BAB II DASAR TEORI
2.1 Sistem Rem
Kendaraan tidak dapat berhenti dengan segera apabila mesin dibebaskan dengan pemindah daya dan cenderung masih tetap bergerak. Kelemahan ini harus
dikurangi dengan maksud untuk menurunkan kecepatan gerak kendaraan hingga berhenti. Mesin mengubah energi panas menjadi energi kinetik energi gerak untuk
menggerakkan kendaraan. Sebaliknya, rem mengubah energi kinetik kembali menjadi energi panas untuk menghentikan kendaraan. Umumnya, rem bekerja
disebabkan oleh adanya sistem gabungan penekanan melawan sistem gerak putar. Efek pengereman braking effect diperoleh dari adanya gesekan yang ditimbulkan
antara dua objek Daryanto 2003. Jadi dari prinsip kerjanya sistem rem mempunyai fungsi untuk :
1.
Mengurangi kecepatan kendaraan.
2.
Menghentikan kendaraan yang sedang berjalan dan,
3.
Menjaga kendaraan agar tetap berhenti.
Gambar 2.1 Prinsip dari rem
Sumber
: Daryanto 2003
2.1.1 Macam
– Macam Bentuk Rem
Menurut Daryanto 2003 dari bentuknya sistem rem memiliki 2 macam yaitu : 1.
Rem drum : adalah rem bekerja atas dasar gesekan antara sepatu rem dengan drum yang ikut berputar dengan putaran roda kendaraan. Agar gesekan dapat
memperlambat kendaraan dengan baik maka, sepatu rem di buat dari bahan yang mempunyai koefisien gesek yang tinggi. Rem drum memiliki kelemahan jika
terendam air, tidak dapat berfungsi dengan baik karena koefisien gesek berkurang secara significant. Oleh karena itu parts ini mulai ditinggalkan dalam dunia otomotif
dan kemudian menggantinya dengan rem cakram.
Gambar 2.2 Rem TromolDrum
Sumber : Daryanto 2003
2. Rem cakram : adalah perangkat pengereman yang digunakan pada kendaraan
modern. Cara kerja rem ini ialah dengan cara menjepit cakram yang biasanya dipasangkan pada roda kendaraan, untuk menjepit cakram digunakan caliper yang
digerakkan oleh piston untuk mendorong sepatu rem brake pads ke cakram.
Gambar 2.3 Rem CakramDisc
Sumber : Daryanto 2003
2.1.2 Cara Kerja Sistem Rem dan Komponennya
Daryanto 2003 juga menerangkan cara kerja rem pada kedua tipe sama yaitu secara umum : Saat pedal rem di injak maka tenaga akan diteruskan ke booster rem.
Booster rem bekerja melalui bantuan mesin, sehingga kerja rem lebih kuat tetapi tenaga yang kita keluarkan tidak terlalu besar. Setelah melalui Booster, maka piston
Booster akan mendorong piston-piston dalam reservoir yang terdapat dalam master cylinder rem. Setelah terdorong maka piston-piston dalam reservoir akan mendorong
minyak rem menuju rem setiap roda. Setelah minyak rem sampai dalam rem tiap roda maka minyak akan mendorong piston yang akan diteruskan mendorong brake
shoe kampas rem hingga terjadi gesekan antara brake shoe dengan disc brake. Komponen
– Komponen Utama dari sistem Rem : 1.
Tuas Rem, yang mempunyai fungsi sebagai alat penghubung dari gerakan operator ke sistem rem.
2. Boster Rem, yang mempunyai fungsi sebagai alat penambah tekanan yang
diberikan operatorpengguna melalui tuas rem.
3. Master rem, yang mempunyai fungsi sebagai alat pembagi tekanan yang
diberikan ke sistem rem. 4.
Minyak rem, yang berfungsi untuk meyalurkan tekanan ke setiap rem. 5.
Silinder master, yang berfungsi sebagai rumah piston pada sistem rem yang nanti piston akan menekan kampas rem agar bergesakan dengan tromoldisc.
6. Kanvas rem, yang berfungsi sebagai media yang akan bergesekan dengan
tromoldisc.
2.2 Kanvas Rem