Umur Pendidikan Formal Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Pembentuk Persepsi 1. Faktor Internal

commit to user

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Pembentuk Persepsi 1. Faktor Internal

a. Umur

Umur merupakan lamanya waktu hidup responden sampai pada saat penelitian dilakukan. Distribusi responden berdasarkan umur dapat dilihat pada Tabel 5.1 Tabel 5.1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur Kategori Umur Jumlah Reponden orang Persentase   30 tahun 2 5  31-41 tahun 7 18  42-52 tahun 16 40  53-64 tahun 11 27   65 tahun 4 10 Jumlah 40 100 Sumber: Analisis Data Primer Berdasarkan Tabel 5.1 diketahui bahwa mayoritas umur responden dalam penelitian ini antara 42-52 tahun, yaitu sebanyak 16 orang 40. Tingkat umur terendah yaitu  30 tahun, dimana terdapat 2 orang responden 5. Tingkat umur tersebut dapat mempengaruhi responden dalam merespon suatu informasi atau inovasi yang diterimanya. Berdasarkan umur produktif dan non produktifnya, responden sebagian besar tergolong dalam umur produktif yaitu sebesar 90, sedangkan sisanya sebesar 10 tergolong umur non produktif  65 tahun . Umur selain mempengaruhi seseorang dalam merespon sesuatu, juga dapat mempengaruhi kondisi fisik seseorang. Petani yang tergolong umur non produktif cenderung sulit menerima inovasi baru dan lebih kolot, begitu juga sebaliknya petani yang berumur produktif cenderung lebih mudah apabila diberikan pengetahuan baru. Golongan 47 commit to user umur produktif lebih terbuka akan kemajuan. Pada umumnya responden yang memiliki umur produktif 15-64 tahun mempunyai kemampuan fisik dan mental yang optimal untuk menerima hal-hal yang baru untuk perbaikan usahataninya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Soekartawi 1988 bahwa semakin muda petani mempunyai semangat untuk ingin tahu apa yang mereka belum ketahui sehingga dengan demikian mereka berusaha untuk lebih cepat melakukan perubahan terhadap inovasi baru walaupun mereka belum berpengalaman dalam inovasi tersebut.

b. Pendidikan Formal

Pendidikan formal adalah lamanya pendidikan yang ditempuh responden pada lembaga pendidikan formal atau bangku sekolah. Lama pendidikan yang ditempuh seseorang akan memberikan pengetahuan yang lebih baik tentang cara berpikir, penerimaan suatu informasi, maupun penilaian terhadap suatu masalah yang terjadi. Secara teoritis semakin lama pendidikan seorang petani maka akan semakin cepat pula petani tersebut menerima suatu teknologi. Lama pendidikan yang ditempuh responden diukur mulai dari 0 sampai dengan 14 tahun. Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan formal dapat dilihat pada Tabel 5.2. Tabel 5.2. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Formal Lama Pendidikan Jumlah Responden orang Persentase  0 - 3 tahun 3 7  4 - 6 tahun 26 65  7 - 9 tahun 7 18  10 - 12 tahun 4 10  13 - 16 tahun - - Jumlah 40 100 Sumber: Analisis Data Primer Tabel 5.2 menunjukkan bahwa sebagian besar pendidikan formal responden yaitu antara 4-6 tahun sebanyak 26 orang 65. Responden commit to user yang lama pendidikannya antara 7-9 tahun sebanyak 7 orang 18, lama pendidikan antara 10-12 sebanyak 4 orang 10, dan antara 0-3 tahun sebanyak 3 orang 7. Lamanya pendidikan formal responden akan mempengaruhi pola pikir terhadap pengelolaan usahataninya dan permasalahan yang dihadapi. Kondisi responden yang sebagian besar berpendidikan formal antara 4-6 tahun akan cenderung memiliki pola pikir yang sederhana dalam mengelola usahatani. Rendahnya pendidikan responden dikarenakan sebagian besar responden berusia 42-52 tahun dan tidak terlepas dari masa lalu karena pada saat itu mereka kurang memperhatikan pentingnya pendidikan, juga karena ketersediaan sarana dan prasarana yang belum mencukupi serta tidak mempunyai biaya untuk meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Akan tetapi pendidikan tertinggi yang dicapai responden adalah antara 10-12 tahun. Lama pendidikan responden akan mempengaruhi kecepatan proses pengambilan keputusan terhadap suatu inovasi baru. Hal ini dikarenakan cara berpikir mereka berbeda dengan responden yang berpendidikan lebih rendah. Berdasarkan keterangan responden untuk melaksanaan pertanian organik tidak membutuhkan pendidikan formal yang tinggi, karena pada umumnya responden berpedoman dari pengalaman bertani secara turun temurun.

c. Pendidikan Non Formal