Analisis Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur (Food and Beverages) yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
SKRIPSI
Diajukan Oleh :
RAMBU MEYRA UPA RAJI
0813010048/ FE/ EA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
(2)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Akuntansi
Diajukan Oleh :
RAMBU MEYRA UPA RAJI
0813010048/ FE/ EA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
(3)
PERIODE (2007-2010)
Disusun Oleh :
RAMBU MEYRA UPA RAJI 0813010048/ FE/ EA
telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh
Tim Penguji Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Pada tanggal 30 Maret 2012
Pembimbing : Tim Penguji :
Pembimbing Utama Ketua
Dr. Sri Trisnaningsih, MSi Dra. Ec. Siti Sundari, MSi Sekretaris
Dra. Anik Yuliati, MAks Anggota
Drs. Ec. Muslimin, MSi Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM NIP. 196309241989031001
(4)
i
telah melimpahkan segala Rahmat, Karunia, Anugerah-Nya kepada penulis, dan atas izin-Nya pulaSkripsi yang berjudul “Analisis Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur (Food and Beverages) yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” dapat selesai dengan baik.
Adapun maksud penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi sebagian persyaratan agar memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa Timur.
Dalam penelitian hingga terselesainya Skripsi ini penyusun telah banyak mendapat bimbingan, bantuan, kesempatan serta pengorbanan baik materiil maupun spiritual dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penyusun dengan segala kerendahan hati menyatakan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran Jawa Timur”.
3. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, Msi, selaku Kepala Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “ Jawa Timur dan selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, dan saran kepada penyusun dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan
(5)
ii
begitu mulia, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
6. Kakak-kakak dan adik-adikku ( k’ Umbu Chris,k’ Astris, k’Laura, k’ Adira, k’ Ana, D’ Orshy & D’ Norlin ) Sepupuku ( k’Hary, Riung) serta seluruh keluarga besarku yang telah memberikan semangat, dorongan serta doa dengan tulus sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 7. For “My Honey” ( Melvy) terima kasih atas segala doa, dukungan, serta
cinta & kasih sayang yang telah diberikan sehingga penulis dapat terus berusaha dan bersemangat menyelesaikan skripsi ini... Love U !!!
8. Sahabat-sahabatKu ( Rika, Oki, Vivi, Lina, Era, Arin) yang telah banyak membantu memberikan semangat, masukan, serta dukungan demi kelancaran penyusunan skripsi ini.... Thank’s a Lot Friends, Miss u all !!! Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan atas kebaikan dengan limpahan Rahmat-Nya yang berlipat ganda, Amin.
Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena itu saran dan kritik sangat diharapkan demi perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini, dan semoga skripsi dapat bermanfaat bagi akademik UPN “ Veteran” umumnya, serta bagi mahasiswa Program Studi Akuntansi khususnya.
Surabaya, Maret 2012 Penulis
(6)
iii
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
ABSTRACT ... x
ABSTRAK ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan Penelitian ... 6
1.4 Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8
2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ... 8
2.2 Landasan Teori ... 12
2.2.1 Laporan Keuangan ... 12
2.2.1.1 Tujuan Laporan Keuangan ... 14
2.2.1.2 Jenis Laporan Keuangan ... 16
2.2.1.3 Karakteristik Laporan Keuangan ... 18
2.2.1.4 Penggunaan Laporan Keuangan ... 23
2.2.1.5Keterbatasan Laporan Keuangan ... 25
2.2.2 Analisis Laporan Keuangan ... 26
2.2.2.1 Definisi dan Tujuan Analisis Laporan Keuangan ... 26
2.2.2.2 Metode Analisis Laporan Keuangan ... 27
2.2.2.3 Keterbatasan Analisis Laporan Keuangan ... 29
(7)
iv
2.2.3.3.2 Struktur Keuangan (leverage) ... 33
2.2.3.3.3 Rentabilitas/ Profitabilitas ... 35
2.2.3.3.4 Aktivitas Perusahaan ... 37
2.2.4 Penilaian Kinerja Keuangan ... 39
2.2.5 Pengaruh Rasio Lancar Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan ... 42
2.2.6 Pengaruh Rasio ROA Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan ... 42
2.2.7 Pengaruh Rasio Perputaran Total Aktiva Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan ... 43
2.2.8 Pengaruh Rasio Debt To Total Assets Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan ... 43
2.2.9 Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan ... 44
2.3 Kerangka Pemikiran ... 46
2.4 Hipotesis ... 47
BAB III METODE PENELITIAN ... 48
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 48
3.2 Teknik Penentuan Sampel ... 51
3.2.1 Populasi ... 51
3.2.2 Sampel ... 51
3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 53
3.3.1 Sumber dan Jenis Data ... 53
3.3.2 Pengumpula Data ... 53
3.4 Uji Normalitas Data ... 53
(8)
v
3.6.1 Teknik Analisis ... 57
3.6.2 Uji Hipotesis ... 59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 61
4.1 Deskripsi Obyek Penelitian ... 61
4.1.1 Sejarah Umum PT. Indofood Sukses Makmur Tbk... 61
4.1.2 Sejarah Umum PT. Delta Djakarta Tbk... 61
4.1.3 Sejarah Umum PT. Multi Bintang Indonesia Tbk... 62
4.1.4 Sejarah Umum PT. Aneka Niaga Tbk... 62
4.1.5 Sejarah Umum PT.Cahaya Kalbar... 63
4.1.6 Sejarah Umum PT.Mayora Indah ... 63
4.1.7 Sejarah Umum PT. Sekar Laut Tbk... 63
4.1.8 Sejarah Umum PT. Siantar Top Tbk... 64
4.1.9 Sejarah Umum PT. SMART Tbk... 64
4.1.10 Sejarah Umum PT. Tunas Baru Lampung Tbk... 65
4.1.11 Sejarah Umum PT. Ultrajaya Milk Tbk... 65
4.1.12SejarahUmum PT.Fast Food Indonesia Tbk... 66
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 66
4.2.1 Data Tentang Rasio Lancar ... 66
4.2.2 Data Tentang Return On Assets ... 68
4.2.3 Data Tentang Rasio Perputaran Total Aktiva ... 69
4.2.4 Data Tentang Debt To Total Assets ... 70
4.2.5 Data Tentang Kinerja Keuangan ... 71
4.3 Uji Kualitas Data ... 73
4.3.1 Uji Normalitas ... 73
4.4 Uji Asumsi Klasik ... 74
(9)
vi
4.5.2 Multikolinieritas ... 79
4.5.3 Heterokedastisitas ... 79
4.6 Hasil Pengujian Regresi Linear Berganda ... 80
4.7 Uji Hipotesis ... 83
4.7.1 Uji Kecocokan Model ( Uji F) ... 83
4.7.2 Uji Persial Uji ( t) ... 85
4.8 Pembahasan ... 87
4.8.1 Implikasi Penelitian ... 89
4.8.2 Perbedaan Dengan Penelitian Terdahulu... 90
4.8.3 Keterbatasan Penelitian... ... 91
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 92
5.1 Kesimpulan ... 92
5.2 Saran ... 92
(10)
vii
1.1 : Data Rasio lancar, Return On Assets, Perputaran Total Aktiva, Debt To Total AssetsKinerja Keuangan Perusahaan Food and
Beverages Yang Terdaftar di BEI tahun 2007-2010... 4
4.1 : Data Rasio Lancar pada Perusahaan Food and Beverages Yang Terdaftar di BEI Tahun 2007-2010 ... 67
4.2 : Data Rasio Return On Assets Pada Perusahaan Food and Beverages Yang Terdaftar di BEI tahun 2007-2010... 68
4.3 : Data Rasio Perputaran Total Aktiva Pada Perusahaan Food and Beverages Yang Terdaftar di BEI tahun 2007-2010... 69
4.4 : Data Rasio Debt To Total Assets Pada Perusahaan Food and Beverages Yang Terdaftar di BEI tahun 2007-2010... 70
4.5 : Data Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Food and Beverages Yang Terdaftardi BEI tahun 2007-2010 ... 72
4.6 : Hasil Uji Normalitas ... 74
4.7 : Hasil Uji Multikolinieritas ... 76
4.8 : Hasil Uji Heterokedastisitas ... 77
4.9 : Hasil Uji Multikolinieritas ... 79
4.10 : Hasil Uji Heterokedastisitas ... 80
4.11 : Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ... 81
4.12 : Hasil Analisis Kecocokan Model ... 84
4.13 : Hasil Koefisien Determinan ... 84
4.14 : Perbedaan Penelitian Sekarang Dengan Penelitian Terdahulu ... 85
4.15: Perbedaan Penelitian Sekarang dengan Penelitian Terdahulu ... 90
(11)
viii
Gambar 4.1 : Distribusi daerah Keputusan Autokorelasi... 75
(12)
x
By:
Rambu Meyra Upa Raji Abstract
Financial statement issued by the company is one source on information about the company financial position, performation and changes in financial position is very useful to support decision making. Decision- making can be related to managerial and operational area of borth short and long term. The results of the desicion will be description on the company’s financial statments like balance sheet, income statement, cash flow and earnings changes. The purpose on this study to determine the excent of role of the financial rations for the financial performance of manunfacturing ( food and beverages ) are listed on the Indonesia Stock Exchange for period 2007- 2010.
Research variables are the current ratio (X1), Return On Assets ( X2),
Total Assets Turnover Ratio ( X3), Debt To Total Assets (X4) and financial
performance ( Y ). This study sampled 12 companies manufacturing (food and
beverages ) are listed on the Indonesia Stock Exchanges for the period 2007 to
2010 while the sampling technique used in this study was purpose sampling
technique for sampling the non – profitability of the selected respondents based on the characteristics or special properties possessed by the sanple and the sample is the representative of population. Hypothesis testing is performed used the partial hypothesis test ( t test ) and simultaneosly ( F test ).
Based on the result of research that has been done can be concluded that the hypothesis which states suspected variables financial ratios ( current ratio, return on assets, total assets turnover ratio, debt to total assets ), affect the financial performance of manufacturing companies ( food and beverages ), which listed on the Indonesia Stock Changes period ( 2007-2010 ), it can be proven true, because the test from the current ratio is only variable that proved to have no significant effect on financial performance.
Title : Current Ratio, Return On Assets, Total Assets Turnover Ratio,Debt To
Total Assets and Financial Performance.
(13)
xi
Oleh:
Rambu Meyra Upa Raji Abstrak
Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan salah satu sumber informasi mengenai posisi keuangan perusahaan, kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan yang sangat berguna untuk mendukung pengambilan keputusan yang tepat. Pengambilan keputusan bisa menyangkut bidang manajerial dan opersaional baik jangka pendek maupun jangka panjang. Hasil keputusan akan terdeskripsi pada laporan keuangan perusahaan seperti neraca, laporan laba rugi, arus kas dan perubahan laba. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana peranan rasio keuangan terhadap kinerja keuangan perusahaan manufaktur ( food and beverages) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2007-2010.
Variabel penelitian adalah Rasio Lancar (X1), Return On Assets (X2),
Rasio Perputaran Total Aktiva (X3), Debt To Total Assets ( X4) dan Kinerja
Keuangan ( Y). Sampel penelitian ini 12 perusahaan Manufaktur ( food and
beverages) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2007-2010
sedangkan Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
purposive sampling yaitu teknik penarikan sampel non-profitabilitas yang
menyeleksi responden-responden berdasarkan ciri-ciri atau sifat khusus yang dimiliki oleh sampel dan sampel tersebut merupakan representatif dari populasi. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji hipotesis secara parsial ( uji t) dan secara simultan ( uji F).
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa hipotesis yang menyatakan duduga Variabel- variabel rasio keuangan ( rasio lancar, return on assets, rasio perputaran total aktiva, debt to total assets), berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan manufaktur ( Food
and Beverages) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode ( 2007-2010),
dapat terbukti kebenarannya, karena berdasarkan hasil pengujian hanya variabel rasio lancar yang terbukti tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan.
Keywords: Rasio Lancar, Return On Assets, Rasio Perputaran Total Aktiva, Rasio
(14)
1
1.1. Latar Belakang
Perkembangan dunia usaha sekarang ini ditandai dengan banyak
bermunculan usaha-usaha baru. Dalam dunia usaha yang berkembang semakin
pesat ini,menyebabkan pertumbuhan ekonomi juga menjadi tinggi. Sehingga
timbul persaingan yang semakin tajam dan kompetitif dalam dunia usaha.
Menghadapi persaingan tersebut, perusahaan dituntut untuk mampu menciptakan
atau meningkatkan nilai usaha perusahaan serta mampu untuk mengelola
faktor-faktor produksi yang ada secara efektif dan efisien agar tujuan perusahaan untuk
memperoleh laba yang maksimal dan optimal tercapai. Dalam hal ini, perusahaan
juga dituntut untuk mampu menentukan kinerja perusahaan yang baik, sehingga
perusahaan akan dapat menjamin kelangsungan hidupnya.
Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan salah satu
sumber informasi mengenai posisi keuangan perusahaan,kinerja serta perubahan
posisi keuangan perusahaan yang sangat berguna untuk mendukung pengambilan
keputusan yang tepat ( Meriewaty dan Yuli, 2005: 105). Pengambilan keputusan
bisa menyangkut bidang manajerial dan operasional baik jangka pendek maupun
jangka panjang. Hasil keputusan akan terdeskripsi pada laporan keuangan
perusahaan seperti neraca, laporan laba rugi,arus kas dan perubahan laba dalam
(15)
Laporan keuangan merupakan media yang digunakan untuk mengetahui
kondisi keuangan suatu perusahaan. Sehingga untuk dapat mengetahui dan
memahami informasi yang terkandung dalam laporan keuangan, diperlukan suatu
analisis laporan keuangan. Analisis laporan keuangan dapat digunakan oleh
pihak eksternal seperti investor,kreditor,agen pemerintah,masyarakat umum
maupun pihak internal perusahaan sendiri. Antara pengguna laporan keuangan
yang satu dengan yang lainnya mempunyai kepentingan yang berbeda. Pemegang
saham akan menilai kinerja manajemen sebagai pihak yang diberi tanggung jawab
untuk menjalankan dana pemegang saham. Investor memerlukan informasi
keuangan untuk membantu menentukan apakah harus membeli,menahan, atau
menjual investasinya. Karyawan berkepentingan terhadap laporan keuangan agar
perusahaan selalu berkembang dan menghasilkan laba,disamping itu untuk
melihat rencana pensiun di masa depan (Meriewaty dan Yuli,2005;105).
Dalam Statement OF Financial Accounting Concept No.1,menyatakan
bahwa sasaran utama pelaporan keuangan adalah informasi tentang prestasi
perusahaan yang disajikan melalui pengukuran laba dan komponennya. Salah satu
parameter kinerja adalah laba, laba perusahaan diperlukan untuk kepentingan
kelangsungan hidup perusahaan dan ketidakmampuan perusahaan untuk
mendapatkan laba akan menyebabkan tersingkirnya perusahaan dan
perekonomian. Untuk memperoleh laba, perusahaan harus melakukan kegiatan
operasional. Kegiatan operasional ini dapat terlaksana jika perusahaan
mempunyai sumber daya yang tercantum di dalam neraca. Pertumbuhan laba
(16)
laba merupakan ukuran kinerja dari suatu perusahaan,maka semakin tinggi laba
yang dicapai perusahhaan mengindikasikan semakin baik kinerja perusahaan (
Meriewaty dan Yuli, 2005:107). Dengan demikian apabila rasio keuangan
perusahaan baik maka laba perusahaan juga baik. Hubungan antara unsur-unsur
yang membentuk neraca dapat ditunjukkan oleh rasio keuangan.
Salah satu analisis laporan keuangan yang digunakan untuk membuat
perencanaan dan pengendalian keuangan yang baik adalah dengan melakukan
analisis laporan keuangan. Rasio keuangan merupakan salah satu bentuk
informasi akuntansi yang penting dalam proses penilaian kinerja
perusahaan,sehingga dengan rasio keuangan tersebut dapat mengungkapkan
kondisi keuangan suatu perusahaan maupun kinerja yang telah dicapai perusahaan
untuk suatu periode.
Dipilihnya perusahaan Food and Beverage sebagai objek penelitian ini
merupakan salah satu perusahaan yang memegang peranan penting dalam
kebutuhan masyarakat. Dengan tingginya minat kebutuhan konsumen, semakin
besar pula persaingan dalam dunia usaha ini. Meskipun kondisi ekonomi di
indonesia saat ini tidak terlalu bagus, permintaan pasar akan kebutuhan makanan
dan minuman ini tidak terpengaruh sedikitpun.
Krisis ekonomi yang melanda indonesia ini akan berpengaruh pada
perusahaan-perusahaan di Indonesia, tidak terkecuali pada perusahaan industri
Food and Beverages ini. Meskipun demikian, dalam periode krisis tersebut jumlah
industri di sektor Food and Beverages ini tetap tumbuh, dari 4.573 industri tahun
(17)
Dapat diketahui bahwa dari tahun 1998-2001 industri Food and Beverages tetap
bisa berkembang meskipun krisis ekonomi melanda indonesia. Hal ini tentu tidak
terlepas dari pengolahan modal kerja yang efektif dan kemampuan perusahaan
dalam bersaing.
Dibawah ini tabel dari rasio keuangan yaitu rasio lancar, ROA, rasio
perputaran total aktiva / TATO dan rasio debt to total assets / DAR Terha dap
Kinerja Keuangan ( Laba Bersih).
Tabel 1.1: Rasio Lancar, Perputaran Total Aktiva, Rasio Return On Assets ( ROA) dan Debt To Total Assets terhadap Kinerja Keuangan ( laba bersih) Perusahaan pada Perusahaan Food and Beverages yang go publik di BEI ( dalam Jutaan Rupiah)
No Nama
Perusahaan
Tahun Laba
Bersih Rasio Lancar (%) TATO (%) ROA (%) DAR (%)
1. PT. Multi
Bintang Indonesia Tbk 2007 2008 2009 2010 84.385 222.307 340.458 442.916 59 93 65 94 157 141 163 157 13,57 23,61 34,27 38,95 68,38 63,43 89,40 58,55
2. PT.Delta
Djakarta Tbk 2007 2008 2009 2010 47.331 83.753 126.504 139.566 417 379 470 633 74 96 97 129 8,99 11,99 16,64 19,70 22,21 24,96 21,15 16,26
3. PT.
Indofood Sukses Makmur Tbk 2007 2008 2009 2010 980.357 1.034.389 2.075.861 2.952.858 916 897 160 203 0,94 0,98 0,92 0,81 3,30 2,61 5,14 6,25 63,26 89,77 16,09 20,36
Sumber: Data Laporan Keuangan Perusahaan Di BEI
Dari table 1 dapat dijelaskan bahwa perusahaan Food and Beverages
mengalami perubahan kinerja keuangan ( laba bersih) pada periode 2007-2010.
Karena laba merupakan ukuran kinerja dari suatu perusahaan, maka semakin
(18)
perusahaan tersebut ( Meriewaty dan Yuli, 2005:107). Rasio lancar, perputaran
total aktiva, ROA dan debt to total assets merupakan sebagian rasio keuangan
yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan. Perusahaan yang
mengalami perubahan kinerja keuangan ( laba bersih) sebagai berikut:
1. PT Muti Bintang Indonesia Tbk, laba bersih mengalami peningkatan pada
tahun 2007-2010 sebesar Rp 358.531.000. rasio lancar mengalami penurunan
pada tahun 2007-2010 sebesar Rp 35%. TATO tahun 2007-2010 tidak
mengalami peningkatan ataupun penurunan. ROA mengalami peningkatan
pada 2007-2010 sebesar 25,38%. DAR mengalami peningkatan pada tahun
2007-2009 sebesar 21,02% dan pada tahun 2010 mengalami penurunan
sebesar 9,83%.
2. PT Delta Djakarta Tbk, laba bersih mengalami peningkatan pada tahun
2007-2010 sebesar Rp 92.235.000. Rasio lancar mengalami peningkatan pada tahun
2010 2007-2010 sebesar 2,16%. TATO mengalami peningkatan pada tahun
2007-2010 sebesar 55%. ROA mengalami penigkatan pada tahun 2007-2010
sebesar 10.71%. DAR mengalami penurunan 5.95%.
3. PT Indofood Sukses Makmur Tbk, laba bersihnya mengalami peningkatan
pada tahun 2007-2010 sebesar Rp 1.972.501.000. Rasio lancar mengalami
penurunan pada tahun 2007-2010 sebesar 7,13%. TATO mengalami
penurunan pada tahun 2007-2010 sebesar 0.13%. ROA mengalami
peningkatan pada tahun 2007-2010 sebesar 2,95%. DAR mengalami
penurunan pada tahun 2007-2010 sebesar 42,9%.
(19)
“ Analisis Rasio Keuangan terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan
Manufaktur ( Food and Beverages) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2007-2010”.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan maka
permasalahan yang akan dikaji dalam permasalahan ini adalah sebagai berikut:
“Apakah rasio keuangan (rasio lancar ,return on assets,perputaran total
aktiva,debt to total assets,) berpengaruh terhadap kinerja keuangan
perusahaan manufaktur (food and beverage) yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode (2007-2010)?”
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui dan menguji
secara empiris sejauh mana rasio keuangan berpengaruh terhadap kinerja
keuangan perusahaan manufaktur (food and beverage) yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia untuk periode 2007-2010.
1.4. Manfaat Penelitian
a . Bagi Kualitisi
1. Saran dan kesimpulan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan
(20)
2. Dari hasil penelitian diharapkan dapat membantu pimpinan perusahaan
sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan dalam
meningkatkan dan mengenbangkan usaha dimasa yang akan datang.
b. Bagi Akademisi
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah
referensi sebagai pembanding penelitian yang akan datang.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan dan dimanfaatkan
oleh mahasiswa lainnya sebagai bahan pertimbangan dalam
mempelajari permasalahan yang sama, selain itu juga untuk
melengkapi perpustakaan.
c. Bagi Penelti
1. Dapat sebagai penerapan atau pengaplikasian ilmu-ilmu yang didapat
selama di bangku perkuliahan ke dalam permasalahan langsung yang
ada dilapangan.
2. Melatih peneliti dalam mengadakan analisa melalui penerapan ilmu
(21)
8
2.1 Hasil Penelitian Terdahulu
1. Meriewati dan Setyani (2005)
a. Judul: “ Analisis rasio keuangan terhadap perubahan kinerja pada
perusahaan di industri food and beverages yang terdaftar di Bursa
Efek Jakarta”
b. Perumusan Masalah: “ Apakah rasio keuangan berpengaruh terhadap
perubahan kinerja pada perusahaan di industri food and beverages
yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta?
c. Kesimpulan:
1. Rasio keuangan yang berpengaruh signifikan terhadap perubahan
kinerja (untuk earning after tax) adalah rasio Total Capital
Assets, Total Assets Turnover, dan Return On Investment.
2. Rasio keuangan yang berpengaruh signifikan terhadap perubahan
(22)
2. Dwiharjo dan Kusumaning (2005)
a. Judul: “ Analisis rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba
dimasa yang akan datang pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Jakarta”
b. Perumusan Masalah:
1. Apakah perubahan rasio keuangan memiliki kemampuan untuk
memprediksi perubahan laba perusahaan satu tahun kedepan?
2. Apakah perubahan rasio keuangan memiliki kemampuan untuk
memprediksi perubahan laba perusahaan dua tahun kedepan?
c. Kesimpulan:
1. Berdasarkan pengujian Hosmer and Lemeshow ‘s Goodnes of Fit
Test pada nilai chisquere dapat diketahui bahwa tidak perbedaan
signifikan antara model dengan nilai observasinya karena nilai
tersebut lebih dari 0.05 yaitu sebesar 0.269 untuk satu tahun
kedepan dan 0.383 sehingga model baik dan dapat dipakai untuk
analisis selanjutnya.
2. Berdasarkan pengujian Overal l Model Fit dapat diketahui bahwa
nilai -2 log likelihood pada awal (block number = 0) sebesar
138.269 lebih besar dari nilai -2 log likelihood pada akhir ( block
number=1) yaitu sebesar 131.683 umtuk satu tahun kedepan.
Sedangkan untuk dua tahun kedepan diketahui bahwa nilai -2 log
likelihood pada awal ( block number=0) sebesar 66.406 lebih
(23)
yaitu sebesar 63.173. Jadi dapat disimpulkan bahwa dapat
menunjukkan hasil yang baik.
3. Berdasarkan pengujian koefisien regresi pada tabel 4.4 dan 4.10
Variabel In The Equition, tidak terdapat variabel independen yang
nilai signifikansinya lebih kecil atau sama dengan 0.05 untuk satu
tahun dan dua tahun kedepan, sehingga dapat dismpulkan bahwa
variabel independen tersebut tidak layak digunakan untuk
memprediksi variabel dependen dan tidak dapat dimasukkan
dalam model, sehingga menolak hipotesis alternatif karena tidak
ada perubahan rasio keuangan yang mampu melakukan prediksi
perubahan laba untuk satu tahun dan dua tahun kedepan.
4. Berdasarkan penilaian ketetapan prediksi pada clasification tabel
menunjukkan bahwa dari 47 perusahaan yang perubahan labanya
positif hanya 19 perusahaan yang mampu diprediksi dengan benar
yaitu dengan prosentasi 40.4% untuk satu tahun kedepan.
Sedangkan untuk dua tahun kedepan menunjukkan bahwa dari 19
perusahaan yang labanya positif hanya 2 perusahaan yang mampu
diprediksi dengan benar yaitu dengan prosentasi 10.5%.
5. Perlu dilakukan penelitian lanjutan, dimana dalam penelitian
lanjutan tersebut menggunakan data amatan yang lebih lama
dengan sampel laporan keuangan dari berbagai jenis industri
(24)
3. Ardi Hamzah (2007)
a. Judul: “Analisa rasio likuiditas,profitabilitas,Aktivitas`dan solvabilitas
terhadap capital gains (loss) dan deviden pada perusahaan manufaktur
di Bursa Efek Jakarta”
b. Perumusan Masalah:
1. “Apakah Rasio likuiditas,profitabilitas, aktivitas dan solvabilitas
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap return berupa
capital gains ( loss) dan deviden perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Jakarta?”
2. “Apakah Rasio likuiditas, profitabilitas, aktivitas dan solvabilitas
mempunyai pengaruh secara parsial terhadap return berupa capital
gains ( loss) dan deviden perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Jakarta?”
c. Kesimpulan:
Rasio-rasio keuangan berupa rasio likuiditas, aktivitas,
solvabilitas dan profitabilitas secara bersama-sama berpengaruh
secara signifikan terhadap dividen yield, sedangkan secara parsial
hanya rasio aktivitas yang berpengaruh signifikan pada tingkat 10%
terhadap dividen yield. Pengujian secara bersama-sama antara rasio
likuiditas,aktivitas, solvabilitas, dan profitabilitas terhadap capital
gains ( loss) menunjukkan tidak ada pengaruh signifikan, sedangkan
pengujian secara parsial hanya rasio likuiditas yang mempunyai
(25)
square untuk kedua model tersebut juga relatif kecil yaitu 4.5%
untuk variabel independen yang mampu menjelaskan dividen yield
dan 2.2% untuk variabel independen yang mampu menjelaskan
capital gains (loss).
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Laporan Keuangan
Definisi laporan keuangan menurut SAK (2007:1) adalah” laporan
keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan
yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi,laporan
perubahan posisi keuangan ( yang dapat disajikan dalm berbagai cara,
seperti laporan arus kas, atau laporan arus dana ), catatan lain serta materi
penjelasan yang merupakan bagian integritas dari laporan keuangan.
Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi, tambahan yang
berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan segmen
industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga”.
Bagi para analis, Laporan keuangan merupakan media yang paling
penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan.
Pada tahap pertama seorang analis tidak akan mampu melakukan
pengamatan langsung ke suatu perusahaan. Dan seandainya dilakukan, ia
pun tidak akan dapat mengetahui banyak tentang situasi perusahaan. Oleh
karena itu yang paling penting adalah media laporan keuangan. Laporan
keuangan inilah yang menjadi bahan sarana informasi (screens) bagi analis
(26)
menggambarkan posisi keuangan perusahaan, hasil usaha perusahaan
dalam suatu periode, dan arus dana( kas) perusahaan dalam periode
tertentu.
Laporan keuangan adalah media informasi yng dapat merangkum
semua kegiatan di perusahaan. Menurut Niswonger (1999: 18) “ Laporan
keuangan yang utama bagi perusahaan adalah perorangan adalah laporan
laba rugi, laporan ekuitas pemilik, neraca dan laporan arus kas”. Laporan
keuangan perusahaan mencerminkan informasi tentang pendapatan dan
beban, informasi perubahan ekuitas pemilik, informasi mengenai aktiva,
kewajiban, dan kewajiban arus kas yang ada dalam perusahaan selama
periode waktu tertentu.
Menurut Meriewaty (2005:2) Laporan keuangan merupakan hasil
tindakan pembuatan ringkasan data keuangan perusahaan. Laporan
keuangan ini disusun dan ditaksirkan untuk manajemen dan pihak-pihak
lain yang menaruh perhatian atau mempunyai kepentingan dengan data
keuangan perusahaan. Laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan
merupakan salah satu informasi yang dapat digunakan dalam menilai
kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan adalah pengukuran prestasi
perusahaan yang timbul sebagai akibat dari proses pengambilan
keputusan manajemen yang kompleks dan sulit, karena menyangkut
efektivitas pemanfaatan modal,efisiensi, dan rentabilitas dari kegiatan
perusahaan. Laba merupakan salah satu indikator kinerja suatu
(27)
yang penting. Para investor dan manajer akan melihat kinerja perusahaan
berdasarkan kinerja keuangan dan kinerja operasional dari perusahaan.
Penggunaan Laporan keuangan sebagai aspek penilaian kinerja
didasarkan atas infornasi akuntansi, yang mencerminkan nilai sumber daya
yang diperoleh dari bisnisnya dan juga yang dikorbankan oleh para
manajer untuk menjalankan aktivitas bisnis perusahaan. Kinerja
perusahaan diwujudkan dalam berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan
perusahaan karena setiap kegiatan tersebut memerlukan sumber daya,
maka kinerja perusahaan akan tercermin dari penggunaan sumber daya
untuk mencapai tujuan perusahaan. Pentingnya laporan keuangan sebagai
informasi dalam menilai kinerja perusahaan, mensyaratkan laporan
keuangan haruslah mencerminkan keadaan perusahaan yang sebenarnya
pada kurun waktu tertentu. Sehingga pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan perusahaan akan menjadi tepat, dengan demikian
pemegang saham dapat dijadikan laporan keuangan sebagai informasi
yang berguna dalam pengambilan keputusan sebagai pemegang saham
perusahaan.
2.2.1.1 Tujuan Laporan keuangan
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan,kinerja serta perubahan posisi keuangan
perusahaan,yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
(28)
apa yang telah dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban
manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai
ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban
manajemen berbuat demikian agar dapat mengambil keputusan ekonomi.
Keputusan ini mungkin mencakup misalnya keputusan untuk menahan
atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk
mengangkat kembali atau mengganti manajemen.
Tujuan akuntansi atau laporan keuangan menurut berbagai sumber
dapat kita lihat penjelasan di bawah ini adalah:
1. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat di percaya mengenai
aktiva dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.
2. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan
dalam aktiva netto ( aktiva dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang
timbul dari kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba.
3. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai
laporan di dalam menafsir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.
4. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam
aktiva dan kewajiban suatu perusahaan, seperti infornasi mengenai
(29)
5. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan
dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan,
seperti informasi mengenai kebijakan akutansi yang dianut perusahaan.
APB Statement No ( AICPA,) menggambarkan tujuan laporan
keuangan dengan membaginya menjadi dua yaitu:
a. Tujuan umum
“Menyajikan laporan posisi keuangan,hasil usaha,dan
perubahan posisi keuangan secara wajar sesuai prinsip akuntansi yang
diterima”.
b. Tujuan khusus
“Memberikan infornasi tentang kekayaan, kewbaajiban,
kekayaan bersih, proyeksi laba,perubahan kekayaan dan kewajiban, serta
informasi lainnya yang relevan”
Tujuan Laporan Keuangan Menurut SAK (5)
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan,kinerja serta perubahan posisi keuangan
suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi.
2.2.1.2 Jenis Laporan keuangan
(30)
1. Neraca yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan (
harta,utang, dan modal) pada suatu tanggal tertentu.
2. Laba/Rugi menggambarkan hasil yang diterima perusahaan selama
suatu periode tertentu serta biaya-biaya yang dikelurakan untuk
mendapatkan hasil tersebut serta labanya.
3. Laporan dan sumber penggunaan dana, sumber dana dan pengeluaran
perusahaan selama satu periode ( dana bisa diartikan kas atau modal
kerja).
4. Laporan arus kas merupakan ikhtisar arus kas masuk dan arus kas
keluar yang dalam format laporannya dibagi dalam kelompok –
kelompok kegiatan operasi, kegiatan investasi, dan kegiatan
pembiyayaan.
Sedangkan jenis laporan keuangan menurut Kasmir ( 2008: 28) secara
lima jenis laporan keungan yang bisa disusun, yaitu:
1. Neraca merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan
perusahaan pada tanggal tertentu.
2. Laporan laba/rugi merupakan laporan keuangan yang meggambarkan hasil
usaha perusahaan dalam suatu periode tertentu.
3. Laporan perubahan modal merupakan laporan yang berisi jumlah dan
(31)
4. Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek
yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan, baik yang berpengaruh
langsung atau tidak langsung terhadap kas.
5. Laporan catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang
memberikan informasi apabila ada laporan keuangan yang memerlukan
penjelasan tertentu.
2.2.1.3 Karakteristik Laporan keuangan
Karakteristik Laporan Keuangan menurut SAK (5) adalah :
1. Dapat Dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung, dalam laporan
keuangan adalah kemudahannya untuk dapat segera dipahami oleh
pengguna. Untuk maksud ini, pengguna diasumsikan memiliki
pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis,
akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan
ketekunan yang wajar. Namun demikian, informasi kompleks yang
seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan
hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit
(32)
2. Relevan
Agar bermanfat,informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan
pengguna dalam proses dalam proses pengambilan keputusan. Informasi
memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi
pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu,
masa kini,atau masa depan, menegaskan atau mengoreksi, hasil pengguna
di masa lalu.
Informasi posisi keuangan dan kinerja di masa lalu sering kali
digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja
masa depan dan hal-hal lain yang langsung menarik perhatian pengguna,
seperti pembayaran, dividen dan upah, pergerakan harga sekuritas dan
kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh tempo.
Untuk memiliki nilai produktif, informasi tidak perlu harus dalam bentuk
ramalan eksplisit. Namun demikian, kemampuan laporan keuangan untuk
membuat prediksi dapat ditingkatkan dengan menampilkan informasi
tentang transaksi dan peristiwa masa lalu. Misalnya,nilai produktif laporan
laba rugi dapat ditingkatkan kalau pos-pos panghasilan atau beban yang
tidak biasa,abnormal,dan jarang terjadi diungkapkan secara terpisah.
3 . Materialitas
Relevansi informasi dipengaruhi oleh hakikat dan materialitasnya.
Dalam beberapa kasus, hakikat informasi saja sudah cukup untuk
(33)
mempengaruhi penilaian risiko dan peluang yang dihadapi perusahaan tanpa
mempertimbangkan materialitas dari hasil yang dicapai segmen baru
tersebut dalam periode pelaporan. Dalam kasus lain,baik hakikat maupun
materialitas dipandang penting, misalnya jumlah serta kategori persediaan
yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Informasi dipandang material kalau kelalaian untuk mencantumkan
atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi
keputusan ekonomi pengguna yang diambil atas dasar laporan keuangan.
Materialtas bergantung bergantung pada besarnaya pos atau kesalahan yang
dinilai sesuai dengan situasi khusus dari kelaian dalam mencantumkam
(omission) atau kesalahan dalam mencatat (misstatement). Karenanya,
materialitas lebih merupakan suatu ambang batas atau titik pemisah
daripada suatu karakteristik kualitatif pokok yang harus dimiliki agar
informasi dipandang berguna.
4. Keandalan
Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable). Informasi
memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang
menyesatkan,kasalahan material,dan dapat diandalkan penggunanya sebagai
penyajian yang tulus atau jujur ( faithfull representaision) yang seharusnya
disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.
Informasi mungkin relevan,tetapi jika hakikat atau penyajiannya
(34)
potensial dapat menyesatkan. Misalnya, jika keabsahan dan jumlah tuntunan
atas kerugian dalam suatu tindakan hukum masih dipersengketan,mungkin
tidak tepat bagi perusahaan untuk mengakui jumlah seluruh tuntutan
tersebut dalam neraca, meskipun mungkin tepat untuk mengungkapkan
jumlah serta keadaan dari tuntutan tersebut.
5. Penyajian jujur
Agar dapat diandalkan,informasi harus menggambarkan dengan jujur
transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara
wajar dapat diharapkan untuk disajikan. Jadi,misalnya,neraca harus
menggmbarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya dalam bentuk
aset,kewajiban,dan ekuitas perusahaan pada tanggal pelaporan yang
memenuhi kriteria pengakuan.
6. Substansi Menggungguli Bentuk
Jika informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan jujur transaksi
serta peristiwa yang seharusnnya disajikan, maka peristiwa tersebut perlu
dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi dan
bukan bentuk hukumnya. Substansi transaksi atau peristiwa lain tidak selalu
konsisten dengan apa yang tampak dari bentuk hukum. Misalnya, suatu
perusahaan mungkin menjual suatu aset kepada pihak lain dengan cara
sedemikian rupa sehingga dokumentasi dimaksudkan untuk memindahkan
(35)
7 . Netralitas
Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pengguna, dan tidak
bergantung pada kebutuhan dan keinganan pihak tertentu. Tidak boleh ada
usaha untuk menyajikan informasi yang menguntungkan beberapa pihak,
sementara hal tersebut akan merugikan pihak lain yang mempunyai
kepentingan yang berlawanan.
8. Pertimbangan Sehat
Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat
melakukan perkiraan dalam kondisi ketidakpastian,sehingga aset atau
penghasilan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan kewajiban atau beban telah
dinyatakan terlalu rendah. Namun demikian,penggunaan pertimbangan sehat
tidak diperkenankan,misalnya pembentukan cadangan tersembunyi atau
penyisihan (provision) berlebihan, dan sengaja menetapkan aset atau
penghasilan yang lebih rendah atau pencatatan kewajiban atau beban yang
lebih tinggi, sehingga laporan keuangan menjadi tidak netral, dan karena itu,
tidak memiliki kualitas andal.
9. Kelengakapan
Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus
lengkap dalam batasan materialitas dan biaya. Kesengajaan untuk tidak
mengungkapkan (omission) mengakibatkan informasi menjadi tidak benar
atau menyesatkan dan karena itu tidak dapat diandalkan dan tidak sempurna
(36)
10. Dapat Dibandingkan
Pengguna harus dapat memperbandingkan laporan keuangan
perusahaan antar periode untuk mengidentifakasi kecendurungan (tren) posisi
dan kinerja keuangan. Pengguna juga harus dapat memperbandingkan laporan
keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan,kinerja,serta
perubahan posisi keuangan , kinerja,serta perubahan posisi keuangan secara
relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari
transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten
untuk perusahaan yang berbeda.
2.2.1.4 Pengguna Laporan keuangan
Pengguna Laporan Keuangan menurut SAK (2 ) meliputi :
a). Investor. Penanaman modal berisiko dan penasihat mereka
berkepentingan dengan risiko yang melekat serta hasil
pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka
membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus
membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut.
b). Karyawan. Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili
mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas
perusahaan. Mereka juga tertarik pada informasi yang
memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam memberikan balas jasa, imbalan pascakerja, dan kesempatan
(37)
c.) Pemberi pinjaman. Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi
keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah
pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
d.) Pemasok dan kreditur usaha lainnya. Pemasok dan kreditor usaha
lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk
memutuskan apakah jumlah yang terutang akan dibayar pada saat
jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada perusahaan dalam
tenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberi pinjaman
kecuali kalau sebagai pelanggan utama mereka bergantung pada
kelangsungan hidup perusahaan.
e.) Pelanggan. Para pelanggan berkepentingan dengan informasi
mengenai kelangsungan hidup perusahaan,terutama kalau mereka
terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan, atau bergantung
pada perusahaan.
f.) Pemerintah. Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah
kekuasaannya dengan alokasi sumber daya dan karena itu
berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga
membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan,
menetapkan kebijakan pajak, dan sebagai dasar untuk menyusun
statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.
g.) Masyarakat. Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam
berbagai cara. Misalnya, perusahaan dapat memberikan kontribusi
berarti pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang
(38)
2.2.1.5 Keterbatasan Laporan keuangan
Menurut Munawir (2007:9) keterbatasan laporan keuangan adalah
sebagai berikut:
1. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan
interim report (laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya
sementara) dan terdapat pendapat-pendapat pribadi (personel judgment)
yang telah dilakukan oleh akuntan atau manajemen yang bersangkutan, serta
bukan merupakan laporan yang final.
2. Laporan keuangan dibuat berdasarkan konsep going concern atau anggapan
bahwa perusahaan akan berjalan terus sehingga aktiva tetap dinilai
berdasarkan nilai-nilai historis atau harga perolehannya dan
pengurangannya dilakukan terhadap aktiva tetap tersebut sebesar akumulasi
depresiasinya. Karena itu angka yang tercantum dalam laporan keuangan
hanya merupakan nilai buku (book value) yang belum tentu sama dengan
harga pasar sekarang maupun nilai gantinya.
3. Laporan keuangan yang disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi
keuangan atau nilai rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu,
dimana daya beli ( purchasing power) uang tersebut semakin menurun,
dibandingkan dengan tahun- tahun sebelumnya ,sehingga kenaikan volume
penjualan yang dinyatakan dalam rupiah belum tentu menunjukkan atau
mencerminkan unit yang dijual semakin besar, mungkin kenaikan itu
disebabkan naiknya harga jual barang tersebut yang mungkin juga diikuti
(39)
data beberapa tahun tanpa membuat penyesuaian terhadap perubahan
tingkat harga akan diperoleh kesimpulan yang keliru ( mislending).
4. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat
mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena
faktor-faktor tersebut tidak dapat dinyatakan dengan satuan uang. Misalnya
reputasi dan prestasi perusahaan, adanya beberapa pesanan yang tidak
dipenuhi atau adanya kontrak pembelian maupun penjualan yang telah
disetujui, kemampuan serta integritas manajernya dan sebagainya.
2.2.2 Analisis Laporan Keuangan
2.2.2.1 Definisi dan Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan terdiri dari 2 kata, yaitu analisis dan
laporan keuangan. Ini berati juga bahwa analisis laporan keuangan
merupakan suatu kegiatan menganalisis laporan keuangan suatu
perusahaan. Pengertian analisis laporan keuangan Prastowo ( 2005:56)
yaitu:” Suatu proses untuk membedah laporan keuangan ke dalam
unsur-unsurnya, menelaah masing-masing unsur tersebut, dan menelaah
hubungan diantara unsur-unsur tersebut, dengan tujuan untuk memperoleh
pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan itu
sendiri”.
Agar analisis yang dilakukan bersifat efisien dan terarah, maka
tujuan analisis harus ditentukan tersebut dahulu. Hal ini penting karena
(40)
keuangan dilakukan untuk mencapai beberapa tujuan langsung ke
lapangan.
1.) Screening, Untuk mengetahui situasi dan kondisi perusahaan dari laporan
keuangan tanpa terjun langsung ke lapangan.
2.) Understanding, Untuk memahami perusahaan,kondisi keuangan, dan hasil
usahanya.
3.) Forecasting, Untuk meramalkan kondisi dan kinerja keuangan di masa
mendatang.
4.) Diagnosis, Untu melihat kemungkinan adanya masalah-masalah yang
terjadi baik dalam manajemen, opersaional, keuangan atau masalah lain
dalam perusahaan.
5.) Evaluation, Untuk menilai perstasi manajemen dalam mengelola
perusahaan.
2.2.2.2 Metode Analisis Laporan Keuangan
Untuk membantu dalam menganilisis lapoaran keuangan, tersedia
beragam teknik yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan yang spesifik.
Menurut Wild dkk (2005:30) ada lima metode penting untuk analisis
laporan keuangan, yaitu:
1. Analisis laporan keungan komparatif (comparative financial statement
analiysis) atau disebut juga analisis horizontal. Saldo akun dari kiri ke kanan
(41)
2. Analisis laporan keuangan berukuran sama (common-size financial statement)
disebut juga analisis vertikal.
3. Analisis rasio ( rasio analisys)
4. Analisis arus kas
5. Penilaian
Menurut jumingan (2006:242) berdasarkan tekniknya analisis
keuangan dapat dibedakan menjadi beberapa analisis antara lain:
1. Analisis perbandingan laporan keuangan , merupakan teknik analisis dengan
cara membandingkan laporan keuangan dua periode atau lebih dengan
menunjukkan peruabahan, baik dalam jumlah ( absolut) maupun dalam
persentasi ( relatif).
2. Analisis tren ( tendensi posis), merupakan teknik analisis untuk mengetahui
tendensi keadaan keuangan apakah menunjukkan kenaikan atau penurunan.
3. Analisis presentasi per komponen (common size), merupakan teknik analisis
untuk mengetahui presentasi investasi pada masing-masing aktiva terhadap
total aktiva seluruhnya.
4. Analisis sumber penggunaan modal kerja, merupakan teknik analisis untuk
mengetahui besarnya sumber dan penggunaan modal kerja melalui dua
periode waktu yang dibandingkan.
5. Analisis sumber penggunaan kas, merupakan teknik analisis untuk mengetahui
(42)
6. Analisis rasio keuangan, merupakan teknik analisis keuangan untuk
mengetahui hubungan diantara pos tertentu dalam neraca maupun laporan
laba rugi baik secara individu maupun secara simultan.
7. Analisis perubahan laba kotor, merupakan teknik nalisis untuk mengetahui
posisi laba dan sebab-sebab terjadinya perubahan laba.
8. Analisis Break Even, merupakan teknik analisis untuk mengetahui tingkat
penjualan yang harus dicapai agar, perusahaan tidak mengalami kerugian,
tetapi pada tingkat penjualan tersebut perusahaan belum memperoleh
keuntungan.
2.2.2.3 Keterbatasan Analisis Laporan Keuangan
Keterbatasan analisa laporan keuangan menurut Harahap (1999: 201)
yaitu:
1. Laporan keuangan dapat bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas
kejadian yang telah lewat.
2. Laporan keuangan menggambarkan nilai harga pokok atau nilai pertukaran
pada saat terjadinya transaksi, bukan harga saat ini.
3. Laporan keuangan bersifat umum, dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi
kebutuhan pihak tertentu.
4. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran
dan berbagai pertimbangan dalam memilih alternatif dari berbagai pilihan
yang ada dan sama-sama dibenarkan tetapi menimbulkan perbedaan angka
(43)
5. Akuntansi tidak mencakup informasi yang tidak material.
6. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidak pastian.
7. Laporan keuangan disususn dengan menggunakan istilah-istilah teknis, dan
pemakai laporan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat
dari informasi yang dilaporkan.
8. Akuntansi didominasi informasi kuantitatif.
9. Perubahan dalam tenaga beli uang jelas ada akan tetapi hal ini tidak
tergambar dalam laporan keuangan.
2.2.3 Analisis Rasio Keuangan
2.2.3.1 Definisi Analisis Rasio Keuangan
Rasio dalam analisis laporan keuangan adalah angka yang
menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur yang lainnya
dalam laporan keuangan. Menurut Jumingan (2006:242) “ Analisis rasio
keuangan merupakan analisis dengan jalan membandingkan satu pos
dengan pos laporan keuangan lainnya baik secara individu maupun
bersama-sama guna mengetahui hubungan diantara pos tertentu, baik
dalam neraca maupun laporan laba rugi”. Menurut Harahap (1999:297) “
Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan satu
pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan
yang relevan dan signifikan ( bararti) seperti antara hutang, dan modal,
antara kas dan total asset, antara harga pokok produksi dengan total
(44)
digunakan para analisa keuangan. Rasio keuangan sangat penting dalam
melakukan analisa terhadap kondisi keuangan perusahaan.
2.2.3.2keterbatasan Analisis Rasio Keuangan
Menurut Sawir ( 2001:44) keterbatasan analisis rasio keuangan antara
lain sebagai berikut:
a. Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dari perusahaan yang
dianalisis apabila perusahaan tersebut bergerak di beberapa bidang usaha.
b. Rasio disusun dari data akuntansi dan data tersebut dipengaruhi oleh cara
penafsiran yang berbeda dan bahkan bisa merupakan hasil manipulasi.
c. Perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan berbeda,
misalnya perbedaan metode penyusutan atau metode penilaiaian persediaan.
d. Informasi rata-rata industri adalah data umum dan hanya merupakan
perkiraan.
2.2.3.3 Penggolongan Rasio Keuangan
2.2.3.3.1 Likuiditas
Pada umumnya perhatikan pertama dari analis keuangan adalah
likuiditas. Apakah perusahaan mampu memenuhi kewajibannya yang akan
jatuh tempo? Rasio likuiditas yang umum digunakan adalah current ratio.
s Liabilitie Current
Assets Current Ratio
Current =
(45)
Current ratio merupakan ukuran paling umum digunakan untuk
mengetahui kesanggupan memenuhi kewajiban jangka pendek karena
rasio ini menunjukkan seberapa jauh tuntutan dari kreditor jangka pendek
dipenuhi oleh aktiva yang diperkirakan menjadi uang tunai dalam periode
yang sama dengan jatuh tempo utang. Current ratio yang tinggi bisa
disebabkan oleh kondisi perdagangan yang kurang baik atau manajemen
yang bobrok (2005:8).
Rasio-rasio likuiditas lain yang umum digunakan adalah:
1. Rasio Cepat (Quick Ratio atau Acid Test Ratio)
s Liabilitie Current
Assets Current Ratio
Current =
Rasio Cepat = ( Aktiva Lancar- Persediaan ) Utang Lancar
Persediaan Merupakan unsur aktiva lancar yang tingkat likuiditasnya
rendah, sering mengalami fluktuasi harga, dan unsur aktiva Lancar yang
tingkat likuiditasnya rendah, sering mengalami fluktuasi harga, dan unsur
aktiva lancar ini sering menimbulkan kerugian jika terjadi likuidasi. Jadi
rasio cepat lebih baik dalam mengukur kemampuan suatu perusahaan
dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio cepat yang
(46)
2. Ratio kas ( Cash Ratio)
s Liabilitie Current
Securities Marketable
Cash Ratio
Cash = +
Rasio Kas = (Kas + Sekurities yang dapat dipasarkan) / Utang Lancar
2.2.3.3.2 Struktur Keuangan
Struktur Keuangan adalah bagaimana cara perusahaan mendanai
aktivanya. Aktiva perusahaan didanai dengan utang jangka pendek, utang
jangka panjang, dan modal pemegang saham, sehingga seluruh sisi kanan
dari neraca memperlihatkan struktur keuangan (Sawir 2005:10)
Sruktur modal adalah pendanaan permanen yang terdiri dari utang
jangka panjang, saham perferen, dan modal pemegang saham. Nilai buku
dari modal pemegang saham terdiri saham biasa, modal disetor atau
surplus, modal dan akumulasi laba ditahan. Struktur modal merupakan
bagian dari struktur keuangan.
Rasio-rasio leverage yang umum digunakan adalah:
1. Rasio Utang atau Debt Ratio to Total Asset Ratio
s TotalAsset
Debt Total Ratio
Debt =
(47)
Rasio ini memperlihatkan proporsi antara kewajiban yang dimiliki dan
seluruh kekayaan yang dimiliki. Semakin tinggi hasil prakteknya,
cenderung semakin besar risiko keuangannya bagi kreditor maupun
pemegang saham.
2. Rasio Utang terhadap Ekuitas atau DER (Debt to Equity Ratio)
s TotalAsset
Debt Total
DER=
DER = Total Utang /Total Ekuitas
3. Rasio Laba terhadap Beban Bunga atau TIE ( Times Interest
Earned): e Ch Interest EBIT Taxes and Interest Before Earning TIE arg ) ( =
TIE = EBIT / Beban Bunga
Rasio ini disebut juga rasio penutupan (Coverage Ratio),
mengukur kemampuan pemenuhan kewajiban bunga tahunan dengan laba
operasi (EBIT), sejauh mana laba operasi boleh turun tanpa menyebabkan
kegagalan dalam pemenuhan kewajiban membayar bunga pinjaman.
4. Rasio Penutupan Beban Tetap ( Fixed Charge Coverage)
Lease Kewajiban e ch erest obligation lease e ch erest taxes before income erage e ch Fixed + + + = arg int arg int cov arg Lease Kewajiban bunga Beban lease kewajiban bunga beban pajak sebelum Laba Tetap Beban Penutupan + + + =
(48)
Rasio ini mirip dengan rasio TIE, namun rasio ini lebih lengkap
karena dalam rasio ini diperhitungakan kewajiban perusahaan seandainya
perusahaan melakukan leasing ( sewa beli) aktiva dan memperoleh utang
jangka panjang berdasarkan kontrak sewa beli.
2.2.3.3.3 Rentabilitas/ Profitabilitas
Kemampuan (profitabilitas) merupakan hasil akhir bersih dari
berbagai kebijakan dan keputusan manajemen. Rasio kemampulabaan akan
memberikan jawaban akhir tentang efektivitas manajemen perusahaan, rasio ini
memberi gambaran tentang tingkat efektivitas pengolaan perusahan.Rasio
kemampulabaan yang umum digunakan adalah:
1. Marjin Laba Kotor (Gross Profit Margin):
Sales
Sold Good Of Cost Sales in
M ofit
GrossPr arg = −
Margin Laba Kotor = (Penjualan – Harga Pokok Penjualan)/Penjualan
Rasio ini mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya
produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi
secara efisien. Dalam mengevaluasi dapat dilihat margin per unit produk, bila
rendah maka perusahaan tersebut sensitif terhadap persainganya.
2. Marjin Laba Bersih ( Net Profit Margin atau Profit Margin on
Sales)
Sales Income Net
in M ofit
(49)
Penjualan Bersih Laba Bersih Laba Marjin =
Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan.
3. Daya Laba Dasar (basic Earning Power) atau Rentabilities
Ekonomis: assets Total EBIT Power Earning Basic =
Daya dasar laba mencoba mengukur efektivitas perusahaan dalam
memanfatkan seluruh sumber dayanya, yang menunjukkan rentabilitas
ekonominya perusahaan.
4. Hasil Pengambilan atas Total Aktiva atau ROA (Return on
Assets): Assets Total Income Net ROA=
ROA = Laba Bersih / Aktiva
Untuk menghitung ROA,ada yang ingin menambahkan bunga
setelah pajak dalam pembilang,dari rasio tersebut. Teori ini didasarkan
pada pendapat bahwa karena aktiva didanai oleh pemegang saham dan
kreditor, maka harus dapat memberikan ukuran produktivitasiva dalam
memberikan pengambilan kepada kedua penanam modal itu.
Assets Total Tax Interest Income Net
ROA= + (1− )
(50)
ROA sering disamakan dengan ROI ( Return on Investment).
5. Hasil Pengembalian Atas Ekuitas atau ROE (Return on Equity)
atau return on net worth :
Worth Net
Income Net
ROE=
ROE = Laba Bersih / Ekuitas
Rasio ini memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola
modal sendiri ( net worth) secara efektif, mengukur tingkat keuntungan
dari investasi yang telah dilakukan oleh pemilik modal sendiri atau
pemegang perusahaan. ROE menunjukkan rentabilitas modal sendiri atau
yang sering disebut sebagai rentabilitas usaha.
2.2.3.3.4 Aktivitas Perusahaan
Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif perusahaan
memanfaatkan semua sumber daya yang ada pada pengendaliannnya.
Semua rasio aktivitas ini melibatkan perbandingan antara tingkat
penjualan dan investasi pada berbagai jenis aktiva. Rasio-rasio aktivitas
menganggap bahwa sebaiknya terdapat keseimbangan yang layak antara
penjualan dan berbagai unsur aktiva, yaitu persediaan,piutang,aktiva tetap,
dan aktiva lain. Rasio-rasio aktivitas yang umum digunakan adalah:
1. Rasio Perputaran Persediaan ( inventory Turnover)
inventory average
sold goods of
t t
at Ratio Turnover
(51)
inventory sales market
at Turnover
Inventory ( )=
Rasio perputaran persediaan mengukur efisiensi pengelolaan
persediaan barang dagang. Rasio ini merupakan indikasi yang cukup
populer untuk menilai efisiensi operasional,yang memperlihatkan
seberapa baiknya manajemen mengontrol modal yang ada pada
persediaan.
2. Periode Penagihan Rata-Rata ( Avarage Collection Period):
Day per Sales ceivables Periode Collection
Average = Re
Periode Penagihan Rata-Rata = Piutang / Penjualan Per Hari
Rasio ini mengukur efisiensi pengelolaan piutang
perusahaan,rata-rata jangka waktu penagihan adalah perusahaan,rata-rata-perusahaan,rata-rata jangka waktu lamanya
perusahaan harus menunggu pembayaran setelah melakukan penjualan.
3. Rasio Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover)
Capital Working Net Sales Turnover Capital Working =
Rasio Perputaran Modal Kerja = Penjualan / Modal Kerja Bersih Modal kerja bersih adalah aktiva lancar dikurangi utang lancar.
Rasio ini mengukur aktivitas bisnis terhadap kelebihan aktiva lancar atas
kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan banyaknya penjualan (dalam
(52)
4. Rasio Perputaran Aktiva Tetap ( Fixed Asset Turnover):
Assets Fixed Net
Sales Turnover
Assets
Fixed =
Rasio Perputaran Aktiva Tetap = Penjualan / Aktiva Tetap
Rasio ini mengukur Efektivitas penggunaan dana yang tertanam
pada harta tetap seperti pabrik dan peralatan, dalam rangka menghasilkan
penjualan, atau berapa jumlah rupiah penjualan bersih yang dihasilkan
oleh setiap rupiah yang diinvestasikan pada aktiva tetap.
5. Rasio Perputaran Total Aktiva ( Total Assets Turnover) :
Assets Total
Sales Turnover
Assets
Total =
Rasio Perputaran Total Aktiva = Penjualan / Total Aktiva
Rasio ini menunjukkan efektivitas penggunaan seluruh harta
perusahaan dalam rangka menghasilkan penjualan atau menggambarkan
berapa rupiah penjualan bersih yang dapat dihasilkan oleh setiap rupiah
yang diinvestasikan dalam bentuk harta perusahaan. Kalau perputarannya
lambat, ini menunjukkan bahwa aktiva yang dimiliki terlalu besar
dibandingkan dengan kemampuan untuk menjual.
2.2.4 Penilaian Kinerja Perusahaan
Laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan merupakan salah
satu informasi yang dapat digunakan dalam menilai kinerja perusahaan.
(53)
ditimbulkan sebagai akibat dari proses pengambilan keputusan manajemen
yang kompleks dan sulit, karena menyangkut efektivitas, pemanfaatan
modal, efisiensi, dan rehabilitas dari kegiatan perusahaan. Laba
merupakan salah satu indikator kinerja suatu perusahaan. Penyajian
informasi laba merupakan fokus kinerja perusahaan yang penting. Para
investor dan manajer akan melihat kinerja perusahaan berdasarkan
kinerja keuangan yang penting. Para investor dan manajer akan melihat
kinerja perusahaan berdasarkan kinerja keuangan dan kinerja opersional
dari perusahaan. Penggunaan laporan keuangan sebagai aspek penilaian
kinerja didasarkan atas informasi akuntansi, yang mencerminkan nilai
sumber daya yang diperoleh perusahaan.
Kinerja operasional perusahaan merupakan kinerja yang diperoleh
perusahaan dengan menggunakan model tetap perusahaan tanpa adanya
hutang. Hal ini ditunjukkaan melalui besar kecilnya laba operasional
bersih setelah pajak / NOPAT (Net Operating Profit After Tax ) yang
diperoleh peusahaan. Sedangkan kinerja keuangan perusahaan merupakan
kinerja yang diperoleh dari kinerja perusahaan dengan menggunakan
hutang. Oleh karena itu, penggunaan hutang diharapkan dapat
meningkatkan kinerja perusahaan. Jika hutang yang digunakan dapat
meningkatkan kinerja perusahaan, maka penggunaan hutang memberikan
manfaat bagi perusahaan.
Kinerja perusahaan diwujudkan dalam berbagai kegiatan untuk
(54)
sumber daya, maka kinerja perusahaan akan tercermin dari penggunanan
sumber daya untuk mencapai tujuan perusahaan. Pentingnya laporan
keuangan sebagai informasi dalam menilai kinerja perusahaan,
mensyaratkan laporan keuangan haruslah mencerminkan keadaan
perusahaan yang sebenarnya pada kurun waktu tertentu. Sehingga
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan perusahaan akan menjadi
tepat, dengan demikian pemegang saham dapat menjadikan laporan
keuangan sebagai informasi yang berguna dalam pengambilan
keputusannya sebagai pemegang saham perusahaan.
Salah-satu bentuk informasi akuntansi yang penting dalam proses
penilaian kinerja perusahaan adalah berupa rasio-rasio keuangan
perusahaan untuk periode tertentu. Dengan rasio-rasio keuangan tersebut
akan tampak jelas berbagai indikator keuangan yang dapat
mengungkapkan kondisi keuangan suatu perusahaan maupun kinerja yang
telah dicapai perusahaan untuk suatu periode tertentu. Rasio keuangan
adalah angka yang diperoleh dari perbandingan dari suatu pos laporan
keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan.
Analisis laporan keuangan khususnya memperhatikankan pada
penghitungan rasio keuangan agar dapat mengevaluasi keadaan pada masa
(55)
2.2.5. Pengaruh Rasio Aktiva Lancar Terhadap Kinerja Keuangan
Perusahaan
Pada rasio aktiva lancar kemampuannya untuk menutup hutang
lancar juga disebut sebagai modal kerja. Karena modal kerja merupakan selisih
lebih antara aktiva lancar di atas hutang lancar. Manajer akan menilai kinerja
perusahaan berdasarkan keuntungan atau laba dari setiap kegiatan operasi yang
dilakukan ( Meriewaty dan Yuli, 2005: 115). Semakin tinggi risiko lancar
seharusnya semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban
jangka pendek. Tetapi rasio lancar yang terlalu tinggi juga menunjukkan
manajemen yang buruk atas sumber likuiditas. Dalam melihat rasio
lancar,analis juga harus memperhatikan kondisi dan lingkungan perusahaan
seperti rencana manajemen, sektor industri dan kondisi ekonomi makro secara
umum (Darsono, 2005:52).
2.2.6. Pengaruh Rasio ROA Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan
ROA merupakan rasio yang menghubungkan keuntungan yang
diperoleh dari operasinya perusahaan ( net operating income) dengan jumlah
investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan operasi
perusahaan tersebut (net operating assets) (Munawir, 2007: 89). Return on
asset memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola aktiva secara
efektif. ROA diperoleh dari hasil membagi laba bersih dengan total aktiva.
Semakin besar angka rasio ini maka akan semakin baik, karena hal tersebut
(56)
menghasilkan laba. Dengan menggunakan rasio ini, kita bisa menilai apakah
perusahaan ini efisien dalam memanfatkan aktivanya dalam kegiatan
operasional perusahaan ( Darsono, 2005: 57).
2.2.7.Pengaruh Rasio Perputaran Total Aktiva Terhadap Kinerja Keuangan
Perusahaan
Rasio perputaran total aktiva merupakan ukuran sampai seberapa
jauh aktiva ini telah dipergunakan dalam kegiatan perusahaan atau
menunjukkan berapa kali operating assets berputar dalam suatu periode
tertentu selama satu tahun ( Munawir, 2007: 88). Perputaran total aktiva
adalah penjualan bersih dibagi rata-rata total aktiva. Kemampuan
perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimiliki intuk menghasilkan
penjualan digambarkan dalam rasio ini. Dengan melihat rasio ini, kita bisa
mengetahui efektivitas penggunaan aktiva dalm menghasilkan penjualan (
Darsono, 2005: 60). Rasio perputaran adalah salah satu dari beberapa
petunjuk yang secara bersama-sama dapat menunjukkan kinerja yang baik
atau kurang baik ( Helfert, 1996 ;78).
2.2.8. Pengaruh Rasio Debt To Total Assets Terhadap Kinerja Keuangan
Perusahaan
Debt to total assets yaitu rasio total kewajiban terhadap assets.
Rasio ini menunjukkan pentingnya pandanaan hutang dengan jalan
menunjukkan presentasi aktiva perusahaan yang didukung oleh hutang. Rasio
(57)
mengadaptasi kondisi pengurangan pembayaran bunga pada kreditor. Nilai
rasio yang tinggi menunjukkan peningkatan dari resiko pada kreditor berupa
ketidakmampuan perusahaan dalam membayar semua kewajibannya. Dari
pihak pemegang saham, rasio yang tinggi akan mengakibatkan pembayaran
bunga yang tinggi akan mengakibatkan pembayaran bunga yang tinggi yang
pada akhirnya akan mengurangi pembayaran dividen. Untuk menilai rasio ini
faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah stabilitas laba perusahaan.
Pada perusahaan yang memiliki catatan laba yang stabil, ( darsono, 2005: 54).
Ukuran-ukuran kinerja akan mengidentifikasi efektivitas penggunaan
aktivitas oleh perusahaan, dan berbagai rasio yang digunakan untuk
mengukur kinerja akan memberikan gambaran yang memadai.
2.2.9 Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan
Hubungan antara analisis rasio dengan kinerja adalah agar dapat
menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau kinerja operasi, dan
dapat membantu menggambarkan kecenderungan serta pola perubahan
tersebut, yang pada gilirannya dapat menunjukkan kepada analisis risiko dan
peluang bagi perusahaan yang ditelaah ( Helfert, 1996: 68).
Kinerja suatu perusahaan merupakan hasil dari suatu proses dengan
mengorbankan berbagai sumber daya. Salah satu parameter kinerja tersebut
adalah laba. Laba bagi perusahaan sangat diperlukan karena untuk
kelangsungan hidup perusahaan. Untuk memperoleh laba, perusahaan harus
melakukan kegiatan operasional. Kegiatan operasional ini dapat terlaksana
(58)
di dalam neraca, dan hubungan antara unsur-unsur yang membentuk neraca
dapat ditunjukkan oleh rasio keuangan. Rasio keuangan adalah perbandingan
antara dua elemen laporan keuangan yang menunjukkan suatu indikator
kesehatan keuangan pada waktu tertentu. Dengan demikian, rasio keuangan
bermanfaat untuk menentukan kekuatan hubungan rasio keuangan dengan
fenomena ekonomi ( Meriewataty dan Yuli, 2005:107).
Laba dapat memberikan sinyal yang positif mengenai prospek
perusahaan di masa depan tentang kinerja perusahaan. Dengan adanya,
pertumbuhan laba yang terus meningkat dari tahun ke tahun, akan memberikan
sinyal yang positif menngenai kinerja perusahaan ( Meriewaty dan Yuli, 2005 :
107). Ukuran-ukuran kinerja akan mengindikasikan efektivitas penggunaan
aktiva oleh perusahaan dan berbagai rasio yang digunakan untuk mengukur
(59)
2.3 Kerangka Pemikiran
Berdasarkan hasil penilitian terdahulu dan landasan teori yang
dijelaskan di atas maka dapat dibuat kerangka pikir yang ditunjukkan pada
gambar dibawah ini :
Gambar Diagram Kerangka Pikir
Analisis regresi linear berganda
Gambar 2.1
Rasio Lancar (x1)
ROA (x2)
Rasio Perput aran Tot al Akt iva (x3)
Debt To Tot al Asset s (x4)
Kinerja Keuangan ( Y )
(60)
2.4. Hipotesis
Diduga bahwa variabel-variabel rasio keuangan (rasio lancar,return
on assets, rasio perputaran total aktiva, rasio debt to total assets ),
berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan Manufaktur ( Food
and Beverages) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode (2007 –
(61)
48
3.1 Definisi Operasional & Pengukuran Variabel
Definisi operasional adalah suatu definisi-definisi yang
diberikan kepada suatu variabel, yaitu cara memberikan arti atau
mespesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang
diperlukan untuk mengukur variabel tersebut.
1.Variabel Bebasnya:
Analisis rasio adalah suatu alat analisis yang penting untuk dipakai
menginterprestasikan posisi keuangan suatu perusahaan, apakah suatu
perusahaan itu posisi keuangannya baik atau buruk.
a. Rasio Lancar ( X1)
Rasio ini merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk
mengetahui kesanggupan memenuhi kewajiban jangka pendek ( Sawir,
2001:8).
% 100 tangLancar x U
Lancar Aktiva
Lancar
Rasio =
Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio dengan satuan
(62)
b. Return On Assets/ROA (X2)
Return On Assets merupakan rasio laba bersih setelah pajak terhadap total
aktiva. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba
bersih berdasarkan tingkat assets yang dipergunakan ( Fakhruddin,
2001:65).
% 100
x Aktiva Total
Pajak Setelah Laba
ROA=
Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio dengan satuan
ukuran berupa prosentasi.
c. Rasio Perputaran Total Aktiva / TATO ( X3)
Rasio ini menggambarkan kemampuan dana yang tertanam dalam
keseluruhan aktiva berputar dalam suatu periode tertentu atau
kemampuan modal yang di investasikan untuk menghasilkan “revenue”
(Sawir,2001:17).
% 100
x Aktiva Total
Penjualan Aktiva
Total Perputaran
Rasio =
Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio dengan satuan
(63)
d. Debt To Total Assets / DAR (X4)
Rasio ini mengukur jumlah aktiva perusahaan yang dibiayai oleh utang
atau modal yang berasal dari kreditor. Semakin besar rasio maka semakin
besar pula risiko yang dihadapi ( Fakhrudin, 2001: 61).
% 100 tan
x Aktiva Total
g Hu Total Assets
Total To
Debt =
Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio dengan satuan
ukuran berupa prosentasi.
2. Varibel terikatnya:
Kinerja Keuangan (Y)
Kinerja ( Y) adalah pengukuran prestasi perusahaan yang ditimbulkan sebagai
akibat dari proses pengambilan pengambilan keputusan manajemen yang
kompleks dan sulit, karena menyangkut efektivitas pemanfaatan modal
efisiensi dan rentabilitas dari kegiatan perusahaan. Laba merupakan salah satu
indikator kinerja suatu perusahaan ( Meriewaty dan Yuli, 2005 : 106 ). Laba
bersih yaitu kelebihan penghasilan diatas biaya selama satu periode akuntansi
yang tercantum dalam laporan keuangan tahunan suatu perusahaan. Kinerja
keuangan diambil berdasarkan pada laba setelah pajak.
Kinerja Keuangan = Laba Bersih
Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio, dinyatakan dengan
(64)
3.2 Teknik Penarikan Sampel
3.2.1 Populasi
Menurut Sumarsono ( 2004: 44) “ Populasi merupakan kelompok
subyek/ obyek yang memiliki ciri-ciri atau karakteristik-karakteristik
tertentu yang berbeda dengan kelompok subyek/obyek yang lain, dan
kelompok tersebut akan dikenai generalisasi dari hasil penelitian “.
Adapun populasi dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur
bergerak dibidang food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dan terdiri dari 17 perusahaan periode 2007-2010.
3.2.2 Sampel
Menurut Sumarsono ( 2004: 44) “ Sampel adalah bagian dari
populasi yang mempunyai ciri dan karakterisitik yang sama dengan
populasi tersebut, karena itu sebuah sampel harus merupakan representatif
dari sebuah populasi”. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah purposive sampling yaitu teknik penarikan sampel
non-profitabilitas yang menyeleksi responden-responden berdasarkan
ciri-ciri atau sifat khusus yang dimiliki oleh sampel dan sampel tersebut yang
merupakan representatif dari populasi ( Sumarsono, 2004: 52), dengan
kriteria sebagai berikut:
1. Perusahaan yang masuk kategori perusahaan Manufaktur ( Food and
(65)
2. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan selama empat tahun yaitu
2007-2010.
3. Perusahaan yang memperoleh laba selama tahun 2007-2010.
4. Pada periode tersebut perusahaan membuat laporan keuangan tahunan
yang dipublikasikan.
Jadi berdasarkan kriteria diatas, dari 17 perusahaan Food and
Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang diambil sebagai
populasi, terdapat 12 perusahaan yang dapat dijadikan sampel yaitu dari
tahun 2007-2010. Perusahaan – perusahaan tersebut adalah sebagai
berikut:
1. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
2. PT. Delta Djakarta Tbk
3. PT. Multi Bintang Indonesia Tbk
4. PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk
5. PT. Cahaya Kalbar Tbk
6. PT. Mayora Indah Tbk
7. PT. Sekar Laut Tbk
8. PT. Siantar Top Tbk
9. PT. Smart Tbk
10.PT. Tunas Baru Lampung Tbk
11.PT. Ultrajaya Milk Tbk
(1)
4.8.1 Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu
Tabel 4.15: Perbedaan Penelitian Sekarang dengan Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti Variabel Obyek Penelitian Kesimpulan 1.Dian Meriewati dan
Astuti Yuli Setyani (2005).
Penelitian ini menggunakan 14 rasio keuangan.
Perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Dari hasil penelitian didapat bahwa:
- Rasio keuangan yang berpengaruh signifikan terhadap perubahan kinerja ( untuk earning after tax) adalah rasio Total Debt to Total Capital Assets, Total Assets Turnover dan Return On Investment.
- Rasio keuangan yang berpengaruh signifikan terhadap perubahan kinerja ( untuk operating profit) adalah Current Ratio). 2. Ardi Hamzah (200 Penelitian menggunakan rasio
likuiditas,
profitabilitas,aktivitas,dan solvabilitas.
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.
Dari hasil penelitian didapat bahwa: Pengujian secara bersama-sama antara rasio likuiditas, aktivitas, solvabilitas, dan profitabilitas terhadap capital gains ( loss) menunjukkan tidak ada pengaruh signifikan, sedangkan pengujian secara parsial hanya rasio likuiditas yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap capital gains ( loss).
3 . Rambu Meyra ( 2012 ) Penelitian ini menggunakan 4 rasio keuangan.
Perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa : rasio keuangan ( rasio lancar, return on assets, perputaran total aktiva dan debt to total assets ) yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan secara parsial hanya return on assets dan debt to total asset.
(2)
91
4.8.2 Keterbatasan Penelitian
Beberapa keterbatasan yang ada dalam penelitian ini:
1. Penelitian ini hanya dibatasi pada perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sehingga hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasi bagi perusahaan lainnya.
2. Periode penelitian ini hanya 4 tahun sehingga kurang memberikan informasi atau gambaran tentang pengaruh rasio keuangan terhadap kinerja keuangan.
3. Penelitian ini hanya menggunakan 4 rasio keuangan yaitu rasio lancar, rasio return on assets, rasio perputaran total aktiva, dan rasio debt to total assets, yang berperan sebagai variabel bebas yang mempengaruhi kinerja keuangan, berdasarkan analisis data terlihat bahwa ada variabel bebas lain yang mempunyai kinerja keuangan yang tidak ikut diteliti dalam penelitian ini.
(3)
92
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan penelitian sebagai berikut:
Variabel-variabel rasio keuangan (rasio return on assets, rasio perputaran total aktiva, debt to total assets), berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan manufaktur ( food and beverages) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode (2007-2010), dapat terbukti kebenarannya, karena berdasarkan hasil pengujian hanya variable rasio lancar yang terbukti tidak memilki pengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan saran yang dapat di berikan:
1. Dari hasil uji kualitas data, asumsi klasik dan analisis regresi berganda pada penelitian ini menunjukkan bahwa keempat variabel independen tidak semua memiliki pengaruh terhadap variabel dependen, masih terjadi autokorelasi positif pada model regresi sehingga disarankan bagi penelitian selanjutnya untuk menambah data atau jangka waktu penelitian untuk menghindari terjadinya pelanggaran asumsi klasik ( autokorelasi).
(4)
93
2. Bagi penelitian berikutnya dapat menambahkan variabel lain selain rasio keuangan seperti ukuran perusahaan, lama perusahaan go public, porsi saham publik dan variabel-variabel lain yang dapat berperan dalam menilai kinerja keuangan.
3. Penelitian berikutnya juga disarankan agar menggunakan obyek penelitian jenis perusahaan manufaktur selain ( food and beverages) yang memilii sampel yang lebih banyak.
(5)
Fakhruddin, M & Sopian Hadianto, 2001, Perangkat dan Modal Analisis Investasi di Pasar Modal, Penerbit PT Alex Multimedia Komputindo, Jakarta.
Prastowo, Dwi D & Juliaty Rifka, 2005, Analisis Laporan Keuangan Konsep & Aplikasi, Edisi ke Empat, Penerbit BPFE, Yogyakarta.
Jumingan, 2006, Analisis Laporan Keuangan, Penerbit PT Bumi Aksara, Jakarta. Sawir, Agnes,2001, Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Sumarsono, 2004, Metodologi Penelitian Akuntansi : Beserta contoh interprestasi Hasil Pengolahan Data, Edisi Rev isi
Harahap, Sofyan Syafri, 1999, Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan, Edisi ke Satu, Cetakan ke Dua, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Ikatan Akuntansi Indonesia, 2007, Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Wild, Jhon J, Subramanyam, Halsey Robert F, 2005, Analisis Laporan Keuangan, Edisi 8,Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Gujarati, Damodar, 1999, Ekonometrika Dasar, Penerbit Erlangga, Jakarta. Ghozali, Imam, 2001, Aplikasi Analisis Multivarite dengan Program SPSS, Penerbit Bahan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
(6)
Jurnal:
Meriewaty, Dian & Astuti Yuli Setyani, 2005, “ Analisis Rasio Keuangan terhadap Perubahan Kinerja pada Perusahaan di Industri Food and Beverage yang terdaftar di BEJ” , jurnal Riset Akuntansi dan
Keuangan, Vol. 1 No 2, 104-107, Agustus.
Dwi Raharjo, Ivan & Linda Kusumaning, 2005, “ Analisis Rasio Keuangan dalam Memprediksi Perubahan Laba Dimasa Yang Akan Datang pada
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEJ”, jurnal Akuntansi & Teknologi Informasi, Vol. 4 No 2, November.
Ardi Hamzah, 2007, “Analisa Rasio Likuiditas, Profitabilitas, Aktivitas dan Solvabilitas terhadap Capital Gains ( Loss) dan Dividen pada
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta”, Vol. 6 No 1, 22-31, Mei
Skripsi:
Saputri, Intan Risky, 2006, “ Analisa Laporan Keuangan Sebagai Alat dalam Menilai Kinerja Perusahaan Untuk Keputusan Investasi bagi calon Investor pada perusahaan jasa asuransi yng terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
Puspita , Candra, 2006, “ Analisis Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Kinerja Perusahaan Manufaktur ( Food and Beverages) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.