Muhammad Asep Saefulloh, 2015 Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan waktu aktif belajar siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Bagi Pembaca, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk
melakukan penelitian berikutnya
Muhammad Asep Saefulloh, 2015 Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan waktu aktif belajar siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian 3.1 Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru kelas atau di sekolah tempat ia
mengajar dengan menekankan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis pembelajaran. Arikunto, 2006: 96.
Penelitian Tindakan Kelas PTK berawal dari penelitian tindakan “action research”
dimana Kemmis dan Mc. Taggart dalam Yusnandar 2009:4 menyatakan “Penelitian
tindakan adalah suatu pendekatan yang dilakukan sendiri oleh pelaksanaan, dalam hal ini guru, untuk memperbaiki pengajaran dengan cara melakukan perubahan-perubahan dan
mempelajari akibat-akibat dari per ubahan itu”.
Dari namanya sudah menunjukan isi yang terkandung didalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. penelitian tindakan kelas merupakan suatu
pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama suharsimi arikunto dkk:2008:2. Sedangkan
menurut Kemmis dan Mc. Taggart dalam Muslich 2009:8 mengatakan “Penelitian tindakan
kelas adalah studi yang dilakukan untuk memperbaiki diri sendiri, pengalaman kerja sendiri, yang dilaksanakan secara sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri”.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian dalam bidang yang dilaksanakan dalam suatu kelas atau
kelompok belajar dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan dengan jalan merancang, melaksanakan, mengobservasi, dan merefleksikan
tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki pembelajaran yang dilaksanan oleh guru dan perolehan belajar siswa.
3.1.2 Karakteristik PTK
Karakteristik penelitian tindakan kelas PTK menurut Aqib, dkk 2009:3 diantaranya:
Muhammad Asep Saefulloh, 2015 Upaya Optimalisasi sarana dan prasarana sekolah dalam meningkatkan waktu aktif belajar siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. An inquiry of practice from within penelitian berawal dari kerisauan guru akan
kinerjanya. b.
Self-reflective inquiry metode utama adalah refleksi, bersifat agak longgar, tetapi tetap mengikuti kaidah-kaidah penelitian.
c. Fokus penelitian berupa kegiatan pembelajaran, dan
d. Tujuannya memperbaiki pembelajaran.
Sedangkan menurut Muslich 2009:12 karakteristik penelitian tindakan kelas PTK yaitu,
a. Masalah PTK berawal dari guru.
b. Tujuan PTK adalah memperbaiki pembelajaran.
c. PTK adalah penelitian yang bersifat kolaboratif.
d. PTK adalah jenis penelitian yang memunculkan adanya tindakan tertentu untuk
memperbaiki proses belajar mengajar di kelas, dan e.
PTK dapat menjembatani kesenjangan antara teori dan praktik pendidikan. Karakteristik pertama dari PTK adalah bahwa kegiatannya dipicu oleh permasalahan
praktis yang dihayati guru dalam pembelajaran dikelas. Oleh sebab itu PTK bersifat practice driven dan action driven, dalam arti PTK bertujuan memperbaiki secara praktis, langsung
sekarang atau sering disebut dengan penelitian praktis practical inquiri. Hal ini berarti PTK memusatkan perhatian pada permasalahan spesifik kontekstual. Maka peran guru LPTK pada
tahap awal adalah menjadi sounding board pemantul gagasan bagi guru yang menghadapi permasalahan dalam pelaksanaan tugasnya sehari hari.
Karena dosen LPTK tidak memeliki akses langsung, maka PTK dilaksanakan secara colaboratif dengan guru yang kelasnya menjadi kancah PTK. Karena yang yang memilki
kancah adalah guru sehingga para dosen LPTK yang berminat melakukan PTK tidak memiliki akses kepada kancah dalam peran sebagai praktisi. Oleh karena itu ciri kolaboratif
harus secara konsisten tertampilkan sebagai kerjasama kesejawatan dalam keseluruhan tahapan penyelenggaraan PTK, mulai dari identifikasi masalah, serta diagnosis keadaan,
perancangan tindakan perbaikan, sampai dengan pengumpulan dan analisis data serta refleksi temuan disamping dalam penyusunan laporan.
Keterlibatan LPTK dalam PTK bukanlah sebagai ahli pendidikan yang tengah mengemban fungsi sebagai Pembina guru sekolah Dasar atau sebagai pengembang