Yudi Fika Ismanto, 2013 Dampak Gaya Kepemimpinan Pelatih Terhadap Perilaku Sosial Cabang Olahraga Bola Voli
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
b. Dapat dijadikan pedoman bagi para pelatih dan pembina cabang olahraga
bola voli dalam upaya meningkatkan kualitas dan produktivitas sumber daya manusia atlet terutama gaya kepemimpinan pelatih olahraga dalam
memberikan program latihan yang lebih efektif dalam merubah perilaku sosial atlet ke arah yang lebih baik.
c. Dapat dijadikan acuan bagi semua kalangan insan pecinta olahraga, baik
pelatih, atlet ataupun lembaga terkait dan mahasiswa FPOK UPI dalam upaya pengembangan ilmu kepelatihan olahraga serta sebagai sumbangan
pengetahuan bagi para pelatih cabang olahraga bola voli dalam merubah perilaku sosial atlet yang positif dan prestasi atlet bola voli.
E. Batasan Penelitian
Agar penelitian ini tidak terlalu luas, peneliti berupaya membuat batasan penelitian sebagai berikut:
1. Ruang lingkup penelitian ini mengarah pada dampak gaya kepemimpinan
pelatih terhadap perilaku sosial atlet cabang olahraga bola voli. 2.
Perilaku sosial atlet dibatasi pada komunikasi, kerjasama, saling menghargai dan disiplin.
3. Gaya kepemimpinan pelatih olahraga bola voli dibatasi pada gaya
kepemimpinan otoriter authoritarian. 4.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. 5.
Populasi dalam penelitian ini adalah para atlet bola voli klub Bahana Bina Pakuan Bandung, sebanyak 15 orang.
F. Pembatasan Istilah
Untuk mendapat data yang diperlukan, maka penulis memberikan penjelasan mengenai istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut: 1.
Gaya kepemimpinan menurut Toha 2003: 167 adalah suatu pola perilaku yang konsisten yang ditunjukkan oleh pemimpin dan diketahui pihak lain
ketika pemimpin berusaha mempengaruhi kegiatan-kegiatan orang lain.
Yudi Fika Ismanto, 2013 Dampak Gaya Kepemimpinan Pelatih Terhadap Perilaku Sosial Cabang Olahraga Bola Voli
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
2. Pelatih menurut Pate, Rotella and McClenaghan yang diterjemahkan oleh
Dwijowinoto 1993: 5 adalah seorang profesional yang tugasnya membantu olahragawan dan tim dalam memperbaiki penampilan olahraga.
3. Gaya otokratik menurut Harsono 1988: 35 yaitu sifatnya perintah dan
menuntut agar perintah-perintahnya dipatuhi dan diselesaikan sesuai dengan kehendaknya.
4. Perilaku sosial menurut Mar’at 1981: 171 adalah tingkah laku yang bersifat
umum. Perilaku sosial erat hubungannya dengan kebiasaan, pendapat umum dan penilaian terhadap suatu norma yang telah disepakati.
5. Permainan bola voli menurut Kosasih 1993: 123 adalah permainan beregu,
tetapi meskipun demikian kemampuan perorangan yang tinggi akan memudahkan menggalang kerjasama.
G.
Anggapan Dasar Penelitian
Anggapan dasar adalah suatu pendapat yang telah diyakini kebenarannya dan telah dijadikan titik tolak penelitian dalam memecahkan masalah. Arikunto
menjelaskan 2002: 17 bahwa: ”Anggapan dasar adalah suatu yang diyakini
kebenarannya oleh peneliti yang berfungsi sebagai hal-hal yang dipakai untuk tempat berpijak pada penelitian dalam melaksanakan penelitian.” Adapun
anggapan dasar dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Dalam setiap kegiatan pelatihan olahraga dibutuhkan seorang pelatih yang
tidak saja berlatar belakang sebagai atlet tetapi juga memiliki atau menguasai disiplin ilmu keolahragaan. Bahkan dewasa ini dituntut seorang pelatih yang dapat
mengaplikasikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam proses pelatihan atlet. Keberhasilan dalam dunia olahraga banyak dipengaruhi oleh
macam-macam gaya seorang pelatih dalam membina tim atau klubnya. Banyak pelatih yang berhasil dan sukses dalam membawa timnya sampai juara dengan
mengunakan gayanya masing-masing. Oleh karena itu, keberhasilan seorang pelatih meraih prestasi puncak dalam bidang olahraga ditentukan oleh beberapa
faktor. Salah satunya adalah faktor gaya kepemimpinannya dalam melatih.
Yudi Fika Ismanto, 2013 Dampak Gaya Kepemimpinan Pelatih Terhadap Perilaku Sosial Cabang Olahraga Bola Voli
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang diperlukan oleh seorang pelatih untuk mencoba mempengaruhi perilaku atletnya. Pelatih
memainkan banyak peran, gaya kepemimpinan yang konsisten diharapankan akan membawa atlet lebih percaya dan bersemangat dengan apa yang diterapkan dalam
pertandingan. Oleh karena itu, kepemimpinan merupakan hal yang sangat penting dalam keberhasilan atlet dan timnya, dengan demikian pemimpin merupakan
kunci pembuka bagi suksesnya organisasi atau tim. Gaya kepemimpinan pelatih olahraga bola voli yang dimaksud dalam penelitian ini difokuskan pada gaya
kepemimpinan otoriter authoritarian. Gaya kepemimpinan otoriter authoritarian merupakan kepemimpinan
yang memusatkan diri pada pelatih sebagai penentu segala-galanya dalam suatu tim. Menurut Sia
gian 1999: 208 menjelaskan bahwa: “Otokrasi yaitu gaya kepemimpinan yang mengarah kepada pengambilan keputusan tergantung kepada
pemimpinnya sendiri.” Dari penjelasan tersebut, dapat dideskripsikan bahwa gaya kepemimpinan otoriter merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain agar
bersedia bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan cara segala kegiatan yang akan dilakukan diputuskan oleh pemimpin semata-mata.
Dilihat dari persepsinya seorang pemimpin yang otokratik adalah seorang yang sangat egois. Seorang pemimpin yang otoriter akan menunjukkan sikap yang
menonjol keakuannya. Menurut Harsono 1988: 35 menjelaskan bahwa: Karakteristik pelatih dengan gaya authoritarian atau otoriter pada umumnya
adalah: a
Lebih banyak menggunakan gaya otoriter dalam pembinaan atlit, b
Sifatnya perintah dan menuntut agar perintah-perintahnya dipatuhi dan diselesaikan sesuai dengan kehendaknya,
c Bertindak kurang manusiawi dan kurang acuh akan hubungan yang akrab
dan hangat dengan pelatih, d
Menentukan sendiri tugas-tugas, dan bagaimana tugas-tugas itu harus dilaksanakan dan diselesaikan,
e Menghukum atlet yang tidak menuruti perintahnya.
Sepintas gaya kepemimpinan otoriter terlihat efektif, karena dalam setiap intruksi dan perintah pelatih, atlet dituntut harus melakukannya secara
terorganisasi. Gaya kepemimpinan otoriter dapat menjadi efektif bilamana pelatih
Yudi Fika Ismanto, 2013 Dampak Gaya Kepemimpinan Pelatih Terhadap Perilaku Sosial Cabang Olahraga Bola Voli
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
menjadikan kemenangan sebagai tujuan utama dan bilamana gaya otoriternya tidak mematahkan semangat atau motivasi para atletnya. Keuntungan yang
didapat dalam penerapan gaya kepemimpinan ini adalah kecepatan dan ketegasan dalam pembuatan keputusan dan bertindak, sehingga untuk sementara mungkin
produktivitasnya dapat meningkat. Meskipun demikian, penerapan gaya kepemimpinan otoriter dapat menimbulkan kerugian, antara lain suasana menjadi
kaku, tegang, mencekam, menakutkan, sehingga berakibat lebih lanjut timbulnya ketidakpuasan. Selain itu juga pelatih yang otoriter bertindak sangat direktif dan
tidak memberikan kesempatan timbulnya partisipasi. Dalam proses latihan cabang olahraga bola voli yang dilakukan oleh para
atlet mempunyai nilai penting dalam proses perubahan dan pembentukan perilaku sosialnya, oleh karena proses sosialisasi merupakan proses yang mendasari
terjadinya perubahan dan pembentukan perilaku sosial. Artinya bahwa terbentuknya prilaku sosial ditentukan oleh keberhasilan proses sosialisasi yang
dilakukan seseorang yang ditunjang oleh lingkungan dimana proses sosialisai itu berlangsung. Oleh karena, melalui kegiatan latihan olahraga bola voli yang
dilakukan dalam bentuk permainan mengandung nilai-nilai sosial di antaranya; persaingan, kerjasama, sportivitas, tanggung jawab, kedisiplinan, keberanian,
sanksi terhadap suatu pelanggaran dan menghargai kemampuan orang lain. Kegiatan latihan olahraga bola voli yang dilakukan atlet dapat membentuk
watak dan membina hubungan sosial dengan orang lain khususnya teman-teman sebaya di lingkungannya. Oleh karena itu, melalui kegiatan latihan olahraga bola
voli dengan gaya kepemimpinan pelatih yang authoritarian memungkinkan atlet untuk dapat mengembangkan dirinya, termasuk perilaku sosialnya. Dengan
memiliki perilaku sosial yang baik akan memberikan gambaran bahwa tingkah laku sosialnya akan baik pula. Hal ini akan memberikan kemudahan bagi individu
untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial dimana individu berada. Jadi perilaku sosial merupakan tindakan seseorang terhadap objek sosial yang
mengacu kepada sistem sosial yang berlaku. Atas penjelasan tersebut, maka perilaku sosial sebagai landasan seseorang dalam melakukan aktivitas untuk
bertindak terhadap objek sosial. Dengan demikian, kegiatan latihan olahraga bola
Yudi Fika Ismanto, 2013 Dampak Gaya Kepemimpinan Pelatih Terhadap Perilaku Sosial Cabang Olahraga Bola Voli
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
voli dengan gaya kepemimpinan pelatih yang authoritarian diharapkan dapat memberikan dampak yang baik terhadap pembentukan perilaku sosial atlet.
Berdasarkan uraian di atas, dapat digambarkan bahwa kepemimpinan otoriter dapat diterima dan dibenarkan bilamana manifestasinya berupa pemakaian
kekuasaan dan kewenangan untuk memerintahkan patuh dan taat dalam melaksanakan setiap petunjuk dan intruksi pelatih. Artinya, hubungan pelatih
dengan atlet berkaitan dengan derajat kualitas emosi dari hubungan tersebut, mencakup tingkat keakraban dan penerimaan atlet terhadap pelatihnya. Semakin
yakin dan percaya atlet kepada pelatihnya, semakin efektif atlet dalam mencapai tujuannya. Dalam hal ini, pembentukan perilaku sosial dapat ditingkatkan ke arah
yang lebih baik oleh para atlet bola voli.
32
Yudi Fika Ismanto, 2013 Dampak Gaya Kepemimpinan Pelatih Terhadap Perilaku Sosial Cabang Olahraga Bola Voli
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB III PROSEDUR PENELITIAN