1
Yudi Fika Ismanto, 2013 Dampak Gaya Kepemimpinan Pelatih Terhadap Perilaku Sosial Cabang Olahraga Bola Voli
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Permainan bola voli di Indonesia merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak digemari masyarakat, karena dapat dilakukan oleh anak-anak hingga
orang dewasa, baik laki-laki maupun perempuan, serta dapat dimainkan di lapangan terbuka atau lapangan tertutup. Selanjutnya olahraga bola voli tumbuh
dan berkembang ke seluruh penjuru dunia sampai Indonesia. Fakta membuktikan bahwa saat ini bola voli menduduki peringkat kedua pada deretan olahraga-olahraga
paling digemari, setelah sepak bola. Tak heran bila permainan yang terutama menggunakan tangan ini dimainkan hampir semua kalangan dari masyarakat
pedesaan sampai perkotaan. Menyikapi perkembangan permainan bola voli dari masa ke masa semakin
meningkat dikarenakan permainan bola voli memliki tujuan yang relatif beragam, selain untuk meningkatkan kebugaran jasmani bagi para pelakunya, permainan
bola voli memiliki tujuan sebagai olahraga rekreasi, olahraga pendidikan dan olahraga bola voli dapat menjadi olahraga prestasi. Bola voli sebagai olahraga
prestasi mendapat perhatian yang relatif besar dari masyarakat yang ditunjukkan dengan dukungan dan pembinaan melalui berbagai wadah yang salah satunya
adalah klub-klub bola voli. Wadah pembinaan olahraga permainan bola voli yang bermunculan di daerah-daerah merupakan wujud kepedulian masyarakat terhadap
perkembangan bola voli dan upaya pencapaian terhadap prestasi yang setinggi- tingginya.
Seiring dengan pesatnya perkembangan olahraga bola voli di dunia dan di Indonesia, maka yang perlu diperhatikan oleh pelatih dan pembina olahraga bola
voli dalam meningkatkan prestasi atlet secara maksimal adalah memberdayakan kemampuan fisik, kemampuan teknik, taktik dan psikis atau mental. Tentang hal
tersebut Harsono 1988: 100 mengatakan ba hwa: “Untuk membantu atlet
meningkatkan keterampilan dan prestasinya semaksimal mungkin, ada empat aspek yang perlu diperhatikan dan dilatih secara seksama oleh atlet, yaitu latihan
Yudi Fika Ismanto, 2013 Dampak Gaya Kepemimpinan Pelatih Terhadap Perilaku Sosial Cabang Olahraga Bola Voli
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
fisik, teknik, taktik, dan mental.” Maka, untuk dapat bermain bola voli dengan baik, seorang pemain harus berlatih secara teratur, terencana dan harus
memperhatikan empat aspek latihan yang harus dikembangkan dan ditingkatkan dalam kualitasnya, yaitu aspek fisik, teknik, taktik dan mental.
Keadaan ini tentu saja tidak terlepas dari banyaknya faktor kendala yang harus ditelusuri secara cermat dan menyentuh aspek-aspek keilmuan. Peranan
IPTEK dan sistem berlatih yang terus-menerus berkembang serta penggunaan fasilitas yang modern akan berpengaruh terhadap pencapaian prestasi maksimal.
Berkenaan dengan itu, maka fungsi dan peranan pelatih atau pembina, sarana dan prasarana olahraga adalah penting dalam proses dan pencapaian keberhasilan misi
pembinaan dan pelatihan itu sendiri. Begitu pula dalam hal pembinaan prestasi cabang olahraga bola voli masih perlu ditingkatkan, misalnya; peningkatan
kualitas kepelatihan, manajemen kepelatihan olahraga, peningkatan dalam pengadaan sarana dan prasarana latihan.
Keberhasilan dalam penampilan olahraga terjadi apabila olahragawan terampil, berpengetahuan dan sehat jasmani maupun rohaninya dengan wawasan
kejiwaan yang tepat. Dengan kata lain, bahwa setiap olahragawan atau atlet harus memiliki keterampilan, pengetahuan khususnya bidang olahraga yang digelutinya,
memiliki kemampuan fisik yang baik dan kemampuan dalam mengendalikan dirinya yang berkaitan dengan mental. Penampilan olahraga banyak ditentukan
oleh fakor mental atau psikologis dan biomekanis yang kompleks. Untuk meningkatkan prestasi atlet tersebut, pelatih memiliki peranan penting dalam
membina atletnya. Berkenaan hal ini, Harsono 1988: 31 menjelaskan bahwa: Tugas pelatih sangat luas dan tidak terbatas pada tugas meningkatkan
prestasi atlet saja, akan tetapi juga dalam memperkembangkan segi-segi moral atlet. Oleh karena itu, kecuali tugasnya sebagai pelatih, dia juga
berperan sebagai seorang pendidik, seorang guru, bapak dan teman sejati.
Atas dasar penjelasan di atas, maka pelatih bukan sekedar instruktur olahraga yang memberitahukan kepada atlet tentang cara-cara untuk melakukan
gerakan tertentu dalam olahraga. Pelatih juga merupakan tokoh panutan, guru, pembimbing, pendidik, pemimpin bahkan tak jarang menjadi tokoh model bagi
Yudi Fika Ismanto, 2013 Dampak Gaya Kepemimpinan Pelatih Terhadap Perilaku Sosial Cabang Olahraga Bola Voli
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
atletnya. Dengan kata lain atlet cenderung untuk meniru hal-hal yang dilakukan atau dikerjakan oleh pelatihnya.
Di dalam aktivitas olahraga, pelatih merupakan figur yang erat kaitannya dengan proses kepelatihan coaching. Pelatih merupakan salah satu unsur penting
di dalam mengungkap segenap potensi yang dimiliki oleh atletnya melalui proses latihan. Cermin kepribadian pelatih terlihat dari kemampuan dalam mengeluarkan
ide-ide baru, memiliki karakter dalam memberikan penjelasan dan pemahaman ketika melatih dan perilakunya dalam melaksanakan tugas sebagai pelatih untuk
membina dan mengembangkan potensi atletnya. Oleh karena itu, pelatih dituntut memiliki kreativitas dan interprestasi yang berlandaskan pada relevansi dan
informasi baru ilmu kepelatihan olahraga. Banyak cara pendekatan dilakukan pelatih dalam merealisasikan program
yang telah disusun, antara lain yaitu melalui gaya kepemimpinan yang merupakan cara kerja yang biasa dilakukan sebagai kekhasan dari seseorang pelatih. Dengan
kata lain, gaya kepemimpinan merupakan pola tingkah laku atau strategi yang dilakukan oleh seorang pelatih dalam proses mengarahkan para atlet. Menurut
Harsono 1988: 34 menjelaskan bahwa: Ada empat jenis gaya kepemimpinan yang standar dan yang dianut oleh
para pelatih, yaitu: a gaya authoritarian otokratis, otoriter, b gaya demokratis, c gaya yang lebih memperhatikan anak buahatlet people-
centered dan d gaya yang lebih menekankan pada tugas task-oriented.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat digambarkan bahwa setiap pelatih mempunyai gaya kepemimpinan tersendiri, ini dikarenakan setiap pelatih
mempunyai kepribadian yang berbeda dan strategi untuk mencapai tujuan yang berbeda pula. Gaya kepemimpinan tersebut akan tercermin dari cara pelatih
membina dan melatih atletnya dalam meningkatkan prestasi. Keberhasilan dalam dunia olahraga banyak dipengaruhi oleh macam-macam gaya seorang pelatih
dalam membina tim atau klubnya. Banyak pelatih yang berhasil dan sukses dalam membawa timnya sampai juara dengan mengunakan gayanya masing-masing.
Dalam penelitian ini difokuskan pada gaya kepemimpinan pelatih yang authoritarian otokratis atau otoriter.
Yudi Fika Ismanto, 2013 Dampak Gaya Kepemimpinan Pelatih Terhadap Perilaku Sosial Cabang Olahraga Bola Voli
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Gaya kepemimpinan otoriter authoritarian merupakan gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya
sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh pelatih yang otoriter tersebut, sedangkan para atlet hanya melaksanakan tugas
yang telah diberikan. Dengan kata lain, gaya kepemimpinan pelatih yang authoritarian,
komunikasi antara pelatih dan atlet hanya satu arah. Gaya memerintah dimana pelatih sendiri yang membuat keputusan, peran atlet hanya
merespon perintah pelatih. Dalam dunia olahraga banyak pelatih yang sukses dalam memimpin dan
membina atletnya dengan berbagai macam gaya kepemimpinannya. Berkaitan dengan gaya kepemimpinan pelatih bola voli yang authoritarian terdapat aspek-
aspek sosial. Oleh karena itu, dalam kegiatan latihan olahraga bola voli atlet tidak saja dilatih tentang aspek kognitif dan psikomotorik, namun atlet dilatih juga
mengenai aspek afektif, yaitu hal-hal yang berkenaan dengan perilaku dan sikap. Selain itu melalui kegiatan latihan olahraga bola voli terjadi interaksi di antara
atlet, kepatuhan terhadap aturan, ikatan emosional antara atlet, tujuan bersama, dan lain sebagainya. Perilaku sosial individu akan terbentuk sejalan dengan proses
pertumbuhan dan perkembangannya. Selain itu aspek pembawaan dan aspek lingkungan berperan sekali dalam proses pembentukan perilaku sosial individu.
Mengenai definisi prilaku sosial, Mar’at 1981: 171 menjelaskan bahwa: ”Perilaku merupakan tingkah laku yang bersifat umum. Perilaku sosial erat
hubungannya dengan kebiasaan, pendapat umum, dan penilaian terhadap norma yang telah disepakati”. Perilaku secara umum akan terbentuk dari beberapa
komponen dasar. Mengenai komponen pembentuk perilaku sosial Mar’at 1981:
13 menjelaskan sebagai berikut : ”a Komponen kognisi yang berhubungan
dengan belief, ide dan konsep, b Komponen afeksi yang berhubungan dengan emosional seseorang, dan c Komponen konatif merupakan kecenderungan
bertingkah laku.” Berdasarkan pendapat tersebut dapat dijelaskan bahwa komponen kognisi
berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan bagaimana orang mempersepsi objek sikap. Komponen afeksi
Yudi Fika Ismanto, 2013 Dampak Gaya Kepemimpinan Pelatih Terhadap Perilaku Sosial Cabang Olahraga Bola Voli
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
berhubungan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap yang terdiri dari seluruh perasaan atau emosi seseorang terhadap objek, terutama penilaian.
Sedangkan komponen konatif berkaitan dengan kecenderungan untuk berperilaku terhadap objek sikap. Komponen ini menunjukkan intensitas sikap, yaitu
menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku seseorang terhadap objek sikap. Mengenai penjelasan tersebut, bahwa komponen-komponen
perilaku mengisyaratkan perilaku merupakan sesuatu totalitas sikap yang saling melengkapi dan tercermin dalam perilaku individu terhadap suatu objek tertentu.
Hasil observasi penulis terhadap pelatih olahraga bola voli klub Bahana Bina Pakuan Bandung memakai gaya kepemimpinan pelatih yang authoritarian,
oleh karena perilaku pelatih yang melibatkan ketergantungan dalam pengambilan keputusan dan yang menekankan pada kekuasaannya, segala keputusan dan
kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh, menggunakan
kekuasaan untuk mengendalikan orang lain, berusaha agar para atlet atau pemain dapat menjalankan tugas gerak yang diintruksikannya
dan menghukum atlet atau pemain yang tidak menuruti perintahnya
. Dari uraian di atas, maka kegiatan latihan olahraga bola voli dengan gaya kepemimpinan pelatih yang authoritarian
diharapkan dapat membentuk perilaku sosial atlet yang positif. Dengan adanya kegiatan latihan tersebut, diharapkan terjadi proses sosialisasi, karena pada saat
atlet mengikuti kegiatan latihan olahraga bola voli atlet berkumpul, atlet belajarberlatih menilai kemampuan seseorang secara realistik, atlet belajar
bergaul dan berusaha bekerjasama dengan atlet lain. Selain itu, indikasi lain atlet dapat menghargai orang lain, mempercayai orang lain, menghormati terhadap
pelatih maupun atlet lain. Sehingga, pengaruh latihan olahraga bola voli diharapkan dapat merubah prilaku sosial ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu,
perlu adanya suatu penelitian yang dapat dijadikan suatu informasi bagi para pelatih dalam menerapkan keperibadiannya dalam cabang olahraga bola voli.
Bertitik tolak pada permasalahan di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang dampak gaya kepemimpinan pelatih terhadap perilaku sosial
atlet cabang olahraga bola voli.
Yudi Fika Ismanto, 2013 Dampak Gaya Kepemimpinan Pelatih Terhadap Perilaku Sosial Cabang Olahraga Bola Voli
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
B. Masalah Penelitian