Definisi Diabetes Melitus Klasifikasi Diabetes Melitus

berdasarkan pada tingkat keparahan ulcer. Antibiotik dapat dihentikan apabila gejala infeksi sudah dapat teratasi Lipsky dkk, 2012. Berdasarkan hal di atas maka dilakukan penelitian tentang penggunaan antibiotik pada pasien diabetes melitus dengan komplikasi foot ulcer di RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro untuk mengevaluasi pemilihan obat sesuai dengan standar yang ada. Rumah sakit ini dipilih sebagai tempat penelitian karena prevalensi pasien diabetes dengan komplikasi foot ulcer cukup tinggi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran penggunaan antibiotik pada pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi foot ulcer di RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro tahun 2014? 2. Apakah penggunaan antibiotik yang diberikan pada pasien foot ulcer di RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro tahun 2014 sudah sesuai dengan standar yaitu IDSA 2012? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui penggunaan antibiotik pada pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi foot ulcer di RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro tahun 2014. 2. Untuk mengetahui kerasionalan pemakaian antibiotik dalam pengobatan foot ulcer meliputi tepat pasien, obat dan dosis di RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro berdasarkan standar yang digunakan yaitu IDSA Guidelines 2012.

D. Tinjauan Pustaka

1. Diabetes Melitus

a. Definisi Diabetes Melitus

Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Diagnosis diabetes melitus dapat ditegakkan dengan dasar pemeriksaan glukosa dalam darah Perkeni 2011. Diabetes melitus ini akan menyebabkan terjadinya perubahan patofisiologi dalam tubuh seperti mata, ginjal dan ekstremitas bawah Deroli, 2008. Diabetes digolongkan menjadi beberapa tipe yaitu diabetes melitus tipe 1, diabetes melitus tipe 2, diabetes melitus gestasional dan diabetes tipe lain Perkeni, 2011. Tabel 1. Kriteria Diagnosis Diabetes melitus ADA, 2010 Kriteria Diagnosis DM 1. HbA1C ≥6,5 = 2. Kadar gula darah puasa ≥ 126 mgdL 3. Kadar gula darah 2 jam pp ≥ 200 mgdL pada tes toleransi glukosa oral yang dilakukan dengan 75 g glukosa standar 4. Pasien dengan gejala klasik hiperglikemia atau krisis hiperglikemia dengan kadar gula sewaktu ≥200 mgdL

b. Klasifikasi Diabetes Melitus

1 Diabetes Melitus Tipe 1 Diabetes tipe 1 merupakan destruksi sel β-pankreas untuk memproduksi insulin yang disebabkan reaksi autoimun dan merupakan diabetes yang jarang dikalangan masyarakat. Destruksi sel β-pankreas umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut. Reaksi autoimun dan adanya virus merusak sel-sel β-pankreas dan menyebabkan defisiensi sekresi insulin. Defisiensi insulin dapat menyebabkan gangguan metabolisme yang ada pada diabetes tipe I Depkes, 2005. 2 Diabetes Melitus Tipe 2 Diabetes Tipe 2 umumnya terjadi karena faktor gaya hidup, diabetes tipe ini lebih banyak dijumpai dibandingkan dengan diabetes tipe 1. Faktor genetik dan gaya hidup sangat berpengaruh akan terjadinya diabetes tipe 2 seperti obesitas, kurang berolah raga, diet tinggi lemak dan rendah serat. Diabetes tipe 2 ini disebabkan karena sel target insulin tidak dapat merespon insulin, bukan karena sekresi insulinnya berkurang maupun sensitivitas insulin yang menurun Perkeni, 2011 3 Diabetes Melitus Gestasional Diabetes Melitus Gestasional adalah intoleransi glukosa yang timbul pada masa kehamilan, umumnya bersifat sementara dan terjadi pada trisemester kedua. Diabetes gestasional akan pulih kembali setelah melahirkan namun diabetes tipe ini meningkatkan risiko terjadinya diabetes tipe 2 di usia lanjut dan dapat membahayakan bayi yang dikandung antara lain malformasi kongenital, meningkatnya risiko mortalitas perinatal dan peningkatan berat badan bayi ketika lahir Depkes, 2005.

c. Faktor Risiko

Dokumen yang terkait

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN TUKAK PEPTIK DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP Dr. SOERADJI Evaluasi Penggunaan Obat Pada Pasien Tukak Peptik Di Instalasi Rawat Inap Rsup Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten Tahun 2014.

0 2 13

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN TUKAK PEPTIK DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO Evaluasi Penggunaan Obat Pada Pasien Tukak Peptik Di Instalasi Rawat Inap Rsup Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten Tahun 2014.

0 4 17

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN KOMPLIKASI FOOT ULCER DI INSTALASI Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Dengan Komplikasi Foot Ulcer di Instalasi Rawat Inap RSUP dr. Soeradji Tirto

0 2 13

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN KOMPLIKASI FOOT ULCER Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Dengan Komplikasi Foot Ulcer di Instalasi Rawat Inap RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Tahun 20

0 2 11

PENDAHULUAN Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Gagal Ginjal Kronis Di Instalasi Rawat Inap Rsup Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten Periode 2014.

0 4 13

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN DEMAM TIFOID DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP Dr. SOERADJI Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Demam Tifoid Di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten Tahun 2011.

0 3 13

PENDAHULUAN Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Demam Tifoid Di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten Tahun 2011.

0 5 14

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PNEUMONIA PEDIATRIK DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN 2011 Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Pneumonia Pediatrik Di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro K

0 1 11

EVALUASI TERAPI PASIEN DIABETES MELITUS GERIATRI DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP Dr. SOERADJI Evaluasi Terapi Pasien Diabetes Melitus Geriatri Di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten Tahun 2011.

0 1 12

BAB 1 PENDAHULUAN Evaluasi Terapi Pasien Diabetes Melitus Geriatri Di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten Tahun 2011.

0 1 11