MODIFIKASI PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN KASTI UNTUK MENINGKATKAN WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA : Studi Penelitian Tindakan Kelas di SDN Sirnasari Kabupaten Tasikmalaya.

(1)

MODIFIKASI PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN KASTI

UNTUK MENINGKATKAN WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA

(Studi Penelitian Tindakan Kelas di SDN Sirnasari Kabupaten Tasikmalaya)

SKRIPSI

Diajukan sebagai syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Oleh

NITA NURHAYATI 0801460

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI DEPARTEMEN PENDIDIKAN OLAHRAGA

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2015


(2)

MODIFIKASI PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN KASTI

UNTUK MENINGKATKAN WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA

(Studi Penelitian Tindakan Kelas di SDN Sirnasari Kabupaten Tasikmalaya)

Oleh

NITA NURHAYATI 0801460

Karya Ilmiah Yang Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi

©Nita Nurhayati 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Mei 2015

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang.

Skripsi Ini Tidak Boleh Diperbanyak Seluruhnya Atau Sebagian, Dicetak Ulang, Difotocopi Atau Cara Lainnya Tanpa Izin Dari Penulis


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

NITA NURHAYATI

MODIFIKASI PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN KASTI

UNTUK MENINGKATKAN WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA

Disetujui dan disahkan oleh dosen pembimbing : Pembimbing I

Drs. Mudjihartono, M. Pd NIP. 196508171990011001

Pembimbing II

Jajat Darajat KN, S,Pd., M.Kes.,AIFO NIP. 197608022005011002

Mengetahui Ketua Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Drs. Mudjihartono, M. Pd NIP. 196508171990011001


(4)

ABSTRAK

Modifikasi Pembelajaran Aktivitas Permainan Kasti Untuk

Meningkatkan Waktu Aktif Belajar Siswa

(Studi Penelitian Tindakan Kelas Di

Sdn Sirnasari Kabupaten Tasikmalaya) Pembimbing I Drs. Mudjihartono, M. Pd.

Pembimbing II Jajat Darajat KN, S,Pd., M.Kes.,AIFO.

Penelitian ini dilatar belakangi oleh permasalahan rendahnya waktu aktif belajar siswa dalam permainan bola kasti di kelas IV di SDN Sirnasari Tasikmalaya. Cara pemecahan masalah dalam penelitian ini yaitu menerapkan modifikasi alat pemukul plastik dan bola karet. Tujuannya untuk mengetahui sejauh mana penggunaan modifikasi alat bantu alat tersebut terhadap waktu aktif belajar siswa di kelas IV SDN Sirnasari Tasikmalaya. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode Penelitian Tindakan Kelas atau classroom action research. Dalam penggunaan metode ini peneliti menggunakan dua siklus. Dalam setiap siklusnya terdiri dari dua tindakan. Instrument yang digunakan adalah waktu aktif belajar siswa. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemukul plastik dan bola karet. Sementara variable terikatnya adalah waktu aktif belajar siswa. Untuk populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi Kelas IV SDN Sirnasari Tasikmalaya. Dari analisis data didapat data awal ketindakan satu sebanyak 9,78%. Tindakan dua meningkat menjadi 27,83%. Tindakan tiga meningkat hingga 54,31%. Dari Tindakan empat meningkat 77,92%. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan adanya modifikasi alat bantu berupa pemukul plastik dan bola karet, dapat meningkatkan waktu aktivitas belajar siswa dalam permainan bola kasti di SDN Sirnasari Tasikmalaya.

Kata kunci : modifikasi pemukul plastik dan bola karet, waktu aktivitas belajar dan permainan bola kasti


(5)

Nita Nurhayati, 2015

ABSTRACT

Nita Nurhayati, 0801460,

MODIFICATION OF LEARNING KASTI TO OPTIMIZING TIME FOR ACTIVE LEARNING STUDENT (Study of Classroom Action Research in Tasikmalaya Regency Sirnasari SDN) Lecture I Drs. Mudjihartono, M. Pd. Lecture II Jajat Darajat KN, S,Pd., M.Kes., AIFO.

This research is motivated by low active student learning time in a kasti game Class IV SDN in Sirnasari Tasikmalaya. the way to solve this problem in this research is applied by modificate the plastic bat and rubber. The Methode that used Namely Classroom Action Research. In use this method Researcher use two cycle method. In every cycle consists of two action. The instrument used is Time Active learning students. The free Variables Research is a plastic bat and a rubber ball. While the dependent variable is time to learn Active Students. The Research Methods Used Research Methods Classroom Action Research. The population in this research is the students of Class IV SDN Sirnasari Tasikmalaya. From the first data obtained One action data analys as much as 9.78%. The act of two action increased up Being 27.83%. in the Three action increased Up 54.31%. and the fourth actions is Increased 77.92%. From the results of this research findings concluded, that the modification tools Form plastic bat and a rubber ball, can increase the time crimpers Students learn a kasti game at SDN Sirnasari Tasikmalaya.

Keywords: modified plastic bat and a rubber ball, Time crimpers learned And Games baseball


(6)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR BAGAN ... x

DAFTAR DIAGRAM ... xi

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Penelitian ... 1

B.Identifikasi Masalah Penelitian ... 5

C.Batasan Masalah penelitian ... 5

D.Pemecahan Masalah ... 5

E. Batasan Masalah ... 6

F. Tujuan Penelitian ... 7

G.Manfaat Penelitian ... 7

H.Definisi Istilah ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN A.Landasan Teoritis 1. Penelitian Tindakan Kelas ... 9

2. Pengertian Pendidikan ... 10

3. Modifikasi Pembelajaran ... 11

a. Tujuan Perluasan ... 11

b. Tujuan Penghalusan ... 12

c. Tujuan Penerapan ... 12


(7)

vi

Nita Nurhayati, 2015

5. Permainan Kasti ... 14

a. Peraturan Permainan Kasti ... 14

b. Lapangan Kasti ... 15

c. Peralatan Kasti Modifikasi ... 16

d. Teknik Dasar Permainan Kasti... 17

6. Pengningkatan ... 19

7. Belajar ... 20

8. Pembelajaran ... 21

9. Pembelajaran Pendidikan Jasmani ... 22

10. Waktu Aktif Belajar Siswa... 23

a. Waktu Belajar ... 24

b. Aktivitas Belajar... 24

B. KERANGKA BERFIKIR ... 25

C. HIPOTESIS TINDAKAN ... 26

BAB III METODE PENELITIAN A.Metode Penelitian ... 27

B.Populasi dan Sampel ... 28

C. Tujuan Penelitian ... 29

D.Rencana Tindakan Penelitian ... 29

E.Prosedur dan Rancangan Tindakan ... 29

1. Prosedur Tindakan ... 29

2. Rancangan Tindakan ... 31

F. Langkah-Langkah Tindakan ... 32

G. Variabel Penelitian ... 34

H. Alat Pengumpul Data ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Awal Penelitian ... 40

B.Deskripsi Awal Pembelajaran ... 40


(8)

vii

D.Hasil Pelaksanaan ... 42 E. Diskusi Penemuan ... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan ... 60 B.Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP


(9)

viii

Nita Nurhayati, 2015

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Modifikasi Alat Permainan Kasti ... ... 13

Tabel 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas ... 32

Tabel 3.2 Siklus Penelitian Tindakan Kelas ... 33

Tabel 3.3 kegiatan siswa sesuai rencana pembelajaran dalam waktu aktif belajar siswa dalam permainan kasti ... 35

Tabel 3.4 Format Observasi Waktu Aktif Belajar ... 38

Tabel 4.1 Rancangan Pembelajaran tindakan 1 ... 43

Tabel 4.2 Rancangan Pembelajaran tindakan 2 siklus 1 ... 45

Tabel 4.3 Rancangan Pembelajaran tindakan 1 siklus 2 ... 47

Tabel 4.4 Rancangan Pembelajaran tindakan 2 siklus 2 ... 51

Tabel. 4.5 Ringkasan Hasil Penelitian Waktu Aktif Belajar Siswa kelas IV di SDN Sirnasari Kabupaten Tasikmalaya ... 54


(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Lapangan Kasti ukuran 60 x 30 meter ... 16

Gambar 2.2 Pemukul Kasti modifikasi dari plastik ... 16

Gambar 2.3 Macam-Macam Teknik Melempar ... 17

Gambar 2.4 Macam-Macam Teknik Menangkap Bola ... 18

Gambar 2.5 Macam-Macam Teknik Memukul ... 19

Gambar 3.1 Alur Siklus PTK ... 30


(11)

x

Nita Nurhayati, 2015

DAFTAR BAGAN


(12)

xi

DIAGRAM

Diagram 4.1 Hasil Tindakan Penelitian ... 55 Diagram 4.2 Hasil Peningkatan Belajar ... 58


(13)

1

Nita Nurhayati, 2015

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu usaha sadar serta konsep yang terpadu dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi dan melaksanakan fungsi-fungsi tertentu dalam rangka membantu anak didik agar menjadi manusia terdidik dan mampu mengembangkan potensi yang dimiliki setiap individu. Hal ini dilandasi menurut pendapat para ahli mengenai pengertian pendidikan yang dikemukakan oleh Juliantine (2012, hlm 7) mengatakan bahwa:

Pendidikan adalah untuk mengembangkan individu menjadi individu-individu yang kreatif, berdaya cipta, dan yang dapat menemukan atau discover. Serta pendidikan sebagai proses menolong, membimbing, mengarahkan dan mendorong individu

Dari pembahasan di atas, tujuan pendidikan berkaitan erat dengan hal ingin dicapai dalam program pendidikan. Oleh sebab itu, pendidikan nasional berkaitan dengan filsafat negara yang dianut. Pendidikan merupakan suatu proses pembinaan yang berlangsung seumur hidup, disebutkan dalam Undang-Undang sistem nasional No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk meningkatkan prestasi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, demokratis dan bertanggung jawab.

Sekolah merupakan salah satu tempat berlangsungnya kegiatan pendidikan. Oleh karena itu, kegiatan pendidikan di sekolah diharapkan lebih dari sekedar belajar. Kegiatan pembelajaran atau pengajaran merupakan bagian kegiatan yang paling pokok di dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah. Berhasil atau tidaknya proses pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa.

Dalam hal lain sekolah sebagai berlangsungnya tempat dalam proses pendidikan atau pembelajaran dapat ditunjukan dengan adanya proses


(14)

2

transformasi melalui berbagai macam interaksi yang bersifat edukasi. Oleh karena itu, dalam kegiatan pembelajaran banyak dikombinasikan dan disusun berdasarkan materi, media atau fasilitas perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Salah satu mata pelajaran di sekolah adalah pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran yang di terapkan di sekolah sesuai dengan kurikulum terbaru kementrian pendidikan dan kebudayaan Indonesia. Pendidikan jasmani merupakan mata pelajaran yang menekankan pada suatu proses seseorang sebagai individu maupun anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan, kecerdasan, dan pembentukan watak. Pada hakikatnya kita ketahui bersama pendidikan jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan progresif dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Tujuan pendidikan jasmani di sekolah selalu mencakup tiga aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotor. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Juliantine (2012, hlm 7-8) menjelaskan bahwa:

Tujuan yang harus dikembangkan dalam diri siswa sebagai individu utuh yang sedang tumbuh dan berkembang, dimana tujuan pendidikan itu adalah pengembangan seluruh potensi yang dimiliki siswa baik yang melibatkan dimensi kognitif, afektif, psikomotor maupun sosial dalam pengertian yang lebih luas

Pada pembahasan di atas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa pendidikan jasmani hakikatnya adalah pendidikan yang berjalan melalui aktifitas jasmani atau aktifitas gerak. Pendidikan jasmani diajarkan di sekolah untuk senada satu tujuan untuk meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan.

Sehubungan dengan pembahasan di atas, Kurikulum yang terdapat dalam mata pelajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar meliputi materi permainan dan olahraga. Materi permainan dan olahraga diantaranya meliputi: olahraga tradisional, permainan bola besar, permainan bola kecil, eksplorasi gerak,


(15)

3

Nita Nurhayati, 2015

keterampilan lokomotor non-lokomotor serta manipulatif, atletik, renang, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, bela diri serta aktivitas lainnya. Dalam kesempatan penelitian ini, penulis mendapat masalah dalam permaianan kasti. Permainan kasti termasuk dalam permainan bola kecil. Menurut Juns Blog dari Margono, dalam http://walpaperhd99.blogspot.com, diunduh tanggal 10 Juni 2015. menyebutkan bahwa:

Permainan kasti adalah sebuah permainan memukul dan menangkap bola, kasti merupakan olahraga beregu. Permainan kasti melibatkan dua regu pemukul dan regu penjaga yang memajukan aspek kerja sama, disiplin dan kerja keras

Permainan kasti di atas, memberi kesempatan peneliti menjadi bahan pembelajaran materi permainan bola kecil. Selain mudah dan sederhana permainan ini banyak disukai oleh siswa siswi di sekolah peneliti. Setelah melakukan evaluasi pembelajaran kasti, peneliti menemukan hambatan ataupun masalah yang ada ketika pembelajaran kasti tersebut. Masalah yang dihadapi peneliti adalah pada keaktifan gerak belajar siswa yang cenderung diam atau sedikit melakukan gerakan.

Keaktifan yang minim tersebut bagi peneliti memiliki pengaruh yang kurang baik pada berkembangan jasmani siswa. Setelah dilakukan evaluasi observasi, peneliti menemukan bahwa siswa siswi tersebut mengalami sebuah ketakutan dalam melakukan gerakan permainan kasti. Ketakutan tersebut setelah peneliti observasi, terdapat pada alat permainan yakni pemukul kasti yang terbuat dari kayu dan bola kasti yang merupakan bola tenis lapang. Dalam perjalanan pembelajaran peneliti menyadari bahwa tingkat ketakutan dan perkembangan motorik anak belum bisa memiliki daya keberanian yang tinggi untuk menghadapi alat alat yang bersifat keras. Kenyataan di lapangan, terlihat siswa tidak berani melempar bola pertama dengan keras karena alasan takut mengenai teman sebayanya. Selain itu ketika dalam memukul siswa terlihat berat dan kaku dalam melakukan pukulan. Pukulan yang seyogianya lepas dan kuat, terlihat siswa tidak lepas dan merasa ketakutakutan ketika menghadapi bola yang datang. Hal itu


(16)

4

mengakibatkan pada waktu belajar tersebut dari menit ke menit siswa banyak diam dan tidak melakukan aktivitas jasmani.

Dari pemaparan masalah tersebut guru pendidikan jasmani seyogianya memilki kemampuan dalam memodifikasi pembelajaran yang sifatnya dapat mempermudah siswa dalam pembelajaran. Modifikasi adalah salah satu cara yang tepat untuk menanggulangi masalah tersebut. Karena fungsi dari modifikasi itu sendiri adalah menjadi pembantu atau penolong untuk memudahkan seseorang melakukan suatu kegiatan. Hal ini senada dengan ungkapan oleh Bahagia

(2000:1) bahwa “Modifikasi dapat menganalisa sekaligus mengembangkan materi

pelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial dalam memperlancar siswa dalam belajarnya.” Modifikasi merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh para guru agar mampu memperhatikan perubahan kemampuan anak dan latihan, seperti yang dikemukakan oleh Bahagia dan Suherman dalam weldajin.wordpress.com, diunduh tanggal 10 Juni 2015:

Modifikasi merupakan salah satu usaha agar pembelajaran mencerminkan Defelopmentally Appropraite Practice yang artinya adalah tugas ajar yang diberikan harus memperhatikan perubahan kemampuan anak yang sedang belajarnya. Oleh karena itu, DAP, termasuk didalamnya “body scaling” atau ukuran tubuh siswa, harus selalu dijadikan prinsif utama dalam memodofikasi pembelajaran

Adapun modifikasi yang dapat di terapkan dalam permainan kasti ini adalah dengan mengganti alat bantu permainan kasti yaitu pemukul dan bola. Pemukul bola yang berasal dari kayu, peneliti mencoba mengganti dengan plastik yang lunak serta bola yang berasal dari bola tenis penulis mencoba ganti dengan bola karet lunak. Dengan adanya modifikasi alat tersebut peneliti berharap adanya perubahan yang signifikan pada keaktivan belajar siswa dalam mempelajari permainan kasti.

Sehubungan dengan pemaparan di atas, penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan ini ke dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dengan fokus penelitian memperbaiki gerak aktivitas permainan kasti, dengan judul penelitianya adalah “Modifikasi pembelajaran aktivitas permainan kasti untuk


(17)

5

Nita Nurhayati, 2015

meningkatkan waktu aktif belajar siswa” (Studi Penelitian Tindakan Kelas di SDN Sirnasari Kabupaten Tasikmalaya).

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pengamatan penulis di lapangan, ada berbagai permasalahan yang muncul pada saat melakukan pembelajaran permainan kasti di kelas IV SDN Sirnasari Kabupaten Tasikmalaya adalah sebagai berikut: dikarenakan alat permainan pemukul dan bola kasti yang membuat siswa takut, mengakibatkan pada waktu belajar siswa berkurang.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Aktivitas siswa dalam lapangan, peneliti menemukan bahwa siswa siswi tersebut mengalami sebuah ketakutan dalam melakukan gerakan permainan kasti. Ketakutan tersebut setelah peneliti observasi, terdapat pada alat permainan yakni pemukul kasti yang terbuat dari kayu dan bola kasti yang merupakan bola tenis lapang. Dalam perjalanan pembelajaran peneliti menyadari bahwa tingkat ketakutan dan perkembangan motorik anak belum bisa memiliki daya keberanian atau percaya diri yang tinggi untuk menghadapi alat alat yang bersifat keras.

Maka dari itu peneliti merumuskan masalah sesuai pernyataan sebagai berikut: Apakah modifikasi permainan kasti dapat berpengaruh dalam meningkatkan waktu aktif belajar siswa?

D. Pemecahan Masalah

Berangkat dari alat permainan kasti yang membuat siswa tidak aktif bergerak. Peneliti mencoba menerapkan modifikasi alat bantu permainan kasti, sebagai solusi agar permainan siswa lebih aktif dan baik. Modifikasi merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh para guru agar mampu memperhatikan perubahan kemampuan anak dan latihan, seperti yang dikemukakan oleh Sudin Ali (2009, hlm 8):

Media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam proses belajar mengajar yang berupa perangkat keras maupun perangkat lunak untuk


(18)

6

mencapai proses dan hasil pembelajaran secara efektif dan efisien serta tujuan permbelajaran dapat dicapai dengan mudah

Adapun modifikasi yang dapat di terapkan dalam permainan kasti ini adalah dengan mengganti alat bantu permainan kasti yaitu pemukul dan bola. Pemukul bola yang berasal dari kayu, peneliti mencoba mengganti dengan plastik yang lunak serta bola yang berasal dari bola tenis penulis mencoba ganti dengan bola karet lunak. Dengan adanya modifikasi alat tersebut peneliti berharap adanya perubahan yang signifikan pada keaktifan waktu belajar siswa dalam mempelajari permainan kasti.

E. Batasan Masalah

Penelitian ini diharapkan dapat memperoleh hasil yang signifikan dari permasalahan penelitian yang timbul. Berangkat dari tujuan penelitian maka peneliti membatasi ruang penelitian agar dapat terfokus dan jelas pada suatu masalah. Adapun pembatasan masalah di antaranya:

1. Permasalahan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari alat bantu yang baru. Sehingga yang menjadi variabel bebas adalah modifikasi alat bantu pukul dan bola. Sedangkan yang menjadi variabel terikat adalah waktu aktif belajar siswa.

2. Populasi dan sampel penelitian ini adalah kelas IV SDN Sirnasari Kabupaten Tasikmalaya.

3. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan pada permainan kasti di kelas IV SDN Sirnasari Kabupaten Tasikmalaya.

4. Modifikasi dalam penelitian tindakan kelas ini adalah alat bantu pemukul kasti dan bola kasti


(19)

7

Nita Nurhayati, 2015

F. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan suatu hasil yang ingin dicapai atau ditemukan oleh peneliti sendiri. Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini diantaranya:

Untuk mengetahui dampak dari penggunaan modifikasi pemukul dan bola dalam permainan kasti terhadap meningkatkan waktu aktif belajar siswa.

G. Manfaat Penelittian

Manfaat dari penelitian ini dibedakan menjadi 3 kategori yaitu manfaat bagi siswa, manfaat bagi guru, dan manfaat bagi sekolah.

1. Manfaat bagi siswa

a. Memberikan pengalaman gerak pada anak sehingga semakin banyak jenis dan bentuk permainan yang dilakukan anak maka anak akan semakin kaya pengalaman geraknya.

b. Merangsang dan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak. c. Menyalurkan kelebihan tenaga pada anak.

d. Memelihara dan meningkatkan kebugaran jasmani.

e. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan pada anak, terutama untuk memenuhi rasa ingin tahu anak.

f. Mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor.

g. Menanamkan rasa percaya diri, kerjasama, rasa sosial, dan saling tolong-menolong.

2. Manfaat bagi guru

a. Memberi alternatif baru dalam metode pembelajaran permainan bola kecil yang diterapkan oleh guru.

b. Menciptakan suatu kondisi pembelajaran yang menyenangkan.

c. Memberi wawasan baru permainan bola kecil dengan modifikasi permainan kasbol (kasti bola lunak).

d. Bagi guru sebagai wacana baru untuk memperoleh informasi ilmiah tentang inovasi model pembelajaran penjasorkes di Sekolah Dasar (SD).


(20)

8

3. Manfaat bagi sekolah

a. Meningkatkan kualitas sekolah dengan meningkatnya prestasi belajar siswa. b. Sebagai masukan yang positif dalam upaya proses belajar dan

mengajar di masa yang akan datang.

c. Bagi sekolah dapat dijadikan referensi model pembelajaran penjasorkes dalam membantu meningkatkan prestasi olahraga di tingkat Sekolah Dasar (SD).

H. Definisi Istilah

Untuk menghindari salah pengertian dalam penafsiran judul dan isi skripsi ini, maka penulis akan menjelaskan istilah-istilah yang dianggap penting dengan demikian ada kesamaan pendapat dalam memberikan penafsiran, yaitu:

1. Modifikasi adalah cara merubah bentuk sebuah barang dari yang kurang menarik menjadi lebih menarik tanpa menghilangkan fungsi aslinya, serta menampilkan bentuk yang lebih bagus dari aslinya.

2. Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan dia turut serta dalam tingkah laku tertentu, pembelajaran merupakan subyek khusus dalam pendidikan.

3. Kasti merupakan salah satu jenis permainan bola kecil beregu. Kasti merupakan bentuk permainan tradisional yang mengutamakan beberapa unsur kekompakan, ketangkasan dan kegembiraan.

4. Jumlah waktu aktif belajar (JWAB) adalah total waktu aktif dari setiap kegiatan pembelajaran yang menjadi fokusnya adalah kegiatan pembelajaran. 5. Belajar merupakan proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya

karena hasil dari pengalaman.

6. Media merupakan kata yang berasal dari bahasa latin medius, yang secara harfiah berarti “tengah, perantara atau pengantar


(21)

27

Nita Nurhayati, 2015

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK) atau class room action research. sebagai cara untuk menjawab permasalahan yang ada. yaitu suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama Arikunto, 2008:3. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk penelitian reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara profesional. Hal ini sesuai dengan pendapat Subroto (2014, hlm. 6 mengemukakan bahwa:

Penelitian tindakan merupakan salah satu cara strategis dalam memperbaiki dan meningkatkan layanan pendidikan yang harus dilaksanakan dalam konteks pembelajaran dan atau dalam peningkatan kualitas program sekolah secara keseluruhan

Berdasarkan uraian di atas, bahwa yang dimaksud dengan penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian yang dilakukan oleh guru sekaligus sebagai peneliti, dari penyusunan suatu perencanaan pembelajaran sampai tindakan penelitian di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar yang bertujuan untuk memperbaiki proses belajar mengajar yang akan dilakukan oleh pendidik (guru).

Tujuan utama PTK adalah mengembangkan keterampilan proses pembelajaran, bukan untuk memperoleh ilmu baru dari penelitian tindakan yang dilakukannya atau mencapai pengetahuan umum dalam bidang pendidikan. hal ini sesuai dengan pendapat Subroto (2015, hlm. 6) yang menyebutkan bahwa “Tujuan utama PTK diarahkan terhadap upaya perbaikan atau peningkatan mutu praktik pembelajaran di kelas atau di lapangan olahraga.” Melalui PTK guru akan lebih banyak memperoleh pengalaman tentang praktik pembelajaran secara efektif.


(22)

28

Selain itu, menurut Subroto (2015, hlm 7) terdapat beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari PTK yaitu:

1. sebagai inovasi pendidikan, dengan PTK guru menjadi lebih berani mandiri dan ditopang rasa percaya diri sehingga secara keilmuan menjadi lebih berani mengambil prakarsa yang dapat memberikan manfaat perbaikan.

2. hasil PTK dapat diajarkan sumber masukan dalam rangka melakukan pengembangan kurikulum.

3. PTK dapat membantu guru untuk lebih memahami hakikat pendidikan secara empirik.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan semuan tindakan treatment yang sengaja dimunculkan. Tindakan tersebut dilakukan oleh guru, oleh guru bersama-sama dengan peserta didik di bawah bimbingan dan arahan guru, dengan maksud untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

B. Populasi dan Sampel

Untuk memecahkan suatu masalah penelitian perlu adanya data atau informasi dari objek penelitian yang akan diteliti, dalam mendukung ketercapaiannya suatu tujuan penelitian yang penulis lakukan. Peran populasi dalam suatu penelitian sangat diperlukan untuk mendapatkan data dan informasi yang akan diteliti berdasarkan permasalahan dalam penelitian.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan sekumpulan objek yang memiliki karakteristik tertentu. Adapun yang dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas IV berjumlah 23 di SD Negeri Sirnasari Kab. Tasikmalaya.

Sampel merupakan sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Menurut Sugyono (2011, hlm. 81) mengatakan juga sampel adalah “Bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sampel adalah wakil dari populasi yang diambil datanya dan kemudian data tersebut diolah dan diteliti.


(23)

29

Nita Nurhayati, 2015

Adapun yang menjadi sampel dari penelitian ini adalah siswa-siswi kelas IV di SD Negeri Sirnasari Kab. Tasikmalaya yang berjumlah 23 siswa dengan jumlah siswa laki-laki 12 orang dan siswa perempuan 11 orang.

C. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sirnasari Kab. Tasikmalaya tahun ajaran 2013/2014. Kegiatan dalam penelitian ini adalah menerapkan modifikasi alat bantu pemukul dan bola kasti terhadap aktivitas permainan kasti untuk meningkatkan waktu aktif belajar. Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini direncanakan menggunakan 2 siklus yang masing-masing terdiri dari 2 tindakan.

D. Rencana Tindakan Penelitian

Rencana tindakan merupakan tindakan pembelajaran yang disusun secara sistematis, berorientasi ke depan dengan mempertimbangkan perstiwa-peristiwa tak terduga sehingga dapat mengurangi atau mengeliminasi resiko. Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan karena adanya kepedulian terhadap keadaan yang perlu ditingkatkan, yang dalam penelitian ini sasarannya adalah menerapkan modifikasi alat bantu pemukul dan bola dalam melakukan tugas gerak yang diinstruksikan guru pendidikan jasmani melalui aktivitas permainan kasti untuk meningkatkan waktu aktif belajar.

E. Prosedur dan Rancangan Tindakan 1. Prosedur Tindakan

Penelitian tindakan kelas terdiri atas empat tahap yaitu perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observing), refleksi (reflection). Menurut Subroto (2014, hlm. 38) Adapun langkah yang dilakukan oleh guru dalam penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut :

a. Perencanaan (planning)

Dalam tahap perencanaan ini meliputi pengenalan pembelajaran dengan menyiapkan permainan dan alat yang diperlukan dalam proses pembelajaran yang akan dilaksanakan.


(24)

30

b. Pelaksanaan Tindakan (action)

Pelaksanaan tindakan merupakan suatu kegiatan dilaksanakannya skenario pembelajaran yang telah direncanakan.

c. Pengamatan (observing)

Observer mengamati pelaksanaan tindakan untuk mengetahui sejauh mana efek pembelajaran dalam meningkatkan pembelajaran yang dapat dilihat dari motivasi dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

d. Refleksi (reflection)

Refleksi merupakan suatu kegiatan perenungan secara kritis apa yang terjadi selama pelaksanaan pembelajaran di kelas.

Setiap siklus atau penelitiannya terdiri atas empat langkah, yaitu perencanaan, tindakan dan pengamatan, serta refleksi. Secara rinci ditunjukkan dalam gambar berikut ini :


(25)

31

Nita Nurhayati, 2015

2. Rancangan Tindakan

Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus, setiap siklus dilakukan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Siklus berikutnya dilakukan penelitian terhadap prestasi belajar siswa melalui pemberian evaluasi. Siklus akan dikatakan berhasil apabila penelitian telah mencapai target sesuai indikator kinerja. Langkah-langkah dalam siklus ini terdiri dari:

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini dilakukan persiapan yang berhubungan dengan penerapan modifikasi alat, seperti identifikasi masalah, pembuatan rencana pembelajaran, pembuatan lembar pengamatan siswa dan guru, penyediaan alat yang akan digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan merupakan kegiatan dilaksanakannya skenario pembelajaran yang telah direncanakan. Adapun tindakan yang dilakukan oleh guru adalah membuat dan mempersiapkan permainan bola kasti dengan permainan alat bantu modifikasi, serta memberikan tes di akhir siklus.

c. Pengamatan

Pengamatan adalah suatu kegiatan mengamati jalannya pelaksanaan tindakan untuk memantau sejauh mana efektifitas tindakan pembelajaran dengan penerapan permainan kasti menggunakan pemukul modifikasi dan bola lunak. Pengumpulan data pada tahap ini meliputi data nilai hasil belajar siswa dan data observasi.

d. Refleksi

Refleksi berkenaan dengan proses dan dampak yang akan dilakukan. Dengan data observasi, guru dapat merefleksi apakah dengan permainan kasti dengan menggunakan modifikasi alat bantu dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil dari refleksi adalah diadakannya perbaikan terhadap perencanaan yang telah dilaksanakan, yang akan digunakan untuk memperbaiki kinerja guru pada siklus selanjutnya.


(26)

32

F. Langkah-langkah Tindakan

Berikut peneliti jabarkan terkait mengenai alur siklus dalam penelitian tindakan kelas ini:

Tabel 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas 1. Siklus I

Perencanaan a. Permasalahan diidentifikasi melalui pengambilan data hasil ulangan dan pengamatan aktivitas belajar siswa.

b. Merancang skenario pembelajaran dengan penerapan modifikasi alat meliputi rencana pembelajaran, dan lembar pengamatan.

c. Menyusun alat evaluasi untuk mengukur penguasaan materi pelajaran dari segi psikomotorik.

d. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati ketrampilan siswa dan lembar observasi untuk mengamati kinerja guru.

Pelaksanaan a. Guru memberikan informasi awal tentang jalannya pembelajaran kasti dengan menggunakan pemukul modifikasi dan bola lunak tennis.

b. Guru memberikan penjelasan teknik dan aturan permainan bola kasti menggunakan pemukul modifikasi dan bola lunak.

c. Guru memberikan penjelasan teknik mematikan lawan

d. Guru memperagakan teknik memukul, melempar dan menangkap


(27)

33

Nita Nurhayati, 2015

f. Siswa melakukan permainan kasti dengan pemukul modifikasi dan bola lunak

g. Guru menilai keterampilan permainan siswa

Pengamatan a. Guru mengamati permainan siswa dalam kasti. b. Guru mengumpulkan hasil pengamatan

permainan

c. Guru menganalisis data hasil pengamatan

Refleksi a. Guru membuat simpulan sementara terhadap pelaksanaan pembelajaran siklus ke - 1.

b. Mendiskusikan hasil analisis untuk tindakan perbaikan pada pelaksanaan kegiatan penelitian dalam siklus I dengan guru maupun observer.

Tabel 3.2 Siklus Penelitian Tindakan Kelas

2. Siklus II

Perencanaan a) Merancang tindakan siklus II.

b) Merancang skenario pembelajaran dengan penerapan modifikasi bola meliputi rencana pembelajaran, lembar kerja siswa, dan lembar pengamatan.

c) Menyusun alat evaluasi untuk mengukur penguasaan materi pelajaran dari segi psikomotorik .

d) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati situasi dan kondisi selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Observasi dilakukan oleh peneliti yang bertindak sebagai guru dan guru mitra atau observer secara kolaborasi untuk mengamati kegiatan secara keseluruhan. e) Merancang perbaikan pembelajaran berdasarkan hasil


(28)

34

pengamatan siklus I.

Pelaksanaan a. Guru memberikan informasi awal tentang jalannya pembelajaran kasti menggunakan alat bantu modifikasi. b. Guru memberikan penjelasan teknik dan aturan

permainan kasti.

c. Guru memberikan penjelasan teknik mematikan lawan d. Guru memperagakan teknik memukul, melempar dan

menangkap

e. Siswa memperagakan contoh yang diberikan guru

f. Siswa melakukan permainan kasti menggunakan permainan kasbol.

g. Guru menilai ketrampilan permainan siswa

Pengamatan a. Guru mengamati permainan siswa dalam memukul, lemparan dan tangkapan.

b. Guru mengumpulkan hasil pengamatan permainan

c. Guru menganalisis data hasil siklus II serta hasil observasi. Refleksi a. Guru membuat simpulan sementara terhadap pelaksanaan

pembelajaran siklus II.

b. Mendiskusikan hasil analisis untuk tindakan perbaikan pada pelaksanaan kegiatan penelitian dalam siklus II. c. Mengumpulkan data dan membuat kesimpulan hasil

pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II bersama teman sejawat.

d. Menyusun laporan hasil tindakan perbaikan pembelajaran

G. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah permainan kasti menggunakan pemukul modifikasi dan bola lunak, sedangkan variabel terikatnya adalah peningkatan


(29)

35

Nita Nurhayati, 2015

waktu aktif belajar pada siswa kelas IV SD Negeri Sirnasari Kab. Tasikmalaya tahun 2015.

H. Alat Pengumpulan Data

1. Lembar Evaluasi

Berupa lembaran untuk menilai ketangkasan dan keterampilan siswa dalam permainan kasti menggunakan permainan kasbol. Observasi ini dilakukan ketika dalam melakukan pembelajaran permainan kasti.

Tabel 3.3 kegiatan siswa sesuai rencana pembelajaran dalam waktu aktif belajar siswa dalam permainan kasti

KEGIATAN

DESKRIPSI Diam Gerak

Kegiatan siswa

PENDAHULUAN Siswa berbaris, berdoa, dan presensi serta

melakukan pemanasan

INTI

Siswa melakukan aktivitas memperhatikan atau memberikan semangat pada rekannya Siswa melakukan aktivitas memukul bola menggunakan pemukul modifikasi

Siswa melakukan aktivitas melempar bola menggunakan bola modifikasi

Siswa melakukan aktivitas menangkap bola

Siswa melakukan aktivitas menyimpan pemukul pada kotak pemukul


(30)

36

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

RPP merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk setiap pertemuan. berisi kompetensi dasar, indikator, alokasi waktu, tujuan pembelajaran, materi

base-base

Siswa melakukan aktivitas melempar dan menangkap bola sesama regu secara cepat Siswa melakukan aktivitas menghindari lemparan bola dari lawan

Siswa melakukan aktivitas melempar bola (tik) mengenai tubuh lawan

Siswa melakukan aktivitas meminta bola ketika terjadi pertukaran bebas

Siswa melakukan aktivitas berlari secepat mungkin ke ruang bebas ketika terjadi pertukaran bebas

Siswa melakukan aktivitas memukul lebih dari satu kali

Siswa melakukan aktivitas pelempar lebih dari satu kali

Siswa melakukan aktivitas sikap siaga ketika permainan berlangsung

PENUTUP Siswa melakukan aktivitas pendinginan


(31)

37

Nita Nurhayati, 2015

pembelajaran, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar serta evaluasi pembelajaran terkait.

3. Observasi

a. Format observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah merujuk kepada duration recording. Duration recording mencoba mengungkapkan indikator yang menjadi bagian dari jumlah waktu aktif belajar siswa menurut Suherman Adang (2009, hlm. 115) yaitu:

a. Manajemen (M) adalah waktu yang dihabiskan oleh sebagian besar siswa (lebih dari 50%) melakukan aktifitas yang bersifat manajerial misalnya pergantian bentuk latihan, menyimpan dan mengambil bola, mendengarkan aturan-aturan dalam mengikuti pelajaran, mendengarkkan peringatan, danti pakaian dan kehadiran.

b. Aktifitas belajar (A) adalah waktu yang dihabiskan oleh sebagian besar siswa (lebih dari 50%) melakukan aktifitas belajar secara aktif.

c. Instrucsion (I) adalah waktu yang dihabiskan oleh sebagian besar siswa (lebih dari 50%) untuk mendengarkan informasi bagai mana melakukan keterampilan (melihat demonstrasi, mendengarkan instruksi penampilan).

d. Waitiing (W) adalah waktu yang dihabiskan oleh sebagian besar siswa (lebih dari 50%) tetapi tidak termasuk dalam ketiga katagori diatas (misalnya tunggu giliran, sebagian siswa diam atau ngobrol tidak melakukan kegiatan yang ditugaskan, menunggu guru untuk memberikan instruksi).

b. Wawancara yaitu peneliti dibantu observer melakukan wawancara kepada siswa yang diteliti untuk memperoleh keseluruhan informasi yang diperlukan untuk mencari solusi atas permasalahan penelitian yang diajukan.


(32)

38

Adapun bentuk format yang digunakan dalam observasi ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4 Format Observasi Waktu Aktif Belajar Suherman Adang (2009, hlm. 116)

Sekolah :... Kelas :... Waktu :... Waktu dan Tanggal:... Pengajar :... Observer :...

0

5 30 55 80

10 35 60 85

15 40 65 90

20 45 70


(33)

39

Nita Nurhayati, 2015

Keterangan:

Jumlah waktu aktif (A) = total waktu pengelolaan : total jam pelajaran x seratus

Jumlah waktu Manajemen (M) = total waktu intruksi : total jam pelajaran x seratus

Jumlah waktu instruksi (I) = total waktu belajar : total jam pelajaran x seratus

Jumlah waktu lain-lain (L/W) = total waktu tunggu : total jam pelajaran x seratus


(34)

61

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Bermula dari permasalahan hasil observasi lapangan, Dimana siswa-siswa mengalami waktu belajar yang minim karena ketakutan dalam bergerak hingga kurangnya percaya diri dalam melakukan permainan kasti. Peneliti menyadari bahwa tingkat ketakutan dan perkembangan motorik anak belum bisa memiliki daya keberanian yang tinggi untuk menghadapi alat-alat yang bersifat keras. Terlihat siswa tidak berani melempar bola pertama dengan keras karena alasan takut mengenai teman sebayanya. Selain itu ketika dalam memukul siswa terlihat berat dan kaku dalam melakukan pukulan. Pukulan yang seyogianya lepas dan kuat, terlihat siswa tidak lepas dan merasa ketakutakutan ketika menghadapi bola yang datang. Berangkat dari permasalahan di lapangan, peneliti memodifikasi permainan kasti ini dengan mengganti alat bantu permainan kasti yaitu pemukul dan bola. Pemukul bola yang berasal dari kayu, peneliti mengganti dengan plastik yang lunak serta bola yang berasal dari bola tenis penulis mencoba ganti dengan bola karet lunak.

Alhasil dalam penelitian ini didapat dari perjalanan siklus satu hingga siklus dua. Dimana setiap siklusnya diterapkan dua tindakan, bahwa dapat disimpulkan peserta didik mengalami tingkat waktu belajar yang baik dalam permainan bola kasti. dari analisis data didapat data awal ke tindakan satu sebanyak 9,69%. Dari tindakan satu ke tindakan dua meningkat menjadi 16,50%. Dari tindakan dua ke tindakan tiga meningkat hingga 40,48%. Dari tindakan tiga menuju tindakan empat meningkat 16,51%. Jika di simpulkan secara keseluruhan dari data awal hingga pada akhir tindakan terjadi meningkatan sebanyak 79,55%.


(35)

61

Nita Nurhayati, 2015

B. Saran

Berdasarkan dari proses penelitian, beberapa saran yang diberikan, yaitu : 1. Melihat dari antusiasme para siswa dalam mengikuti permainan bola kasti.

pada tingkat SD lebih baik menggunakan peralatan yang dimodifikasi cocok untuk setiap perkembangan motorik anak.

2. Agar tujuan pembelajaran dapat dicapai hendaknya guru dapat memodifikasi segala aspek yang bisa membuat pembeajaran semakin baik dan meningkat. 3. Bagi setiap guru pendidikan jasmani diharapkan dalam setiap proses

pembelajaran pendidikan jasmani dapat memperkaya permainan bola kecil lebih menarik dan beragam.


(36)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku;

Abduljabar, B. Darajat. J.K.N. (2010). Modul Aplikasi Statistik dalam Penjas. Bandung: FPOK UPI

Bahagia, Yoyo. (2010) Modul Modifikasi Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK UPI.

Bahagia, Yoyo, Suherman Adang. (2000). Prinsip Prinsp Pengembangan dan Modifikasi Cabang Olahraga. Departemen Pendidikan Nasional. Direktorat Jendral Pendidikan Sekolah

Direktorat Pendidikan Dasar. (1996). Metode Pengajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan di Sekolah Dasar. Jakarta: Mawar gempit

Juliantine, Yudiana, Y. Dkk. (2012). Belajar & pembelajaran penjas. Bandung : Redpoint.

Juliantine, Tite. (2012) Belajar dan Pembelajaran Penjas. Bandung: FPOK UPI. Lutan, Rusli & Suherman, Adang. (2000). Perencanaan Pembelajaran Penjas.

Jakarta: Depdiknas.

Subroto, Toto (2014) Penulisan Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: FPOK UPI Sudjana, (2005). Metode Statistik. Jakarta : Rineka Cipta.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan: pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Suherman, Adang. (2009). Revitalisasi pengajaran dalam pendidikan jasmani. Bandung: CV Bintang

Suryabrata, Sumardi. (2002). Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindi Persada


(37)

Nita Nurhayati, 2015

Sumber Internet;

Adfi, (2015). Pendidikan indonesia. Pengertian dan fungsi pendidikan menurut para ahli.(1) dbagus.com/pengertian.pendidikan. Diakses 10 Juni 2015

Irfan, (2011). Belajar pembelajaran. Problematika pembelajaran. (3)

kampuspendidikan.blogspot.com/2011/11/problematika-pembelajaran_24.html. Diakses 10 Juni 2015

Soddis, (2013) pengertian-aktivitas-menurut-para-ahli. kumpulan ilmu pendidikan. (8) Soddis.blogspot.com//zulfikri 2008. Diakses 10 Juni 2015

Kamus Bahasa Indonesia, (2015) google.co.id .peningkatan pembelajaran. Diakses 27 Juni 2015

Weldajin, (2013) Permainan kasti. (1). walpaperhd 99. blogspot.com /2015 /02 /permainan–kasti-pengertian-kasti-alatweldajin. wordpress. com


(1)

Nita Nurhayati, 2015

Modifikasi Pembelajaran Aktivitas Permainan Kasti Untuk Meningkatkan Waktu Aktif Belajar Siswa (Studi Penelitian Tindakan Kelas Di Sdn Sirnasari Kabupaten Tasikmalaya)

Adapun bentuk format yang digunakan dalam observasi ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4 Format Observasi Waktu Aktif Belajar Suherman Adang (2009, hlm. 116)

Sekolah :... Kelas :... Waktu :... Waktu dan Tanggal:... Pengajar :... Observer :...

0

5 30 55 80

10 35 60 85

15 40 65 90

20 45 70


(2)

39

Nita Nurhayati, 2015

Modifikasi Pembelajaran Aktivitas Permainan Kasti Untuk Meningkatkan Waktu Aktif Belajar Siswa (Studi Penelitian Tindakan Kelas Di Sdn Sirnasari Kabupaten Tasikmalaya) Keterangan:

Jumlah waktu aktif (A) = total waktu pengelolaan : total jam pelajaran x seratus

Jumlah waktu Manajemen (M) = total waktu intruksi : total jam pelajaran x seratus

Jumlah waktu instruksi (I) = total waktu belajar : total jam pelajaran x seratus

Jumlah waktu lain-lain (L/W) = total waktu tunggu : total jam pelajaran x seratus


(3)

Nita Nurhayati, 2015

Modifikasi Pembelajaran Aktivitas Permainan Kasti Untuk Meningkatkan Waktu Aktif Belajar Siswa (Studi Penelitian Tindakan Kelas Di Sdn Sirnasari Kabupaten Tasikmalaya)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Bermula dari permasalahan hasil observasi lapangan, Dimana siswa-siswa mengalami waktu belajar yang minim karena ketakutan dalam bergerak hingga kurangnya percaya diri dalam melakukan permainan kasti. Peneliti menyadari bahwa tingkat ketakutan dan perkembangan motorik anak belum bisa memiliki daya keberanian yang tinggi untuk menghadapi alat-alat yang bersifat keras. Terlihat siswa tidak berani melempar bola pertama dengan keras karena alasan takut mengenai teman sebayanya. Selain itu ketika dalam memukul siswa terlihat berat dan kaku dalam melakukan pukulan. Pukulan yang seyogianya lepas dan kuat, terlihat siswa tidak lepas dan merasa ketakutakutan ketika menghadapi bola yang datang. Berangkat dari permasalahan di lapangan, peneliti memodifikasi permainan kasti ini dengan mengganti alat bantu permainan kasti yaitu pemukul dan bola. Pemukul bola yang berasal dari kayu, peneliti mengganti dengan plastik yang lunak serta bola yang berasal dari bola tenis penulis mencoba ganti dengan bola karet lunak.

Alhasil dalam penelitian ini didapat dari perjalanan siklus satu hingga siklus dua. Dimana setiap siklusnya diterapkan dua tindakan, bahwa dapat disimpulkan peserta didik mengalami tingkat waktu belajar yang baik dalam permainan bola kasti. dari analisis data didapat data awal ke tindakan satu sebanyak 9,69%. Dari tindakan satu ke tindakan dua meningkat menjadi 16,50%. Dari tindakan dua ke tindakan tiga meningkat hingga 40,48%. Dari tindakan tiga menuju tindakan empat meningkat 16,51%. Jika di simpulkan secara keseluruhan dari data awal hingga pada akhir tindakan terjadi meningkatan sebanyak 79,55%.


(4)

61

Nita Nurhayati, 2015

Modifikasi Pembelajaran Aktivitas Permainan Kasti Untuk Meningkatkan Waktu Aktif Belajar Siswa (Studi Penelitian Tindakan Kelas Di Sdn Sirnasari Kabupaten Tasikmalaya)

B. Saran

Berdasarkan dari proses penelitian, beberapa saran yang diberikan, yaitu : 1. Melihat dari antusiasme para siswa dalam mengikuti permainan bola kasti.

pada tingkat SD lebih baik menggunakan peralatan yang dimodifikasi cocok untuk setiap perkembangan motorik anak.

2. Agar tujuan pembelajaran dapat dicapai hendaknya guru dapat memodifikasi segala aspek yang bisa membuat pembeajaran semakin baik dan meningkat. 3. Bagi setiap guru pendidikan jasmani diharapkan dalam setiap proses

pembelajaran pendidikan jasmani dapat memperkaya permainan bola kecil lebih menarik dan beragam.


(5)

Nita Nurhayati, 2015

Modifikasi Pembelajaran Aktivitas Permainan Kasti Untuk Meningkatkan Waktu Aktif Belajar Siswa (Studi Penelitian Tindakan Kelas Di Sdn Sirnasari Kabupaten Tasikmalaya)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku;

Abduljabar, B. Darajat. J.K.N. (2010). Modul Aplikasi Statistik dalam Penjas. Bandung: FPOK UPI

Bahagia, Yoyo. (2010) Modul Modifikasi Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK UPI.

Bahagia, Yoyo, Suherman Adang. (2000). Prinsip Prinsp Pengembangan dan Modifikasi Cabang Olahraga. Departemen Pendidikan Nasional. Direktorat Jendral Pendidikan Sekolah

Direktorat Pendidikan Dasar. (1996). Metode Pengajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan di Sekolah Dasar. Jakarta: Mawar gempit

Juliantine, Yudiana, Y. Dkk. (2012). Belajar & pembelajaran penjas. Bandung : Redpoint.

Juliantine, Tite. (2012) Belajar dan Pembelajaran Penjas. Bandung: FPOK UPI. Lutan, Rusli & Suherman, Adang. (2000). Perencanaan Pembelajaran Penjas.

Jakarta: Depdiknas.

Subroto, Toto (2014) Penulisan Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: FPOK UPI Sudjana, (2005). Metode Statistik. Jakarta : Rineka Cipta.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan: pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Suherman, Adang. (2009). Revitalisasi pengajaran dalam pendidikan jasmani. Bandung: CV Bintang

Suryabrata, Sumardi. (2002). Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindi Persada


(6)

Nita Nurhayati, 2015

Modifikasi Pembelajaran Aktivitas Permainan Kasti Untuk Meningkatkan Waktu Aktif Belajar Siswa (Studi Penelitian Tindakan Kelas Di Sdn Sirnasari Kabupaten Tasikmalaya) Sumber Internet;

Adfi, (2015). Pendidikan indonesia. Pengertian dan fungsi pendidikan menurut para ahli.(1) dbagus.com/pengertian.pendidikan. Diakses 10 Juni 2015

Irfan, (2011). Belajar pembelajaran. Problematika pembelajaran. (3)

kampuspendidikan.blogspot.com/2011/11/problematika-pembelajaran_24.html. Diakses 10 Juni 2015

Soddis, (2013) pengertian-aktivitas-menurut-para-ahli. kumpulan ilmu pendidikan. (8) Soddis.blogspot.com//zulfikri 2008. Diakses 10 Juni 2015

Kamus Bahasa Indonesia, (2015) google.co.id .peningkatan pembelajaran. Diakses 27 Juni 2015

Weldajin, (2013) Permainan kasti. (1). walpaperhd 99. blogspot.com /2015 /02 /permainan–kasti-pengertian-kasti-alat weldajin. wordpress. com