DAMPAK GAYA KEPEMIMPINAN PELATIH TERHADAP PERILAKU SOSIAL ATLET CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI: Studi Deskriftif pada Atlet Bola Voli Klub Bahana Bina Pakuan Bandung.

(1)

DAMPAK GAYA KEPEMIMPINAN PELATIH TERHADAP PERILAKU SOSIAL ATLET CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI

(Studi Deskriftif pada Atlet Bola Voli Klub Bahana Bina Pakuan Bandung)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Oleh :

YUDI FIKA ISMANTO 0900365

JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013


(2)

YUDI FIKA ISMANTO 0900365

DAMPAK GAYA KEPEMIMPINAN PELATIH TERHADAP PERILAKU SOSIAL ATLET CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI

Disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing I

Drs. Dudung Hasanudin Ch. NIP. 196003151987031002

Pembimbing II

Drs. Enjang Rahmat, M.Pd. NIP. 195107281984031001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan

Dr. R. Boyke Mulyana. NIP. 196202311989031001


(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Dampak Gaya Kepemimpinan Pelatih Terhadap Perilaku Sosial Atlet Cabang Olahraga Bola Voli” ini beserta isinya adalah benar-benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sangsi yang dijatuhkan kepada saya apabila ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya ini.

Bandung, Mei 2013 Yang membuat peryataan

Yudi Fika Ismanto NIM. 0900365


(4)

ABSTRAK

DAMPAK GAYA KEPEMIMPINAN PELATIH TERHADAP PERILAKU SOSIAL ATLET CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI

(Studi Deskriftif pada Atlet Bola Voli Klub Bahana Bina Pakuan Bandung)

Yudi Fika Ismanto* 2013

Permasalahan yang menjadi acuan dalam penelitian ini adalah bagaimana dampak gaya kepemimpinan pelatih yang authoritarian terhadap perilaku sosial atlet bola voli klub Bahana Bina Pakuan Bandung? Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak gaya kepemimpinan pelatih yang authoritarian terhadap perilaku sosial atlet bola voli klub Bahana Bina Pakuan Bandung.

Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Adapun pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 15 orang atlet bola voli klub Bahana Bina Pakuan Bandung. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup.

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka dapat disimpulkan bahwa dampak gaya kepemimpinan pelatih olahraga terhadap perilaku sosial atlet bola voli di klub Bahana Bina Pakuan Bandung termasuk dalam kriteria baik sekali.


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK..………..

KATA PENGANTAR…..………

UCAPAN TERIMA KASIH………

DAFTAR ISI..………...

DAFTAR TABEL.………...

DAFTAR DIAGRAM ...

DAFTAR LAMPIRAN.………...

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah...………

B. Masalah Penelitian.………

C. Tujuan Penelitian……….

D. Kegunaan Penelitian………..

E. Batasan Penelitian.………

F. Pembatasan Istilah………

G. Anggapan Dasar Penelitian……… BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Hakikat Pelatih………

B. Gaya Kepemimpinan Pelatih Otoriter (Authoritarian)……….. C. Cabang Olahraga Bola Voli……… D. Hakikat Perilaku Sosial…..………..…………..

1. Pengertian Perilaku Sosial……… 2. Ciri-ciri Perilaku Sosial………….……… 3. Komponen Perilaku Sosial……… 4. Bentuk dan Jenis Perilaku Sosial……… 5. Proses Pembentukan dan Perubahan Perilaku Sosial……… 6. Fungsi Perilaku Sosial……… 7. Pengukuran Perilaku Sosial……… BAB III PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian………..

B. Populasi dan Sampel Penelitian……… C. Alat Pengumpul Data………... D. Prosedur Pelaksanaan Pengambilan Data………...

E. Uji Coba Angket………..……….

F. Pelaksanaan Pengumpulan Data………..………... G. Prosedur Pengolahan Data……….. BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

A. Hasil Pengolahan dan Analisis Data….……...………

B. Diskusi Penemuan…………..………

i ii iv vi viii ix x 1 6 6 6 7 7 8 12 15 19 21 21 22 23 24 28 29 30 32 33 34 37 40 46 46 49 55


(6)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan………

B. Saran….………..

DAFTAR PUSTAKA………...………...………

LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

59 59 61


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7

Kisi-kisi Tentang Dampak Gaya Kepemimpinan Pelatih Olahraga Bola Voli Terhadap Perilaku Sosial Atlet……….……… Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban….……….... Hasil Pengujian Validitas Instrumen Tentang Perilaku Sosial Atlet…… Hasil Penghitungan Reliabilitas dari Perilaku Sosial Siswa……… Standar Lima Penyebaran Nilai...………..………... Pedoman Penefsiran...………..………... Hasil Pengelompokan Tiap Butir Pernyataan Mengenai Dampak Gaya Kepemimpinan Pelatih Olahraga Bola Voli Terhadap Perilaku Sosial Atlet... Data Hasil Penelitian Tiap Komponen Dampak Gaya Kepemimpinan Pelatih Olahraga Bola Voli Terhadap Perilaku Sosial Atlet... Kualitas Variabel Dampak Gaya Kepemimpinan Pelatih Olahraga Bola Voli Terhadap Perilaku Sosial Atlet di Klub Bahana Bina

Pakuan Bandung... Kualitas Komponen Komunikasi... Kualitas Komponen Kerjasama... Kualitas Komponen Saling Menghargai... Kualitas Komponen Disiplin...

36 37 42 44 48 48 50 50 52 52 53 54 54


(8)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram Halaman

4.1 Perilaku Sosial Atlet Yang Mengikuti Latihan Bola Voli di Klub


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 2

3

4

5 6 7

8 9 10

Hasil Wawancara... Observasi Angket Mengenai Gaya Kepemimpinan Pelatih Olahraga Bola Voli di klub Bahana Bina Pakuan Bandung... Data Hasil Observasi Angket Mengenai Gaya Kepemimpinan Pelatih Olahraga Bola Voli di Klub Bahana Bina Pakuan Bandung... Angket Mengenai Dampak Gaya Kepemimpinan Pelatih Olahraga Bola Voli Terhadap Perilaku Sosial Atlet……… Data Angket Untuk Pengujian Validitas Tentang Perilaku Sosial Atlet…… Uji Validitas Butir Soal Angket Validitas Tentang Perilaku Sosial Atlet… Data Hasil Penyebaran Angket Sesungguhnya dari Variabel Perilaku Sosial Pada Atlet Bola Voli Klub Bahana Bina Pakuan Bandung…………

Daftar Tabel Product Moment……….

Nilai Persentil untuk Distribusi t……….

Dokumentasi Penelitian………..

63

65

67

69 73 76

80 82 83 84


(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Permainan bola voli di Indonesia merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak digemari masyarakat, karena dapat dilakukan oleh anak-anak hingga orang dewasa, baik laki-laki maupun perempuan, serta dapat dimainkan di lapangan terbuka atau lapangan tertutup. Selanjutnya olahraga bola voli tumbuh dan berkembang ke seluruh penjuru dunia sampai Indonesia. Fakta membuktikan bahwa saat ini bola voli menduduki peringkat kedua pada deretan olahraga-olahraga paling digemari, setelah sepak bola. Tak heran bila permainan yang terutama menggunakan tangan ini dimainkan hampir semua kalangan dari masyarakat pedesaan sampai perkotaan.

Menyikapi perkembangan permainan bola voli dari masa ke masa semakin meningkat dikarenakan permainan bola voli memliki tujuan yang relatif beragam, selain untuk meningkatkan kebugaran jasmani bagi para pelakunya, permainan bola voli memiliki tujuan sebagai olahraga rekreasi, olahraga pendidikan dan olahraga bola voli dapat menjadi olahraga prestasi. Bola voli sebagai olahraga prestasi mendapat perhatian yang relatif besar dari masyarakat yang ditunjukkan dengan dukungan dan pembinaan melalui berbagai wadah yang salah satunya adalah klub-klub bola voli. Wadah pembinaan olahraga permainan bola voli yang bermunculan di daerah-daerah merupakan wujud kepedulian masyarakat terhadap perkembangan bola voli dan upaya pencapaian terhadap prestasi yang setinggi-tingginya.

Seiring dengan pesatnya perkembangan olahraga bola voli di dunia dan di Indonesia, maka yang perlu diperhatikan oleh pelatih dan pembina olahraga bola voli dalam meningkatkan prestasi atlet secara maksimal adalah memberdayakan kemampuan fisik, kemampuan teknik, taktik dan psikis atau mental. Tentang hal tersebut Harsono (1988: 100) mengatakan bahwa: “Untuk membantu atlet meningkatkan keterampilan dan prestasinya semaksimal mungkin, ada empat aspek yang perlu diperhatikan dan dilatih secara seksama oleh atlet, yaitu latihan


(11)

fisik, teknik, taktik, dan mental.” Maka, untuk dapat bermain bola voli dengan baik, seorang pemain harus berlatih secara teratur, terencana dan harus memperhatikan empat aspek latihan yang harus dikembangkan dan ditingkatkan dalam kualitasnya, yaitu aspek fisik, teknik, taktik dan mental.

Keadaan ini tentu saja tidak terlepas dari banyaknya faktor kendala yang harus ditelusuri secara cermat dan menyentuh aspek-aspek keilmuan. Peranan IPTEK dan sistem berlatih yang terus-menerus berkembang serta penggunaan fasilitas yang modern akan berpengaruh terhadap pencapaian prestasi maksimal. Berkenaan dengan itu, maka fungsi dan peranan pelatih atau pembina, sarana dan prasarana olahraga adalah penting dalam proses dan pencapaian keberhasilan misi pembinaan dan pelatihan itu sendiri. Begitu pula dalam hal pembinaan prestasi cabang olahraga bola voli masih perlu ditingkatkan, misalnya; peningkatan kualitas kepelatihan, manajemen kepelatihan olahraga, peningkatan dalam pengadaan sarana dan prasarana latihan.

Keberhasilan dalam penampilan olahraga terjadi apabila olahragawan terampil, berpengetahuan dan sehat jasmani maupun rohaninya dengan wawasan kejiwaan yang tepat. Dengan kata lain, bahwa setiap olahragawan atau atlet harus memiliki keterampilan, pengetahuan khususnya bidang olahraga yang digelutinya, memiliki kemampuan fisik yang baik dan kemampuan dalam mengendalikan dirinya yang berkaitan dengan mental. Penampilan olahraga banyak ditentukan oleh fakor mental atau psikologis dan biomekanis yang kompleks. Untuk meningkatkan prestasi atlet tersebut, pelatih memiliki peranan penting dalam membina atletnya. Berkenaan hal ini, Harsono (1988: 31) menjelaskan bahwa:

Tugas pelatih sangat luas dan tidak terbatas pada tugas meningkatkan prestasi atlet saja, akan tetapi juga dalam memperkembangkan segi-segi moral atlet. Oleh karena itu, kecuali tugasnya sebagai pelatih, dia juga berperan sebagai seorang pendidik, seorang guru, bapak dan teman sejati.

Atas dasar penjelasan di atas, maka pelatih bukan sekedar instruktur olahraga yang memberitahukan kepada atlet tentang cara-cara untuk melakukan gerakan tertentu dalam olahraga. Pelatih juga merupakan tokoh panutan, guru, pembimbing, pendidik, pemimpin bahkan tak jarang menjadi tokoh model bagi


(12)

3

atletnya. Dengan kata lain atlet cenderung untuk meniru hal-hal yang dilakukan atau dikerjakan oleh pelatihnya.

Di dalam aktivitas olahraga, pelatih merupakan figur yang erat kaitannya dengan proses kepelatihan (coaching). Pelatih merupakan salah satu unsur penting di dalam mengungkap segenap potensi yang dimiliki oleh atletnya melalui proses latihan. Cermin kepribadian pelatih terlihat dari kemampuan dalam mengeluarkan ide-ide baru, memiliki karakter dalam memberikan penjelasan dan pemahaman ketika melatih dan perilakunya dalam melaksanakan tugas sebagai pelatih untuk membina dan mengembangkan potensi atletnya. Oleh karena itu, pelatih dituntut memiliki kreativitas dan interprestasi yang berlandaskan pada relevansi dan informasi baru ilmu kepelatihan olahraga.

Banyak cara pendekatan dilakukan pelatih dalam merealisasikan program yang telah disusun, antara lain yaitu melalui gaya kepemimpinan yang merupakan cara kerja yang biasa dilakukan sebagai kekhasan dari seseorang pelatih. Dengan kata lain, gaya kepemimpinan merupakan pola tingkah laku atau strategi yang dilakukan oleh seorang pelatih dalam proses mengarahkan para atlet. Menurut Harsono (1988: 34) menjelaskan bahwa:

Ada empat jenis gaya kepemimpinan yang standar dan yang dianut oleh para pelatih, yaitu: a) gaya authoritarian (otokratis, otoriter), b) gaya demokratis, c) gaya yang lebih memperhatikan anak buah/atlet

(people-centered) dan d) gaya yang lebih menekankan pada tugas (task-oriented).

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat digambarkan bahwa setiap pelatih mempunyai gaya kepemimpinan tersendiri, ini dikarenakan setiap pelatih mempunyai kepribadian yang berbeda dan strategi untuk mencapai tujuan yang berbeda pula. Gaya kepemimpinan tersebut akan tercermin dari cara pelatih membina dan melatih atletnya dalam meningkatkan prestasi. Keberhasilan dalam dunia olahraga banyak dipengaruhi oleh macam-macam gaya seorang pelatih dalam membina tim atau klubnya. Banyak pelatih yang berhasil dan sukses dalam membawa timnya sampai juara dengan mengunakan gayanya masing-masing. Dalam penelitian ini difokuskan pada gaya kepemimpinan pelatih yang


(13)

Gaya kepemimpinan otoriter (authoritarian) merupakan gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh pelatih yang otoriter tersebut, sedangkan para atlet hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan. Dengan kata lain, gaya kepemimpinan pelatih yang

authoritarian, komunikasi antara pelatih dan atlet hanya satu arah. Gaya memerintah dimana pelatih sendiri yang membuat keputusan, peran atlet hanya merespon perintah pelatih.

Dalam dunia olahraga banyak pelatih yang sukses dalam memimpin dan membina atletnya dengan berbagai macam gaya kepemimpinannya. Berkaitan dengan gaya kepemimpinan pelatih bola voli yang authoritarian terdapat aspek-aspek sosial. Oleh karena itu, dalam kegiatan latihan olahraga bola voli atlet tidak saja dilatih tentang aspek kognitif dan psikomotorik, namun atlet dilatih juga mengenai aspek afektif, yaitu hal-hal yang berkenaan dengan perilaku dan sikap. Selain itu melalui kegiatan latihan olahraga bola voli terjadi interaksi di antara atlet, kepatuhan terhadap aturan, ikatan emosional antara atlet, tujuan bersama, dan lain sebagainya. Perilaku sosial individu akan terbentuk sejalan dengan proses pertumbuhan dan perkembangannya. Selain itu aspek pembawaan dan aspek lingkungan berperan sekali dalam proses pembentukan perilaku sosial individu.

Mengenai definisi prilaku sosial, Mar’at (1981: 171) menjelaskan bahwa: ”Perilaku merupakan tingkah laku yang bersifat umum. Perilaku sosial erat hubungannya dengan kebiasaan, pendapat umum, dan penilaian terhadap norma

yang telah disepakati”. Perilaku secara umum akan terbentuk dari beberapa komponen dasar. Mengenai komponen pembentuk perilaku sosial Mar’at (1981:

13) menjelaskan sebagai berikut: ”a) Komponen kognisi yang berhubungan dengan belief, ide dan konsep, b) Komponen afeksi yang berhubungan dengan emosional seseorang, dan c) Komponen konatif merupakan kecenderungan

bertingkah laku.”

Berdasarkan pendapat tersebut dapat dijelaskan bahwa komponen kognisi berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan bagaimana orang mempersepsi objek sikap. Komponen afeksi


(14)

5

berhubungan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap yang terdiri dari seluruh perasaan atau emosi seseorang terhadap objek, terutama penilaian. Sedangkan komponen konatif berkaitan dengan kecenderungan untuk berperilaku terhadap objek sikap. Komponen ini menunjukkan intensitas sikap, yaitu menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku seseorang terhadap objek sikap. Mengenai penjelasan tersebut, bahwa komponen-komponen perilaku mengisyaratkan perilaku merupakan sesuatu totalitas sikap yang saling melengkapi dan tercermin dalam perilaku individu terhadap suatu objek tertentu.

Hasil observasi penulis terhadap pelatih olahraga bola voli klub Bahana Bina Pakuan Bandung memakai gaya kepemimpinan pelatih yang authoritarian, oleh karena perilaku pelatih yang melibatkan ketergantungan dalam pengambilan keputusan dan yang menekankan pada kekuasaannya, segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh, menggunakan kekuasaan untuk mengendalikan orang lain, berusaha agar para atlet atau pemain dapat menjalankan tugas gerak yang diintruksikannya dan menghukum atlet atau pemain yang tidak menuruti perintahnya. Dari uraian di atas, maka kegiatan latihan olahraga bola voli dengan gaya kepemimpinan pelatih yang authoritarian diharapkan dapat membentuk perilaku sosial atlet yang positif. Dengan adanya kegiatan latihan tersebut, diharapkan terjadi proses sosialisasi, karena pada saat atlet mengikuti kegiatan latihan olahraga bola voli atlet berkumpul, atlet belajar/berlatih menilai kemampuan seseorang secara realistik, atlet belajar bergaul dan berusaha bekerjasama dengan atlet lain. Selain itu, indikasi lain atlet dapat menghargai orang lain, mempercayai orang lain, menghormati terhadap pelatih maupun atlet lain. Sehingga, pengaruh latihan olahraga bola voli diharapkan dapat merubah prilaku sosial ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu, perlu adanya suatu penelitian yang dapat dijadikan suatu informasi bagi para pelatih dalam menerapkan keperibadiannya dalam cabang olahraga bola voli. Bertitik tolak pada permasalahan di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang dampak gaya kepemimpinan pelatih terhadap perilaku sosial atlet cabang olahraga bola voli.


(15)

B. Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis memfokuskan masalah dalam pertanyaan penelitian adalah Bagaimana dampak gaya kepemimpinan pelatih yang authoritarian terhadap perilaku sosial atlet bola voli klub Bahana Bina Pakuan Bandung?

C. Tujuan Penelitian

Bertitik tolak pada rumusan masalah, maka tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dampak gaya kepemimpinan pelatih yang authoritarian terhadap perilaku sosial atlet bola voli klub Bahana Bina Pakuan Bandung.

D. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan atau manfaat penelitian ini sebagai berikut:

1. Secara teoretis

a. Dapat dijadikan sumbangan keilmuan bagi peneliti maupun para pembaca pada umumnya tentang dampak gaya kepemimpinan pelatih olahraga bola voli terhadap perilaku sosial atlet.

b. Dapat dijadikan pedoman bagi para pelatih dan pembina olahraga khususnya cabang olahraga bola voli sebagai salah satu pertimbangan gaya kepemimpinan pelatih cabang olahraga bola voli dalam proses latihan dalam merubah perilaku sosial atlet yang positif dan prestasi atlet.

c. Dapat dijadikan referensi ilmiah, pengembangan ilmu pengetahuan dan kepustakaan guna mengembangkan gaya kepemimpinan pelatih olahraga bola voli serta sebagai bahan pemikiran dan informasi bagi FPOK UPI berkaitan dengan mata kuliah ilmu kepelatihan olahraga (coaching).

2. Secara praktis

a. Dapat dijadikan pedoman bagi peneliti maupun para pembaca pada umumnya dalam proses pelatihan mengenai dampak gaya kepemimpinan pelatih olahraga bola voli terhadap perilaku sosial atlet bola voli klub Bahana Bina Pakuan Bandung.


(16)

7

b. Dapat dijadikan pedoman bagi para pelatih dan pembina cabang olahraga bola voli dalam upaya meningkatkan kualitas dan produktivitas sumber daya manusia (atlet) terutama gaya kepemimpinan pelatih olahraga dalam memberikan program latihan yang lebih efektif dalam merubah perilaku sosial atlet ke arah yang lebih baik.

c. Dapat dijadikan acuan bagi semua kalangan insan pecinta olahraga, baik pelatih, atlet ataupun lembaga terkait dan mahasiswa FPOK UPI dalam upaya pengembangan ilmu kepelatihan olahraga serta sebagai sumbangan pengetahuan bagi para pelatih cabang olahraga bola voli dalam merubah perilaku sosial atlet yang positif dan prestasi atlet bola voli.

E. Batasan Penelitian

Agar penelitian ini tidak terlalu luas, peneliti berupaya membuat batasan penelitian sebagai berikut:

1. Ruang lingkup penelitian ini mengarah pada dampak gaya kepemimpinan pelatih terhadap perilaku sosial atlet cabang olahraga bola voli.

2. Perilaku sosial atlet dibatasi pada komunikasi, kerjasama, saling menghargai dan disiplin.

3. Gaya kepemimpinan pelatih olahraga bola voli dibatasi pada gaya kepemimpinan otoriter (authoritarian).

4. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

5. Populasi dalam penelitian ini adalah para atlet bola voli klub Bahana Bina Pakuan Bandung, sebanyak 15 orang.

F. Pembatasan Istilah

Untuk mendapat data yang diperlukan, maka penulis memberikan penjelasan mengenai istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Gaya kepemimpinan menurut Toha (2003: 167) adalah suatu pola perilaku yang konsisten yang ditunjukkan oleh pemimpin dan diketahui pihak lain ketika pemimpin berusaha mempengaruhi kegiatan-kegiatan orang lain.


(17)

2. Pelatih menurut Pate, Rotella and McClenaghan yang diterjemahkan oleh Dwijowinoto (1993: 5) adalah seorang profesional yang tugasnya membantu olahragawan dan tim dalam memperbaiki penampilan olahraga.

3. Gaya otokratik menurut Harsono (1988: 35) yaitu sifatnya perintah dan menuntut agar perintah-perintahnya dipatuhi dan diselesaikan sesuai dengan kehendaknya.

4. Perilaku sosial menurut Mar’at (1981: 171) adalah tingkah laku yang bersifat umum. Perilaku sosial erat hubungannya dengan kebiasaan, pendapat umum dan penilaian terhadap suatu norma yang telah disepakati.

5. Permainan bola voli menurut Kosasih (1993: 123) adalah permainan beregu, tetapi meskipun demikian kemampuan perorangan yang tinggi akan memudahkan menggalang kerjasama.

G. Anggapan Dasar Penelitian

Anggapan dasar adalah suatu pendapat yang telah diyakini kebenarannya dan telah dijadikan titik tolak penelitian dalam memecahkan masalah. Arikunto menjelaskan (2002: 17) bahwa: ”Anggapan dasar adalah suatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang berfungsi sebagai hal-hal yang dipakai untuk

tempat berpijak pada penelitian dalam melaksanakan penelitian.” Adapun anggapan dasar dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Dalam setiap kegiatan pelatihan olahraga dibutuhkan seorang pelatih yang tidak saja berlatar belakang sebagai atlet tetapi juga memiliki atau menguasai disiplin ilmu keolahragaan. Bahkan dewasa ini dituntut seorang pelatih yang dapat mengaplikasikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam proses pelatihan atlet. Keberhasilan dalam dunia olahraga banyak dipengaruhi oleh macam-macam gaya seorang pelatih dalam membina tim atau klubnya. Banyak pelatih yang berhasil dan sukses dalam membawa timnya sampai juara dengan mengunakan gayanya masing-masing. Oleh karena itu, keberhasilan seorang pelatih meraih prestasi puncak dalam bidang olahraga ditentukan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah faktor gaya kepemimpinannya dalam melatih.


(18)

9

Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang diperlukan oleh seorang pelatih untuk mencoba mempengaruhi perilaku atletnya. Pelatih memainkan banyak peran, gaya kepemimpinan yang konsisten diharapankan akan membawa atlet lebih percaya dan bersemangat dengan apa yang diterapkan dalam pertandingan. Oleh karena itu, kepemimpinan merupakan hal yang sangat penting dalam keberhasilan atlet dan timnya, dengan demikian pemimpin merupakan kunci pembuka bagi suksesnya organisasi atau tim. Gaya kepemimpinan pelatih olahraga bola voli yang dimaksud dalam penelitian ini difokuskan pada gaya kepemimpinan otoriter (authoritarian).

Gaya kepemimpinan otoriter (authoritarian) merupakan kepemimpinan yang memusatkan diri pada pelatih sebagai penentu segala-galanya dalam suatu tim. Menurut Siagian (1999: 208) menjelaskan bahwa: “Otokrasi yaitu gaya kepemimpinan yang mengarah kepada pengambilan keputusan tergantung kepada

pemimpinnya sendiri.” Dari penjelasan tersebut, dapat dideskripsikan bahwa gaya kepemimpinan otoriter merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan cara segala kegiatan yang akan dilakukan diputuskan oleh pemimpin semata-mata.

Dilihat dari persepsinya seorang pemimpin yang otokratik adalah seorang yang sangat egois. Seorang pemimpin yang otoriter akan menunjukkan sikap yang menonjol keakuannya. Menurut Harsono (1988: 35) menjelaskan bahwa:

Karakteristik pelatih dengan gaya authoritarian atau otoriter pada umumnya adalah:

a) Lebih banyak menggunakan gaya otoriter dalam pembinaan atlit,

b) Sifatnya perintah dan menuntut agar perintah-perintahnya dipatuhi dan diselesaikan sesuai dengan kehendaknya,

c) Bertindak kurang manusiawi dan kurang acuh akan hubungan yang akrab dan hangat dengan pelatih,

d) Menentukan sendiri tugas-tugas, dan bagaimana tugas-tugas itu harus dilaksanakan dan diselesaikan,

e) Menghukum atlet yang tidak menuruti perintahnya.

Sepintas gaya kepemimpinan otoriter terlihat efektif, karena dalam setiap intruksi dan perintah pelatih, atlet dituntut harus melakukannya secara terorganisasi. Gaya kepemimpinan otoriter dapat menjadi efektif bilamana pelatih


(19)

menjadikan kemenangan sebagai tujuan utama dan bilamana gaya otoriternya tidak mematahkan semangat atau motivasi para atletnya. Keuntungan yang didapat dalam penerapan gaya kepemimpinan ini adalah kecepatan dan ketegasan dalam pembuatan keputusan dan bertindak, sehingga untuk sementara mungkin produktivitasnya dapat meningkat. Meskipun demikian, penerapan gaya kepemimpinan otoriter dapat menimbulkan kerugian, antara lain suasana menjadi kaku, tegang, mencekam, menakutkan, sehingga berakibat lebih lanjut timbulnya ketidakpuasan. Selain itu juga pelatih yang otoriter bertindak sangat direktif dan tidak memberikan kesempatan timbulnya partisipasi.

Dalam proses latihan cabang olahraga bola voli yang dilakukan oleh para atlet mempunyai nilai penting dalam proses perubahan dan pembentukan perilaku sosialnya, oleh karena proses sosialisasi merupakan proses yang mendasari terjadinya perubahan dan pembentukan perilaku sosial. Artinya bahwa terbentuknya prilaku sosial ditentukan oleh keberhasilan proses sosialisasi yang dilakukan seseorang yang ditunjang oleh lingkungan dimana proses sosialisai itu berlangsung. Oleh karena, melalui kegiatan latihan olahraga bola voli yang dilakukan dalam bentuk permainan mengandung nilai-nilai sosial di antaranya; persaingan, kerjasama, sportivitas, tanggung jawab, kedisiplinan, keberanian, sanksi terhadap suatu pelanggaran dan menghargai kemampuan orang lain.

Kegiatan latihan olahraga bola voli yang dilakukan atlet dapat membentuk watak dan membina hubungan sosial dengan orang lain khususnya teman-teman sebaya di lingkungannya. Oleh karena itu, melalui kegiatan latihan olahraga bola voli dengan gaya kepemimpinan pelatih yang authoritarian memungkinkan atlet untuk dapat mengembangkan dirinya, termasuk perilaku sosialnya. Dengan memiliki perilaku sosial yang baik akan memberikan gambaran bahwa tingkah laku sosialnya akan baik pula. Hal ini akan memberikan kemudahan bagi individu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial dimana individu berada. Jadi perilaku sosial merupakan tindakan seseorang terhadap objek sosial yang mengacu kepada sistem sosial yang berlaku. Atas penjelasan tersebut, maka perilaku sosial sebagai landasan seseorang dalam melakukan aktivitas untuk bertindak terhadap objek sosial. Dengan demikian, kegiatan latihan olahraga bola


(20)

11

voli dengan gaya kepemimpinan pelatih yang authoritarian diharapkan dapat memberikan dampak yang baik terhadap pembentukan perilaku sosial atlet.

Berdasarkan uraian di atas, dapat digambarkan bahwa kepemimpinan otoriter dapat diterima dan dibenarkan bilamana manifestasinya berupa pemakaian kekuasaan dan kewenangan untuk memerintahkan patuh dan taat dalam melaksanakan setiap petunjuk dan intruksi pelatih. Artinya, hubungan pelatih dengan atlet berkaitan dengan derajat kualitas emosi dari hubungan tersebut, mencakup tingkat keakraban dan penerimaan atlet terhadap pelatihnya. Semakin yakin dan percaya atlet kepada pelatihnya, semakin efektif atlet dalam mencapai tujuannya. Dalam hal ini, pembentukan perilaku sosial dapat ditingkatkan ke arah yang lebih baik oleh para atlet bola voli.


(21)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam suatu penelitian perlu menetapkan suatu metode yang sesuai dan dapat membantu mengungkapkan suatu rumusan masalah. Keberhasilan suatu penelitian ilmiah tidak akan lepas dari metode yang digunakan dalam penelitian tersebut. Masalah yang akan diteliti serta tujuan yang ingin dicapai dalam suatu penelitian akan menentukan penggunaan metode penelitian. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif. Mengenai metode deskriptif dijelaskan pula oleh Ibrahim dan Sudjana (2004: 64) sebagai berikut:

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa kejadian yang terjadi pada saat sekarang. Dengan perkataan lain, penelitian deskriptif mengambil masalah atau memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan.

Pendapat di atas, memberikan makna bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian dengan tujuan untuk menggambarkan suatu peristiwa pada saat sekarang yang nampak dalam suatu situasi. Tentang metode deskriptif dijelaskan oleh Surakhmad (1998: 140) terutama mengenai ciri-cirinya sebagai berikut:

1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah-masalah yang aktual.

2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa (karena itu metode ini sering pula disebut metode analitik). Berdasarkan kutipan di atas maka metode deskriptif adalah suatu metode yang berusaha menggambarkan, menjelaskan, dan melukiskan situasi berupa gejala, kejadian yang ada pada masa sekarang. Sedangkan berdasarkan ciri-ciri metode deskriptif tersebut dapat digambarkan bahwa dalam penelitian ini data yang diperoleh itu dikumpulkan, disusun, dijelaskan dan dianalisisi, hal ini untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai dampak gaya kepemimpinan pelatih terhadap perilaku sosial atlet cabang olahraga bola voli.


(22)

33

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi merupakan bagian terpenting dari sebuah penelitian. Ketelitian di dalam menentukan jumlah dari suatu populasi dan sampel akan menentukan keberhasilan suatu penelitian. Untuk memperoleh data yang kongkrit, maka memerlukan sumber data yang akan diperoleh dari populasi. Sudjana (1989: 6)

menjelaskan bahwa: “Populasi adalah totalitas yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitas dari karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan yang jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya.”

Beranjak dari kutipan tersebut, maka yang dimaksud populasi adalah sekumpulan unsur yang akan diteliti seperti sekumpulan individu, sekumpulan keluarga, dan sekumpulan unsur lainnya. Dari sekumpulan unsur tersebut diharapkan akan memperoleh informasi yang berguna untuk memecahkan masalah penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah para atlet bola voli klub Bahana Bina Pakuan Bandung, sebanyak 15 orang.

Sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki sifat dan karakter yang sama sehingga mewakili populasinya. Ibrahim dan Sudjana (2004: 161) menjelaskan bahwa: “Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi dengan menggunakan cara-cara tertentu.” Untuk penentuan jumlah sampel, tidak ada patokan yang standar untuk dijadikan acuan dalam menentukan sampel penelitian, akan tetapi untuk memilih sampel harus diketahui dahulu dari sifat populasinya. Nasution (2004: 134) menjelaskan bahwa: “Tidak ada aturan yang tegas tentang jumlah sampel yang dipergunakan atau suatu penelitian di populasi yang tersedia. Juga tidak ada batasan yang jelas apa yang dimaksud sampel besar dan kecil.”

Teknik pengambilan sampel dilakukan berdasarkan pada jumlah seluruh anggota populasi yaitu sebanyak 15 orang atlet bola voli klub Bahana Bina Pakuan Bandung, sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi (total

sampling). Ibrahim dan Sudjana (2004: 64) menjelaskan bahwa: “Sampling

seadanya dengan pengambilan sebagian dari populasi berdasarkan seadanya data,

maka dari itu jumlah tersebut dianggap telah mewakili populasi.” Dengan demikian, pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan melalui sampel


(23)

seadanya. Adapun sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah para atlet bola voli klub Bahana Bina Pakuan Bandung KU 17 – 18 tahun.

C. Alat Pengumpul Data

Untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian diperlukan alat yang disebut instrumen. Dalam penelitian ini penulis menggunakan angket sebagai alat pengumpul datanya. Sehubungan dengan angket atau kuesioner dijelaskan oleh Arikunto (2002: 124) bahwa: “Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui.” Angket dalam penelitian ini terdiri dari tiga bagian yang dijabarkan melalui variabel, komponen, dan indikator butir pernyataan yang dibuat merupakan gambaran dampak gaya kepemimpinan pelatih terhadap perilaku sosial atlet cabang olahraga bola voli.

Bentuk angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup. Angket ini bersifat tertutup, artinya angket ini disusun dengan pernyataan terbatas, tegas, kongkrit dan lengkap sehingga responden hanya memilih alternatif jawaban yang tersedia. Jawaban yang dikemukakan oleh responden didasarkan pada pendapatnya sendiri atau suatu hal yang dialaminya. Pembahasan dalam penelitian ini difokuskan pada dampak gaya kepemimpinan pelatih terhadap perilaku sosial atlet cabang olahraga bola voli.

Dalam mengidentifikasi perubahan perilaku dan pribadi seseorang dalam menjawab setiap pernyataan dari setiap butir soal yang disajikan, terlebih dahulu diketahui secara tepat (valid) dan dapat dipercaya (reliabel) dari alat pengumpulan datanya. Oleh karena, kecermatan penilaian dalam mempertimbangkan dan mengambil keputusan tergantung kepada tingkat ketepatan, kepercayaan, keobyektifan, dan kereprestantifan informasi yang didukung oleh data yang diperoleh di lapangan.

Kisi-kisi dalam penelitian ini mengacu pada pendapat para ahli yang berkaitan dengan perilaku sosial itu sendiri diantaranya adalah seperti yang tertera pada halaman 35.


(24)

35

a) Menurut Mar’at (1981: 171) menjelaskan bahwa:

Perilaku sosial adalah perilaku yang merupakan tingkah laku yang bersifat umum. Perilaku sosial ini erat hubungannya dengan kebiasaan umum, pendapat umum, keyakinan umum dan penilaian terhadap sesuatu norma yang telah di sepakati bersama.

b) Menurut Rusli Ibrahim (2001) dalam situs http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/ JUR.PEND.OLAHRAGA dijelaskan bahwa: “Perilaku sosial adalah suasana saling ketergantungan yang merupakan keharusan untuk menjamin keberadaan

manusia.”

c) Menurut Baron dan Byrne (1991) yang dikutip Rusli Ibrahim (2001) dalam situs http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR.PEND.OLAHRAGA dijelaskan

bahwa: “Perilaku sosial juga identik dengan reaksi seseorang terhadap orang lain. Perilaku itu ditunjukkan dengan perasaan, tindakan, sikap keyakinan,

kenangan atau rasa hormat terhadap orang lain.”

Berdasarkan beberapa penjelasan mengenai perilaku sosial, maka dapat disimpulkan bahwa perilaku sosial adalah perilaku yang relatif menetap yang diperlihatkan oleh individu di dalam berinteraksi dengan orang lain. Dengan kata lain, perilaku sosial merupakan sesuatu totalitas sikap yang saling melengkapi dan tercermin dalam perilaku individu terhadap suatu objek tertentu. Dalam penelitian ini yang akan dijadikan acuan dalam pembuatan pernyataan mengenai perilaku sosial atlet yang mengikuti latihan bola voli di klub Bahana Bina Pakuan Bandung diadobsi berdasarkan pendapat para ahli di atas, antara lain; komunikasi, kerjasama, saling menghargai dan disiplin. Adapun langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut:

1. Melakukan spesifikasi data. Maksudnya untuk menjabarkan ruang lingkup masalah yang akan diukur secara terperinci. Untuk lebih jelas dan memudahkan penyusunan spesifikasi data tersebut, maka penulis tuangkan dalam bentuk kisi-kisi yang tampak dalam Tabel 3.1 seperti yang tertera pada halaman 36.


(25)

Tabel 3.1

Kisi-kisi Tentang Dampak Gaya Kepemimpinan Pelatih Olahraga Bola Voli Terhadap Perilaku Sosial Atlet

Variabel Komponen Indikator No Soal

Positif Negatif

Perilaku Sosial 1. Komunikasi 2. Kerjasama 3. Saling Menghargai 4. Disiplin a. Kemampuan berkomunikasi b. Menjalin hubungan

dengan orang lain a. Tidak egois b. Tolong menolong a. Toleran

b. Memberi dan menerima pendapat

a. Pengatur tingkah laku b. Taat aturan dan perintah

7,15,23,31,39 3,11,19,27,35 45,53,61,69,77 1,9,17,25,33 43,51,59,67,75 47,55,63,71,79 5,13,21,29,37 41,49,57,65,73 48,56,64,72,80 44,52,60,68,76 4,12,20, 28,36 42,50,58,66,74 2,10,18,26,34 6,14,22,30,38 46,54,62,70,78 8,16,24,32,40

2. Penyusunan Angket

Indikator-indikator yang telah dirumuskan ke dalam bentuk kisi-kisi tersebut di atas selanjutnya dijadikan bahan penyusunan butir-butir pertanyaan atau soal dalam angket. Butir-butir pertanyaan atau soal tersebut dibuat dalam bentuk pernyataan-pernyataan dengan kemungkinan jawaban yang tersedia. Mengenai alternatif jawaban dalam angket, penulis menggunakan skala sikap yakni skala Likert. Ibrahim dan Sudjana (2004: 107) menjelaskan sebagai berikut: Skala Likert dinyatakan dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden, apakah pernyataan itu didukung atau ditolak, melalui rentangan nilai tertentu. Oleh sebab itu pernyataan yang diajukan ada dua kategori, yakni pernyataan positif dan pernyataan negatif. Salah satu skala sikap yang sering digunakan dalam penelitian pendidikan adalah skala Likert. Dalam skala Likert, pernyataan-pernyataan yang diajukan baik pernyataan positif maupun negatif dinilai subyek sangat setuju, setuju, tidak punya pilihan, tidak setuju dan sangat tidak setuju.

Berdasarkan uraian tentang alternatif jawaban dalam angket, penulis menetapkan kategori penyekoran sebagai berikut: Kategori untuk setiap butir pernyataan positif, yaitu Sangat Setuju = 5, Setuju = 4, Antara Setuju dan Tidak Setuju = 3, Tidak Setuju = 2 dan Sangat Tidak Setuju = 1. Kategori untuk setiap


(26)

37

butir pernyataan negatif, yaitu Sangat Setuju = 1, Setuju = 2, Ragu-ragu = 3, Tidak Setuju = 4 dan Sangat Tidak Setuju = 5. Kategori penyekoran tampak dalam Tabel 3.2.

Tabel 3.2

Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban

Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban Positif Negatif

Sangat Setuju Setuju

Antara Setuju dan Tidak Setuju Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

5 4 3 2 1

1 2 3 4 5

Perlu dijelaskan bahwa dalam menyusun pernyataan-pernyataan agar responden dapat menjawab salah satu alternatif jawaban tersebut, maka pernyataan-pernyataan itu disusun dengan berpedoman pada penjelasan Surakhmad (1998: 184) sebagai berikut:

1. Rumuskan setiap pernyataan sejelas-jelasnya dan seringkas-ringkasnya. 2. Mengajukan pernyataan-pernyataan yang memang dapat dijawab oleh

responden, pernyataan mana yang tidak menimbulkan kesan negatif. 3. Sifat pernyataan harus netral dan obyektif.

4. Mengajukan hanya pernyataan yang jawabannya tidak dapat diperoleh dari sumber lain.

5. Keseluruhan pernyataan dalam angket harus sanggup mengumpulkan kebulatan jawaban untuk masalah yang kita hadapi.

Dari uraian tersebut, maka dalam menyusun pernyataan dalam angket ini harus bersifat jelas, ringkas dan tegas. Pernyataan-pernyataan angket penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 3.

D. Prosedur Pelaksanaan Pengambilan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan alat yang benar-benar dapat mengukur apa yang hendak diukur, dengan menggunakan instrumen penelitian akan memperolah data yang merupakan hasil pengetesan. Dalam penelitian ini


(27)

penulis menggunakan angket sebagai alat pengumpul datanya. Bentuk angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup. Oleh karena angket ini bersifat tertutup artinya angket ini disusun dengan pernyataan tegas, kongkrit dan lengkap sehingga responden hanya memilih alternatif jawaban yang tersedia.

Pelaksanaan penelitian merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui pelaksanaan penelitian, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Adapun sistematika prosedur pelaksanaan pengambilan data yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

 Angket penelitian mengenai dampak gaya kepemimpinan pelatih terhadap perilaku sosial atlet cabang olahraga bola voli.

 Prosedur Umum

- Penjelasan: dalam pelaksanaan tes angket penelitian mengenai dampak gaya kepemimpinan pelatih terhadap perilaku sosial atlet cabang olahraga bola voli, testor memberikan penjelasan mengenai tata cara pengisian angket penelitian. Tes ini bertujuan sebagai penunjang untuk mengetahui dampak perilaku sosial atlet, oleh karena itu setiap orang coba harus mengisi angket secara maksimal sesuai dengan pengetahuan dan pengalamannya selama mengikuti latihan di klub Bahana Bina Pakuan Bandung.

- Dalam pelaksanaan pengisian angket penelitian dibantu oleh testor (pengetes) yang terdiri dari dua orang yakni pelatih bola voli dan mantan atlet atau pemain bola voli. Kualifikasi testor dalam pelaksanaan pengisian angket penelitian pada penelitian ini adalah lulusan S-1 di bidang olahraga, mengetahui dan memahami cara pengisian angket penelitian. Adapun dua testor yang memutuskan kebenaran pengisian angket penelitian adalah sebagai berikut:

1) Syahrul Akbar adalah assisten pelatih bola voli di klub Bahana Bina Pakuan Bandung.

2) Tubagus Iwan adalah mahasiswa FPOK UPI Program Studi Pendidikan Kepelatihan angkatan 2009.


(28)

39

- Pemberian contoh: peneliti atau testor memberikan contoh pengisian angket penelitian sesuai dengan prosedur khusus dalam pelaksanaan pengambilan data mengenai dampak gaya kepemimpinan pelatih terhadap perilaku sosial atlet cabang olahraga bola voli.

 Prosedur Khusus

- Tujuan : Untuk mengetahui dampak perilaku sosial atlet. - Alat : Alat tulis dan angket penelitian.

- Pelaksanaan :

 Orang coba dalam posisi duduk yang nyaman.

 Testor atau peneliti membagikan atau menyebarkan kuisioner kepada orang coba.

 Orang coba siap untuk melakukan pengisian angket penelitian.

 Setelah orang coba siap, maka orang coba melakukan pengisian angket penelitian sesuai dengan durasi waktu selama 60 menit.

 Tata cara pengisian angket dengan memberikan jawaban dengan tanda

check list (  ) pada salah satu alternatif jawaban yang tersedia sesuai pendapat orang coba.

 Setelah waktu selesai, maka orang coba berhenti melakukan pengisian angket penelitian dan angket penelitian dikumpulkan kembali pada testor atau peneliti.

 Orang coba diberi satu kali kesempatan untuk melakukan pengisian angket penelitian.

- Catatan:

 Selama pengisian angket berlangsung orang coba tidak boleh melihat atau mencontek, bahkan bekerjasama dengan orang coba lainnya.  Pengisian angket penelitian yang dilakukan oleh setiap orang coba

disesuaikan dengan pengetahuan dan pengalamannya selama mengikuti latihan di klub Bahana Bina Pakuan Bandung.

 Hasil pengisian angket dari orang coba ini tidak akan mempengaruhi penilaian terhadap kemampuan dan akan terjaga kerahasiaannya.


(29)

 Tes dikatakan sukses apabila orang coba mampu melakukan pengisian angket penelitian sesuai pelaksanaan yang telah ditentukan pada prosedur khusus.

 Tes dinyatakan gagal apabila;

1. Orang coba tidak mampu mengerjakan seluruh butir soal angket penelitian sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

2. Orang coba tidak memilih dari salah satu alternatif jawaban pada setiap butir soal pada angket penelitian.

3. Orang coba memilih dua atau lebih alternatif jawaban pada setiap butir soal pada angket penelitian.

- Penilaian : Skor yang diperoleh orang coba adalah hasil jawaban dari setiap butir soal dalam angket penelitian dicatat sebagai data penelitian. Mengenai alternatif jawaban dalam angket, peneliti menggunakan skala Likert dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Untuk pernyataan positif: SS = 5, S = 4, R = 3, TS = 2 dan STS = 1 b. Untuk pernyataan negatif: SS = 1, S = 2, R = 3, TS = 4 dan STS = 5

Keterangan:

SS : Sangat Setuju S : Setuju

R : Ragu-ragu (Antara Setuju dan Tidak Setuju) TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju E. Uji Coba Angket

Angket yang telah disusun harus diuji untuk mengukur tingkat validitasnya dan reliabilitas dari setiap butir pernyataan-pernyataan. Dari uji coba angket akan diperoleh sebuah angket yang memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai pengumpul data dalam penelitian ini. Uji coba angket ini diberikan pada para atlet ekstrakurikuler bola voli SMA Kartika XIX – 1 Bandung, sebanyak 20 orang yang dilaksanakan pada tanggal 10 – 11 April 2013. Angket tersebut Sebelum para sampel mengisi angket tersebut, penulis memberikan penjelasan mengenai cara-cara pengisiannya.


(30)

41

1. Menentukan Validitas Instrumen

Langkah-langkah dalam mengolah data untuk menentukan validitas instrumen tersebut adalah sebagai berikut:

a. Data yang diperoleh dari hasil uji coba dikumpulkan dan dipisahkan antara skor tertinggi dan terendah

b. Menentukan 50% responden yang memperoleh skor tinggi dan 50% yang memperoleh skor rendah.

c. Kelompok yang terdiri dari responden yang memperoleh skor tinggi disebut kelompok atas. Sedangkan kelompok yang terdiri dari responden yang memperoleh skor rendah disebut kelompok bawah.

d. Mencari nilai rata-rata (X) setiap butir dengan rumus dari Sudjana (1989: 62) sebagai berikut:

Keterangan:

X : Nilai rata-rata yang dicari Xi : Jumlah skor

n : Jumlah responden

e. Mencari simpangan baku (S) setiap butir pernyataan dari Sudjana (1989: 94) dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

S : Simpangan baku yang dicari

(X – X)2 : Jumlah hasil penguadratan nilai skor dikurangi rata-rata n – 1 : Jumlah sampel dikurangi satu

f. Mencari variansi gabungan (S2) untuk setiap butir pernyataan kelompok atas dan kelompok bawah dari Sudjana (1989: 232) dengan rumus sebagai berikut:

Xi

X = n

(X– X)2 S =

n - 1

(n1-1) Si2 + (n2 -1) S22

S2 =


(31)

Keterangan:

S2 : Varians gabungan

S1 : Simpangan baku kelompok satu

S2 : Simpangan baku kelompok dua

n : Sampel

g. Mencari nilai thitung untuk setiap butir pernyataan dari Sudjana (1989: 233)

dengan rumus sebagai berikut:

2 2 2 1 2 1 2 1 n S n S X X t    Keterangan:

S : Simpangan baku n : Jumlah Sampel

X1 : Rata-rata Kelompok atas

X2 : Rata-rata Kelompok bawah

Dalam menentukan valid tidaknya sebuah butir pernyataan tes dilakukan pendekatan signifikansi, yaitu jika thitung lebih besar dari ttabel (0.95) dengan α = 0.05

dan derajat kebebasan (dk = 20 – 2 = 18) = 1.73, maka dinyatakan pernyataan tersebut dapat digunakan sebagai alat pengumpul data, tetapi jika sebaliknya, jika thitung lebih kecil dari ttabel maka pernyataan tersebut tidak signifikan, dengan kata

lain pernyataan tersebut tidak dapat dijadikan sebagai alat pengumpul data. Untuk lebih jelasnya mengenai hasil penghitungan validitas dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3

Hasil Pengujian Validitas Instrumen Tentang Perilaku Sosial Atlet No. Soal thitung ttabel Keterangan No. Soal thitung ttabel Keterangan

1 2.08 1.73 Valid 41 1.77 1.73 Valid

2 1.96 1.73 Valid 42 1.83 1.73 Valid

3 1.45 1.73 Tidak Valid 43 1.79 1.73 Valid

4 1.91 1.73 Valid 44 2.20 1.73 Valid

5 2.00 1.73 Valid 45 2.08 1.73 Valid

6 1.78 1.73 Valid 46 0.44 1.73 Tidak Valid

7 1.41 1.73 Tidak Valid 47 1.80 1.73 Valid

8 1.76 1.73 Valid 48 2.03 1.73 Valid

9 1.91 1.73 Valid 49 1.80 1.73 Valid

10 2.14 1.73 Valid 50 1.87 1.73 Valid

11 1.94 1.73 Valid 51 0.49 1.73 Tidak Valid

12 1.87 1.73 Valid 52 1.87 1.73 Valid

13 2.05 1.73 Valid 53 1.81 1.73 Valid


(32)

43

15 1.87 1.73 Valid 55 1.95 1.73 Valid

16 0.91 1.73 Tidak Valid 56 2.12 1.73 Valid

17 1.89 1.73 Valid 57 0.49 1.73 Tidak Valid

18 1.97 1.73 Valid 58 2.08 1.73 Valid

19 0.49 1.73 Tidak Valid 59 1.01 1.73 Tidak Valid

20 1.84 1.73 Valid 60 0.43 1.73 Tidak Valid

21 2.08 1.73 Valid 61 0.27 1.73 Tidak Valid

22 1.83 1.73 Valid 62 1.90 1.73 Valid

23 2.31 1.73 Valid 63 1.36 1.73 Tidak Valid

24 2.00 1.73 Valid 64 2.02 1.73 Valid

25 2.12 1.73 Valid 65 2.14 1.73 Valid

26 0.27 1.73 Tidak Valid 66 2.05 1.73 Valid

27 1.95 1.73 Valid 67 1.95 1.73 Valid

28 1.79 1.73 Valid 68 2.16 1.73 Valid

29 2.09 1.73 Valid 69 1.95 1.73 Valid

30 1.84 1.73 Valid 70 2.02 1.73 Valid

31 1.97 1.73 Valid 71 2.09 1.73 Valid

32 0.32 1.73 Tidak Valid 72 2.00 1.73 Valid

33 2.60 1.73 Valid 73 1.87 1.73 Valid

34 2.18 1.73 Valid 74 1.95 1.73 Valid

35 0.75 1.73 Tidak Valid 75 1.80 1.73 Valid

36 0.94 1.73 Tidak Valid 76 2.20 1.73 Valid

37 1.79 1.73 Valid 77 1.97 1.73 Valid

38 1.58 1.73 Tidak Valid 78 1.83 1.73 Valid

39 2.02 1.73 Valid 79 1.90 1.73 Valid

40 1.95 1.73 Valid 80 1.94 1.73 Valid

2. Menentukan Reliabilitas Instrumen

Untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen, penulis melakukan pendekatan sebagai berikut:

a. Membagi butir pernyataan menjadi dua bagian pernyataan yang bernomor ganjil dan bernomor genap.

b. Skor dari butir pernyataan yang bernomor ganjil dikelompokkan menjadi variabel X dan skor dari butir-butir pernyataan yang bernomor genap dijadikan variabel Y.

c. Mengkorelasikan antara skor butir-butir pernyataan yang bernomor genap dengan butir-butir pernyataan yang bernomor ganjil dengan menggunakan rumus korelasi Person Product Moment dalam Arikunto (2003: 72) adalah sebagai berikut:

n XY – (X) (Y) rxy =


(33)

Keterangan:

rxy : Koefisien korelasi yang dicari

XY: Jumlah perkalian skor x dan skor y

X : Jumlah skor x

Y : Jumlah skor y

n : Jumlah banyaknya soal

d. Mencari reliabilitas seluruh perangkat butir dengan menggunakan rumus dari Arikunto (2003: 93) Spearman Brown dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

rii : Koefisien yang dicari

2. r : Dua kali koefisien korelasi 1 + r : Satu tambah koefisien korelasi

e. Menguji signifikansi korelasi, yaitu dengan rumus yang dikembangkan oleh Sudjana (1989: 365) yaitu sebagai berikut:

Keterangan:

t : Nilai t-hitung yang dicari r : Koefisien seluruh tes

n – 2 : Jumlah soal/pernyataan dikurangi dua

Hasil pengujian reliabilitas dari angket tentang perilaku sosial siswa dapat dilihat pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4

Hasil Penghitungan Reliabilitas dari Perilaku Sosial Siswa

No X Y X 2 Y2 X.Y

1 102 102 10404 10404 10404 2 97 104 9409 10816 10088 3 101 106 10201 11236 10706 4 84 82 7056 6724 6888 5 106 109 11236 11881 11554 6 82 75 6724 5625 6150 7 111 116 12321 13456 12876

2. rxy

rii =

1 + rxy

r  n - 2 t =


(34)

45

8 117 111 13689 12321 12987 9 84 87 7056 7569 7308 10 80 79 6400 6241 6320 11 69 78 4761 6084 5382 12 112 102 12544 10404 11424 13 74 84 5476 7056 6216 14 96 111 9216 12321 10656 15 76 77 5776 5929 5852 16 117 120 13689 14400 14040 17 115 100 13225 10000 11500 18 89 84 7921 7056 7476 19 81 83 6561 6889 6723 20 83 84 6889 7056 6972

1391 1423 132269 138067 134811

Setelah mengkorelasikan antara skor butir-butir pernyataan yang bernomor ganjil dengan butir-butir pernyataan yang bernomor genap dengan menggunakan rumus korelasi Person Product Moment sebagai berikut:

716827

= = 0.9910 723338.98

Mencari reliabilitas seluruh perangkat butir dengan menggunakan rumus Spearman Brown dengan rumus sebagai berikut:

= 0.9955

Menguji signifikansi korelasi, yaitu dengan rumus yang dikembangkan oleh Sudjana yaitu seperti yang tertera pada halaman 46.

n XY – (X) (Y) rxy =

(n (X2) – (X)2 ) (n (Y2) – (Y)2 ) 20 (134811) – (1391) (1423) rxy =

(20 (132269) – (1934881)) (20 (138067) – (2024929))

2 (0.9910) rii =

1 + 0.9910 2. rxy

rii =


(35)

) 9910 . 0 ( 1 2 20 9910 . 0 2    1339 . 0 ) 24 . 4 ( 9910 . 0

= 31.40

Dari hasil penghitungan korelasi Pearson Product Moment dimasukkan ke dalam rumus Spearman Brown, kemudian untuk menentukan nilai thitung, nilai

rseluruh item tes yang dihasilkan dimasukkan ke dalam rumus yang dikembangkan

oleh Sudjana. Dari hasil penghitungan tersebut diperoleh rhitung = 0.9910 dan rhitung

gabungan = 0.9950 sedangkan pada rtabel product moment diketahui bahwa dengan

n = 20 (dk : n – 2 = 18) harga r 0.95 = 0.468. Dengan demikian maka rhitung lebih

besar dari rtabel. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen penelitian ini dapat

dipercaya atau reliabel. Hasil dari uji signifikansi korelasi menunjukkan thitung =

31.40, sedangkan ttabel pada taraf nyata 0.05 dan (dk = 18, α = 0.975) = 2.10.

Dengan demikian thitung lebih besar dari ttabel, hal ini menunjukkan instrumen

tentang perilaku sosial siswa mempunyai reliabilitas yang signifikan. F. Pelaksanaan Pengumpulan Data

Instrumen yang telah dinyatakan valid dan reliabel dalam arti instrumen itu dapat digunakan sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini oleh penulis diperbanyak untuk disebarkan kepada sampel penelitian yang merupakan sumber data dalam penelitian ini. Angket tersebut disebarkan pada tanggal 29 – 30 April 2013. Butir soal dalam angket yang valid dan reliabel ini sebanyak 64 soal dari 80 soal disebarkan kepada para sampel sebanyak 15 orang yaitu para atlet bola voli klub Bahana Bina Pakuan Bandung.

G. Prosedur Pengolahan Data

Langkah-langkah dalam pengolahan data adalah sebagai berikut:

1. Menyeleksi data. Setelah angket terkumpul dari para sampel sebagai sumber data, maka harus diseleksi untuk memeriksa keabsahan pengisian angket.

r  n - 2 t =


(36)

47

Mungkin saja terdapat sebagian butir pernyataan dalam angket yang tidak diisi oleh responden.

2. Memberikan nilai pada tiap-tiap butir pernyataan dalam angket dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Untuk pernyataan positif: SS = 5, S = 4, R = 3, TS = 2 dan STS = 1 b. Untuk pernyataan negatif: SS = 1, S = 2, R = 3, TS = 4 dan STS = 5 3. Mengelompokkan setiap butir pernyataan.

4. Menjumlahkan nilai seluruh pernyataan untuk tiap butir pernyataan.

5. Menganalisa data, yaitu untuk memperoleh kesimpulan yang dapat dipercaya. Untuk mengetahui atau memperoleh hasil pengolahan data sehingga dapat menggambarkan masalah yang diungkap, yaitu mengenai dampak gaya kepemimpinan pelatih olahraga bola voli terhadap perilaku sosial atlet, maka penulis menggunakan teknik penghitungan data dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

P : Jumlah atau besarnya persentase yang dicari X1 : Jumlah skor berdasarkan alternatif jawaban

Xn : Jumlah total skor

Dengan menggunakan rumus tersebut di atas serta sehubungan dengan masalah penelitian maka teknik penghitungan pada penelitian ini yaitu dengan bentuk persentase. Mengenai penghitungan data yang bersifat kuantitatif dijelaskan oleh Arikunto (2002: 208) yang penulis simpulkan sebagai berikut:

Data yang bersifat kuantitatif yang berwujud angka-angka hasil penghitungan atau pengukuran dapat diproses dengan beberapa cara antara lain:

a. Dijumlahkan, dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan dan diperoleh persentase.

b. Dijumlahkan, diklasifikasikan sehingga merupakan suatu urutan dan selanjutnya dibuat suatu tabel, kemudian diproses menjadi penghitungan untuk mengambil kesimpulan.

X1

P = x 100% Xn


(37)

Dalam menentukan kualitas dari tiap komponen lebih lanjut Arikunto

(2003: 249) menjelaskan bahwa: “Skor-skor yang diperoleh dari hasil jawaban dari responden direntangkan sesuai dengan standar nilai yang digunakan.” Adapun standar yang digunakan adalah standar lima penyebaran nilainya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5

Standar Lima Penyebaran Nilai

Skor Rentang Kelas Kriteria

Skor aktual yang diperoleh

Dimulai dari 0 (nol) lalu ditambahkan sesuai dengan kelipatan yang diperoleh berdasarkan hasil penghitungan skor terendah dari soal yang ada

Baik Sekali Baik Cukup Baik

Kurang Sangat Kurang

Setelah hasil pengolahan data diperoleh, maka langkah selanjutnya adalah menganalis dan menafsirkan sesuai dengan hasil penelitian. Adapun tingkat keabsahan sebagai penunjang dalam pengolahan data ini ditentukan berdasarkan jumlah persentase terbanyak atau yang tertinggi dari setiap komponen penelitian. Untuk memudahkan dalam memberikan penafsiran data, Mathews (1963) yang dikutip oleh Nurhasan (1999: 21) menjelaskan tentang acuan standar penilaian suatu tes sebagai berikut:

Tabel 3.6 Pedoman Penafsiran

No Tingkat Katagori

1 2 3 4 5

90% – 100% 80% – 89%

70% – 79% 60% – 69% 0% – 59%

Sangat Baik Baik Cukup Kurang Kurang Sekali


(38)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka dapat disimpulkan bahwa dampak gaya kepemimpinan pelatih terhadap perilaku sosial atlet cabang olahraga bola voli di klub Bahana Bina Pakuan Bandung termasuk dalam kriteria baik sekali.

B. Saran

Saran-saran yang dapat penulis kemukakan berkaitan dengan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi para pembina dan pelatih pada umumnya dan pelatih bola voli di klub Bahana Bina Pakuan Bandung khususnya dalam upaya memenuhi kebutuhan atlet baik yang bertujuan untuk pengembangan prestasi sebaiknya program-program pelatihan bola voli yang telah berjalan hendaknya dipertahankan bahkan ditingkatkan lagi, sehingga manfaatnya dirasakan para atlet. Namun perlu juga untuk mempertimbangkan proses pemberdayaan pada aspek afektif seperti perubahan perilaku sosial atlet ke arah yang lebih baik.

2. Bagi para mahasiswa pada umumnya, dan khususnya mahasiswa program studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga (PKO) harus lebih meningkatkan lagi tugas, peranan, dan kepribadian pelatih dalam kegiatan pelatihan olahraga yang bersifat prestasi, baik dengan memanfaatkan kegiatan ekstrakurikuler olahraga di sekolah maupun kegiatan olahraga prestasi di klub-klub, sehingga nantinya diharapkan dapat menciptakan atlet-atlet yang handal dan meningkatkan prestasi pada cabang olahraga yang digelutinya.

3. Berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan, sebaiknya diadakan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih banyak dan

representative serta didasari oleh kajian teori yang lebih mendalam, sehingga


(39)

kepemimpinan pelatih terhadap perilaku sosial atlet cabang olahraga bola voli di klub Bahana Bina Pakuan Bandung pada khususnya.


(40)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. (2003). Psikologi Umum. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Ilmiah Suatu Pendekatan

Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2003). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Ibrahim dan Sudjana. (2004). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Penerbit Sinar Baru Algensindo.

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-aspek dalam Coaching. Jakarta: CV. Tambak Kusuma.

Kosasih, Engkos. (1993). Olahraga Teknik dan Program Pelatihan. Jakarta: Akapers.

Mar’at. (1981). Sikap Manusia Perubahan serta Pengukurannya. Jakarta: Ghalia

Indonesia.

Nasution. (2004). Metode Reseach. Bandung PT. Jemar.

Nurhasan. (1999). Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga. Bandung: FPOK UPI Bandung.

Pate, Rotella, and McClenaghan yang diterjemahkan oleh Dwijowinoto. (1993).

Dasar-dasar Ilmiah Kepelatihan. Saunders College Publishing.

Pengda Perbasi Jabar. (2004). Materi Penataran Pelatih Tingkat Dasar. Bandung: Perbasi.

Saifuddin, Azwar. (2003). Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pusaka Belajar.

Siagian, P. Sondang. (1999). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Sudjana. (1989). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Surakhmad, Winarno. (1998). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode


(41)

Toha, Mifta. (2003). Kepemimpinan dalam Manajemen; Suatu Pendekatan

Perilaku, Manajemen Berbasis Sekolah, Teori, Model dan Aplikasi.

Jakarta: PT Grasindo.

Situs:

http://organisasi.org/ilmu-pengetahuan-sosial/manajemen.

Chaplin (1995) dalam Situs http://debluesearching.blogspot.com/2011/04/ kognitif-afektif-dan-konasi.html.

Ibrahim (2001) yang dikutip Didin Budiman (Halaman: 3 – 4) dalam situs http://file.upi.edu/ Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA.

Cartty (1973) dalam situs http://mazrock67.blogspot.com/2010/11/panduan-ilmu-melatih-olahraga.html.


(1)

47

Mungkin saja terdapat sebagian butir pernyataan dalam angket yang tidak diisi oleh responden.

2. Memberikan nilai pada tiap-tiap butir pernyataan dalam angket dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Untuk pernyataan positif: SS = 5, S = 4, R = 3, TS = 2 dan STS = 1 b. Untuk pernyataan negatif: SS = 1, S = 2, R = 3, TS = 4 dan STS = 5 3. Mengelompokkan setiap butir pernyataan.

4. Menjumlahkan nilai seluruh pernyataan untuk tiap butir pernyataan.

5. Menganalisa data, yaitu untuk memperoleh kesimpulan yang dapat dipercaya. Untuk mengetahui atau memperoleh hasil pengolahan data sehingga dapat menggambarkan masalah yang diungkap, yaitu mengenai dampak gaya kepemimpinan pelatih olahraga bola voli terhadap perilaku sosial atlet, maka penulis menggunakan teknik penghitungan data dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

P : Jumlah atau besarnya persentase yang dicari X1 : Jumlah skor berdasarkan alternatif jawaban

Xn : Jumlah total skor

Dengan menggunakan rumus tersebut di atas serta sehubungan dengan masalah penelitian maka teknik penghitungan pada penelitian ini yaitu dengan bentuk persentase. Mengenai penghitungan data yang bersifat kuantitatif dijelaskan oleh Arikunto (2002: 208) yang penulis simpulkan sebagai berikut:

Data yang bersifat kuantitatif yang berwujud angka-angka hasil penghitungan atau pengukuran dapat diproses dengan beberapa cara antara lain:

X1

P = x 100% Xn


(2)

48

Dalam menentukan kualitas dari tiap komponen lebih lanjut Arikunto (2003: 249) menjelaskan bahwa: “Skor-skor yang diperoleh dari hasil jawaban dari responden direntangkan sesuai dengan standar nilai yang digunakan.” Adapun standar yang digunakan adalah standar lima penyebaran nilainya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5

Standar Lima Penyebaran Nilai

Skor Rentang Kelas Kriteria

Skor aktual yang diperoleh

Dimulai dari 0 (nol) lalu ditambahkan sesuai dengan kelipatan yang diperoleh berdasarkan hasil penghitungan skor terendah dari soal yang ada

Baik Sekali Baik Cukup Baik

Kurang Sangat Kurang

Setelah hasil pengolahan data diperoleh, maka langkah selanjutnya adalah menganalis dan menafsirkan sesuai dengan hasil penelitian. Adapun tingkat keabsahan sebagai penunjang dalam pengolahan data ini ditentukan berdasarkan jumlah persentase terbanyak atau yang tertinggi dari setiap komponen penelitian. Untuk memudahkan dalam memberikan penafsiran data, Mathews (1963) yang dikutip oleh Nurhasan (1999: 21) menjelaskan tentang acuan standar penilaian suatu tes sebagai berikut:

Tabel 3.6 Pedoman Penafsiran

No Tingkat Katagori

1 2 3 4 5

90% – 100% 80% – 89%

70% – 79% 60% – 69% 0% – 59%

Sangat Baik Baik Cukup Kurang Kurang Sekali


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka dapat disimpulkan bahwa dampak gaya kepemimpinan pelatih terhadap perilaku sosial atlet cabang olahraga bola voli di klub Bahana Bina Pakuan Bandung termasuk dalam kriteria baik sekali.

B. Saran

Saran-saran yang dapat penulis kemukakan berkaitan dengan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi para pembina dan pelatih pada umumnya dan pelatih bola voli di klub Bahana Bina Pakuan Bandung khususnya dalam upaya memenuhi kebutuhan atlet baik yang bertujuan untuk pengembangan prestasi sebaiknya program-program pelatihan bola voli yang telah berjalan hendaknya dipertahankan bahkan ditingkatkan lagi, sehingga manfaatnya dirasakan para atlet. Namun perlu juga untuk mempertimbangkan proses pemberdayaan pada aspek afektif seperti perubahan perilaku sosial atlet ke arah yang lebih baik.

2. Bagi para mahasiswa pada umumnya, dan khususnya mahasiswa program studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga (PKO) harus lebih meningkatkan lagi tugas, peranan, dan kepribadian pelatih dalam kegiatan pelatihan olahraga yang bersifat prestasi, baik dengan memanfaatkan kegiatan ekstrakurikuler olahraga di sekolah maupun kegiatan olahraga prestasi di klub-klub, sehingga nantinya diharapkan dapat menciptakan atlet-atlet yang handal dan meningkatkan prestasi pada cabang olahraga yang digelutinya.

3. Berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan, sebaiknya diadakan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih banyak dan


(4)

60

kepemimpinan pelatih terhadap perilaku sosial atlet cabang olahraga bola voli di klub Bahana Bina Pakuan Bandung pada khususnya.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. (2003). Psikologi Umum. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Ilmiah Suatu Pendekatan

Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2003). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Ibrahim dan Sudjana. (2004). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Penerbit Sinar Baru Algensindo.

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-aspek dalam Coaching. Jakarta: CV. Tambak Kusuma.

Kosasih, Engkos. (1993). Olahraga Teknik dan Program Pelatihan. Jakarta: Akapers.

Mar’at. (1981). Sikap Manusia Perubahan serta Pengukurannya. Jakarta: Ghalia

Indonesia.

Nasution. (2004). Metode Reseach. Bandung PT. Jemar.

Nurhasan. (1999). Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga. Bandung: FPOK UPI Bandung.

Pate, Rotella, and McClenaghan yang diterjemahkan oleh Dwijowinoto. (1993).

Dasar-dasar Ilmiah Kepelatihan. Saunders College Publishing.

Pengda Perbasi Jabar. (2004). Materi Penataran Pelatih Tingkat Dasar. Bandung: Perbasi.

Saifuddin, Azwar. (2003). Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pusaka Belajar.

Siagian, P. Sondang. (1999). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara.


(6)

62

Toha, Mifta. (2003). Kepemimpinan dalam Manajemen; Suatu Pendekatan

Perilaku, Manajemen Berbasis Sekolah, Teori, Model dan Aplikasi.

Jakarta: PT Grasindo.

Situs:

http://organisasi.org/ilmu-pengetahuan-sosial/manajemen.

Chaplin (1995) dalam Situs http://debluesearching.blogspot.com/2011/04/ kognitif-afektif-dan-konasi.html.

Ibrahim (2001) yang dikutip Didin Budiman (Halaman: 3 – 4) dalam situs http://file.upi.edu/ Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA.

Cartty (1973) dalam situs http://mazrock67.blogspot.com/2010/11/panduan-ilmu-melatih-olahraga.html.