Hibrid Komposit Polimer DASAR TEORI

b. Komposit Serat Serat ditandai dengan dimensi panjang yang jauh lebih besar dibandingkan dengan dimensi luas penampangnya. Dimensi dari serat penguat menentukan sifat dari komposit. Serat sangat efektif dalam meningkatkan ketahanan matriks, hal ini dikarenakan penguat serat memiliki dimensi panjang yang dapat menghambat timbulnya retakan awal penyebab kegagalan. Sehingga jenis dari serat penguat merupakan faktor utama penyebab kegagalan komposit, terutama jika serat penguat dikombinasikan dengan matriks yang sifatnya rapuh.

2.4 Hibrid Komposit

Hibrid komposit adalah penggabungan dua atau lebih fase serat penguat pada matrik tunggal untuk mendapatkan karakteristik baru, atau sebaliknya adalah terbentuk dari dua atau lebih matrik pengikat pada serat penguat tunggal Ary Subagia, Yonjing Kim et al. 2012. Metode hibridisasi merupakan metode baru dalam proses pembuatan dan pengembangan karakteristik komposit FRP konvensional. Komposit hibrid memiliki fleksibilitas yang lebih baik dibandingkan dengan komposit berpenguat serat. Hibrid komposit biasanya memiliki serat dengan modulus elastisitas tinggi atau serat dengan modulus elastisitas rendah. Sifat mekanis dari komposit hibrida adalah tergantung pada variasi fraksi berat dan susun urutan lapisan N.L.Hancox 1981.

2.5 Polimer

Polimer yang terdiri dari poly = banyak , meros = bagian adalah molekul raksasa yang biasanya memiliki bobot molekul tinggi yang dibangun dari unit-unit. Molekul sederhana yang membentuk unit-unit ulangan ini disebut monomer, sedangkan reaksi pembentukannya ialah polimerisasi. Polimer digolongkan menjadi dua macam yaitu polimer alam dan polimer sintetik Malcom P. Stevens and Iis Sopyan 2001.

2.5.1 Pembagian Polimer berdasarkan Strukturnya

Menurut Maulana 2014 berdasarkan strukturnya polimer bisa dibagi 4 yaitu : 1. Polimer linier Polimer linier tersusun atas unit yang berikatan satu sama lainnya membentuk rantai polimer yang panjang. Bentuk polimer ini ujungnya bergabung bersama pada ujung-ujungnya dalam rantai tunggal. 2. Polimer bercabang branch Polimer Bercabang merupakan polimer yang terbentuk jika beberapa unit ulang membentuk cabang pada rantai utama. 3. Polimer berikatan silang cross-linked Polimer yang terbentuk karena beberapa rantai polimer saling berikatan satu sama lain pada rantai utamanya. Rantai linier bargabung satu sama lain pada beberapa tempat dengan ikatan kovalen. b. Polimer jaringan network Polomer ini tersusun atas unit mer tri-functional yang mempunyai tiga ikatan kovalen aktif membentuk jaringan 3 dimensi. Sehingga terjadi sambungan silang ke berbagai arah sehingga terbentuk sambung silang tiga dimensi. Gambar 2.4 Polimer berdasarkan susunan rantai a polimer linier ,b Polimer bercabang c Polimer berikatan silang dan d Polimer jaringan Sumber gambar: Maulana 2014

2.6 Basalt