yang dapat disebabkan oleh bencana alam dan pengambilalihan.

h. Strategi Pengelolaan Obligasi

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 4 12

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN NON KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

1 3 24

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREDIKSI PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 3 68

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREDIKSI PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 2 15

PENDAHULUAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 2 11

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREDIKSI PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 2 16

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREDIKSI PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN NON-KEUANGAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Non-Keuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 1 15

PENDAHULUAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Non-Keuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 0 8

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi pada Perusahaan Non Keuangqan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 0 18

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREDIKSI PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2011-2012

0 0 15