PENDAHULUAN Visualisasi Gerak Peluru Menggunakan MATLAB.

6

BAB I PENDAHULUAN

Dalam pembelajaran fisika persoalan gerak peluru menjadi topik yang sangat penting mulai dari tingkat SMA sampai perguruan tinggi. Banyak hal yang bisa dipelajari dari persoalan gerak peluru, mulai dari konematika yang paling sederhana sampaii penyelesaian secara numerik dan dengan membuat visualisasinya dengan bahasa pemrograman. Persoalan gerak peluru yang paling sederhana adalah dengan menyelesaikannya dengan menggunakan persaman-persamaan kinematika. Penyelesaian kasus seperti ini biasa dilakukan di tingkat SMA dan pada awal-awal kuliah di perguruan tinggi yang terdapat dalam mata kuliah fisika dasar.. Penyelesaian persoalan gerak peluru menjadi tidak sederhana ketika hambatan udara disertakaan dalam pembahasannya. Untuk persoalan seperti ini gerak peluru tidak dapat lagi diselesaikan secara analiktik tetapi harus dengan pendekatan tertentu. Misalnya untuk peluru yang bergerak dengan kecepatan samapi 24 ms hambatan udara sebanding dengan kecepatan udara dan untuk kecepatan peluru yang lebih besar dari nilai tersebut tetapi di bawah kecepatan suara, hambatan udara berbanding lurus dengan kuadrat kecepatan peluru. Marion , 1988 Hambatan udara yang disertakan dalam pembahsan gerak peluru akan memberikan pemahaman yang lebih kepada mahasiswa tentang bagaimana sutu teori fisika digunakan dan batasan-batasan teori tersebut berlaku dan benar untuk menyelesaikan suatu persoalan fisika. Dengan memasukan hambatan udara dalam pembahasan gerak peluru dapat dilihat bahwa ada koreksi terhadap pengidealan kasus gerak peluru dengan mengabaikan hambatan udara. Ketinggian maksimum, jangkauan maksimum yang dicapai peluru akan berkurang dengan adanya hambatan udara. Mahasiswa akan menyadari bagaimana transisi dari teori yang ideal menjadi teori dengan kenyataan yang sebenarnya. Ketika hambatan udara menjadi semakin kecil dan bisa diabaikan, penyelesaian geak peluru dengan menyertakan hambatan udara harus bisa dikembalikan ke hasil ketika gerak peluru dianggap ideal, yaitu tidak ada hambatan udara. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA