Pengaruh struktur modal dan keputusan investasi terhadap nilai perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sektor otomotif dan komponen

(1)

(2)

(3)

(4)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Inafsa Ulhosy

Tempat / Tanggal Lahir : Samarinda, 20 Juni 1991 Jenis Kelamin : Perempuan

Status : Belum Menikah

Agama : Islam

Alamat Rumah : Jl. R.E. Martadinata Gg. Ajid No. 20

RT. 02 RW. 05 Kec. Cikole Kel. Gunung Parang Sukabumi – Jawa Barat 43111

Nomor Telepon : 08567337110

Alamat Email : inafsaulhosy@gmail.com

LATAR BELAKANG PENDIDIKAN

1996 – 1997 Taman Kanak – Kanak Tutwuri Handayani Kota Surabaya 1997 – 1999 SD Al-Falah Kota Jambi

1999 – 2001 SD Baiturrahmah Kota Padang

2001 – 2003 SD Negeri Dewi Sartika Cipta Bina Mandiri Kota Sukabumi 2003 – 2006 SMP Negeri 2 Kota Sukabumi

2006 – 2009 SMA Negeri 3 Kota Sukabumi

2009 – 2013 Universitas Komputer Indonesia S1 Manajemen Ekonomi Kota Bandung


(5)

Effect of Capital Structure and Investment Decisions to The Firm Value

of The Manufacturing Company Listed Indonesian Stock Exchange

Sector Automotive and Allied Product

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Jenjang S1 Pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Komputer Indonesia

Disusun Oleh :

INAFSA ULHOSY 21209007

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(6)

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Robbil’alamin. Puji dan syukur dipanjatkan kepada Allah SWT karena telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul : “Pengaruh Struktur Modal dan Keputusan Investasi Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Sektor Otomotif dan Komponen.” Sholawat serta salam khusus kepada panutan kehidupan, Rasulullah Muhammad SAW, serta keluarga, saudara, dan sahabat-sahabatku selama hidup ini.

Penulisan Skripsi ini merupakan salah satu salah satu syarat dalam menempuh Jenjang S1 pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi di Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM). Penyusunan Skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan, dan dorongan yang sangat berarti dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini, penulis menyampaikan hormat dan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Prof. Dr. Hj. Ernie Tisnawati Sule, SE., M.Si Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Dr. Raeni Dwi Santy, SE., M.Si. selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.


(7)

vii Universitas Komputer Indonesia.

6. Windi Novianti., SE., MM., selaku dosen penguji 2 dalam Skripsi di Universitas Komputer Indonesia.

7. Bapak dan Ibu dosen serta seluruh karyawan program studi Fakultas Ekonomi Manajemen Universitas Komputer Indonesia yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan bantuan bagi penulis.

8. PT Bursa Efek Indonesia (BEI) yang telah memberikan bimbingan dan izin penelitian kepada penulis guna kelancaran dalam penyusunan skripsi. 9. Orang tua (Zaenal Muharom, Mulyati) yang selalu dan tak henti-hentinya

memberikan kasih sayang dukungan moral, spiritual, do’a dan ridha nya kepada sang penulis hingga saat ini.

10.Kakak (Nissa Akhasy), Kakak Ipar (Ahmad Basahir), kedua keponakan (Azkia Maspupah, Azkha Muflihun) dan Kakak Sepupu tercinta (Iman, Fuji) yang senantiasa memberikan dukungan moral dan semangat.

11.Atam Sartam Alfatah yang selalu menemani hari-hari dan selalu memberikan dukungan, hiburan dan motivasi.

12.Mareska, Gita, Ayu, Ledy, Adyt Nurdianto, Ari Firmansyah, Rini, Dea, Nova, Teh Cut Zaitun dan seluruh teman kelas Manajemen–1 2009, yang telah memberikan dukungan dan hiburan, juga menjadi salah satu motivasi.


(8)

viii

13.Himpunan Mahasiswa Manajemen (HIMMA) terima kasih telah menjadi Organisasi yang memberikan pengalaman dan kesan kebersamaan terindah bagi penulis.

14.Kakak senior Meli Apriliani dan Andhika Pratama Ramadhan yang telah menjadi motivasi penulis untuk berprestasi di kampus.

15.Serta semua pihak yang telah membantu, mendoakan, dan memberi dukungan kepada penulis, yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Semoga semua pihak tersebut yang telah membantu penulis selama menempuh pendidikan ini diberikan pahala yang berlimpah oleh Allah SWT atas segala amal kebaikannya. Amiin Ya Rabbal Alamiin.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan dan menghargai setiap kritik dan saran yang membangun demi penulisan yang lebih baik di masa mendatang. Semoga Skripsi ini dapat diterima dan memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Bandung, Juli 2013


(9)

ix

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

MOTTO ... iii

ABSTRACT ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 8

1.2.1 Identifikasi Masalah ... 8

1.2.2 Rumusaan Masalah ... 9

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 10

1.3.1 Maksud Penelitian ... 10

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 10

1.4 Kegunaan Penelitian ... 11

1.4.1 Kegunaan Praktis ... 11


(10)

x

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 12

1.5.1 Lokasi Penelitian ... 12

1.5.2 Waktu Penelitian ... 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... 14

2.1 Kajian Pustaka ... 14

2.1.1 Struktur Modal ... 14

2.1.1.1 Pengertian Struktur Modal ... 14

2.1.1.2 Komponen Struktur Modal ... 15

2.1.1.3 Faktor-Faktor Struktur Modal ... 18

2.1.1.4 Teori Struktur Modal ... 21

2.1.2 Keputusan Investasi ... 26

2.1.2.1 Pengertian Keputusan Investasi ... 26

2.1.2.2 Dasar Keputusan Investasi ... 28

2.1.2.3 Proses Keputusan Investasi ... 29

2.1.2.4 Indikator Keputusan Investasi ... 31

2.1.2.5 Komponen Keputusan Investasi ... 32

2.1.3 Nilai Perusahaan ... 32

2.1.3.1 Pengertian Nilai Perusahaan ... 33

2.1.3.2 Indikator Nilai Perusahaan ... 33

2.1.3.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan ... 34


(11)

xi

Nilai Perusahaan ... 46

2.2.3 Keterkaitan antara Struktur Modal dengan Keputusan Investasi ... 46

2.2.4 Keterkaitan antara Struktur Modal, Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan secara Simultan ... 47

2.3 Hipotesis ... 49

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 51

3.1 Objek Penelitian ... 51

3.2 Metode Penelitian ... 52

3.2.1 Desain Penelitian ... 54

3.2.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 56

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data ... 58

3.2.3.1 Sumber Data ... 58

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ... 59

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 62

3.2.5 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis ... 64

3.2.5.1 Rancangan Analisis ... 64

3.2.5.2 Pengujian Hipotesis ... 74

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 78


(12)

xii

4.1.1 Sejarah Perusahaan ... 78

4.1.2 Aktivitas Perusahaan ... 91

4.2 Analisis Deskriptif ... 96

4.2.1 Perkembangan Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Sektor Otomotif dan Komponen ... 96

4.2.2 Perkembangan Keputusan Investasi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Sektor Otomotif dan Komponen ... 100

4.2.3 Perkembangan Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Sektor Otomotif dan Komponen ... 104

4.3 Analisis Verifikatif ... 109

4.3.1 Hubungan Antara Struktur Modal (X1) dengan Keputusan Investasi (X2)Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Sektor Otomotif dan Komponen ... 109

4.3.2 Pengaruh Struktur Modal (X1) dan Keputusan Investasi (X2) Terhadap Nilai Perusahaan (Y) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Sektor Otomotif dan Komponen ... . 111

4.3.2.1 Analisis Korelasi ... 112

4.3.2.2 Perhitungan Koefisien Jalur ... 114


(13)

xiii

5.1 Kesimpulan ... 126 5.2 Saran ... 128

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(14)

DAFTAR PUSTAKA

Agus Sartono. (2010). Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : BPFE.

Arie Afzal dan Abdul Rohman. (2012). Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan Deviden Terhadap Nilai Perusahaan. Diponegoro Journal of Accounting, 1 (2), 01-09.

Arief Sugiono. (2009). Manajemen Keuangan Untuk Praktisi Keuangan. Jakarta : Grasindo.

Bambang Riyanto. (2010). Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta : BPFE.

Desak Ketut Sintaasih dan Ni Wayan Maryatini. (2007).Pengaruh Struktur Modal dan Capital Expenditure Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Sarathi, 14 (3), 269-283.

Eduardus Tandelilin. (2010). Portofolio dan Investasi. Yogyakarta : Kanisius. Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston. (2001). Manajemen Kuangan. Jakarta :

Erlangga.

Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston. (2011). Dasar-Dasar Manajemen Kuangan. Jakarta : Salemba Empat.

Gitman, Lawrence J. (2006). Principles of Manajerial Finance, International Edition, 10th edition, Pearson Education, Boston.

Hasnawati, Sri. (2005). Implikasi Keputusan Investasi, Pendanaan, dan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Publik di BEJ. Jurnal Usahawan, Nomor 9 Tahun XXXXIV.

Herry Subagyo. (2011). Efektifitas Kebijakan Struktur Modal Dalam Meningkatkan Nilai Perusahaan. Jurnal Bisnis dan Ekonomi, 18 (1), 59-68.

Jansen & Meckling. (1976). Theory of the firm : managerial behavior, agency cost and ownership structure. Journal of Financial Economic.

Kamaludin dan Rini Indriani. (2012). Manajemen Keuangan “Konsep Dasar dan Penerapannya”. Bandung : Mandar Maju.


(15)

Cetakan Kedua. Yogyakarta : Ekonisia.

Mokhamat Ansori dan Denica H.N. (2010). Pengaruh Keputusan Investasi Keputusan Pendanaan dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan yang Tergabung Dalam Jakarta Islamic Index Studi Pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Jurnal Analisis Manajemen, 4 (2), 153-175. Nurul Hayati. (2010). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio

(PER) Sebagai Salah Satu Kriteria Keputusan Investasi Saham Perusahaan Real Estate Dan Property Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen dan Akuntansi, 11 (1), 53-62.

Ogbulu dan Emeni. (2012). Capital Structure and Firm Value: Empirical Evidence from Nigeria. International Journal of Business and Social Science, 3 (19), 252-261.

Riduan dan Engkos. (2011). Cara Menggunakan dan Memaknai Path Analysis (Analisis Jalur). Bandung : Alfabeta.

Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti. (2006). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Yogyakarta : UPP STIM YKPN.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Yogyakarta : Alfabeta

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung : Alfabeta.

Sumariyah. (2004). Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Yogyakarta : UPP AMP YKPN.

Sutrisno. (2012). Manajemen Keuangan Teori Konsep & Aplikasi. Yogyakarta : Ekonosia.

Umi Narimawati. (2008). Analisis Multifariat Untuk Penelitian Ekonomi. Yogyakarta : Graha ilmu.

Umi Narimawati. (2010). Metodologi Penelitian : Dasar Penyusun Penelitian Ekonomi. Jakarta : Penerbit Genesis

Werner R. Murhadi. (2008). Hubungan Capital Expenditure, Risiko Sistematis, Struktur Modal, Tingkat Kemampulabaan Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Manajemen & Bisnis, 7 (1), 11-23.


(16)

Yulia Efni, Djumilah Hadiwidjojo, Ubud Salim dan Mintarti Rahayu. (2012). Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan Kebijakan Deviden: Pengaruhnya terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada Sektor Properti dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Aplikasi Manajemen, 10 (1), 128-141.

http://www.idx.co.id/


(17)

1 1.1 Latar Belakang Penelitian

Setiap badan usaha di Indonesia mempunyai prospek kinerja yang berbeda-beda dan kinerja perekonomian di Indonesia dilihat dari kinerja badan usaha yang ada di dalamnya, baik itu badan usaha negara maupun badan usaha yang dikelola oleh swasta. Badan usaha yang memiliki kinerja yang baik dan sehat membuat kinerja ekonomi di Indonesia menjadi sehat pula, oleh karena itu badan usaha tesebut selalu berusaha dalam meningkatkan prospek kerjanya dengan sebaik mungkin.

Kinerja setiap badan usaha rata-rata dilihat dari hasil tingkat penjualan, apabila penjualan dalam perusahaan itu meningkat maka laba yang diperoleh juga akan meningkat sehingga nilai perusahaan tersebut akan baik. Menghadapi kondisi demikian, maka perusahaan perlu meningkatkan nilai perusahaan untuk kemajuan dan kemakmuran dari perusahaan itu sendiri. Nilai perusahaan merupakan nilai struktur keuangan perusahaan. Bagi perusahaan publik ataupun Perseroan Terbatas (PT), nilai perusahaan terlihat dari harga sahamnya. Semakin tinggi harga saham berarti semakin tinggi nilai perusahaan. Dengan semakin tinggi nilai perusahaan, berarti semakin meningkat kemakmuran para pemegang saham.


(18)

2

Akan tetapi tantangan makro ekonomi yang selalu muncul bagi perusahaan industri khususnya pada sektor manufaktur di Indonesia yaitu munculnya persaingan internasional (terutama dari negara China), apresiasi riil mata uang Rupiah, naiknya biaya satuan tenaga kerja, pergeseran ke arah sektor komoditas dan resource intensive, serta mengecilnya keuntungan, semua faktor tersebut telah membuat sektor manufaktur Indonesia menjadi kurang bersaing dibanding negara tetangga di kawasan. Pertumbuhan produktivitas di Indonesia juga tertinggal dibanding pesaing-pesaingnya. Tantangan-tantangan utama pada tingkat mikro bagi perusahaan Indonesia adalah tingginya biaya transportasi dan logistik, sulitnya memperoleh kredit, serta kurangnya transparansi dan kepastian regulasi. Hal-hal tersebut menghambat tumbuhnya usaha-usaha baru, serta mencegah manufaktur yang sudah ada untuk dapat berkembang dan menikmati skala ekonomis. (Sumber www.worldbank.org)

Disisi lain masalah yang terjadi pada pertengahan tahun 2012 hingga saat ini yaitu belum pulihnya perekonomian Eropa yang berdampak sangat buruk pada dunia juga kepada Indonesia. Karena sebagian besar industri manufaktur di Indonesia mengimpor bahan baku dari luar sehingga kita perlu melakukan cara agar kita tidak terkena imbasnya akibat buruknya perekonomian Eropa tersebut.

Mengatasi tantangan ekonomi yang ada di Indonesia, perlu beberapa cara untuk meningkatkan daya saing biaya dan mengurangi opportunity cost investasi. Kebijakan untuk meningkatkan daya saing dalam bidang manufaktur juga diperlukan untuk meningkatkan dan mempertahankan pertumbuhan selain itu juga dengan menarik perhatian investor dalam menanamkan sahamnya diperusahaan


(19)

agar dapat mempertahankan pertumbuhan dan meningkatkan nilai perusahaan dengan cara memilih struktur modal yang baik dan keputusan investasi yang tepat. Di dalam suatu perusahaan keputusan pendanaan merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan oleh manajer untuk meningkatkan nilai perusahaan. Pengambilan keputusan pendanaan mengarah pada struktur modal. Struktur modal merupakan perbandingan antara ekuitas (modal sendiri) dengan modal yang berasal dari luar ataupun modal asing. Modal asing adalah modal yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya sementara bekerja di dalam perusahaan dan bagi perusahaan yang bersangkutan modal tersebut merupakan debt (hutang) yang pada saatnya harus dibayar kembali. Sedangkan modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan yang tertanam di perusahaan.

Apabila dalam suatu perusahaan membutuhkan modal yang tinggi sedangkan modal yang dimiliki tidak mencukupi, maka tidak ada pilihan lain bahwa perusahaan tersebut harus berhutang atau menggunakan dana dari luar misalnya meminjam dana ke bank untuk memenuhi modalnya. Oleh karena itu perusahaan tersebut menggunakan dana dengan hutang (debt). Walaupun ketidakpastian selalu terdapat dalam pengambilan keputusan, karena kita tidak mungkin mengetahui dengan tepat biaya modal atau arus pendapatan yang dapat diperhitungkan dari suatu usaha.

Setelah mendapatkan dana, manajemen keuangan akan menginvestasikan dana yang diperoleh tersebut ke dalam perusahaan. Oleh karena itu disamping keputusan pendanaan, keputusan investasi juga merupakan keputusan penting,


(20)

4

karena keputusan ini akan berpengaruh langsung terhadap tingkat keuntungan yang akan diperoleh di masa depan dan tingkat risiko investasi yang harus dihadapi. Investasi dilakukan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Penggunaan dana untuk investasi jangka pendek dapat terlihat dalam aktiva lancar, sedangkan untuk investasi jangka panjang dapat dilihat dari jenis-jenis aktiva tetap yang dimiliki perusahaan.

Keputusan investasi yang sebagian besar dilakukan oleh perusahaan manufaktur yaitu merupakan pengeluaran modal berupa investasi pada aktiva tetap seperti tanah atau properti, bangunan, dan peralatan. Pengeluaran modal adalah dana yang dikeluarkan perusahaan dalam hal ini dengan pengeluaran tersebut perusahaan akan memperoleh manfaat lebih dari satu tahun. Dasar pengeluaran modal adalah untuk ekspansi, penggantian, atau memperbaharui aktiva tetap atau mencari manfaat yang mungkin less tangible dalam jangka panjang. Pengeluaran modal merupakan bagian dari penganggaran modal (capital budgeting) yang artinya tingkat investasi yang memaksimuman hasil sekarang dari perusahaan. Oleh karena itu keputusan investasi merupakan hal yang sangat penting dan secara langsung berpengaruh terhadap besarnya risiko yang ditanggung pemegang saham serta besarnya tingkat pengembalian atau keuntungan yang diharapkan.

Keputusan investasi yang didefinisikan sebagai kombinasi antara aktiva yang dimiliki (assets in place) dan pilihan investasi di masa yang akan datang dengan net presentvalue positif (Myers, 1977 dalam Wijaya dan Wibawa, 2010). Keputusan investasi dalam penelitian ini diproksikan dengan PER (Price Earning


(21)

Ratio), dimana PER menunjukkan perbandingan antara closing price dengan laba per lembar saham (earning per share).

Para pemegang saham ataupun investor juga menginginkan untuk meningkatkan kesejahteraan dengan mengharapkan pengembalian dalam bentuk dividen, maupun juga dengan perusahaan yang mengharapkan pertumbuhan secara terus menerus agar mempertahankan kelangsungan hidupnya. Suatu hal yang sangat wajar jika investor menuntut tingkat return (pengembalian) tertentu atas dana yang telah diinvestasikannya. Pada bursa efek hal seperti ini dalam melihat nilai perusahaan diukur pada indikator PBV yaitu harga per lembar saham dan nilai buku per lembar saham. Untuk memudahkan para investor membaca mana saja nilai perusahaan yang baik dan mana saja yang tidak. Informasi ini dinamakan Laporan keuangan.

Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang memproses bahan mentah hingga berubah menjadi barang yang siap untuk dipasarkan. Semua proses yang terjadi di industri ini umumnya melibatkan berbagai peralatan modern. Pada penelitian ini perusahaan manufaktur yang diambil yaitu sektor Otomotif dan produk komponen (Automotive and Allied Product) diantaranya PT Polychem Indonesia Tbk, PT Astra Internasional Tbk, PT Astra Otoparts Tbk, PT Gajah Tunggal Tbk, PT Goodyear Indonesia Tbk, PT Indo Kordsa Tbk, PT Indospring Tbk, PT Intraco Penta Tbk, PT Multi Prima Sejahtera Tbk, PT Multistrada Arah Sarana, PT Nipress Tbk, PT Polychem Indonesia Tbk, PT Prima Alloy Steel, PT Selamat Sempurna, PT Tunas Ridean Tbk dan PT United Tractor Tbk. Berikut data Nilai Perusahaan (PBV) serta data Rata-rata Struktur


(22)

6

Modal, Keputusan Investasi dan nilai perusahaan manufaktur sektor otomotif dan komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia :

Tabel 1.1

Nilai Perusahaan (PBV)

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada sektor Otomotif dan Komponen Periode 2007-2011

No. Nama Perusahaan Kode

PBV (X)

2007 2008 2009 2010 2011 1. PT Polychem Indonesia Tbk ADMG 0,52 0,27 0,48 0,67 0,88 2. PT Astra Internasional Tbk ASII 4,10 1,29 3,52 4,48 3,95 3. PT Astra Otoparts Tbk AUTO 1,13 1,02 1,38 2,79 2,78 4. PT Gajah Tunggal Tbk GJTL 0,72 0,42 0,55 2,27 2,36 5. PT Goodyear Indonesia Tbk GDYR 1,78 0,69 0,95 1,23 0,92 6. PT Indo Kordsa Tbk BRAM 0,96 0,81 0,66 1,01 0,81 7. PT Indomobil Sukses

Internasional Tbk IMAS 7,00 3,16 1,96 5,93 3,48

8. PT Indospring Tbk INDS 2,76 0,41 0,28 1,73 1,25

9. PT Intraco Penta Tbk INTA 0,74 0,31 0,83 2,57 2,37 10. PT Multi Prima Sejahtera Tbk LPIN 0,44 0,24 0,25 0,62 0,40 11. PT Multistrada Arah

Sarana Tbk MASA 1,02 0,67 0,86 1,24 1,73

12. PT Nipress Tbk NIPS 0,39 0,24 0,23 0,54 0,48

13. PT Prima Alloy Steel Tbk PRAS 0,60 0,61 0,89 0,40 0,56 14. PT Selamat Sempurna Tbk SMSM 1,28 1,71 2,17 2,97 2,92 15. PT Tunas Ridean Tbk TURI 2,02 1,02 2,43 2,67 2,28 16. PT United Tractor Tbk UNTR 5,42 1,32 3,72 4,91 3,57

Rata-rata 1,93 0,89 1,32 2,25 1,92


(23)

Tabel 1.2

Perkembangan Rata-rata Struktur Modal, Keputusan Investasi dan Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Sektor Otomotif dan Komponen Periode 2007-2011

No Tahun Dalam Kali (X)

Struktur Modal (DER)

Keputusan Investasi (PER)

Nilai Perusahaan (PBV)

1. 2007 3,40 66,78 1,93

2. 2008 3,19 40,01 0,89

3. 2009 2,02 6,52 1,32

4. 2010 1,57 21,96 2,25

5. 2011 1,43 11,86 1,92

Sumber : www.idx.co.id data diolah

Berdasarkan uraian tabel 1.2 Perkembangan Rata-rata Struktur Modal, Keputusan Investasi dan Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Pada Sektor Otomotif dan Komponen periode 2007-2011, dapat dilihat bahwa perkembangan keputusan investasi pada tahun 2009 mengalami penurunan yang sangat drastis, dimana investor semakin tidak percaya untuk menginvestasikan modalnya pada sektor otomotif dan komponen ini, karena ketakutan akan terkena imbasnya dari krisis global yang terjadi pada tahun lalu yaitu tahun 2008, hal ini tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti (2006:76), bahwa rasio Price Earning Ratio mencerminkan pertumbuhan laba perusahaan. Semakin tinggi rasio ini, semakin tinggi pertumbuhan laba yang diharapkan oleh pemodal, sehingga nilai perusahaan pun menjadi meningkat. Oleh karena itu, jika nilai keputusan investasi (PER) meningkat, sebaiknya Nilai Perusahaan (PBV) pun meningkat.

Pada tahun 2011 sektor otomotif banyak melakukan impor komponennya dari luar yang disebabkan beberapa bahan baku utama untuk produksi komponen


(24)

8

dan perakitan, seperti baja dan plastik, belum memenuhi standar prinsipal, lemahnya pasokan bahan baku inilah menjadi masalah klasik untuk stabilitas neraca perdagangan karena impor bahan baku tetap tinggi, sehingga para investor takut akan mengalami kerugian, hal ini didukung dari sumber Kementerian Perindustrian Republik Indonesia dalam bentuk media online yaitu www.kemenperin.go.id dimana perusahaan tersebut banyak melakukan impor komponen dari luar, hal ini mempengaruhi nilai perusahaan yang mengalami penurunan kembali diikuti dengan penurunan nilai keputusan investasi dan penurunan nilai struktur modal (DER), karena struktur modal dan keputusan investasi merupakan faktor yang paling penting terhadap nilai perusahaan.

Berdasarkan keadaan di atas yaitu adanya kesenjangan antara teori yang ada dengan kenyataan mengenai Struktur Modal, Keputusan Investasi dan Nilai Perusahaan. Maka dapat menjadi sebuah fenomena yang mendorong penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul “Pengaruh Struktur Modal dan Keputusan Investasi Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Sektor Otomotif dan Komponen.”

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Sejak krisis keuangan Asia, sejumlah tantangan makro ekonomi dan mikro ekonomi telah membuat pertumbuhan sektor manufaktur di Indonesia menurun. Hal-hal tersebut menghambat tumbuhnya usaha-usaha baru dan mencegah


(25)

perusahaan manufaktur yang telah ada di Indonesia menjadi sulit untuk berkembang. Selain itu, beberapa tahun terakhir ini, harga saham pun berubah-ubah secara signifikan sehingga nilai perusahaan yang diukur pada PBV juga berubah-ubah karena pada tahun 2011 sektor otomotif banyak melakukan impor komponennya dari luar yang disebabkan beberapa bahan baku utama untuk produksi komponen dan perakitan, seperti baja dan plastik, belum memenuhi standar prinsipal dan lemahnya pasokan bahan baku ini menjadi masalah teradap neraca perdagangan karena impor bahan baku tetap tinggi. Agar para investor tidak salah langkah dalam berinvestasi, maka diperlukannya suatu cara atau kajian dengan menggunakan struktur modal dan keputusan investasi.

1.2.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana Perkembangan Struktur Modal pada perusahaan manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Sektor Otomotif dan Komponen.

2. Bagaimana Perkembangan Keputusan Investasi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Sektor Otomotif dan Komponen.

3. Bagaimana Perkembangan Nilai Perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Sektor Otomotif dan Komponen.


(26)

10

4. Bagaimana keeratan hubungan Struktur Modal dengan Keputusan Investasi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Sektor Otomotif dan Komponen.

5. Seberapa besar pengaruh Struktur Modal dan Keputusan Investasi secara simultan dan parsial terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Sektor Otomotif dan Komponen.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah agar peneliti dapat memperoleh informasi dan pengetahuan mengenai bagaimana pengaruh Struktur Modal dan Keputusan Investasi Terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Sektor Otomotif dan Komponen. 1.3.2 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas, tujuan penulisan dari penelitian yang dilakukan penulis adalah :

1. Untuk mengetahui Perkembangan Struktur Modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Sektor Otomotif dan Komponen.

2. Untuk mengetahui Perkembangan Keputusan Investasi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Sektor Otomotif dan Komponen.


(27)

3. Untuk mengetahui Perkembangan Nilai Perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Sektor Otomotif dan Komponen.

4. Untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan Struktur Modal dengan Keputusan Investasi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Sektor Otomotif dan Komponen.

5. Untuk mengetahui besarnya pengaruh Struktur Modal dan Keputusan Investasi secara simultan dan parsial terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Sektor Otomotif dan Komponen.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktis

1. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai kondisi perusahan khususnya mengenai Struktur Modal yang ada dan Keputusan Investasi yang tepat, sehingga dapat dijadikan umpan balik dan informasi bagi kemajuan perusahaan yang akan datang.

2. Bagi Investor

Bagi Investor yang tertarik menanam modalnya di bursa efek, maka hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan referensi dalam mempertimbangkan keputusan investasi.


(28)

12

1.4.2 Kegunaan Akademis 1. Bagi Penulis

Bagi penulis kegunaan penelitian ini adalah untuk menambah wawasan dan menambah informasi pengetahuan, serta dapat membandingkan antara teori yang diperoleh dari bangku kuliah dengan kenyataan dalam perusahaan terutama dalam bidang keuangan. Khususnya mengenai pengaruh struktur modal dan keputusan investasi terhadap nilai perusahaan.

2. Bagi Pengembangan Ilmu

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam pengembangan ilmu pada bidang yang terkait tanpa mengurangi kebenaranya dan manfaat dari ilmu tersebut.

3. Bagi Pembaca

Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi pedoman dan membuka wawasan para pembaca baik kalangan akademis (mahasiswa) maupun masyarakat umum.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.5.1 Lokasi Penelitian

Dalam rangka mendapatkan data untuk penelitian ini, penulis mengambil lokasi penelitian di perusahaan otomotif sebanyak 16 perusahaan manufaktur sektor otomotif dan komponen, adapun data keuangan diambil dari Bursa Efek Indonesia terkait dengan judul


(29)

“Pengaruh Struktur Modal dan Keputusan Investasi Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Sektor Otomotif dan Komponen.”

1.5.2 Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian yang dilakukan selama 12 bulan yaitu dari bulan September 2012 sampai dengan bulan Agustus 2013. Secara lebih rinci waktu penelitian dapat dilihat pada tabel 1.3 dibawah ini :

Tabel 1.3

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian

Prosedur Bulan Januari 2013 Februari 2013 Maret 2013 April 2013 Mei 2013 Juni 2013 Juli 2013 1. Penyusunan usulan

penelitian 2. Bimbingan 3. Pendaftaran

seminar usulan penelitian 4. Meminta surat

pengantar ke perusahaan 5. Seminar usulan penelitian

6. Perbaikan

7.Pengumpulan data 8. Pengolahan data 9. Penyusunan

laporan dan bimbingan

10. Pendaftaran ujian sidang akhir 11. Ujian sidang akhir


(30)

14 BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Struktur Modal

2.1.1.1 Pengertian Struktur Modal

Menurut Agus Sartono (2010:225), menyatakan bahwa :

“Struktur modal merupakan perimbangan jumlah utang jangka pendek yang bersifat permanen, utang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa. Struktur modal merupakan bagian dari struktur keuangan”

Menurut Bambang Riyanto (2010:282), menyatakan bahwa :

“Perimbangan atau perbandingan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri.”

Dari beberapa pandangan tersebut dapat diartikan bahwa struktur modal merupakan bagian dari struktur keuangan yang dapat diartikan sebagai pembelanjaan permanen yang mencerminkan perimbangan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Dalam neraca perusahaan yang terdiri dari sisi aktiva yang mencerminkan struktur kekayaan dan sisi pasiva sebagai struktur keuangan.

Selain itu untuk struktur modal diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER) dikarenakan DER mencerminkan besarnya proporsi antara total debt (total


(31)

hutang) dan total modal sendiri. DER adalah kemampuan perusahaan dalam mengembalikan hutang dengan melihat modal sendiri perusahaan.

Sedangkan DER menurut Sutrisno (2012:218), menyatakan bahwa :

Rasio hutang dengan modal sendiri (debt to equity ratio) merupakan imbangan antara hutang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini berarti modal sendiri semakin sedikit dibanding dengan hutangnya. Bagi perusahaan, sebaiknya besarnya hutang tidak boleh melebihi modal sendiri agar beban tetapnya tidak terlalu tinggi. Rumus untuk menghitung Debt to Equity Ratio (DER) :

Sumber : Kamaludin dan Rini Indriani (2012:43)

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa semakin besar hutang, maka semakin besar risiko yang ditanggung perusahaan. Oleh karena itu perusahaan yang tetap mengambil hutang sangat tergantung pada biaya relatif. Biaya hutang lebih kecil daripada dana ekuitas. Dengan menambahkan hutang ke dalam neracanya, perusahaan secara umum dapat meningkatkan profitabilitas, yang kemudian menaikkan harga sahamnya, sehingga meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham dan akan mempunyai potensi untuk terus tumbuh dalam perusahaan tersebut.

2.1.1.2 Komponen Struktur Modal

Seperti hal yang telah dijelaskan bahwa struktur modal merupakan hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Maka yang dimaksud dengan hutang jangka panjang menurut Bambang Riyanto (2010:238), menyatakan bahwa :


(32)

16

Modal asing/Hutang jangka panjang adalah utang yang jangka waktunya adalah panjang, umumnya lebih dari 10 tahun. Hutang jangka panjang ini pada umumnya digunakan untuk membelanjai perluasan perusahaan (ekspansi) atau modernissi dari perusahaan, karena kebutuhan modal untuk keperluan tersebut meliputi jumlah yang besar.

Adapun jenis atau bentuk-bentuk utama dari hutang jangka panjang menurut Bambang Riyanto (2010:238-239), sebagai berikut :

1. Pinjaman Obligasi

Pinjaman Obligasi adalah pinjaman uang untuk jangka waktu yang panjang, untuk mana si debitur mengeluarkan surat pengakuan utang yang mempunyai nominal tertentu.

2. Pinjaman Hipotik (Mortgage)

Pinjaman Hipotik adalah pinjaman jangka panjang di mana pemberi uang (kreditur) diberi hak hipotik terhadap suatu barang tidak bergerak, agar supaya bila pihak debitur tidak memenuhi kewajibannya, barang itu dapat dijual dan dari hasil penjualan tersebut dapat digunakan untuk menutup tagihannya.

Sedangkan modal sendiri menurut Bambang Riyanto (2010:240), menyatakan bahwa :

Modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan yang tertanam di dalam perusahaan untuk waktu yang tidak tertentu lamanya. Oleh karena itu, ditinjau dari sudut likuiditas merupakan dana jangka panjang yang tidak tentu waktunya.

Modal sendiri di dalam suatu perusahaan yang berbentu Perseroan Terbatas (PT) menurut Bambang Riyanto (2010:240-244), terdiri dari :


(33)

1. Modal Saham

Saham adalah tanda bukti pengambilan bagian atau peserta dalam suatu perseroan terbatas. Adapun Jenis-jenis modal saham adalah sebagai berikut:

a. Saham Biasa (Common Stock). Pemegang saham biasa akan mendapat dividen pada akhir tahun pembukuan, jika perusahaan tersebut mendapat keuntungan.

b. Saham Preferen (Preferred Stock). Pemegang saham preferen mempunyai beberapa “preferensi” tertentu di atas pemegang saham biasa. Pertama, dividen dari saham preferen diambilkan lebih dahulu, kemudian sisanya barulah disediakan untuk saham biasa ( Commond-Stock). Kedua, apabila perusahaan dilikuidir, maka dalam pembagian kekayaan saham preferen didahulukan daripada saham biasa.

c. Saham Preferen Kumulatif (Cummulative Preferred Stock). Jenis saham ini pada dasarnya adalah sama dengan saham preferen. Perbedaannya hanya terletak pada adanya hak kumulatif pada saham preferen kumulatif. Dengan demikian pemegang saham preferen kumulatif apabila tidak menerima deviden selama beberapa waktu karena besarnya laba tidak mengizinkan atau karena adanya kerugian, pemegang saham jenis ini dikemudian hari apabila perusahaan mendapatkan keuntungan berhak menuntut deviden yang tidak dibayarkan di waktu-waktu yang lampau.


(34)

18

2. Cadangan

Menurut Bambang Riyanto (2010:242), cadangan di sini dimaksudkan sebagai cadangan yang dibentuk dari keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan selama beberapa waktu yang lampau atau dari tahun yang berjalan (reserve that are surplus). Tidak semua cadangan termasuk dalam pengertian modal sendiri. Cadangan yang termasuk dalam modal sendiri ialah antara lain:

a. Cadangan ekspansi. b. Cadangan modal kerja. c. Cadangan selisih kurs.

d. Cadangan untuk menampung hal-hal atau kejadian-kejadian yang tidak diduga sebelumnya (cadangan umum).

3. Laba Ditahan

Laba ditahan adalah keuntungan yang diperoleh oleh suatu perusahaan dapat sebagian dibayarkan sebagai deviden dan sebagian ditahan oleh perusahaan.

2.1.1.3 Faktor-Faktor Struktur Modal

Peran dari manajer untuk mengambil suatu keputuan dalam perusahaan sangatlah penting, untuk menentukan struktur modal yang optimal apakah dana yang diperoleh itu berasal dari luar perusahaan atau berasal dari modal sendiri dan manajer juga harus bisa mengambil keputusan dalam menyeimbangkan antara risiko dan tingkat pengembalian yang akan memaksimalkan nilai perusahaan.


(35)

Berkaitan hal tersebut ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi Struktur Modal menurut Kamaludin dan Rini Indriani (2012:325-327), menyatakan bahwa :

1. Stabilitas penjualan. Perusahaan yang memiliki penjualan relatif stabil akan dapat lebih aman memperoleh lebih banyak pinjaman dan menanggung beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil. Secara historis perusahaan yang penjualannya stabil akan lebih banyak menggunakan leverage.

2. Struktur aktiva. Perusahaan yang memiliki asset tetap dalam jumlah yang besar dapat menggunakan hutang dalam jumlah yang besar, hali ini disebbkan perusahaan dengan skala aktiva tetap dapat dijadikan jaminan, sehingga lebih mudah memperoleh akses sumber dana.

3. Leverage operasi. Perusahaan yang memiliki leverage operasi lebih kecil cenderung lebih mampu untuk memperbesar leverage keuangan, karena ia cenderung mempunyai risiko bisnis lebih kecil.

4. Tingkat pertumbuhan. Perusahaan yang memilki pertumbuhan yang cepat semakin banyak memerlukan pembiayaan ekspansi. Perusahaan yang memiliki pertumbuhan yang pesat sebaiknya lebih banyak menggunakan sumber modal eksternal, seperti penerbitan saham dan obligasi. Namun demikian pada saat yang sama perusahaan juga sering menghadapi ketidakpastian yang lebih besar, sehingga terkadang cenderung mengurangi niat untuk menggunakan hutang lebih banyak.


(36)

20

5. Profitabilitas. Profitabilitas perusahaan pada tahun sebelumnya sebagai dasar penting untuk menentukan struktur modal tahun yang akan datang. Perusahaan dengan profitabilitas tinggi akan memiliki laba ditahan yang besar pula, sehingga ada kecendrungan perusahaan akan lebih senang menggunakan laba ditahan sebelum menggunakan hutang sebagai pembiayaan investasi.

6. Pajak. Bunga dalam laporan keuangan merupakan pos deduksi pajak, sehingga pos deduksi tersebut sangat bermanfaat jika tarif pajak yang tinggi. Sehingga secara teoritis, semakin tinggi pajak, maka semakin besar manfaat penggunaan hutang.

7. Pengendalian. Pengaruh penggunaan hutang sangat besar pengaruh dengan posisi pengendalian manajemen. Jika pada saat ini perusahaan memiliki hak mengendalikan manajemen (karena menguasi 50% lebih), karena tidaj diperkenankan membeli saham tambahan, maka perusahaan akan membiayai dengan hutang untu mempertahnkan pengendalian perusahaan. 8. Sikap manajemen. Sedikit banyak dalam prakteknya, struktur modal lebih

banyak sangat tergantung sikap manajemen itu sendiri. Manajemen yang bersikap konservatif cenderung akan menggunakan hutang yang lebih kecil, sementara manajemen yang risk taker akan menggunakan lebih banyak hutang untuk mengejar laba yang lebih tinggi.

9. Sikap pemberi pinjman dan lembaga penilai peringkat. Terkadang sikap pemberi pinjaman sangat menentukan struktur modal perusahaan.


(37)

10.Kondisi pasar keuangan. Pembiayaan obligasi atau saham akan sangat tergantung pada pasar keuangan secara umum.

11.Fleksibilitas keuangan. Baik penggunaan hutang atau modal sendiri sangat tergantung pada situasi operasi dan pasar.

Sedangkan menurut Bambang Riyanto (2010:297), menyatakan bahwa:

Struktur modal suatu perusahaan dipengaruhi oleh banyak faktor di mana faktor-faktor utamanya ialah tingkat bunga, stabilitas dari “earning”, susunan dari aktiva, kadar risiko dari aktiva, besarnya jumlah modal yang dibutuhkan, keadaan pasar modal, sifat manajemen, dan besarnya suatu perusahaan.

Adapun menurut Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston (2011:188-190), menyatakan bahwa :

Perusahaan pada umumnya akan mempertimbangkan faktor-faktor berikut ini ketika melakukan keputusan struktur modal yaitu stabilitas penjualan, struktur aset, leverage operasi, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak, kendali, sikap manajemen, sikap pemberi pinjaman dan lembaga pemeringkat, kondisi pasar, kondisi internal perusahaan, dan fleksibilitas keuangan.

2.1.1.4 Teori Struktur Modal

1. Teori Struktur Modal Pendekatan Tradisional

Pendekatan Tradisional berpendapat akan adanya struktur modal yang optimal, artinya Struktur Modal mempunyai pengaruh terhadap Nilai Perusahaan, dimana Struktur Modal dapat berubah-ubah agar bisa diperoleh nilai perusahaan yang optimal.

Menurut Kamaludin dan Rini Indriani (2012:313), pendekatan tradisional mengasumsikan bahwa :


(38)

22

1. Hingga suatu tingkat leverage atau hutang tertentu risiko perusahaan tidak akan mengalami perubahan, sehingga biaya hutang dan biaya modal sendiri relatif konstan.

2. Setelah tingkat leverage tertentu, maka biaya hutang dan biaya modal sendiri akan meningkat.

3. Peningkatan biaya modal sendiri akan semakin besar dan akan lebih besar daripada penurunan biaya hutang karena penggunaan hutang yang lebih murah. Akibat selanjutnya biaya modal rata-rata tertimbang yang awalnya menurun, tetapi setelah melewati tingkat leverage tertentu akan menigkat. Nilai perusahaan juga ajan turun akibat penggunaan utang yang semakin besar atau berlebihan

Pendekatan tradisional Menurut Sutrisno (2012:257) menyatakan bahwa :

“Pendekatan tradisional ini berpendapat bahwa pada pasar modal yang sempurna dan tidak ada pajak, maka perubahan struktur modal akan mempengaruhi nilai perusahaan”

2. Teori Pendekatan Modigliani dan Miller

Menurut Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston (2011:179), teori struktur modal modern dimulai pada tahun 1958, ketika Profesor Franco Modigliani dan Profesor Merton Miller (selanjutnya disebut MM) menerbitkan apa yang disebut sebagai artikel keuangan yang paling berpengaruh yang pernah ditulis yaitu “The Cost of capital, Corporation Finance, and The Theory of Investment”. MM membuktikan, dengan menggunakan sekumpulan asumsi yang


(39)

patut dipertanyakan, bahwa nilai suatu perusahaan tidak dipengaruhi oleh struktur modalnya. Atau dengan kata lain, hasil yang diperoleh MM menunjukan bahwa bagaimana cara perusahaan mendanai operasinya tidak memiliki pengaruh, sehingga struktur modal adalah sesuatu yang tidak relevan. Akan tetapi, asumsi-asumsi yang menjadi dasar studi MM bukanlah asumsi-asumsi yang realistis, sehingga hasil yang mereka peroleh menjadi dipertanyakan.

Berikut adalah daftar sebagian asumsi yang mereka ambil : 1. Tidak ada biaya pialang.

2. Tidak ada pajak.

3. Tidak ada biaya kebangkrutan.

4. Investor dapat meminjam dengan tingkat yang sama seperti perusahaan. 5. Seluruh investor memiliki informasi yang sama seperti manajemen tentang

peluang investasi perusahaan di masa mendatang. 6. EBIT tidak dipengaruhi oleh penggunaan utang.

Pada tahun 1963, MM menerbitkan makalah lanjutan yang berjudul “Corporate Income Taxes and The Cost of Capital: A Correction” yang dimana mereka melonggarkan aumsi tidak adanya pajak perusahaan. Disisni mereka mengakui bahwa Peraturan perpajakan memperbolehkan perusahaan untuk mengurangi pembayaran bunga sebagai suatu beban, tetapi pembayaran dividen kepada pemegang saham bukan sebagai pengurang pajak. Perbedaan perlakuan ini mendorong perusahaan untuk menggunakan utang dalam struktur modalnya. MM


(40)

24

menunjukan bahwa jika seluruh asumsi mereka berlaku, perbedaan perlakuan ini akan mengarah pada suatu struktur modal yang 100 persen terdiri atas utang.

Dapat diambil kesimpulan dalam teori MM (Struktur Modal bila ada paja) ini bahwa dengan adanya peningkatan hutang akan menigkatkan nilai perusahaan yang akibatnya akan ada penghematan pajak. Akan tetapi kelemahan dari teori ini tidak mempertimbangkan biaya yang timbul dari akibat berhutang, sehingga akan mengakibatkan juga terjadinya kebangkrutan.

3. Teori Trade-Off dalam Struktur Modal

Teori Pertukaran (Trade-Off Theory) menurut Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston (2011:183), menyatakan bahwa :

“Di mana perusahaan menukar manfaat pajak dari pendanaan utang dengan masalah yang ditimbulkan oleh potensi kebangkrutan.”

Berdasarkan teori Modigliani dan Miller (1958) mengatakan bahwa

semakin besar hutang yang digunakan semakin tinggi nilai perusahaan. Dengan kata lain, Semakin besar proporsi utang, akan semakin besar perlindungan pajak yang diperoleh, tetapi semakin besar pula biaya kebangkrutan yang mungkin timbul.

4. Teori Pecking Order

Pecking Order Theory yang dikenal dengan Asymmetric Information atau ketidaksamaan informasi menurut Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston (2011:185), menyatakan bahwa :


(41)

“Situasi di mana manajer memiliki informasi yang berbeda (lebih baik) tentang prospek perusahaan dibandingkan dengan yang dimiliki oleh investor.”

Menurut Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti (2006:278), secara ringkas teori pecking order tersebut menyatakan sebagai berikut :

1. Perusahaan lebih menyukai pendanaan internal.

2. Perusahaan akan berusaha menyesuaikan rasio pembagian dividen dengan kesempatan investasi yang dihadapi, dan berupaya untuk tidak melakukan perubahan pembayaran dividen yang terlalu besar.

3. Pembayaran dividen yang cenderung konstan dan fluktuasi laba yang diperoleh mengakibatkan dana internal kadang-kadang berlebih ataupun kurang untuk investasi.

4. Apabila pendanaan eksternal diperlukan, maka perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang paling aman terlebih dahulu. Penerbitan sekuritas akan dimulai dari penerbitan obligasi, kemudian obligasi yang dapat dikonversikan menjadi modal sendiri, baru akhirnya menerbitkan saham baru.

Sesuai dengan teori ini, tidak ada target rasio hutang, karena ada dua jenis modal sendiri yang preferensinya berbeda. Yaitu laba ditahan (dipilih lebih dulu) dan penerbitan saham baru (dipilih paling akhir). Rasio hutang setiap perusahaan aan dipengaruhi oleh kebutuhan dana untuk investasi.


(42)

26

2.1.2 Keputusan Investasi

2.1.2.1 Pengertian Keputusan Investasi

Ada banyak pendapat yang di kemukakan oleh berbagai pihak terhadap pengertian tentang investasi. Definisi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Investasi diartikan sebagai penanaman uang atau di suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memproleh keuntungan. Pada dasarnya investasi adalah membeli suatu aset yang diharapkan di masa datang dapat dijual kembali dengan nilai yang lebih tinggi. Keputusan investasi yang melibatkan aktiva tetap atau disebut juga dengan penganggaran modal.

Menurut Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston (2001:447), menyatakan bahwa :

Pengertian modal mengacu pada aktiva jangka panjang yang digunakan dalam produksi, sedangkan anggaran adalah rencana yang merinci proyeksi arus masuk dan arus keluar selama beberapa periode di masa depan. Jadi anggaran modal adalah garis besar rencana investasi dalam aktiva tetap, dan penggaran modal merupakan keseluruhan proses dalam menganalisis proyek dan memutuskan salah satu proyek yang akan dimasukkan dalam anggran modal.

Definisi investasi Menurut Tandelilin (2010:2), menyatakan bahwa :

“Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang.”

Menurut Sunariyah (2004:4) investasi dalam artian luas terdiri dari dua bagian utama, yaitu :


(43)

1. Investasi dalam bentuk aktiva rill (real assets) berupa aktiva berwujud seperti emas, perak, intan, barang-barang seni dan real assets lainnya. 2. Investasi dalam surat-surat berharga (financial assets) berupa surat-surat

berharga yang pada dasarnya merupakan klaim atas aktiva rill yang dikuasai suatu entitas. Pemilikan aktiva finansial dalam ranga investasi pada sebuah entitas dapat dilakukan dengan dua cara :

a. Investasi Langsung (Direct Investment). Investasi langsung dapat diartikan sebagai suatu pemilikan surat-surat berharga secara langsung dalam suatu entitas yang secara resmi telah go public dengan harapan akan mendapatkan keuntungan penghasilan deviden dan capital gains. b. Investasi Tidak Langsung (Indirect Investment. Invewstasi tidak

langsung terjadi bilamana surat-surat berharga yang dimiliki diperdagangkan kembali oleh perusahaan investasi (investment company) yang berfungsi sebagai perantara.

Secara umum investasi bisa dalam bentuk investasi nyata (real assets), misalnya tanah, emas, mesin, bangunan dan lain-lain, serta bisa pula investasi dalam aktiva keuangan (financial assets) seperti deposito maupun berupa pemberian surat-surat berharga berupa saham dan obligasi.

Keputusan investasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan, dimana keputusan investasi menyangkut tentang pengalokasian dana, baik dilihat dari sumber dana (yang berasal dari dalam dan dari luar perusahaan) dan dilihat dari penggunaan dana untuk tujuan jangka pendek serta jangka panjang.


(44)

28

2.1.2.2Dasar Keputusan Investasi

Menurut Tandelilin (2010:9-12) terdiri tingkat return yang diharapkan, tingkat risiko serta hubungan antara return dan risiko. Berikut ini akan dibahas masing-masing dasar keputusn investasi, yaitu :

a. Return harapan investor dari investasi yang dilakukannya merupakan kompensasi atas biaya kesempatan (opportunity cost) dan risiko penurunan daya beli akibat adanya pengaruh inflasi.

Dalam konteks manajemen investasi, perlu dibedakan antara return harapan (expected return) dan return aktual atau yang terjadi (realized return). Return harapan merupakan tingkat return yang diantisipasi investor di masa datang. Sedangkan return yang terjadi atau return aktual merupakan tingkat return yang telah diperoleh investor pada masa lalu. b. Risiko bisa diartikan sebagai kemungkinan return aktual yang berbeda

dengan return yang diharapkan. Secara spesifik, mengacu pada kemungkinan realisasi return aktual lebih rendah dari return minimum yang diharapkan. Return minimum yang diharapkan seringkali juga disebut sebagai return yang disyaratkan (required rate of return).

c. Hubungan Tingkat Risiko dan Return Harapan merupakan hubungan yang bersifat searah dan linear. Artinya, semakin besar risiko suatu aset, semakin besar pula return harapan atas aset tersebut, demikian sebaliknya.


(45)

2.1.2.3Proses Keputusan Investasi

Hal yang paling terpenting dalam melaksanakan suatu investasi adalah kemampuan untuk memutuskan investasi mana yang akan dipilih dan yang paling dikenal istilah proses keputusan investasi.

Menurut Tandelilin (2010:12-16) proses keputusan investasi terdiri dari lima tahap keputusan yang berjalan terus menerus sampai tercapai keputusan investasi yang baik. Tahap – tahap keputusan investasi meliputi lima tahap keputusan, yaitu:

a. Penentuan tujuan investasi. Dalam menentukan tujuan investasi masing-masing investor bisa berbeda-beda tergantung pada investor yang membuat keputusan tersebut. Sebagai contoh, lembaga dana pensiunan yang bertujuan untuk memperoleh dana untuk dana pensiun nasabahnya di masa depan mungkin akan memilih investasi pada portofolio reksa dana. Sedangkan bagi instuisi penyimpan dana seperti bank, mempunyai tujuan untuk memperoleh return yang lebih tinggi di atas biaya investasi yang dikeluarkan. Mereka biasanya lebih menyukai investasi pada sekuritas yang mudah diperdagangkan atupun pada penyaluran kredit yang lebih berisiko tetapi memberikan harapan return yang tinggi.

b. Penentuan kebijakan investasi. Tahap ini dimulai dengan penentuan keputusan alokasi asset (asset allocation decision). Keputusan ini menyangkut pendistribusian dana yang dimiliki pada berbagai kelas aset yang tersedia (saham, obligsi, real estate ataupun sekuritas luar negeri). Investor juga harus memperhatikan berbagai batasan yang mempengaruhi


(46)

30

kebijakan investasi seperti seberapa besar dana yang dimiliki dan porsi pendistribusian dana tersebut serta beban pajak yang harus ditanggung. c. Pemilihan strategi portofolio. Ada dua strategi portofolio yang dipilih,

yaitu strategi portofolio aktif dan strategi portofolio pasif. Strategi portofolio aktif meliputi kegiatan penggunaan informasi yang tersedia dan teknik-teknik peramalan secara aktif untuk mencari kombinasi portofolio yang lebih baik. Strategi portofolio pasif meliputi aktivitas investasi pada portofolio yang seiring dengan kinerja indeks pasar. Asumsi strategi pasif ini adalah bahwa semua informasi yang tersedia akan diserap pasar dan direfleksikan pada harga saham.

d. Pemilihan asset. Tahap ini memerlukan pengevaluasian setiap sekuritas yang ingin dimasukan dalam portofolio. Tujuan tahap ini adalah untuk mencari kombinasi portofolio yang efisien, yaitu portofolio yang menawarkan return diharapkan yang tertinggi dengan tingkat risiko tertentu atau sebaliknya menawarkan return diharapkan tertentu dengan tingkat risiko rendah.

e. Pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio. Tahap ini merupakan tahap paling akhir dari proses keputusan investasi. Tahap pengukuran dan evaluasi kinerja ini meliputi pengukuran kinerja portofolio dan pembandingan hasil pengukuran tersebut dengan kinerja portofolio lainnya melalui proses benchmarking. Proses benchmarking ini biasanya dilakukan terhadap indeks portofolio pasar, untuk mengetahui seberapa


(47)

baik kinerja portofolio yang telah ditentukan dibandingkan dengan kinerja portofolio lainnya (portofolio pasar).

2.1.2.4Indikator Keputusan Investasi

Indikator yang mempengaruhi Keputusan Investasi yaitu: PER (Price Earning Ratio)

Price Earning Ratio (PER) menurut Tandelilin (2010:320), menyatakan bahwa: “Rasio atau perbandingan antara harga saham terhadap earning perusahaan. Investor akan menghitung berapa kali (multiplier) nilai earning yang tercemin dalam harga suatu saham.”

Sedangkan menurut Husnan dan Pudjiastuti (2006:75), menyatakan bahwa : “Price Earning Ratio, rasio ini membandingkan antara harga saham (yang diperoleh dari pasar modal) dan laba per lembar saham yang diperoleh pemilik perusahaan (disajikan dalam laporan keuangan).”

Metode perhitungannya adalah sebagai berikut :

Sumber : Husnan dan Pudjiastuti (2006:75)

Harga per lembar saham merupakan harga saham yang berada dipasaran dan laba per saham atau lebih dikenal sebagai earning per share (EPS).

Earning Per Share (EPS) menurut Tandelilin (2010:373), bahwa :

“Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan.”


(48)

32

Metode perhitungan Earning Per Share (EPS) adalah sebagai berikut :

Sumber : Tandelilin (2010:374) 2.1.2.5Komponen Keputusan Investasi

Keputusan investasi disini diukur dengan menggunakan Price Earning Ratio (PER) dan ada tiga komponen utama untuk menghitung PER suatu perusahaan menurut Tandelilin (2010:376), diantaranya :

1. Dividend Payout Ratio (DPR) merupakan perbandingan antara dividen yang dibayarkan perusahaan terhadap earning yang diperoleh perusahaan. 2. Tingkat return yang disyaratkan (k), yang menunjukan tingkat return

yang disyaratkan investor atas suatu saham sebagai kompensasi atas resiko yang harus ditanggung investor.

3. Tingkat pertumbuhan dividen yang diharapkan (g), merupakan fungsi dari besarnya ROE dan tingkat laba ditahan perusahaaan (retention rate).

2.1.3 Nilai Perusahaan

Dalam jangka panjang tujuan perusahaan adalah memaksimumkan nilai perusahaan. Semakin tinggi nilai perusahaan maka semakin sejahtera pula pemiliknya. Nilai perusahaan akan tercermin dari harga pasar sahamnya.

�� = � ℎ ℎ � �


(49)

2.1.3.1 Pengertian Nilai Perusahaan

Pengertian nilai perusahaan menurut Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti (2006:6), menyatakan bahwa :

“Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual, semakin tinggi nilai perusahaan, semakin besar kemakmuran yang akan diterima oleh pemilik perusahaan.”

Nilai Perusahaan menurut Hasnawati(2005), bahwa :

“Nilai perusahaan didefinisikan sebagai nilai pasar karena nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat.”

2.1.3.2 Indikator Nilai Perusahaan

Indikator yang mempengaruhi nilai perusahaan adalah: PBV (Price Book Value)

Menurut Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston (2001:92), menyatakan bahwa :

Rasio harga pasar saham terhadap nilai buku saham memberikan indikasi lain tentang bagaimana investor memandang perusahaan. Perusahaan dengan tingkat pengembalian atas ekuitas yang relatif tinggi biasanya menjual saham beberapa kali lebih tinggi dari nilai bukunya, dibanding denga perusahaan dengan tingkat pengembalian yang rendah.

Metode perhitungannya adalah sebagai berikut :

Sumber : Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston (2001:92) ��� = � � � � ℎ � ℎ


(50)

34

2.1.3.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan

Dalam meningkatkan nilai suatu perusahaan akan lebih mudah jika mengetahui terlebih dahulu faktor-faktor yang mempengaruhi dari nilai perusahaan, menurut Gitman (2006:108) adalah sebagai berikut :

1. Nilai likuiditas adalah jumlah uang yang dapat direalisasikan jika aktiva atau kelompok aktiva dijual sebagian ataupun seluruhnya pada saat perusahaan tidak berjalan baik.

2. Nilai berkesinambungan adalah jumlah aset yang dapat dijual perusahaan untuk melanjutkan operasi bisnis.

3. Nilai buku adalah nilai aktiva yang dicatat dalam akuntansi yaitu selisih antara nilai perolehan dengan biaya penyusutan.

4. Nilai pasar adalah harga pasar dimana aktiva diperdagangkan pada pasar bebas.

5. Nilai intrinsik atau nilai wajar adalah nilai sekarang dari arus dana yang dibutuhkan di masa yang akan datang.

2.1.4 Hasil Penelitian Sebelumnya

1. Penelitian Werner R. Muhardi (2008)

Jurnal Manajemen & Bisnis, Volume 7 Nomor 1 Maret 2008, halaman 11-23 ini dikemukakan oleh Werner R. Muhardi (2008). Penelitian ini berjudul Hubungan Capital Expenditure, Risiko Sistematis, Struktur Modal, Tingkat Kemampulabaan Terhadap Nilai Perusahaan.


(51)

Hasil penelitian ini mengindikasi bahwa hanya struktur modal dan tingkat kemampulabaan yang berdampak pada nilai perusahaan. Sementara itu, asset tidak berwujud yang diukur melalui ada tidaknya penelitian dan pengembangan ternyata tidak mempengaruhi tingkat kemampulabaan dan nilai perusahaan.

2. Penelitian Linda Purnamasari, Sri Lestari Kurniawati dan Melliza Silvi (2009)

Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 13, No. 1 Januari 2009, hal.106 – 119. Terakreditasi SK. No. 167/DIKTI/Kep/2007 dikemukakan oleh Linda Purnamasari, Sri Lestari Kurniawati dan Melliza Silvi (2009). Penelitian ini berjudul Interdependensi antara Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan Keputusan Dividen. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa terdapat interdependensi antara keputusan pendanaan dengan keputusan dividen secara negatif dan signifikan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sedangkan antara keputusan investasi dengan keputusan pendanaan dan antara keputusan investasi dengan keputusan dividen tidak terdapat interdependensi.

3. Penelitian Arie Afzal dan Abdul Rohman (2012)

Jurnal Diponegoro Journal of Accounting, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 01-09 ini dikemukakan oleh Arie Afzal dan Abdul Rohman (2012). Penelitian ini berjudul Pengaruh Keputusan Investasi,


(52)

36

Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan Deviden Terhadap Nilai Perusahaan. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa terdapat interdependensi antara keputusan pendanaan dengan keputusan dividen secara negatif dan signifikan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sedangkan antara keputusan investasi dengan keputusan pendanaan dan antara keputusan investasi dengan keputusan dividen tidak terdapat interdependensi.

4. Penelitian Mokhamat Ansori dan Denica H.N. (2010)

Jurnal Analisis Manajemen, Vol. 4 No. 2, Juli 2010, halaman 153-175 ini dikemukakan oleh Mokhamat Ansori dan Denica H.N. (2010). Penelitian ini berjudul Pengaruh Keputusan Investasi Keputusan Pendanaan dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan yang Tergabung Dalam Jakarta Islamic Index Studi Pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Hasil dari penelitian ini bahwa keputusan investasi secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan di Jakarta Islamic Index. Bahwa keputusan pendanaan secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan di Jakarta Islamic Index. Bahwa kebijakan dividen secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan di Jakarta Islamic Index. Bahwa keputusan investasi, keputusan pendanaan dan kebijakan dividen secara simultan mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan di Jakarta Islamic Index.


(53)

5. Penelitian Herry Subagyo (2011)

Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol. 18 No. 1, Maret 2011, halaman 59-68 ini dikemukakan oleh Herry Subagyo (2011). Penelitian ini berjudul Efektifitas Kebijakan Struktur Modal Dalam Meningkatkan Nilai Perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa efektivitas struktur modal ditentukan oleh peluang investasi yang tersedia. Penggunaan utang hanya efektif meningkatkan nilai perusahaan ketika peluang investasi rendah, apabila peluang investasi tinggi penggunaan utang akan berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.

6. Penelitian Desak Ketut Sintaasih dan Ni Wayan Maryatini (2007)

Jurnal Sarathi, Vol.14 No. 3, Oktober 2007, halaman 269-283 ini dikemukakan oleh Desak Ketut Sintaasih dan Ni Wayan Maryatini (2007). Penelitian ini berjudul Pengaruh Struktur Modal dan Capital Expenditure Terhadap Nilai Perusahaan. Hasil penelitian ini bahwa dari hasil analisis regresi berganda dapat diketahui bahwa struktur modal dan capital expenditure secara simultan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan baik pada perusahaan manufaktur dengan growth opportunity tinggi maupun growth opportunity rendah.

7. Penelitian Ogbulu dan Emeni (2012)

International Journal of Business and Social Science, Vol. 3 No.19, October 2012, halaman 252-261 ini dikemukakan oleh Ogbulu


(54)

38

dan Emeni (2012). Penelitian ini berjudul Capital Structure and Firm Value: Empirical Evidence from Nigeria. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa dalam ekonomi berkembang seperti Nigeria bahwa keputusan struktur modal memiliki berbagai implikasi dan salah satunya adalah yang berpengaruh pada nilai perusahaan.

8. Penelitian Yulia Efni, Djumilah Hadiwidjojo, Ubud Salim dan Mintarti Rahayu (2012)

Jurnal Aplikasi Manajemen, Volume 10 Nomor 1, Maret 2010, halaman 128-141 ini dikemukakan oleh Yulia Efni, Djumilah Hadiwidjojo, Ubud Salim dan Mintarti Rahayu (2012). Penelitian ini berjudul Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan Kebijakan Deviden: Pengaruhnya terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada Sektor Properti dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia). Hasil dari penelitian ini, dengan pendekatan analisis jalur diperoleh beberapa temuan yang penting yaitu keputusan investasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan namun tidak berpengaruh terhadap resiko perusahaan. Keputusan pendanaan hanya berpengaruh terhadap nilai perusahaan bila keputusan pendanaan mampu menurunkan resiko perusahaan (resiko bisnis, resiko keuangan dan resiko pasar). Kebijakan deviden tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, baik secara langsung maupun melalui resiko perusahaan. Ini menunjukkan bahwa variabel resiko hanya memediasi keputusan pendanaan. Dari ketiga macam keputusan terebut ternyata


(55)

keputusan investasi memberikan kontribusi paling utama pada nilai perusahaan.

9. Penelitian Nurul Hayati (2010)

Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Volume 11 Nomor 1, April 2010, ini dikemukakan oleh Nurul Hayati (2010). Penelitian ini berjudul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio (PER) Sebagai Salah Satu Kriteria Keputusan Investasi Saham Perusahaan Real Estate Dan Property Di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini dengan analisis regresi berganda dengan hasil penelitian secara parsial menunjukan dari kelima variabel independen yang diindikasikan berpengaruh terhadap price earning ratio, terdapat hanya satu variabel yang tidak berpengaruh yaitu price to book value, sedangkan variabel earning per share, return on asstes, return on equity, debt equity ratio berpengaruh terhadap Price Earning Ratio perusahaan Real Estate dan Property Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel debt equity ratio merupakan variabel yang dominan mempengaruhi Price Earning Ratio.


(56)

40

Tabel 2.1

Tabel Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu

No Nama

Peneliti Judul Hasil Perbedaan Persamaan

1. Werner R. Murhadi Hubungan Capital Expenditure, Risiko Sistematis, Struktur Modal, Tingkat Kemampulabaan , Terhadap Nilai Perusahaan

Hasil penelitian ini bahwa Struktur modal dan tingkat kemampulabaan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan penelitian dan pengembangan serta risiko sistematis berpengaruh positif namun tidak signifikan. Penelitian ini tidak membahas tentang keputusan investasi tetapi variabel yang diambil tentang Capital Expenditure, Risiko Sistematis, Tingkat Kemampula-baan Penelitian ini sama-sama membahas variabel X struktur modal, dan terhadap variabel Y yaitu Nilai Perusahaan.

2. Linda

Purnamasari, Sri Lestari Kurniawati dan Melliza Silvi Pengaruh Interpedensi Antara Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan Dan Keputusan Dividen

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa terdapat interdependensi antara keputusan pendanaan dengan keputusan dividen secara negatif dan signifikan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sedangkan antara keputusan investasi dengan keputusan pendanaan dan antara keputusan investasi dengan keputusan dividen tidak terdapat interdependensi.

Penelitian ini membahas variabel keputusan dividen. Kesamaan penelitian ini mengguna-kan keputusan investasi.


(57)

3. Arie Afzal, Abdul Rohman Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Dan Kebijakan Deviden Terhadap Nilai Perusahaan Hasil dari penelitian ini bahwa Variabel keputusan investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin tinggi Variabel keputusan pendanaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Variabel kebijakan dividen berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Perbedaan dari penelitian ini mengguna-kan kebijamengguna-kan deviden sebagai variabel X yang ditelitinya. Penelitian ini sama-sama membahas tentang keputusan investasi, dan variabel DER sebgai keputusan pendanaan, serta nilai perusahaan sebagi variabel Y.

4. Mokhamat Ansori dan Denica H.N. Pengaruh Keputusan Investasi Keputusan Pendanaan dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan yang Tergabung Dalam Jakarta Islamic Index Studi Pada Bursa Efek Indonesia (BEI)

Hasil penelitian ini bahwa keputusan investasi, keputusan pendanaan dan kebijakan dividen secara simultan mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan di Jakarta Islamic Index. Perbedaan dari penelitin ini memggunaka n kebijakan dividen sebagai variabel X yang ditelitinya. Penelitian ini sama-sama menggunak an keputusan pendanaan dengan indikator total hutang dan total ekuitas serta keputusan investasi sebagai variabel X dan nilai perusahaan sebgai variabel Y sebagai


(58)

42

variabel yang ditelitinya. 5. Herry

Subagyo Efektifitas Kebijakan Struktur Modal Dalam Meningkatkan Nilai Perusahaan

Hasil studi ini menunjukkan bahwa efektivitas struktur modal ditentukan oleh peluang investasi yang tersedia. Penggunaan utang hanya efektif meningkatkan nilai perusahaan ketika peluang investasi rendah, apabila peluang investasi tinggi penggunaan utang akan berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Perbedaan analisis ini variabel yang diteliti merupakan peluang dari investasi. Persamaan penelitian ini mengguna-kan variabel struktur Modal terhadap variabel Y yaitu Nilai Perusahaan.

6. Desak Ketut Sintaasih dan Ni Wayan Maryatini

Pengaruh Struktur Modal dan Capital Expenditure Terhadap Nilai Perusahaan

Dari hasil analisis regresi berganda dapat diketahui bahwa struktur modal dan capital expenditure secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan baik pada perusahaan manufaktur dengan growth opportunity tinggi maupun growth opportunity rendah. Perbedaan dari penelitian ini tidak mengguna-kan keputuan invetasi sebagai variabel yang ditelitinya. Persamaan penelitin ini mengguna-kan struktur modal sebagai variabel X dan Nilai perusahaan sebagai variabel Y.

7. Ogbulu dan Emeni Capital Structure and Firm Value: Empirical Evidence from Nigeria Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa dalam ekonomi berkembang seperti Nigeria bahwa keputusan struktur modal memiliki Perbedaan dari penelitian ini tidak meneliti tentang variabel keputusan investasi Persamaan dari penelitian ini mengungka pkan antara hubungan struktur modal dan


(59)

berbagai implikasi dan salah satunya adalah yang berpengaruh pada nilai perusahaan.

nilai

perusahaan.

8. Yulia Efni, Djumilah Hadiwidjojo, Ubud Salim dan Mintarti Rahayu Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan Kebijakan Deviden: Pengaruhnya terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada Sektor Properti dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia)

Hasi penelitian ini yaitu keputusan investasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan Keputusan pendanaan hanya berpengaruh terhadap nilai perusahaan jika mampu menurunkan resiko perusahaan. Perbedaan penelitian ini meneliti kebijakan deviden sebagai variabel X yang ditelitinya. Persamaann ya yaitu menggunak an variabel keputusan investasi dan pendanaan yang pengaruh terhadap nilai perusahaan. 9. Nurul Hayati Faktor-Faktor

Yang Mempengaruhi Price Earning Ratio (PER) Sebagai Salah Satu Kriteria Keputusan Investasi Saham Perusahaan Real Estate Dan Property Di Bursa Efek Indonesia

Hasil penelitian ini dengan analisis regresi berganda dengan hasil dari kelima variabel independen yang diindikasikan berpengaruh terhadap price earning ratio, terdapat hanya satu variabel yang tidak berpengaruh yaitu price to book value, sedangkan variabel earning per share, return on asstes, return on equity, debt equity ratio berpengaruh terhadap Price Earning Ratio. Perbedaan penelitian ini mengguna-kan variabel independen lain seperti earning per share, return on asstes, return on equity. Persamaan dari peneitian ini yaitu sama-sama mengguna-kan indikator price earning ratio sebagai variabel keputusan investasi.


(60)

44

2.2 Kerangka Pemikiran

Nilai perusahan merupakan suatu hal yang sangat penting, karena dengan nilai perusahaan yang tinggi maka akan memakmurkan para pemegang saham dan menambah kepercayaan para investor untuk menanamkan sahamnya. Nilai perusahaan akan tercermin dari harga sahamnya. Harga pasar dari saham perusahaan yang terbentuk antara pembeli dan penjual disaat terjadi transaksi disebut nilai pasar perusahaan.

Pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk mengukur nilai perusahaan tidak jauh dari harga saham perusahaan yang dibentuk dari harga pasar dari setiap transaksi penjual dan pembeli saham dan tidak lepas dari keputusan investasi untuk mendukung pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang agar perusahaan juga dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya.

Perusahaan khususnya Perseroan Terbatas mendapatkan struktur modal dari modal sendiri ataupun dari modal asing. Struktur modal merupakan bagian dari struktur keuangan dan untuk struktur modal diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER) dikarenakan DER mencerminkan besarnya proporsi antara total debt (total hutang) dan total modal sendiri. DER adalah kemampuan perusahaan dalam mengembalikan hutang dengan melihat modal sendiri perusahaan

Pada keputusan investasi disini diukur dengan PER (price earning ratio) dimana PER menunjukkan perbandingan antara closing price dengan laba per lembar saham (earning per share). Para investor pun bisa melihat investasi mana


(61)

yang baik dan mana yang tidak, dengan melihat nilai PER yang tinggi sesuai standar nilai yang berada dipasaran.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa semakin besar hutang, maka semakin besar risiko yang ditanggung perusahaan. Oleh karena itu perusahaan yang tetap mengambil hutang sangat tergantung pada biaya relatif. Biaya hutang lebih kecil daripada dana ekuitas. Dengan menambahkan hutang ke dalam neracanya, perusahaan juga secara umum dapat meningkatkan profitabilitas, yang kemudian menaikkan harga sahamnya, karena dengan penggunaan hutang dapat menghemat pajak perusahaan sehingga meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham dan akan mempunyai potensi untuk terus tumbuh dalam perusahaan tersebut. Struktur modal bila ada pajak ini didukung oleh teori Modigliani dan Miller dalam Sutrisno (2012:260) menyatakan bahwa: Perusahaan yang menggunakan hutang akan membayar pajak lebih kecil dibanding dengan perusahaan yang tidak menggunakan hutang. Bagi perusahaan yang menggunakan hutang bisa menghemat pajak, dan tentunya akan bisa meningkatkan kesejahteraan pemilik atau akan menigkatkan nilai perusahaan.

2.2.1 Keterkaitan antara Struktur Modal dengan Nilai Perusahaan

Menurut Martono dan D. Agus Harjito (2002:240) bahwa struktur modal yang optimal dapat diartikan sebagai struktur modal yang dapat meminimalkan biaya penggunaan modal keseluruhan atau biaya modal rata-rata, sehingga akan memaksimalkan nilai perusahaan.

Menurut Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston (2011:7) bahwa setiap perushaan memiliki struktur modal yang optimal, yang dinyatakan sebagai


(1)

signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sektor Otomotif dan Komponen.

Keputusan investasi (PER) tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV), hal ini mungkin disebabkan karena keputusan investasi dengan menggunakan indikator Price Earning Ratio, bukan menjadi alat penentu dalam melihat nilai perusahaan yang menggunakan indikator Price Book Value. Sedangkan Price Earning Ratio hanya berpengaruh langsung kepada investor pasar modal untuk melihat dan memutuskan investasi yang akan mereka pilih.

Penelitian ini tidak sesuai dengan teori, menurut Modigliani & Miller (1958) dalam Sutrisno (2012:278) bahwa kenaikan nilai perusahaan dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan atau earning power dari aset perusahaan, karena itu nilai perusahaan ditentukan oleh keputusan investasi.

Akan tetapi hasil penelitian ini didukung Penelitian yang dilakukan oleh Nurul Hayati (2010), menunjukan secara parsial Price Book Value pun tidak berpengaruh terhadap Price Earning Ratio.

Berikut adalah gambar dari hasil pengujian hipotesis secara parsial:

Gambar 4.8


(2)

125

4.3.2.4 Besar Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Dari Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat

Berdasarkan hasil sebelumnya, diperoleh kesimpulan bahwa dari kedua variabel bebas yang di uji, hanya struktur modal (X1) yang berpengaruh signifikan

terhadap nilai perusahaan (Y).

Untuk melihat lebih jauh tentang besar pengaruh langsung dan tidak langsung dari masing-masing variabel vebas terhadap variabel terikat, berikut disajikan hasil perhitungan pengaruh langsung dan tidak langsungnya.

Tabel 4.12

Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Dari X1, X2 Terhadap Y

Variabel Koefisien Jalur Pengaruh Langsung (%) Pengaruh tidak langsung (melalui), dalam % Total Pengaruh Tidak Langsung (%) Total Pengaruh (%)

X1 X2

X1 0,243 5,92 - 2,906 2,906 8,8

X2 0,176 3,11 2,906 - 2,906 6,0

Total Pengaruh 14,8

 Pengaruh langsung dari struktur modal (X1) terhadap nilai perusahaan (Y)

sebesar 5,92% dan pengaruh tidak langsung melalui keputusan investasi (X2) sebesar 2,906% sehingga total pengaruh dari struktur modal (X1)

terhadap nilai perusahaan (Y) adalah sebesar 8,8%.

 Pengaruh langsung dari keputusan investasi (X2) terhadap nilai perusahaan

(Y) sebesar 3,11% dan pengaruh tidak langsung melalui struktur modal (X1) sebesar 2,906% sehingga total pengaruh dari keputusan investasi


(3)

126 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sektor Otomotif dan Komponen periode dari tahun 2007-2011 mengalami penurunan terus menerus. Penurunan tersebut diakibatkan banyaknya perusahaan yang tidak lagi dengan mudah memperoleh pendanaan pihak eksternal. Nilai struktur modal yang tertinggi yaitu pada perusahaan PT Indomobil Sukses Internasional Tbk pada tahun 2007. Sedangkan nilai struktur modal yang terendah terjadi pada perusahaan PT Indo Kordsa Tbk pada tahun 2009.

2. Keputusan investasi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sektor Otomotif dan Komponen periode dari tahun 2007-2011 mengalami fluktuasi. Nilai perusahaan yang tertinggi yaitu pada perusahaan PT Indomobil Sukses Internasional Tbk pada tahun 2007. Sedangkan nilai keputusan investasi yang terendah terjadi pada perusahaan PT Prima Alloy Steel Tbk pada tahun 2008.


(4)

127

3. Nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sektor Otomotif dan Komponen periode dari tahun 2007-2011 mengalami kenaikan dan penurunan. Nilai perusahaan tertinggi diperoleh oleh PT Indomobil Sukses Internasional Tbk pada tahun 2007. Sedangkan nilai perusahaan yang terendah terjadi pada perusahaan PT Nipress Tbk pada tahun 2009.

4. Terdapat hubungan yang kuat dan signifikan antara struktur modal dengan keputusan investasi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sektor Otomotif dan Komponen dengan nilai korelasi yang diperoleh sebesar 0,677.

5. Berikut adalah besarnya pengaruh dari Struktur Modal dan Keputusan Investasi Terhadap Nilai Perusahaan secara simultan dan Parsial :

a. Secara simultan, struktur modal (DER) dan keputusan investasi (PER) berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Sektor Otomotif dan Komponen.

b. Secara parsial, struktur modal (DER) berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI) Sektor Otomotif dan Komponen.

c. Secara parsial, keputusan investasi (PER) tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI) Sektor Otomotif dan Komponen.


(5)

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, analisis, dan pembahasan yang telah penulis lakukan, maka penulis ingin memberikan saran bagi Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Sektor Otomotif dan Komponen.yaitu sebagai berikut:

1. Perusahaan harus lebih meningkatkan kinerja salah satunya dengan menurunkan biaya produksi sehingga dalam pendanaannya perusahaan tidak perlu menggunakan hutang dengan kata lain perusahaan menggunakan modal sendiri, agar beban tetapnya tidak terlalu tinggi. 2. Untuk mengambil keputusan dalan investasi sebaiknya menggunakan

proksi lain seperti Internal Rate of Return, atau Market to Book Assets Ratio. 3. Sebaiknya, perusahaan tidak banyak melakukan impor atau kegiatan impor

bahan baku komponen ditekan karena impor bahan baku tinggi, agar kegitan produksi komponen dan perakitan bisa berjalan dengan baik dan biaya pengeluaran perusahaan tidak terlalu besar.

4. Sebaiknya, perusahaan bisa menyeimbangkan modal yang dimiliki dengan jumlah hutang perusahaan sehingga mendapatkan struktur modal yang baik, sehingga para investor dapat menanamkan sahamnya di perusahaan tersebut.

5. Struktur modal, keputusan investasi secara bersama dapat mempengaruhi nilai perusahaan, sehingga bagi manajemen perusahaan, variabel-variabel ini dapat dijadikan pertimbangan dalam menentukan nilai perusahaan, agar dapat menghasilkan kebijakan struktur modal yang optimal bagi perusahaan, agar


(6)

129

investor dapat memutuskan, mempercayai dan menanamkan sahamnya sehingga nilai perusahaan pun menjadi baik.

6. Untuk menentukan nilai perusahaan bisa dilihat dari faktor atau variabel lain seperti profit, aspek manajemen, Good Corporate Goverment serta melihat faktor eksternal perusahaan seperti tingkat suku bunga, inflasi dan kurs.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Struktur Modal, Kinerja Keuangan, dan Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan Manufaktur Sektor Consumer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013)

2 74 84

Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 93 113

Pengaruh Kebijakan Utang Dan Struktur Modal Terhadap Aktivitas Investasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 33 64

Pengaruh Penghindaran Pajak dan Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur Sektor Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2011-2014)

22 120 53

Pengaruh Struktur Modal dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1 4 23

PENGARUH KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 12

SKRIPSI PENGARUH STRUKTUR MODAL, KINERJA KEUANGAN, DAN KEPUTUSAN INVESTASI TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi pada Perusahaan Manufaktur sektor Consumer Goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013)

0 1 12

PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

0 1 12

PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI DASAR DAN KIMIA SUB SEKTOR KIMIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) -

0 1 103

ANALISIS STRUKTUR MODAL DALAM MENINGKATKAN PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN SUB SEKTOR OTOMOTIF DAN KOMPONEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

0 1 23