Kebijakan Dividen Dan Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Food And Beverages Di Bursa Efek Indonesia
(2)
TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN
FOOD
AND BEVERAGES
DI BURSA EFEK INDONESIA
Dividend Policy And Financial Performance On The Business Value
Of Food And Beverage CompaniesIn Indonesia Stock Exchang
eSKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Jenjang SI
Program Studi Manajemen
Oleh: Yatimah 21208101
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
(3)
(4)
v
YATIMAH, “Pengaruh Kebijakan Dividen Dan Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Food And Beverages Di Bursa Efek Indonesia” dibawah bimbingan Prof.Dr. Hj. Umi Narimawati. Dra., SE.,Msi.
Nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham meningkat. Semakin tinggi harga saham sebuah perusahaan, maka makin tinggi kemakmuran pemegang saham. Kebijakan dividen dan kinerja keuangan juga merupakan faktor yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kebijakan dividen dan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan food and beverages
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005 sampai dengan 2010.
Penelitian ini dilakukan terhadap 6 perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan data time series dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2010 dan cross section yang disebut pooling data. Variabel yang digunakan adalah kebijakan dividen dan kinerja keuangan sebagai variabel independen dan nilai perusahaan sebagai variabel dependen. Penelitian ini menggunakan alat analisis regresi linear berganda untuk mengetahui apakah ada hubungan linear antara satu variabel dependen (nilai perusahaan) dengan beberapa variabel independen (kebijakan dividen dan kinerja keuangan).
Hasil penelitian menunjukan bahwa secara simultan variabel kebijakan dividen dan kinerja keuangan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Secara parsial variabel kebijakan dividen berpengaruh tidak signifikan terhadap nilai perusahaa. Sedangkan kinerja keuangan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
(5)
iv
Exchange” under guidance of Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati. Dra., SE.,Msi.
The business value give shareholders with maximal prosperity when stock value rise. The more high the stock value of a corporate, the more high the prosperity of shareholders. Both dividend policy and financial performance are factors affecting business value. The aim of the research is to understand the effects of the dividend policy and financial performance on the business value of food and beverage corporate that registered on 2005 to 2010 Indonesia Stock Exchange.
The research was conducted over 6 food and beverage companies registered on Indonesia Stock Exchange using time series data from 2005 to 2010 and cross section called pooling data. Variable used is dividend policy and financial performance as independent variable and business value as dependent variable. The research uses multiple linear regression analytical tools to understand whether there is linear relationship between one dependent variable (business value) and some independent variables (dividend policy and financial performance).
The results of the research suggest dividend policy and financial performance simultaneously have significant effects on the business value. Partially, dividend policy variable have not significant effect in the business value. While financial performance partially has significant effect on the business value.
(6)
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Dalam penelitian ini, penulis mengadakan penelitian dengan mengambil judul “Kebijakan Dividen dan Kinerja Keuangan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Food And Beverages di Bursa Efek Indonesia (BEI)”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh jenjang SI pada jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi – Universitas Komputer Indonesia..
Dalam penulisan skripsi ini, penulis tidak lepas dari banyak bantuan berupa bantuan tenaga, pikiran, dukungan, dan juga materi. Penulis menghaturkan hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Prof.Dr. Hj. Umi Narimawati. Dra.,SE.,M.Si selaku dosen pembimbing saya yang telah banyak memberikan masukan-masukan dalam menyusun skripsi ini, dan terima kasih juga saya haturkan kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.
2. Ibu Prof.Dr. Hj.Umi Narimawati. Dra.,SE.,M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
(7)
vii
3. Ibu Linna Ismawati., SE, M.Si, selaku ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia sekaligus Selaku Dosen Penguji I. 4. Ibu Isniar Budiarti, SE., M.Si., Selaku Dosen Penguji II.
5. Ibu Dr. Raeny Dwisanty, SE., M.Si., Selaku Dosen Wali Kelas MN-2 Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
6. Seluruh panitia skripsi program studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
7. Seluruh Staf Dosen Pengajar dan Staf Sekretariat Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
8. Seluruh staf PIPM Bursa Efek Indonesia Bandung yang telah memberikan bantuan kepada penulis.
9. Bapak, ibu, nenek, dan kakek tersayang yang telah banyak membantu dalam memberikan motivasi, cinta, do’a, dan dukungan baik moril maupun materil kepada penulis.
10.Kakakku tercinta Aminah yang telah memberikan semangat, dukungan, dan do’a kepada penulis.
11.Seluruh teman-teman di kelas Manajemen Keuangan dan MN-2 angkatan 2008. 12.Sahabat-sahabat saya Yusi, Linda, Dina, Endang, Beni, Devi, Nova, Eva, Tiwi,
Sandi yang telah membantu dan memberikan support kepada penulis.
13.Serta semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini.
(8)
viii
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini mengalami kesulitan dan tidak luput dari kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan karena mengingat keterbatasan dan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki, untuk itu penulis mengharapkan saran serta kritik demi kesempurnaan hasil skripsi. Penulis mengharapkan mudah-mudahan hasil dari skripsi ini berguna dan bermanfaat bagi kita semua.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih lagi kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga pahala dari Alloh SWT diberikan kepada semua pihak.
Bandung, Juli 2012 Penulis
Yatimah NIM : 21208101
(9)
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN………i
PERNYATAAN KEASLIAN ... ii
MOTTO ... iii
ABSTRACT ... iv
ABSTRAK ...v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR GAMBAR ...xiv
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I - PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ...1
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ...8
1.2.1 Identifikasi Masalah ...8
1.2.2 Rumusan Masalah ...9
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ...9
1.3.1 Maksud Penelitian ...9
(10)
x
1.4 Kegunaan Penelitian ... 10
1.4.1 Kegunaan Praktis ... 10
1.4.2 Kegunaan Akademis ... 11
1.5 Tempat dan Waktu Penelitian ... 11
1.6 Batasan Masalah ... 12
BAB II - KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 13
2.1.1 Kebijakan Dividen ... 13
2.1.1.1 Pengertian Kebijakan Dividen ... 13
2.1.1.2 Macam-macam Kebijakan Dividen ... 15
2.1.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen ... 16
2.1.1.4 Aspek-aspek Kebijakan Dividen ... 17
2.1.1.5 Rasio Pembayaran Dividen ... 18
2.1.2 KinerjaKeuangan ... 19
2.1.2.1 Pengertian Kinerja Keuangan ... 19
2.1.2.2 Pengukuran Kinerja Keuangan ... 22
2.1.2.3 Manfaat Pengukuran Kinerja Keungan ... 23
2.1.2.4 Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja ... 24
2.1.3 Nilai Perusahaan ... 25
(11)
xi
2.1.3.2 Jenis-jenis NilaiPerusahaan ... 27
2.1.3.3 Faktor yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan ... 29
2.1.4 Hasil Penelitian Sebelumnya ... 30
2.2 Kerangka Pemikiran ... 33
2.2.1 Hubungan Antara Kebijakan Dividen dengan Nilai Perusahaan ... 34
2.2.2 Hubungan Antara Kinerja Keuangan dengan Nilai Perusahaan ... 35
2.2.3 Hubungan Antara Kebijakan Dividen dan Kinerja Keuangan dengan Nilai Perusahaan... 36
2.3 Hipotesis ... 38
BAB III – OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 39
3.2 Metode Penelitian ... 40
3.2.1 Desain Penelitian ... 41
3.2.2 Operasionalisasi Variabel... 44
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data ... 46
3.2.3.1 Sumber Data ... 46
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ... 47
(12)
xii
3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 51
3.2.5.1 Rancangan Analisis... 51
3.2.5.2 Pengujian Hipotesis ... 62
BAB IV – HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 66
4.1.1 Sejarah Perusahaan Bursa Efek Indonesia ... 66
4.2 Analisis Deskriptif ... 76
4.2.1 Perkembangan Kebijakan Dividen (DPR) Perusahaan Food And Beverages di Bursa Efek Indonesia Periode 2005 – 2010 ... 77
4.2.2 Perkembangan Kinerja Keuangan (ROE) Perusahaan Food And Beverages di Bursa Efek Indonesia Periode 2005 – 2010 ... 80
4.2.3 Perkembangan Nilai Perusahaan (PBV) Perusahaan Food And Beverages di Bursa Efek Indonesia Periode 2005 – 2010 ... 83
4.3 Analisis Verifikatif ... 86
4.3.1 Keterkaitan Antar Variabel Kebijakan Dividen dan Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan... 86
4.3.1.1 Estimasi Model Regresi ... 86
4.3.1.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 88
4.3.1.3 Analisis Korelasi Parsial ... 95
(13)
xiii
4.3.1.5 Koefisien Korelasi Determinasi Berganda ... 98
4.3.1.6 Pengujian Koefisien Regresi Secara Bersama-sama ... 99
4.3.1.7 Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial... 101
BAB V – KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 106
5.2 Saran ... 108
DAFTAR PUSTAKA ... 110
LAMPIRAN LAIN-LAIN ... 112 DAFTAR RIWAYAT HIDUP
(14)
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. Ada beberapa hal yang mengemukakan tujuan dari berdirinya sebuah perusahaan. Tujuan yang pertama adalah untuk mencapai keuntungan maksimal. Tujuan yang kedua adalah ingin memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemilik saham. Sedangkan tujuan perusahaan yang ketiga adalah memaksimalkan nilai perusahaan yang tercermin pada harga saham. Ketiga tujuan perusahaan tersebut sebenarnya secara substansial tidak banyak berbeda.
Nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham meningkat. Semakin tinggi harga saham sebuah perusahaan, maka makin tinggi kemakmuran pemegang saham. Nilai perusahaan merupakan cerminan dari penambahan dari jumlah ekuitas perusahaan dengan hutang perusahaan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan, yaitu : keputusan pendanaan, kebijakan dividen, keputusan investasi, struktur modal, pertumbuhan perusahaan, dan ukuran perusahaan. Beberapa faktor tersebut memiliki hubungan dan berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang tidak konsisten.
Pesatnya perkembangan Bursa Efek Indonesia saat ini tidak dapat dipisahkan dari peran investor yang melakukan transaksi di Bursa Efek Indonesia. Sebelum
(15)
seorang investor akan memutuskan akan meginvestasikan dananya di pasar modal ada kegiatan terpenting perlu untuk dilakukan, yaitu penilaian dengan cermat terhadap emiten, investor harus percaya bahwa informasi yang diterimanya adalah informasi yang benar. Sistem perdagangan di bursa dapat dipercaya, serta tidak ada pihak lain yang memanipulasi informasi dalam perdagangan tersebut. Tanpa keyakinan tersebut, investor tentunya tidak akan bersedia membeli saham yang ditawarkan perusahaan. Informasi yang tidak benar dan tidak tepat tentunya akan menyesatkan para investor dalam melakukan investasi pada saham, sehingga hal ini dapat merugikan para investor.
Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang dilihat oleh calon investor untuk menentukan investasi saham. Bagi sebuah perusahaan, menjaga dan meningkatkan kinerja keuangan adalah suatu keharusan agar saham tersebut tetap eksis dan tetap diminati oleh investor. Laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan merupakan cerminan dari kinerja keuangan perusahaan. Para pelaku pasar modal seringkali menggunakan informasi tersebut sebagai tolak-ukur atau pedoman dalam melakukan transaksi jual-beli saham suatu perusahaan.
Informasi tersebut setidaknya harus memungkinkan investor dapat melakukan proses penilaian saham yang mencerminkan hubungan antara risiko dan hasil pengembalian yang sesuai dengan preferensi masing-masing jenis saham. Suatu laporan keuangan dikatakan memiliki kandungan informasi bila publikasi dari laporan keuangan tersebut menimbulkan reaksi pasar. Reaksi pasar ini mengacu pada perilaku investor dan perilaku pasar lainnya untuk melakukan transaksi (menjual atau
(16)
membeli saham) sebagai tanggapan atas keputusan penting emiten yang disampaikan ke pasar.
Pengukuran kinerja perusahaan merupakan salah satu indikator yang dipergunakan oleh investor untuk menilai suatu perusahaan dari harga saham tersebut di Bursa Efek Indonesia. Semakin baik kinerja perusahaan maka akan semakin tinggi
return yang akan diperoleh oleh investor. Umumnya investor akan mencari perusahaan yang mempunyai kinerja terbaik dan menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Dikatakan perolehan modal perusahaan dan nilai perusahaan akan meningkat apabila perusahaan memiliki reputasi baik yang tercermin dalam laporan keuangannnya. Ukuran kinerja keuangan dapat dilihat dari rasio-rasio keuangan yang berbasis pada laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan dan telah diaudit akuntan publik. Rasio-rasio tersebut dirancang untuk membantu para analis atau investor dalam mengevaluasi suatu perusahaan berdasarkan laporan keuangannya.
Salah satu rasio yang dilihat oleh para investor atau analis adalah rasio profitabilitas. Profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Rasio profitabilitas dalam penelitian ini diwakili oleh return on equity (ROE) karena return on equity (ROE) merupakan salah satu alat utama investor yang paling sering digunakan dalam menilai suatu saham perusahaan atau nilai perusahaan. ROE juga bisa memberikan gambaran 3 (tiga) hal pokok, yaitu : (1) kemapuan perusahaan menghasilkan laba (profitability); (2) efisiensi perusahaan dalam mengelola aset (asset management); dan (3) hutang usaha yang dipakai perusahaan dalam melakukan
(17)
usaha (fiancial leverage) karena ROE selain diformulasikan dengan : ROE = Laba Setelah Pajak : Modal Sendiri, ROE juga dapat diformulasikan dengan : ROE = Profit Margin × Aset Turnover × Laverage. Dengan menganalisa ROE kita tidak hanya dapat menentukan besarnya penghasilan yang didapat dari investasi modal yang kita lakukan, tetapi kita juga dapat mengetahui lebih lanjut kualitas penghasilan yang didapatkan dari perusahaan. Angka ROE juga merupakan gambaran kemampuan perusahaan untuk memberikan hasil setiap Rp.1.00,- modal investor diperusahaan yang bersangkutan. Oleh karena itu peneliti menggunakan ROE sebagai perwakilan dari kinerja keuangan yang berkaitan dengan nilai perusahaan.
Nilai perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan membayar dividen. Ada saatnya dividen tersebut tidak dibagikan oleh perusahaan karena perusahaan merasa perlu untuk menginvestasikan kembali laba yang diperoleh. Apabila dividen yang dibayar tinggi, maka harga saham cenderung tinggi sehingga nilai perusahaan juga tinggi dan jika dividen dibayarkan kepada pemegang saham kecil maka harga saham perusahaan yg membagikannya tersebut rendah. Kemampuan sebuah perusahaan yang membayar dividen erat hubungannya dengan kemampuan perusahaan dengan kemampuan perusahaan memperoleh laba. Jika perusahaan memperoleh laba yang tinggi, maka kemampuan perusahaan akan membayarkan dividen juga tinggi.
Investor dalam menentukan saham yang akan dibeli atau dijual, akan mempertimbangkan informasi yang tersedia. Informasi tersebut berguna dalam menentukan tingkat keuntungan beserta risiko saham yang akan dijual atau dibeli.
(18)
Salah satu informasi yang dapat diperoleh seorang investor adalah pengumuman pembayaran dividen. Pengumuman tersebut di dalam pasar modal tertera nama saham, tanggal pengumuman, jumlah dividen yang dibagikan serta jenis dividen.
Kebijakan dividen menyangkut masalah penggunaan laba yang menjadi hak para pemegang saham. Perusahaan beroperasi dengan tujuan untuk mendapat laba. Dengan laba, nilai perusahaan dapat ditingkatkan. Laba perusahaan selanjutnya dapat direinvestasikan dalam bentuk aktiva operasi, membeli sekuritas, atau dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen. Rasio pembayaran dividen (dividend pay out ratio) menentukan jumlah laba yang ditahan dan harus dinilai dalam hubungannya dengan sasaran untuk memaksimumkan nilai perusahaan. Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen, maka akan mengurangi laba yang ditahan dan selanjutnya mengurangi total sumber dana internal. Saat laba akan dibagi atau ditahan, tetap harus mempertimbangkan tujuan perusahaan yaitu memaksimumkan kemakmuran para pemegang saham dan meningkatkan nilai perusahaan.
Alasan penelitian ini menggunakan dividend payout ratio (DPR) untuk mewakili kebijakan dividen dikarenakan DPR pada hakikatnya adalah menentukan porsi keuntungan yang akan yang akan dibagikan pada para pemegang saham, dan yang akan ditahan sebagai bagian dari laba ditahan.
Berikut merupakan tabel nilai rata-rata perkembangan kebijakan dividen (DPR), kinerja keuangan (ROE), dan nilai perusahaan (PBV) pada perusahaan Food and Beverages di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2005 sampai dengan 2010.
(19)
Tabel 1.1
Nilai Rata-rata Perkembangan Kebijakan Dividen (DPR), Kinerja Keuangan (ROE), dan Nilai Perusahaan (PBV)
Pada Perusahaan Food And Beverages Di BEI Periode 2005-2010
Tahun
Kebijakan Dividen (DPR)
(%)
Kinerja Keuangan (ROE)
(%)
Nilai Perusahaan (PBV)
(x)
2005 31.32 10.40 2.58
2006 27.81 11.57 2.90
2007 27.43 13.17 3.14
2008 40.79 26.19 1.54
2009 40.51 72.18 7.92
2010 53.22 35.56 4.98
Sumber : Bursa Efek Indonesia (data diolah kembali)
Melihat dari data diatas dapat disimpulkan bahwa variabel kebijakan dividen yang diukur dengan DPR (Dividen payout Ratio), variabel kinerja keuangan yang diukur dengan ROE (Ritern on Equity) dan variabel nilai perusahaan diukur dengan PBV (Price Book Value) mengalami perubahan atau fluktuasi dari tahun 2005 - 2010. Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat pada tahun 2008 kebijakan dividen dan kinerja keuangan mengalami kenaikan sedangkan nilai perusahaan mengalami penurunan. Hal ini berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Rosma Pakpahan yang menyataka bahwa kebijakan dividen dan Return On Equity (ROE) berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan yang diproksi dengan PBV. Kemudian ditahun 2010 kinerja keuangan mengalami penurunan menjadi 35,56% yang tadinya
(20)
ditahun 2009 adalah 72,18%. Begitu juga dengan nilai perusahaan juga mengalami penurunan yaitu yang ditahun 2009 adalah 7,9 kali ditahun 2010 menjadi 4,9 kali.
Hal tersebut dimungkinkan karena pada tahun 2008 merupakan puncak dari kirisis keuangan global yang terjadi di Amerika Serikat. Hal ini berimbas kenegara-negara lain didunia, baik di Eropa, Australia, Timur Tengah, Asia, dan tidak terkecuali Indonesia. Indonesia merupakan negara yang masih sangat bergantung pada aliran dana dari investor asing, dengan krisis global ini secara otomatis para invsetor tersebut menarik dananya dari Indonesia. Sehingga pada tahun 2010 kinerja keuangan yang diukur dengan menggunakan ROE (Return On Equity) mengalami penurunan.
Bagi Indonesia imbas krisis keuangan global tersebut semakin dirasakan baik melalui jalur pasar barang maupun pasar modal. Dipasar modal, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan dibandingkan dengan kondisi pada tahun-tahun sebelumnya. Dalam penelitian ini indikator dari PBV (Price Book Value) adalah harga pasar per lembar saham dan nilai buku perlembar saham. Maka dengan menurunnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dipasar modal akan mempengaruhi nilai perusahaan yang diukur menggunakan PBV (Price Book Value) yang ada pada perusahaan Food and Beverages di Bursa Efek Indonesia.
(21)
Berdasarkan uraian latar belakang dan fenomena diatas, maka penelitian ini mengambil judul “Pengaruh Kebijakan Dividen dan Kinerja Keuangan terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Food And Beverages di Bursa Efek
Indonesia”.
1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah
Untuk meneliti masalah yang akan dibahas pada bab-bab selanjutnya, perlu adanya pengidentifikasian masalah sehingga hasil analisa selanjutnya dapat terarah dan sesuai dengan tujuan penelitian. Dilihat dari uraian latar belakang penelitian diatas, diidentifikasikan permasalahan pada perusahaan Food And Beverages di Bursa Efek Indonesia adalah nilai perusahaan pada tahun 2008 mengalami penurunan yang signifikan yaitu 1,54 kali dan pada tahun ini merupakan nilai perusahaan terendah selama tahun 2005 – 2010. Diamana pada tahun 2008 tersebut tingkat kebijakan dividen dan kinerja keuangannya mengalami peningkatan. Seharusnya dengan meningkatnya kebijakan dividen dan kinerja keuangan nilai perusahaan pun harus ikut meningkat. Kemudian ditahun 2010 kinerja keuangan mengalami penurunan menjadi 35,56% yang ditahun 2009 adalah 72,18%. Begitu juga dengan nilai perusahaan juga mengalami penurunan yaitu ditahun 2009 adalah 7,9 kali ditahun 2010 menjadi 4,9 kali.
(22)
1 . 2. 2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan dibahas adalah sebagai berikiut :
1. Bagaimana perkembangan kebijakan dividen pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2010
2. Bagaimana perkembangan kinerja keuangan pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Periode 2005-2010
3. Bagaimana perkembangan nilai perusahaan pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2010
4. Seberapa besar pengaruh kebijakan dividen dan kinerja keuangan baik secara simultan atau parsial terhadap nilai perusahaan pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek IndonesiaPeriode 2005-2010.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan mengenai kebijakan dividen, kinerja keuangan, dan nilai perusahaan, sehingga dapat diketahui pengaruh kebijakan dividen dan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan.
(23)
1.3.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui perkembangan kebijakan dividen pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2010
2. Untuk mengetahui perkembangan kinerja keuangan pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2010
3. Untuk mengetahui perkembangan nilai perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2010
4. Untuk mengetahui besarnya pengaruh kebijakan dividen dan kinerja keuangan baik secara simultan atau parsial terhadap nilai perusahaan food and beverages
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2010
1.4 Kegunaan Penelitian
Penelitian atas “Pengaruh kebijakan dividen dan Kinerja Keuangan terhadap Nilai Perusahaan” diharapkan dapat berguna bagi semua pihak yang berkepentingan. 1.4.1 Kegunaan Praktisi
1. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukkan dan tambahan informasi sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam mengaplikasikan variabel-variabel penelitian ini untuk membantu meningkatkan nilai perusahaan.
(24)
2. Bagi Perguruan Tinggi dan Pihak Lain
Penulis mengharapakan hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan pengetahuan untuk memperluas pandangan dan menjadi bahan perbandingan serta menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.
1.4.2 Kegunaan Akademis 1. Bagi Penulis
Dengan melakukan penelitian ini penulis akan mendapat gambaran langsung dan pembuktian bahwa terdapat keterkaitan antara kebijakan dividen, kinerja keuangan, dan nilai perusahaan sehingga bagi peneliti selanjutnya dapat memperluas, mengembangkan dan menyempurnakan penelitian.
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian adalah PT. Bursa Efek Indonesia Jl. Jend Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190, Indonesia. Waktu penelitian dilakukan dari bulan Febuari 2012 sampai dengan selesai.
(25)
Tabel 1.2
Rencana Jadwal Kegiatan Penelitian
Tahap Prosedur Bulan
Maret April Mei Juni Juli Agst
I
Tahap Persiapan Membuat proposal UP
Pengambilan formulir skripsi (surat) Menentukan tempat penelitian
II
Tahap Pelaksanaan Bimbingan UP
Pendaftaran Sidang UP Seminar UP
Revisi UP
Pengumpulan Data (Skunder) Pengolahan Data
Penyusunan skripsi Bimbingan skripsi
III
Tahap Pelaporan Menyiapkan draf skripsi
Sidang akhir skripsi
Penyempurnaan laporan skripsi
1.6 Batasan Masalah
Dalam penelitian ini peneliti tidak mengkaji seluruh faktor yang mempengaruhi variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini. Untuk memfokuskan penelitian yang akan dilakukan, maka digunakan beberapa batasan masalah dibawah ini:
1. Kebijakan dividen yang dipakai adalah DPR (Dividend Payout Ratio) 2. Kinerja keuangan yang dipakai adalah ROE (Return on Equity) 3. Nilai Perusahaan yang dipakai adalah PBV (Price Book Value)
(26)
13
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kebijakan Dividen
Ketika sebuah perusahaan memperoleh laba bersih (net income) dan tingkat
cash flow pada suatu periode tertentu, manajemen akan dihadapkan pada keputusan pemanfaatan laba tersebut. Dua alternatif penggunaan utama laba adalah dibagikan sebagai dividen atau ditahan sebagai laba ditahan (retained earning). Keputusan inilah yang dikenal sebagai kebijakan dividen, yaitu menentukan seberapa besar proporsi laba yang akan dibagikan sebagai dividen.
2.1.1.1 Pengertian Kebijakan Dividen
Pengertian kebijakan dividen menurut Agus Sartono (2008:281) menyatakan bahwa :
“Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan
(27)
Pengertian kebijakan dividen menurut Bambang Riyanto (2008:265) menyatakan bahwa :
“Kebijakan dividen adalah kebijakan yang bersangkutan dengan penentuan
pembagian pendapatan (earning) antara pengguna pendapatan untuk dibayarkan kepada para pemegang saham sebagai dividen atau untuk digunakan dalam perusahaan, yang berarti pendapatan tersebut harus ditanam di dalam
perusahaan”.
Sedangkan pengertian kebijakan dividen menurut I Made Sudana (2011:167) menyatakan bahwa :
“Kebijakan dividen merupakan bagian dari keputusan pembelanjaan perusahaan, khususnya berkaitan dengan pembelanjaan internal perusahaan. Hal ini karena besar kecilnya dividen yang dibagikan akan mempengaruhi besar
kecilnya laba yang ditahan”.
Laba ditahan (retained earning) dengan demikian merupakan salah satu dari sumber dana yang palingpenting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan sedangkan dividen merupakan aliran kas yang dibayarkan kepada para pemeganf saham atau (equity inventors).
Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen, maka akan mengurangi laba yang ditahan dan selanjutnya mengurangi total sumber dana intern atau internal financial. Sebaliknya jika perusahaan memilih untuk menahan laba yang diperoleh, maka kemampuan pembentukan dana intern akan semakin besar.
(28)
2.1.1.2Macam-macam Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen yang dilakukan perusahaan bentuknya bisa bermacam. Menurut Bambang Riyanto (2008:269) menyatakan bahwa ada macam-macam kebijakan dividen yang dilakukan oleh perusahaan antara lain sebagai berikut: 1. Kebijakan dividen yang stabil
Banyak perusahaan yang menjalankan kebijakan dividen yang stabil, artinya jumlah dividen per lembar yang dibayarkan setiap tahunnya relatif tetap selama jangka waktu tertentu meskipun pendapatan per lembar saham setiap tahunnya berfluktuasi.
2. Kebijakan dividen dengan penetapan jumlah dividen minimal plus jumlah ekstra tertentu
Kebijakan ini menetapkan jumlah rupiah minimal dividen per lembar saham tiap tahunnya. Dalam keadaan keuangan yang lebih baik perusahaan akan membayarkan dividen ekstra diatas jumlah minimal tersebut.
3. Kebijakan dividen dengan penetapan dividen payout ratio yang konstan
Jenis kebijakan dividen yang ketiga adalah penetapan dividend payout ratio yang konstan. Perusahaan yang menjalankan kebijakan ini menetapkan dividen payout ratio yang konstan misalnya 50%. Ini berarti bahwa jumlah dividen per lembar saham yang dibayarkan setiap tahunnya akan berfluktuasi sesuai dengan perkembangan keuntungan netto yang diperoleh setiap tahunnya.
(29)
4. Kebijakan dividen yang fleksibel
Kebijakan dividen yang terakhir adalah penetapan dividen payout ratio yang fleksibel, yang besarnya setiap tahun disesuaikan dengan posisi financial dan kebijakan financial dari perusahaan yang bersangkutan.
2.1.1.3Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen
Menurut Bambang Riyanto (2008:267), faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen suatu perusahaan adalah sebagai berikut :
1. PosisiLikuiditas Perusahaan
Posisi kas atau likuiditas dari suatu perusahaan merupakan faktor yang penting yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham.
2. Kebutuhan Dana untuk Membayar Hutang
Apabila perusahaan menetapkan bahwa pelunasan utangnya akan diambilkan dari laba ditahan, berarti perusahaan harus menahan sebagian besar dari pendapatannya untuk keperluan tersebut, yang ini berarti bahwa hanya sebagian kecil saja dari pendapatan atau earning yang dapat dibayarkan sebagai dividen. Dengan kata lain perusahaan harus menetapkan dividen payout ratio yang rendah.
3. Tingkat Pertumbuhan Perusahaan
Makin cepat tingkat pertumbuhan suatu perusahaan, makin besar kebutuhan akan dana untuk membiayai pertumbuhan perusahaan tersebut. Makin besar kebutuhan
(30)
dana untuk waktu mendatang untuk membiayai pertumbuhannya, perusahaan tersebut biasanya lebih senang untuk menahan earningnya daripada dibayarkan sebagai dividen kepada para pemegang saham dengan mengingat batasan-batasan biayanya.
4. Pengawasan terhadap Perusahaan
Pada pembelanjaan intern dalam rangka usaha mempertahankan “control”
terhadap perusahaan, berati mengurangi “dividen payout ratio”nya.
2.1.1.4Aspek-aspek Kebijakan Dividen
Menurut I Made Sudana (2011:171), aspek-aspek kebijakan dividen adalah sebagai berikut :
1. Stabilitas Dividen
Perusahaan yang membayar dividen secara stabil dari waktu ke waktu kemungkinan dinilai lebih baik dari pada perusahaan yang membayar dividen secara fluktuasi. Hal ini karena perusahaan yang membayar dividen secara stabil mencerminkan kondisi keuangan perusahaan tersebut juga stabil dan sebaliknya. 2. Target Payout Ratio
Sejumlah perusahaan mengikuti kebijakan target dividen payout ratio jangka panjang. Hal ini akan mengakibatkan besarnya jumlah dividen yang dibayarkan berfluktuasi atau dividennya tidak stabil.
(31)
3. Dividen Reguler dan Dividen Ekstra
Salah satu cara perusahaan meningkatkan dividen kas adalah dengan memberikan dividen ekstra disamping dividen reguler. Hal ini biasanya dilakukan jika pendapatan perusahaan meningkat cukup besar, tetapi sifatnya sementara.
2.1.1.5Rasio Pembayaran Dividen
Kebijakan dividen merupakan bagian yang menyatu dengan keputusan pendanaan perusahaan. Rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) menentukan jumlah laba yang dapat ditahan sebagai sumber pendanaan. Semakin besar laba ditahan semakin sedikit jumlah laba yang dialokasikan untuk pembayaran dividen.
Pengertian rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) menurut Agus Sartono (2008:491) menyatakan bahwa :
“ Rasio pembayaran dividen adalah persentase laba yang dibayarkan dalam
bentuk dividen, atau rasio antara laba yang dibayarkan dalam bentuk dividen
dengan total laba yang tersedia bagi pemegang saham”. Rasio ini dapat dicari dengan rumus sebagai berikut :
(32)
2.1.2 Kinerja Keuangan
Istilah kinerja atau performance seringkali dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan pada umumnya berfokus pada laporan keuangan disamping data-data non keuangan lain yang bersifat sebagai penunjang. Informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber dana yang ada. Kinerja perusahaan merupakan hasil dari banyak keputusan individu yang dibuat secara terus menerus oleh pihak manajemen suatu perusahaan. Kinerja merupakan pencapaian atas apa yang direncanakan, baik oleh pribadi maupun organisasi. Apabila pencapaiaan sesuai dengan yang direncanakan dapat dikatakan kinerjanya sangat bagus. Apabila pencapaiaan tidak sesuai dengan apa yang direncanakan atau kurang dari yang direncanakan, maka kinerjanya jelek. Kinerja keuangan adalah suatau ukuran kinerja yang menggunakan indikator keuangan.
2.1.2.1 Pengertian Kinerja Keuangan
Menurut Irham Fahmi (2011 : 239) menyatakan bahwa kinerja keuangan adalah :
“Suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan
(33)
Rasio keuangan yang dihitung dari laporan keuangan perusahaan pada satu tahun saja tidak akan memberikan informasi memadai. Untuk memperoleh informasi yang lebih banyak, analisis keuangan dapat melakukan analisis dengan cara cross-section, yaitu membandingkan rasio keuangan suatu perusahaan dengan rasio keuangan perusahaan lain atau industri pada satu periode waktu yang sama, dan time series, yaitu membandingkan atau mengevaluasi kecenderungan (trend) rasio keuangan suatu perusahaan dari waktu kewaktu (I Made Sudana ; 2011 : 23).
Adapun rasio keuangan yang populer dan sering digunakan dalam perusahaan adalah :
1.) Rasio likuiditas adalah menggambarkan kemampuan perusahaan menyelesaikan semua kebutuhan jangka pendek
2.) Rasio Solvabilitas/leverage adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang 3.) Rasio Rentabilitas/profitabilitas yaitu kemampuan perusahaan mendapatkan
laba melalui sumber yang ada, penjualan dan kegiatan lainnya.
4.) Rasio aktivitas yaitu untuk mengetahui aktivitas perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam penjualan dan kegiatan lainnya.
5.) Rasio pasar yaitu mengukur pengakuan pasar terhadap kondisi keuangan yang dicapai oleh perusahaan.
6.) Rasio pertumbuhan yaitu menggambarkan persentasi pertumbuhan dari tahun ketahun.
(34)
Sesuai dengan batasan masalah yang ada pada bab 1 dan penelitian yang dilakukan oleh Rosma Pakpahan (2010) yang menyatakan bahwa diketahui ukuran perusahaan (size) dan return on equity (ROE) berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang diproksi dengan PBV, sedangkan growth (pertumbuhan perusahaan), leverage
(hutang), kebijakan dividen tidak berpengaruh. Maka dari itu peneliti akan membahas tentang rasio keuangan yaitu profitabilitas khususnya ROE (Return on Equity).
Return On Equity sering juga dinamakan rentabilitas usaha adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri di satu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba dilain pihak (Bambang Riyanto, 2001:44).
Menurut Irham Fahmi (2011 : 137) menyatakan bahwa ROE adalah :
“rasio return on equity (ROE) disebut juga dengan laba atas equity. Rasio ini mengkaji sejauh mana suatu perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimiliki untuk mampu memberikan laba atas ekiutas.”
Adapun rumus return on equity (ROE) menurut Irham Fahmi (2011 : 137) adalah sebagai berikut :
(35)
Kesimpulan dari pengertian ROE adalah untuk mengetahui sejauhmana investasi yang akan dilakukan investor disuatu perusahaan mampu memberikan
return yang sesuai dengan tingkat yang diisyaratkan oleh investor, yaitu dengan menggunakan rasio return on equity (ROE).
2.1.2.2 Pengukuran Kinerja Keuangan
Pengukuran kinerja meliputi proses perencanaan, pengendalian, dan proses transaksional bagi kalangan perusahaan sekuritas, fund manager (pengelola dana), eksekutif perusahaan, pemilik, pelaku bursa, kreditur serta stakeholder lainnya. Penilaiaan kinerja perusahaan oleh stakeholder digunakan sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kepentingan mereka terhadap perusahaan.
Menurut Irham Fahmi (2010: 66) pengukuran kinerja keuangan bertujuan untuk :
a. Memberikan informasi yang berguna dalam membuat keputusan penting mengenai asset yang digunakan dan untuk memacu para manajer untuk membuat keputusan yang menyalurkan kepentingan perusahaan.
(36)
2.1.2.3 Manfaat Pengukuran Kinerja Keuangan
Pengukuran kinerja keuangan banyak memberikan manfaat bagi perusahaan seperti merumuskan, melaksanakan dan mengadakan penelitian terhadap kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dianggap perlu, menilai keadaan atau posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan. Menurut mulyadi (2006:416), pengukuran kinerja keuangan dimanfaatkan oleh manajemen untuk :
a.) Mengelola operasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian karyawan secara umum.
b.) Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan seperti : promosi, transfer, dan pemberhentiaan.
c.) Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan.
d.) Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka menilai kinerja mereka.
e.) Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.
Manfaat yang ditimbulkan dari adanya pengukuran kinerja keuangan perusahaan sangat tergantung dari pengelolaan perusahaan itu sendiri, manajemen harus menetapkan sasaran yang akan dicapai di masa yang akan datang dalam proses yang dosebut perencanaa.
(37)
2.1.2.4 Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja
Tujuan pokok penilaian kerja menurut Mulyadi (2001; 416) adalah untuk memotivasi karyawannya dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan.
Secara umum, tujuan suatu perusahaan untuk mengadakan evaluasi kinerja adalah :
1) Menetapkan kontribusi masing-masing divisi atas perusahaan secara keseluruhan maupun atas kontribusi dari masing-masing sub divisi, misalnya jenis produk, daerah pemasaran, golongan pelanggan dari suatu divisi (evaluasi ekonomi maupun evaliasi segmen).
2) Memberikan dasar untuk mengevaluasi kualitas kinerja masing-masing manajer divisi maupun kantor cabang (evaluasi manjerial).
3) Memutuskan para manajer divisi maupun kantor cabang supaya konsisten mengoperasikan divisi maupun kantor cabang, sehingga sesuai dengan tujuan pokok perusahaan (evaluasi perusahaan)
Menurut Mulyadi (2001; 416), penilaian kinerja mempunyai manfaat bagi manajemen, yaitu ;
1) Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian karyawan secara maksimal.
2) Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan, seperti promosi, transfer, dan pemberhentian.
(38)
3) Mengidentifikasikan kebutuhan perlatan dan pengembangan karyawan dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan. 4) Menyediakan umpan bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka
menilai kerja mereka.
5) Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.
2.1.3 Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham. Semakin tinggi harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukan kemakmuran pemegang saham juga tinggi.
2.1.3.1 Pengertian Nilai Perusahaan
Pengertian nilai perusahaan menurut Suad Husnan dan Enny Pudjiastuty (2002:7) menyatakan bahwa :
“Nilai Perusahaan merupakan harga yang tersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual, semakin tinggi nilai perusahan semakin
(39)
Sedang pengertian nilai perusahaan menurut Agus Sartono (2008 : 478) menyatakan bahwa :
“ Nilai Perusahaan adalah nilai jual sebuah perusahaan sebagai suatu bisnis yang sedang beroperasi”.
Memaksimumkan nilai perushaan (atau harga saham) tidak identik dengan memaksimumkan laba per lembar saham (earning per share, EPS). Hal ini karena disebabkan oleh :
1. Memaksimumkan EPS mungkin memusatkan pada EPS saat ini. 2. Memaksimumkan EPS mengakibatkan nilai waktu uang.
3. Tidak memperhatikan faktor risiko.
Perusahaan mungkin memperoleh EPS yang tinggi pada saat ini, tetapi apabila pertumbuhannya diharapkan rendah , maka dapat saja harga sahamnya lebih rendah apabila dibandingkan dengan perusahaan yang saat ini mempunyai EPS yang lebih kecil. Dengan demikian memaksimumkan nilai perusahaan juga tidak identik dengan memaksimumkan laba, apabila laba diartikan sebagai laba akutansi (yang bisa dilihat dalam laporan rugi laba perusahaan).
Sebaliknya memaksimumkan nilai perusahaan identik dengan memaksimumkan laba dalam pengertian ekonomi (economi profit). Hal ini disebabkan karena laba ekonomi diartikan sebagai jumlah kekayaan yang bisa dikonsumsi tanpa membuat pemilik kekayaan tersebut menjadi lebih miskin.
(40)
2.1.3.2 Jenis-Jenis Nilai Perusahaan
Para akademis dan analis di bidang keuangan mengembangkan berbagi konsep nilai sebagai upaya memahami tingkah laku harga saham. Berikut beberpa diantaranya adalah :
1. Nilai Ekonomi
Nilai ekonomi pada dasarnya merupakan konsep pertukaran, nilai suatu barang didefinisikan sebagi jumlah kas yang ingin diserahkan pembeli saat ini yaitu nilai sekarangnya untuk dipertukarkan dengan suatu pola arus kas masa depan yang diharapkan. Nilai ekonomi mendasari beberapa konsep umum nilai lainnya karena nilai ekonomi didasarkan pada logika pertukaran yang sangat alami dalam proses penginvestasian dana.
2. Nilai Pasar
Nilai pasar sering disebut kurs, adalah harga yang terjadi dari proses tawar menawar dipasar. Juga dikenal sebagai nilai pasar wajar, yaitu setiap aktiva, pada saat diperdagangkan dalam pasar yang terorganisasi atau diantara pihak-pihak swasta dalam suatu transaksi tanpa beban dan tanpa paksaan.
3. Nilai Intrinsik
Merupakan konsep yang paling abstrak, karena mengacu pada perkiraan nilai riil suatu saham sebagai wakil dari nilai perusahaan. Makna nilai perusahaan dalam konsep nilai intrinsik ini bukan sekedar harga dari sekumpulan asset, melainkan nilai perusahaan sebagai entintas bisnis yang memiliki kemampuan menghasilkan keuntungan di kemudian hari.
(41)
4. Nilai Likuidisai
Nilai ini berkaitan dengan kondisi khusus manakala suatu perusahaan harus melikuidasikan sebagian atau seluruh aktiva serta tagihan-tagihannya. Nilai likuidasi kadang-kadang dipergunakan dalam menilai aktiva dari perusahaan yang belum diketahui untuk melaksanakan analisis perbandingan dalam penilaian kredit. Nilai likuidasi bisa dihitung dengan cara yang sama dengan menghitung nilai buku. Yaitu dari neraca performa yang disiapkan ketika suatu perusahaan menjelang proses likuidasi.
5. Nilai Nominal
Nilai nominal memiliki beberapa fungsi yuridis antara lain menunujukan jumlah nominal yang harus disetor pemegang saham dalam memenuhi kewajibannya, juga memperlihatkan besarnya porsi kepemilikan seorang pemegang saham terhadap perusahaan.
6. Nilai Pemecahan
Konsep nilai pemecahan berkaitan dengan pengambilalihan (take over) restrukturisasi aktivitas perusahaan. Dengan asumsi bahwa kombinasi nilai ekonomi dari masing-masing segmen multi usaha melebihi nilai perusahaan secara keseluruhan, karena manajemen masa lalu yang tidak cakap ataupun kesempatan-ksempatan saat ini yang tidak diketahui lebih awal, perusahaan dipecah menjadi komponen-komponen yang dapat dijual untuk dilepaskan kepada pembeli lain.
(42)
7. Nilai Reproduksi
Nilai reproduksi pada kenyataannya adalah salah satu dari beberapa tolak ukur yang digunakan dalam mempertimbangkan nilai perusahaan yang masih berjalan. Penetapan nilai reproduksi adalah suatu estimasi yang sebagian besar didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan teknik.
8. Nilai Berkelanjutan
Ini merupakan penerapan dari nilai ekonomi karena perusahaan yang masih berjalan diharapkan menghasilkan rangkaian arus kas dimana pembeli harus menilai untuk memperkirakan harga dari perusahaan tersebut secara keseluruhan.
2.1.3.3 Faktor yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan
Dalam reorganisasi keuangan, faktor utama yang harus diperhatikan adalah menyangkut penentuan nilai perusahaan. Hal ini sangat penting terutama dalam rangka penjualan perusahaan, private placement, ataupun go public. Nilai dari suatu perusahaan tidak hanya bergantung pada kemampuan menghasilkan arus kas tetapi juga bergantung pada karakteristik operasional dan keuangan dari perusahaan yang diambil alih.
Rasio penilaian merupakan suatu rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menciptakan nilai pada masyarakat (investor) atau pada para pemegang saham. Rasio ini memberikan informasi seberapa besar masyarakat menghargai perusahaan, sehingga mereka mau membeli saham perusahaan dengan
(43)
harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai buku saham. Menurut Irham Fahmi (2011 : 139) rasio ini terdiri dari :
1. Price Earning Ratio (PER)
Rasio ini mengukur seberapa besar perbandingan antara harga saham perusahaan dengan keuntungan yang akan diperoleh olrh para pemegang saham.
2. Price Book Value (PBV)
Rasio ini mengukur seberapa besar harga saham yang ada dipasar dibandingkan dengan nilai buku sahamnya. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan perusahaan semakin dipercaya, artinya nilai perusahaan menjadi lebih tinggi.
(44)
2.1.4 Hasil Penelitian Sebelumnya
Selanjutnya untuk mendukung penelitian ini dapat disajikan peneliti terdahulu sehingga dapat membedakan keoriginalitasan penelitian ini. Adapun peneliti terdahulu adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
1 Priyono darmawan, dan Rina Y. Asmara Analisis pengaruh kinerja keuangan perusahaan terhadap kapitalisasi pasar dan nilai perusahaan Variabel independen ROE tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kedua variabel dependen yaitu kapitalisasi pasar dan nilai perusahaan. Sama-sama menggunakan rasio profitabilitas (ROE) sebagai variabel independen. Variabel yang saya gunakan hanya tiga yaitu ROE, DPR dan PER, sedangkan penelitian yang diilakukan Priyono dan Rina menggunakan tujuh variabel yaitu MVA, EVA, TSR, ROE, ROA, EPS, PER 2 Isti Fadah
(2010) Faktor-faktor Penentu Dividen dan Biaya Keagenan serta Pengaruhnya Pada Nilai Perusahaan Variabel dividen kas yang diproksi dengan DPR dan dividen yield berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan dengan koefisien jalur 0,178 dan pengaruhnya signifikan. Sama-sama menggunakan tiga variabel dan menggunakan variabel DPR sebagai ukuran kebijakan dividen. Adanya variabel tambahan yaitu dividen yield yang digunakan untuk meliah seberapa besar pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan.
(45)
3 Ni wayan Yuniasih Made Gede Wirakusuma Pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan dengan pengungkapan corporate social responbility dan good corporate governance sebagai variabel pemoderasi Pengungkapan CSR sebagai variabel pemoderasi terbukti berpengaruh positif secara statistis pada hubungan return on asset dan nilai perusahaan atau dengan kata lain CSRI merupakan variabel
pemoderasi dalam kaitannya dengan hubungan return on asset dan nilai perusahaan Sama-sama menggunakan tiga variabel dan Variabel yang digunakn dalam peneletian ini juga menggunakan variabel dari peneliti terdahulu yang meliputi PBV untuk memprediksi nilai perusahaan. Adanya variabel tambahan yaitu PER.
4 Sri Hasnawati (2008)
Analisis dampak kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan publik di bursa efek jakarta Hasil penelitian menunjukan bahwa kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Sama-sama menggunakan variabel DPR sebagai ukuran kebijakan dividen. Variabel yang digunakan hanya dua variabel, sedangkan penulis menggunakan tiga variabel 5 Rosma
Pakpahan (2010) Pengaruh faktor-faktor fundamental perusahaan dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan. Secara bersamaan (simultan) faktor-faktor fundamental perusahaan yaitu size, growt, laverage, return on equity (ROE) berpengaruh posif terhadap nilai perusahaan yang diproksi dengan PBV. Sama-sama menggunakan tiga variabel sebagai penelitian, adanya variabel ROE, PER, dan menggunakan DPR sebagai ukuran kebijakan dividen. Perbedaannn ya terletak padaVariabel X1 yaitu faktor-faktor fundamental, sedangkan penulis menggunakan variabel X1 adalah kinerja keuangan. 6 Alfredo
Mahendra DJ (2011) Pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan (kebijakan dividen sebagai variabel moderating) pada perusahaan manufaktur di Kebijakan dividen tidak mampu secara signifikan memoderasi pengaruh likuiditas terhadap nilai perusahaan. Kebijakan dividen tidak mampu meningkatkan Sama-sama menggunakan tiga variabel sebagai penelitian, adanya variabel ROE, PER, dan menggunakan DPR sebagai ukuran Hanya dada dua variabel yang diteliti yaitu variabel independen X (kinerja keuangan) dan variabel dependen Y (nilai
(46)
BEI nilai perusahaan pada saat likuiditas tinggi dan kebijakan dividen tidak dapat menurunkan nilai perusahaan pada saat likuiditas rendah. kebijakan dividen. perusahaan).
7 Ni Made Adi Erawati dan I Putu Sudana (2009) Intangible Assets, Nilai Perusahaan dan Kinerja Keuangan Intangible assets bersama-sama dengan tangible assets merupakan satu kesatuan yang menentukan nilai perusahaan dan kinerja keuangan Sama-sama meneliti kinerja keuangan dan nilai perusahaan dalam penelitian yang dilakukan. Perbedaannya pada variabel yang diteliti lainnya yaitu adanya variabel intangible assets dan tangible assets 8 Novi Shintiya
(2008)
Analisis Kinerja Keuangan pada Perusahaan Food & Beverage di Bursa Efek Jakarta
Dari variabel EVA, MVA, dan ROI hanya ROI yang berpengaruh secara signifikan terhadap penilaian kinerja keuangan pada perusahaan food and beverage di BEJ
Sama-sama meneliti kinerja keuangan di perusahaan food and beverage di BEI dalam penelitian yang dilakukan. Perbedaannn ya terletak padaVariabel yang diteliti yaitu EVA, MVA. Dan ROI.
2.2 Kerangka Pemikiran
Nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham meningkat. Semakin tinggi harga saham sebuah perusahaan, maka makin tinggi kemakmuran pemegang saham. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan, yaitu : keputusan pendanaan, kebijakan dividen, keputusan investasi, struktur modal, pertumbuhan perusahaan, dan ukuran perusahaan.
(47)
Nilai perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan membayar dividen. Ada saatnya dividen tersebut tidak dibagikan oleh perusahaan karena perusahaan merasa perlu untuk menginvestasikan kembali laba yang diperoleh. Apabila dividen yang dibayar tinggi, maka harga saham cenderung tinggi sehingga nilai perusahaan juga tinggi dan jika dividen dibayarkan kepada pemegang saham kecil maka harga saham perusahaan yg membagikannya tersebut rendah. Kemampuan sebuah perusahaan yang membayar dividen erat hubungannya dengan kemampuan perusahaan dengan kemampuan perusahaan memperoleh laba. Jika perusahaan memperoleh laba yang tinggi, maka kemampuan perusahaan akan membayarkan dividen juga tinggi.
Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang dilihat oleh calon investor untuk menentukan investasi saham. Bagi sebuah perusahaan, menjaga dan meningkatkan kinerja keuangan adalah suatu keharusan agar saham tersebut tetap eksis dan tetap diminati oleh investor. Pengukuran kinerja perusahaan merupakan salah satu indikator yang dipergunakan oleh investor untuk menilai suatu perusahaan dari harga saham tersebut.
(48)
2.2.1 Hubungan Antara Kebijakan Dividen Dengan Nilai Perusahaan
Melalui kebijakan dividen ini pada akhirnya manajer keuangan hanya mengarah pada satu tujuan yaitu memaksimalkan nilai perusahaan bagi para pemiliknya. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa nilai perusahaan sangat ditentukan oleh kebijakan keuangan yang menggambarkan komposisi pembiayaan dalam struktur keuangan perusahaan dan juga besarnya dividen yang dibagikan sebagai gambaran kemakmuran para pemiliknya.
Mengenai pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan dikemukakan oleh Myor Gordon dan John Lintner dalam I Made Sudana (2011 : 169) menyatakan bahwa:
“kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap harga pasar saham atau nilai perusahaan. Artinya, jika dividen yang dibagikan perusahaan semakin besar,
harga pasar saham perusahaan tersebut akan semakin tinggi dan sebaliknya”.
2.2.2 Hubungan Antara Kinerja Keuangan Dengan Nilai Perusahaan
Penilaian prestasi suatau perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan itu untuk menghasilkan laba. Laba perusahaan selain merupakan indikator kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban bagi para penyandang dananya juga merupakan elemen dalam penciptaan nilai perusahaan yang menunjukan prospek perusahaan dimasa yang akan datang. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan rasio keuangan ROE (Return On Equity) dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan.
(49)
Mengenai pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan dikemukakan oleh David Sukardi Kodrat & Christian Herdinata (2009 : 32) menyatakan bahwa :
“Hubungan antara harga saham seharusnya (nilai intrinsik) atau nilai perusahaan dengan return on equity (ROE) adalah positif, yaitu semakin besar hasil yang diperoleh dari equity, semakin besar harga saham atau nilai
perusahaan.”
2.2.3 Hubungan Antara Kebijakan Dividen Dan Kinerja Keuangan Dengan Nilai Perusahaan
Penelitian mengenai pengaruh kinerja keuangan dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan ini berkaitan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan Rosma Pakpahan (2010) pada perusahaan manufaktur periode 2003-2007 yang terdaftar di BEI dengan hasil penelitian:
“Diketahui secara bersamaan (simultan) faktor-faktor fundamental perusahaan yaitu size, growt, leverage, return on equity (ROE) dan kebijakan dividen (DPR) berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang diproksi dengan PBV”.
(50)
Berdasrkan kerangka pemikiran yang didukung oleh teori penghubung diatas akan dibuat paradigma sebagai berikut:
1.
Gambar 2.1
Paradigma pengaruh Kebijakan Dividen dan Kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan
(51)
2.3 Hipotesis
Menurut Sugiyono (2011:84), pengertian hipotesis adalah sebagai berikut :
“Hipotesis dapat diartikan sebagai pernyataan statistik tentang parameter populasi. Dan parameter adalah ukuran-ukuran yang dikenakan pada populasi. Dengan kata lain hipotesis adalah taksiran terhadap parameter populasi melalui data-data sampel”.
Berdasarkan kerangka pemikran diatas, maka dibutuhkan suatau pengujian hipotesis untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara variabel X1 dan X2 (kebijakan dividen dan kinerja keuangan) terhadap variabel Y (nilai perusahaan).
Dari kerangka pemikiran teoritis, maka hipotesis atau dugaan sementara yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan pada perusahaan
food and beverages yang terdaftar di BEI periode 2005 – 2010.
2. Terdapat pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan
food and beverages yang terdaftar di BEI periode 2005 – 2010.
3. Terdapat pengaruh secara simultan kebijakan dividen dan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di BEI periode 2005 – 2010.
(52)
39 BAB III
OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan suatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian.
Objek Penelitian menurut Husein Umar (2005:303) dalam Umi Narimawati dkk (2010:29) mengemukakan bahwa :
“Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek
penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu”.
Objek penelitian yang dilakukan penulis adalah kebijakan dividen dan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan. Dimana sebagai kebijakan dividen variabel X1, kinerja keuangan sebagai variabel X2, dan nilai perusahaan sebagai variabel Y.
Penelitian dilakukan pada perusahaan Food And Beverages di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2005 sampai dengan 2010 yang memenuhi kriteria-kriteria sesuai dengan yang dibutuhkan oleh peneliti. Adapun perusahaan yang memenuhi kriteria yang dibutuhkan oleh peneliti adalah berjumlah 6 perusahaan yaitu PT. Delta Djakarta Tbk, PT. Fast Food Indonesia Tbk, PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, PT. Multi Bintang Indonesia Tbk, PT. Mayora Indah Tbk, dan PT. Smart Tbk. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Kebijakan Dividen dan Kinerja Keuangan
(53)
terhadap Nilai perusahaan pada perusahaan Food And Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
3.2 Metodologi Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian yang hendak dicapai maka penelitian ini dilakukan dengan menggunkan metode deskritif dengan menggunakan data primer dan data sekunder dan metode verifikatif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif yaitu metode dalam meneliti status kelompok manusuia, suatu objek, suatu kondisiatau kelas peristiwa.
Menurut Umi Narimawati (2008:127), metode penelitian “merupakan cara
penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu”.
Menurut Umi Narimawati dkk (2008:21):
“deskriptif bertujuan untuk menggambarkan/menguraikan hasil penelitian melalui pengungkapan berupa narasi, grafik, maupun gambar. Sedangkan verifikatif merupakan pengujian hipotesis penelitian melalui alat statistik”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan verifikatif. Menurut Sugiyono dalam Umi Narimawati (2010:29) :
“Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat
(54)
Sedangkan metode verifikatif menurut Mashuri dalam Umi Narimawati dkk (2010:29) menyatakan bahwa :
“Metode verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk
menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di
tempat dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan”.
Dalam penelitian ini metode deskriptif tersebut digunakan untuk mengetahui perkembangan variabel kebijakan dividen, kinerja keuangan dan nilai perusahaan. Sedangkan verifikatif tersebut digunakan untuk menguji pengaruh variabel X1 (kebijakan dividen) terhadap variabel Y (nilai perusahaan) dan pengaruh variabel X1 (kebijakan dividen) dan variabel X2 (kinerja keuangan) terhadap variabel Y (nilai perusahaan).
3.2.1 Desain Penelitian
Dalam melakukan penelitian peneliti perlu melakukan perencanaan dan perancangan penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan sitematis.
Menurut Umi Narimawati (2008:21) desain penelitian adalah :” suatu rencana, struktur, dan strategi untuk menjawab permasalahan, yang mengoptimasi validitas”.
Menurut Umi Narimawati dkk (2010:30) dalam desain penelitian ada 9 (sembilan) langkah. Adapun langkah-langkah yang ditempuh oleh penulis disini adalah sebagai berikut:
(55)
1. Menetapkan permasalahan yang ada di perusahaan Food And Beverages di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai indikasi dari fenomena penelitian, selanjutnya menetapkan judul penelitian;
2. Mengidentifikasikan masalah yang terjadi pada perusahaan Food And Beverages
di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengenai perkembangan Kebijakan Dividen, Kinerja Keuangan dan Nilai Perusahaan.
3. Menetapkan rumusan masalah penelitian
Perumusan masalah merupakan upaya yang dilakukan untuk merumuskan keadaan yang ada secara sistematis berdasarkan teori-teori yang sudah ada; 4. Menentukan tujuan Masalah
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kebijakan dividen dan kinerja keuangan terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan Food And Beverages di Bursa Efek Indonesia (BEI);
5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan teori; 6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian yang
digunakan
7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan data 8. Melakukan analisis data
(56)
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat digambarkan desain dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut :
Gambar 3.1 Desain Penelitian Keterangan :
Variabel Independen (X1) : Kebijakan Dividen Variabel Independen (X2) : Kinerja Keuangan Variabel Dependen (Y) : Nilai Perusahaan
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Menurut Nur Indrianto dalam Umi Narimawati (2010:31) operasional variabel adalah :
“Penentuan construct sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu dapat digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalisasikan construct, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran construct yang lebih baik”.
(57)
Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel, dua variabel independent (X1 dan X2) yaitu kebijakan dividen dan kinerja keuangan, dan satu variabel terikat atau variabel dependent (Y) yaitu Nilai Perusahaan.
Adapun definisi dan istilah variabel menurut Jonathan Sarwono (2005;5) adalah sebagai berikut:
1. Variabel Bebas (Independent variable)
Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab berubahnya variabel terikat. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas atau variabel independent adalah kebijakan dividen (variabel X1) dan kinerja keuangan (variabel X2).
2. Variabel Terikat (Dependent variable)
Variabel terikat adalah variabel yang memberikan reaksi (respon) jika dihubungkan dengan variabel bebas. Variabel terikat adalah variabel yang variabelnya diamati dan diukur untuk menentukan pengaruh yang disebabkan variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan (variabel Y) yang dipengaruhi oleh kebijakan dividen (variabel X1) dan kinerja keuangan (variabel X2).
(58)
Untuk lebih jelasnya tentang hubungan variabel tersebut digunakan desain secara detail sebagai berikut:
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel dan Pengukuran Variabel
Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran S
K a l a Kebijakan Dividen
(X1)
Kebijakan dividen merupakan bagian dari keputusan pembelanjaan perusahaan, khususnya berkaitan dengan pembelanjaan internal perusahaan. Hal ini karena besar kecilnya dividen yang dibagikan akan
mempengaruhi besar kecilnya laba yang ditahan. (I Made Sudana; 2011 : 167)
Dividen Per Lembar Saham Laba Per Lembar Saham DPR =
Dividen Per Lembar Saham
Laba Per Lembar Saham x 100%
(I Made Sudana; 2011 :24)
Persen (%) R a s i o Kinerja Keuangan Perusahaan
(X2)
Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. (Irham Fahmi; 2011 : 239)
Laba setelah pajak Modal Sendiri ROE =
� ℎ�
� x100%
(Irham Fahmi; 2011: 137)
Persen (%) R a s i o Nilai Perusahaan (Y)
Nilai Perusahaan adalah nilai jual sebuah perusahaan sebagai suatu bisnis yang sedang beroperasi.
(Agus Sartono ; 2008 : 478)
� � � � � ℎ
� � � ℎ
Harga Pasar Per Lembar Saham
Nilai Buku Per Lembar Saham
PBV =
(Sutrisno ; 2009 : 224)
Kali (X) R a s i o
(59)
3.2.3 Sumber Data dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1 Sumber Data
Sumber data yang digunakan penulis dalam penelitian mengenai “Pengaruh Kebijakan Dividen dan Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan adalah data sekunder.
Menurut Umi Narimawati (2007:51) data sekunder adalah:
“data yang sudah ada data tersebut sudah dikumpulkan sebelumnya untuk tujuan-tujuan yang tidak mendesak, yaitu; dokumentasi perusahaan, jurnal, makalah, buku, dan penelitian terdahulu”.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan data sekunder yang digunakan untuk keperluan menyusun suatu karya ilmiah dan kemudian menganalisa faktor-faktor yang berhubungan dengan pokok-pokok permasalahan sehingga terdapat suatu kebenaran data-data yang akan diperoleh, juga yang meliputi pengaruh kebijakan dividen dan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Food And Beverages di Bursa Efek Indonesia.
(60)
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data 1. Populasi
Menurut Umi Narimawati (2008:72) populasi merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian.
Menurut Sugiono (2011:61) populasi adalah:
“wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”.
Berdasarkan pengertian diatas maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan Food And Beverages di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2005 sampai 2010 yaitu ada 20 perusahaan. Perusahaan Food and Beverages di Bursa Efek Indonesia ini membuat laporan keuangan (2005 – 2010) dengan kebijakan dividen (DPR), kinerja keuangan (ROE), dan nilai perusahaan (PBV) yang telah dipublikasikan.
2. Sampel
Menurut Umi Narimawati (2008:77) sampel itu bermakna sebagai komponen-komponen yang merupakan dan mewakili populasi. Menurut Sugiyono (2011:62)
pengertian sampel adalah “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
(61)
Perlu diperhatikan bahwa sampel yang dipilih harus representtatif artinya segala karakteristik populasi hendaknya tercermin dalam sampel yang dipilih. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode teknik sampling. Menurut Sugiyono
(2008:81) mengemukakan bahwa: “teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel”.
Teknik sampling yang digunakan oleh penulis sesuai dengan judul adalah
nonprobability sampling. Menurut Sugiyono (2008:84) mengemukakan bahwa:
“nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel”. Jenis nonprobability sampling yang digunakan adalah sampling purposive. Pengertian purposive sampling menurut Sugiyono (2008:85) yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Sampel yang akan diambil oleh penulis dalam penelitian ini adalah data rasio keuangan khususnya kebijakan dividen yang dilihat dari Dividen Payout Ratio
(DPR), kinerja keuangan yang dilihat dari return on equity (ROE), dan nilai perusahaan yang dilihat dari Price Book Value (PBV) pada perusahaan Food and Beverages di Bursa Efek Jakarta dari tahun 2005 sampai dengan 2010 dan laporan keuangan berupa ringkasan dari laporan keuangan (summary of financial statement) dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2010 atau selama 6 tahun. Dalam penelitian ini, untuk menentukan sampel digunakan kriteria-kriteria sebagai berikut :
1. Perusahaan Food and Beverages di Bursa Efek Indonesia periode 2005 sampai dengan 2010.
(62)
2. Perusahaan Food and Beverages yang menghasilkan data laporan keuangan secara
continue selama periode 2005 sampai dengan 2010 dan melaporkannya ke Bursa Efek Indonesia yang kemudian dipublikasikan.
3. Perusahaan Food and Beverages di Bursa Efek Indonesia yang memiliki data lengkap tentang kebijakan dividen (DPR), kinerja keuangan (ROE), dan nilai perusahaan (PBV) dari tahun 2005 sampai dengan 2010.
Dalam pengambilan sampel yang dilakukan oleh peneliti bisa dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.2
Daftar Perusahaan Food And Beverages di BEI Periode 2005 – 2010
No Nama Perusahaan Laporan
Keuangan (Dipublikasikan di
BEI)
DPR ROE PBV
1 PT Cahaya Kalbar Tbk Ya × √ √
2 PT Aqua Golden Missisipi Tbk Tidak × √ √ 3 PT Indofood Sukses Makmur Tbk Ya √ √ √
4 PT Mayora Indah Tbk Ya √ √ √
5 PT Siantar Top Tbk Tidak × √ √
6 PT Multi Bintang Indonesia Tbk Ya √ √ √
7 PT Siered Produce Tbk Tidak × √ √
8 PT Ades Water Indonesia Tbk Tidak × √ √
9 PT Delta Djakarta Tbk Ya √ √ √
10 PT Sekar Laut Tbk Ya × √ √
11 PT Sinar Mas Agro And Resources Tbk Ya √ √ √
12 PT Sekar Bumi Tbk Tidak × √ √
13 PT Tunas Baru Lampung Tbk Tidak × √ √ 14 PT Prasidha Aneka Niaga Tbk Ya × √ √
15 PT Davomas Abadi Tbk Tidak × √ √
16 PT Ultra Jaya Milk Tbk Ya × √ √
17 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk Ya × √ √
18 PT Fast Food Indonesia Tbk Ya √ √ √
19 PT Pioneerindo Gourmet International Tbk Ya × √ √ Ket Jumlah Populasi 19 Perusahaan
Jumlah Sampel 6 Peusahaan 19 Perusahaan dikurangi 13 perusahaan
(63)
Berdasarkan tabel diatas sampel yang digunakan dalam penelitian ini yang memenuhi kriteria berjumlah 6 perusahaan Food and Bevergaes di Bursa Efek Indonesia periode 2005 sampai dengan 2010 yaitu PT. Delta Djakarta Tbk, PT. Fast Food Indonesia Tbk, PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, PT. Multi Bintang Indonesia Tbk, PT. Mayora Indah Tbk, dan PT. Smart Tbk. Total seluruh data yang dijadikan sampel adalah 36 buah data.
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2006:62) teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapat data.
Agar dapat mengumpulkan data yang dibutuhkan, maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Studi Pustaka ( Liberary Research)
Yaitu pengumpulan data dan mempelajari atau membaca pendapat para ahli yang berhubungan dengan permasalahan yang akan diteliti untuk memperoleh landasan-landasan teori yang dapat menunjang penelitian sehingga penelitian yang dibuat mempunyai landasan teoritis yang kuat dan menunjang.
2. Metode Dokumentasi
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode dokumentasi, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan mencari
(64)
data mengenai hal-hal atau variabel yang akan diteliti. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data historik dari IDX.
3.2.5 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis 3.2.5.1 Rancangan Analisis
Menurut Umi Narimawati dkk (2010:41) rancangan analisis adalah :
“Proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sinresa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang lebih penting dan akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain”.
Peneliti melakukan analisa terhadap data yang telah diuraikan dengan menggunakan metode diskriptif (kualikatif) dan verivikatif (kuantitatif).
1. Anaisis Kualitatif / Deskriptif
Menurut Sugiyono (2010:14) analisis kualitatif adalah:
“Metode penlitian kualitatif itu dilakukan secara intensif, peneliti ikut berpartisipasi lama dilapangan, mencatat secara hati-hati apa yang terjadi, melakukan analisis relektif terhadap berbagai dokumen yang ditemukan
dilapangan, dan membuat laporan penelitian secara mendetail.”
Analisis deskriptif ini akan memberikan gambaran tentang suatu data yang akan diteliti sehingga dapat membantu dalam mengetahui karakteristik data sampel. Dalam penelitian ini analisis ini dilakukan untuk menjawab rumusan penelitian pertama, kedua, dan ketiga yaitu perkembangan kebijakan dividen (1), perkembangan kinerja keuangan (2), dan perkembangan nilai perusahaan (3).
(65)
Untuk mengukur kebijakan dividen (DPR), kinerja keuangan (ROE), dan nilai perusahaan (PBV) digunakan rumus sebagai berikut :
a) Rumus Dividend Payout Ratio (DPR) :
Sumber : I Made Sudana (2011:24)
b) Rumus Return On Equity (ROE) :
Sumber : Irham Fahmi (201:137)
c) Rumus Price Book Value (PBV) :
Sumber : Sutrisno (2009: 224)
Sedangkan untuk mengetahui perkembangan kebijakan dividen, kinerja keuangan dan nilai perusahaan dapat menggunakan perhitungan yang diolah dari laporan keuangan yang telah dipublikasikan oleh sektor food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2005 – 2010 yang selanjutnya dimasukan kedalam tabel perhitungan dan digambarkan melalui diagram grafik.
(66)
Adapun rumus untuk mengetahui perkembangan dari kebijakan dividen, kinerja keuangan, dan nilai perusahaan adalah sebagai berikut :
Keterangan :
Tn : Perkembangan tahun dasar T1 : Perkembangan tahun berikutnya
2. Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif adalah pengolahan data berbentuk angka (numeric). Dalam hal ini penulis melakukan analisis pada laporan keuangan neraca dan laba rugi yang terdapat pada perusahaan Food And Beverage di BEI. Dari analisis tersebut akan didapat analisis pengaru Kebijakan Dividen dan Kinerja Keuangan terhadap Nilai Perusahaan.
Adapun langkah-langkah analisis kuantitatif yang diuraikan diatas adalah sebagai berikut :
a. Analisis Statistik
Menurut Sugiyono (2010:7), analisis kuantitatif adalah : “analisis pengolahan data berbentuk angka (numeric) dan analisis menggunakan statistik”. Dalam hal ini penulis melakukan analisis pada data laporan keuangan yang terdapat pada perusahaan food and beverage di BEI periode 2005 – 2010. Dari hasil analisis
(67)
tersebut akan didapat hasil pengaruh kebijakan dividen dan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan.
Selanjutnya, metode kuantitatif digunakan untuk menjawab tujuan penelitian keempat, yaitu mengetahui pengaruh kebijakan dividen dan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan food and beverages di BEI periode 2005 – 2010, dengan menggunakan analisis sebagai berikut :
1.) Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi berganda digunakan peneliti dengan maksud untuk mengetahui sejauh mana hubungan kebijakan dividen dan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan food and beverages di BEI periode 2005 – 2010. Persamaan yang menyatakan bentuk hubungan antara variable independent (X) dan variable dependent (Y) disebut dengan persamaan regresi.
Menurut Iqbal Hasan (2008:269), pengertian regresi linear berganda adalah:
“Regresi di mana variabel terikatnya (Y) dihubungkan/dijelaskan lebih dari satu variabel, mungkin dua, tiga, dan seterusnya variabel bebas (X1, X2, X3,…, Xn)”.
Penambahan variabel bebas ini diharapkan dapat lebih menjelaskan karakteristik hubungan yang ada walaupun masih saja ada variabel yang terabaikan. Dalam penelitian ini, analisis linear berganda digunakan untuk mengetahui sejauh mana hubungan kebijakan dividen dan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010.
(68)
Bentuk umum persamaan regresi linier berganda ini menurut Iqbal Hasan adalah sebagai berikut:
Keterangan :
Y = variabel terikat (Nilai Perusahaan)
X1 = variabel bebas pertama (Kebijakan Dividen) X2 = variabel bebas kedua (Kinerja keuangan)
a = konstanta, merupakan nilai terikat yang dalam hal ini adalah Y pada saat varibel bebasnya adalah 0 (X1,X2 = 0)
b1 = koefisien regresi berganda X1 terhadap variabel terikat Y, apabila variabel bebas X2 dianggap konstan.
b2 = koefisien regresi berganda X2 terhadap variabel terikat Y, apabila variabel bebas X1 dianggap konstan.
Regresi linier berganda dengan dua variabel bebas X1 dan X2 metode kuadrat kecil memberikan hasil bahwa koefisien-koefisien a, b1, dan b2. Nilai-nilai tersebut dapat dicari dengan rumus pearson product moment yang memiliki persamaan sebagai berikut :
(1)
2) Analisis Regresi Linear Berganda
Y = b
0
+ b
1
X
1
+ b
2
X
2
+
(2)
3) Hasil Analisis Korelasi Parsial
a) Korelasi Parsial Kebijakan Dividen Dengan Nilai Perusahaan Ketika Kinerja
Keuangan Tidak Berubah
b) Korelasi Parsial Kinerja Keuangan Dengan Nilai Perusahaan Ketika Kebijakan
Dividen Tidak Berubah
Correlati ons 1.000 -.305 . .139 0 23 -.305 1.000 .139 . 23 0 Correlation
Signif icance (2-t ailed) df
Correlation
Signif icance (2-t ailed) df PBV DPR Control Variables ROE PBV DPR Correlati ons 1.000 .951 . .000 0 23 .951 1.000 .000 . 23 0 Correlation
Signif icance (2-t ailed) df
Correlation
Signif icance (2-t ailed) df PBV ROE Control Variables DPR PBV ROE
(3)
Pengujian Koefisiaen Regresi Secara Bersama-sama
ANOVAb
1034.470 2 517.235 109.513 .000a
108.630 23 4.723
1143.100 25 Regression
Residual Total Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Const ant), ROE, DPR a.
Dependent Variable: PBV b.
F
hitungsebesar 109,513 berada didaerah penolakan Ho
sehingga disimpulkan bahwa kebijakan dividen dan kinerja
keuangan secara bersama-sama (simultan) berpengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan.
(4)
Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial
a) Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan
Coeffi ci entsa1.551 .597 2.601 .016
-.016 .010 -.099 -1.534 .139 .101 .007 .954 14.794 .000 (Constant)
DPR ROE Model
1
B St d. Error Unstandardized
Coef f icients
Beta St andardized
Coef f icients
t Sig.
Dependent Variable: PBV a.
Pada grafik disamping dapat dilihat nilai
t
hitungsebesar -1,534 berada pada daerah
penerimaan Ho sehingga dapat diartikan
bahwa kebijakan dividen tidak berpengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan.
(5)
b) Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan
Coeffi ci entsa
1.551 .597 2.601 .016
-.016 .010 -.099 -1.534 .139
.101 .007 .954 14.794 .000
(Constant) DPR ROE Model
1
B St d. Error Unstandardized
Coef f icients
Beta St andardized
Coef f icients
t Sig.
Dependent Variable: PBV a.
Pada grafik disamping dapat dilihat
nilai thitung sebesar 14,749 berada
pada daerah penolakan Ho, maka
dapat disimpulkan bahwa kinerja
keuangan
berpengaruh
signifikan
terhadap nilai perusahaan
(6)