BAB VII UTILITAS
Dalam suatu pabrik, utilitas merupakan unit penunjang utama dalam memperlancar jalannya proses produksi. Oleh karena itu, segala sarana dan
prasarananya harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menjamin kelangsungan operasi suatu pabrik.
Berdasarkan kebutuhannya, utilitas pada pabrik pembuatan stirena adalah sebagai berikut:
1. Kebutuhan uap steam 2. Kebutuhan air
3. Kebutuhan bahan kimia 4. Kebutuhan bahan bakar
5. Kebutuhan listrik 6. Unit pengolahan limbah
7.1 Kebutuhan Uap Steam
Uap digunakan dalam pabrik sebagai media pemanas. Kebutuhan uap pada pabrik pembuatan stirena dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 7.1 Kebutuhan Steam Pabrik
Nama Alat Jumlah
steam kgjam
Vaporizer V – 01 31.658,022
Furnace F – 01 93.376,368
Reaktor R – 01 93.376,368
Reboiler I RE – 01 22.033,908
Reboiler II RE – 02 696,8106
Reboiler III RE – 03 130,824
Jumlah 241.272,301
Steam yang digunakan adalah low pressure steam dengan temperatur 200°C. Jumlah total steam yang dibutuhkan adalah 241.272,301 kgjam. Tambahan untuk
faktor keamanan diambil sebesar 20. Maka:
Universitas Sumatera Utara
Total steam yang dibutuhkan = 1,2 × 241.272,301 kgjam = 289.526,7612 kgjam
Diperkirakan 80 kondensat dapat digunakan kembali, sehingga : Kondensat yang digunakan kembali = 80 × 289.526,7612 kgjam
= 231.621,409 kgjam Kebutuhan tambahan untuk ketel uap = 20 × 289.526,7612 kgjam
= 57.905,352 kgjam
7.2 Kebutuhan Air
Dalam proses produksi, air memegang peranan penting, baik untuk kebutuhan proses maupun kebutuhan domestik. Kebutuhan air pada pabrik pembuatan stirena adalah
sebagai berikut: 1. Kebutuhan air pendingin
Kebutuhan air pendingin pada keseluruhan pabrik pembuatan stirena ditunjukkan pada tabel 7.2.
Tabel 7.2 Kebutuhan Air Pendingin Nama Alat
Jumlah Air Pendingin kgjam
Cooler I CL – 01 39.489,908
Cooler II CL – 02 318,076
Cooler III CL – 03 871,288
Cooler IV CL – 04 167.394,770
Drum Separator DS – 01 8.587,1414
Kondensor I C – 01 656.685,9334
Kondensor II C – 02 20.523,254
Kondensor III C – 03 1.980,954
Jumlah Wc 895.851,325
Air pendingin bekas digunakan kembali setelah didinginkan dalam menara pendingin air. Dengan menganggap terjadi kehilangan air selama proses sirkulasi,
maka air tambahan yang diperlukan adalah jumlah air yang hilang karena penguapan, drift loss, dan blowdown Perry, 1999.
Universitas Sumatera Utara
Air yang hilang karena penguapan dapat dihitung dengan persamaan: W
e
= 0,00085 W
c
T
2
– T
1
Pers. 12-10, Perry, 1999 Di mana:
W
c
= jumlah air pendingin yang diperlukan T
1
= temperatur air pendingin masuk = 30°C = 86°F T
2
= temperatur air pendingin keluar = 45°C = 113°F Maka:
W
e
= 0,00085 × 895.851,325 × 113 – 86 = 20.559,788 kgjam
Air yang hilang karena drift loss biasanya 0,1 – 0,2 dari air pendingin yang masuk ke menara air Perry, 1997. Ditetapkan drift loss 0,2 , maka:
W
d
= 0,002 × 895.851,325 = 1.791,703 kgjam
Air yang hilang karena blowdown bergantung pada jumlah siklus sirkulasi air pendingin, biasanya antara 3-5 siklus Perry, 1997. Ditetapkan 5 siklus, maka:
1 S
W W
e b
− =
Pers. 12-12, Perry, 1999
1 5
20.559,788 W
b
− =
= 5.139,947 kgjam Sehingga air tambahan yang diperlukan = W
e
+ W
d
+ W
b
= 20.559,788 + 1.791,703 + 5.139,947 = 27.491,438 kgjam
2. Air untuk berbagai kebutuhan Perhitungan kebutuhan air domestik:
Menurut Metcalf et.al. 1991 kebutuhan air domestik untuk tiap orangshift adalah 40-100 literhari.
Diambil 100 literhari ×
jam hari
24 1
= 4,16 ≈ 4 literjam
ρ
air
= 1000 kgm
3
= 1 kgliter Jumlah karyawan = 150 orang
Universitas Sumatera Utara
Maka total air kantor = 4 × 150 = 600 literjam × 1 kgliter = 600 kgjam
Perkiraan pemakaian air untuk berbagai kebutuhan ditunjukkan pada tabel 7.3. Tabel 7.3 Pemakaian Air Untuk Kebutuhan Domestik
Kebutuhan Jumlah air kgjam
Kantor 600
Laboratorium 75
Kantin dan tempat ibadah 100
Poliklinik 50
Total 825
Sehingga total kebutuhan air yang memerlukan pengolahan awal adalah: = 57.905,352 + 27.491,438 + 825
= 86.221,79 kgjam
Sumber air untuk pabrik pembuatan stirena ini adalah dari air Sungai Belawan, Provinsi Sumatera Utara, dimana debit air sungai rata-rata tahunan adalah sebesar 8,59 m
3
detik. Harahap, 2008
Universitas Sumatera Utara
Adapun kualitas air Sungai Belawan dapat dilihat pada tabel 7.4.
Tabel 7.4 Kualitas Air Sungai Belawan
No Analisa
Satuan Hasil
1. 2.
3. 4.
5.
1. 2.
3. 4.
5. 6.
7. 8.
9. 10.
11. 12.
13. 14.
15. 16.
17. 18.
19. I. FISIKA
Bau Kekeruhan
Rasa Warna
Suhu II. KIMIA
Total kesadahan dalam CaCO
3
Klorida NO
3
-N Zat organik dalam KMnO
4
COD SO
4 -
Sulfida Fosfat PO
4 3-
Cr
+2
NO
3
NO
2
Hardness CaCO
3
pH Fe
2+
Mn
2+
Zn
2+
Ca
2+
Mg
2+
CO
2
bebas Cu
2+
NTU TCU
°C
mgl mgl
mgl mgl
mgl mgl
mgl mgl
mgl mgl
mgl mgl
mgl mgl
mgl mgl
mgl mgl
Tidak berbau 50,16
Tidak berasa 150
25
150 1,3
0,2 65
5 -
0,245 -
- -
13 6,6
5 0,016
0,0012 12
15 132
0,0032 Analisa tidak bisa dilakukan, alat dan bahan kimia tidak tersedia
Sumber: Anonim, Laboratorium PERTAMINA BELAWAN 10 Maret 2008
Universitas Sumatera Utara
Adapun parameter untuk kualitas air yang diolah untuk umpan boiler dan kebutuhan domestik dapat dilihat pada tabel 7.5 dan tabel 7.6 sebagai berikut :
Tabel 7.5 Parameter Air Umpan Boiler
Parameter Satuan
Pengendalian Batas
pH Unit
10.5 – 11.5 Conductivity
µ mhoscm 5000, max
TDS ppm
3500, max P – Alkalinity
ppm -
M – Alkalinity ppm
800, max O – Alkalinity
ppm 2.5 x SiO
2
, min T. Hardness
ppm -
Silica ppm
150, max Besi
ppm 2, max
Phosphat residual ppm
20 – 50 Sulfite residual
ppm 20 – 50
pH condensate Unit
8.0 – 9.0 Sumber : Anonim, Air dan Fungsinya Sebagai Umpan Boiler dan Cooling Tower, 2008
Tabel 7.6 Baku Mutu Air Minum menurut Meskes RI No. 01BirhukmasI1975
No. Unsur – Unsur Satuan
Syarat – Syarat Keterangan
Minimal Diper-
bolehkan Maks.
Dianjur kan
Maks. Diperbo-
lehkan
Fisika 1
Suhu
o
C -
- -
2 Warna
Unit -
5 50
Skala PT-Co 3
Bau -
- -
- Tidak berbau
4 Rasa
- -
- -
Tidak berasa 5
Kekeruhan Unit
- 5
25 Skala sile
Kimia 6
Derajat Keasaman - 6,5
- 9,2
- 7
Zat padat jumlah mgl -
500 1500
-
Universitas Sumatera Utara
8 Zat organik
sebagai KMnO
4
mgl -
- 10
-
9 Karbon oksida
sebagai CO
2
agresif mgl
- -
- -
10 Kesadahan
o
D 5
- 10
- 11
Kalsium sebagai Ca
mgl -
75 200
-
12 Magnesium
sebagai Mg mgl
- 30
150 -
13 Besi Jumlah Fe
mgl -
0,1 1
- 14
Mangan Mn mgl
- 0,05
0,5 -
15 Tembaga Cu
mgl -
0,05 1,5
- 16
Zink Zn mgl
- 1,00
15 -
17 Chlorida Cl
mgl -
200 600
- 18
Sulfat SO
4
mgl -
200 400
- 19
Sulfida H
2
S mgl
- -
- 20
Flourida F mgl
- -
2 -
21 Amonia NH
4
mgl -
- -
22 Nitrat NO
3
mgl -
- 20
- 23
Nitrit NO
2
mgl -
- -
24 Phenol
mgl -
0,001 0,002
Zat kimia beracun
25 Arsen As
mgl -
- 0,05
- 26
Timbal Pb mgl
- -
0,1 -
27 Selenium Se
mgl -
- 0,1
- 28
Chrom Cr mgl
- -
0,05 -
29 Cyanida CN
mgl -
- 0,05
- 30
Cadmium Cd mgl
- -
0,01 -
31 Air raksa Hg
- -
0,01 -
Sumber : Anonim, Appendix , tanpa tahun
Universitas Sumatera Utara
Untuk menjamin kelangsungan penyediaan air, maka di lokasi pengambilan air dibangun fasilitas penampungan air water intake yang juga merupakan tempat
pengolahan awal air sungai. Pengolahan ini meliputi penyaringan sampah dan kotoran yang terbawa bersama air. Selanjutnya air dipompakan ke lokasi pabrik untuk diolah
dan digunakan sesuai dengan keperluannya. Pengolahan air di pabrik terdiri dari beberapa tahap, yaitu:
1. Screening 2. Sedimentasi
3. Klarifikasi 4. Filtrasi
5. Demineralisasi 6. Deaerasi
7.2.1 Screening
Pengendapan merupakan tahap awal dari pengolahan air. Pada screening, partikel- partikel padat yang besar akan tersaring tanpa bantuan bahan kimia. Sedangkan
partikel-partikel yang lebih kecil akan terikut bersama air menuju unit pengolahan selanjutnya Degremont, 1991.
7.2.1 Sedimentasi
Setelah air disaring pada tahap screening, di dalam air tersebut masih terdapat partikel-partikel padatan kecil yang tidak tersaring pada screening. Untuk
menghilangkan padatan-padatan tersebut, maka air yang sudah disaring tadi dimasukkan ke dalam bak sedimentasi untuk mengendapkan partikel-partikel padatan
yang tidak terlarut.
7.2.2 Klarifikasi
Klarifikasi merupakan proses penghilangan kekeruhan di dalam air. Air dari screening dialirkan ke dalam clarifier setelah diinjeksikan larutan alum, Al
2
SO
4 3
dan larutan abu Na
2
CO
3
. Larutan Al
2
SO
4 3
berfungsi sebagai koagulan utama dan larutan Na
2
CO
3
sebagai koagulan tambahan yang berfungsi sebagai bahan pembantu untuk mempercepat pengendapan dan penetralan pH. Pada bak clarifier, akan terjadi proses
Universitas Sumatera Utara
koagulasi dan flokulasi. Tahap ini bertujuan menyingkirkan Suspended Solid SS dan koloid Degremont, 1991.
Koagulan yang biasa dipakai adalah koagulan trivalent. Reaksi hidrolisis akan terjadi menurut reaksi:
M
3+
+ 3H
2
O MOH
3
+ 3 H Dalam hal ini, pH menjadi faktor yang penting dalam penyingkiran koloid.
Dua jenis reaksi yang akan terjadi adalah Degremont, 1991: Al
2
SO
4 3
+ 6 Na
2
CO
3
+ 6H
2
O 2AlOH
3
↓ + 12Na
+
+ 6HCO
3 -
+ 3SO
4 3-
2Al
2
SO
4 3
+ 6 Na
2
CO
3
+ 6H
2
O 4AlOH
3
↓ + 12Na
+
+ 6CO
2
+ 6SO
4 3-
Reaksi koagulasi yang terjadi : Al
2
SO
4 3
+ 3H
2
O + 3Na
2
CO
3
2AlOH
3
+ 3Na
2
SO
4
+ 3CO
2
Selain penetralan pH, soda abu juga digunakan untuk menyingkirkan kesadahan permanen menurut proses soda dingin menurut reaksi Degremont, 1991:
CaSO
4
+ Na
2
CO
3
Na
2
SO
4
+ CaCO
3
CaCl
4
+ Na
2
CO
3
2NaCl + CaCO
3
Setelah pencampuran yang disertai pengadukan maka akan terbentuk flok-flok yang akan mengendap ke dasar clarifier karena gaya gravitasi, sedangkan air jernih
akan keluar melimpah overflow yang selanjutnya akan masuk ke penyaring pasir sand filter untuk penyaringan.
Pemakaian larutan alum umumnya hingga 50 ppm terhadap jumlah air yang akan diolah, sedangkan perbandingan pemakaian alum dan abu soda = 1 : 0,54 Crities,
2004.
Perhitungan alum dan abu soda yang diperlukan: Total kebutuhan air
= 86.221,79 kgjam Pemakaian larutan alum
= 50 ppm Pemakaian larutan soda abu
= 0,54 × 50 = 27 ppm Larutan alum yang dibutuhkan
= 50.10
-6
× 86.221,79 = 4,311 kgjam Larutan abu soda yang dibutuhkan = 27.10
-6
× 86.221,79 = 2,328 kgjam
Universitas Sumatera Utara
7.2.3 Filtrasi
Filtrasi dalam pemurnian air merupakan operasi yang sangat umum dengan tujuan menyingkirkan Suspended Solid SS, termasuk partikulat BOD dalam air
Metcalf, 1991. Material yang digunakan dalam medium filtrasi dapat bermacam-macam: pasir,
antrasit crushed anthracite coal, karbon aktif granular Granular Carbon Active atau GAC, karbon aktif serbuk Powdered Carbon Active atau PAC dan batu garnet.
Penggunaan yang paling umum dipakai di Afrika dan Asia adalah pasir dan gravel sebagai bahan filter utama, sebab tipe lain cukup mahal Kawamura, 1991.
Unit filtrasi dalam pabrik pembuatan stirena menggunakan media filtrasi granular Granular Medium Filtration sebagai berikut:
1. Lapisan atas terdiri dari pasir hijau green sand. Lapisan ini bertujuan memisahkan flok dan koagulan yang masih terikut bersama air. Lapisan yang digunakan setinggi
24 in 60,96 cm. 2. Untuk menghasilkan penyaringan yang efektif, perlu digunakan medium berpori
misalnya atrasit atau marmer. Untuk beberapa pengolahan dua tahap atau tiga tahap pada pengolahan effluent pabrik, perlu menggunakan bahan dengan luar permukaan
pori yang besar dan daya adsorpsi yang lebih besar, seperti Biolite, pozzuolana ataupun Granular Active CarbonGAC Degremont, 1991. Pada pabrik ini, digunakan
antrasit setinggi 38 in 0,963 m. 3. Lapisan bawah menggunakan batu kerikilgravel setinggi 7 in 17,78 cm Metcalf
Eddy, 1991. Bagian bawah alat penyaring dilengkapi dengan strainer sebagai penahan.
Selama pemakaian, daya saring sand filter akan menurun. Untuk itu diperlukan regenerasi secara berkala dengan cara pencucian balik back washing. Dari sand filter,
air dipompakan ke menara air sebelum didistribusikan untuk berbagai kebutuhan. Untuk air proses, masih diperlukan pengolahan lebih lanjut, yaitu proses
softener dan deaerasi. Untuk air domestik, laboratorium, kantin, dan tempat ibadah, serta poliklinik, dilakukan proses klorinasi, yaitu mereaksikan air dengan klor untuk
membunuh kuman-kuman di dalam air. Klor yang digunakan biasanya berupa kaporit, CaClO
2
. Khusus untuk air minum, setelah dilakukan proses klorinasi diteruskan ke
Universitas Sumatera Utara
penyaring air water treatment system sehingga air yang keluar merupakan air sehat dan memenuhi syarat-syarat air minum.
Perhitungan kebutuhan kaporit, CaClO
2
Total kebutuhan air yang memerlukan proses klorinasi = 825 kgjam Kaporit yang digunakan direncanakan mengandung klorin 70
Kebutuhan klorin = 2 ppm dari berat air
Gordon, 1968 Total kebutuhan kaporit
= 2.10
-6
× 8250,7 = 0,0024 kgjam
7.2.4 Demineralisasi
Air untuk umpan ketel dan pendingin pada reaktor harus murni dan bebas dari garam-garam terlarut. Untuk itu perlu dilakukan proses demineralisasi. Alat
demineralisasi dibagi atas: a. Penukar Kation Cation Exchanger
Penukar kation berfungsi untuk mengikat logam-logam alkali dan mengurangi kesadahan air yang digunakan. Proses yang terjadi adalah pertukaran antara kation
Ca, Mg dan kation lain yang larut dalam air dengan kation dari resin. Resin yang digunakan bertipe gel dengan merek IRR–122 Lorch, 1981.
Reaksi yang terjadi : 2H
+
R + Ca
2+
→ Ca
2+
R + 2H
+
2H
+
R + Mg
2+
→ Mg
2+
R + 2H
+
2H
+
R + Mn
2+
→ Mn
2+
R + 2H
+
Untuk regenerasi dipakai H
2
SO
4
dengan reaksi : Ca
2+
R + H
2
SO
4
→ CaSO
4
+ 2H
+
R Mg
2+
R + H
2
SO
4
→ MgSO
4
+ 2H
+
R Mn
2+
R + H
2
SO
4
→ MnSO
4
+ 2H
+
R
Perhitungan Kesadahan Kation
Air sungai Belawan mengandung kation Fe
2+
, Mn
2+
, Ca
2+
, Mg
2+
, Zn
+2
, dan Cu
2+
masing-masing 5 ppm, 0,016 ppm, 12 ppm, 15 ppm, 0,0012 ppm, dan 0,0032 ppm Tabel 7.5.
1 grgal = 17,1 ppm
Universitas Sumatera Utara
Total kesadahan kation = 5 + 0,016 + 12 + 15 + 0,0012 + 0,0032 = 32,0204 ppm 17,1
= 1,8725 grgal Jumlah air yang diolah = 57.905,352 kgjam
=
3 3
galm 264,17
kgm 996,24
kgjam 57.905,352
×
= 15.354,5901 galjam Kesadahan air
= 1,8725 grgal × 15.354,5901 galjam × 24 jamhari = 690,035 kghari
Perhitungan ukuran Cation Exchanger Jumlah air yang diolah = 15.354,5901 galjam = 255,910 galmenit
Dari Tabel 12.4, The Nalco Water Handbook, diperoleh data-data berikut: - Diameter penukar kation
= 4 ft - Luas penampang penukar kation = 12,6 ft
2
- Jumlah penukar kation = 1 unit
Volume resin yang diperlukan:
Total kesadahan air = 690,035 kghari Dari Tabel 12.2, The Nalco Water Handbook 1988 diperoleh:
- Kapasitas resin = 20 kgrft
3
- Kebutuhan regenerant = 6 lb H
2
SO
4
ft
3
resin
Jadi, kebutuhan resin =
3
kgft 20
kghari 690,035
= 34,502 ft
3
hari
Tinggi resin =
6 ,
12 34,502
= 2,738 ft Tinggi minimum resin adalah 30 in = 2,5 ft Tabel 12.4, The Nalco Water Handbook
Sehingga volume resin yang dibutuhkan = 2,5 ft × 12,6 ft
2
= 31,5 ft
3
Waktu regenerasi =
kghari 690,035
kgft 20
ft 31,5
3 3
×
= 0,913 hari = 21,912 jam
Universitas Sumatera Utara
Kebutuhan regenerant H
2
SO
4
= 690,035 kghari ×
3 3
kgrft 20
lbft 6
= 207,0105 lbhari = 3,912 kgjam
b. Penukar Anion Anion Exchanger
Penukar anion berfungsi untuk menukar anion yang terdapat dalam air dengan ion hidroksida dari resin. Resin yang digunakan bermerek IRA-410. Resin ini
merupakan kopolimer stirena DVB Lorch,1981. Reaksi yang terjadi: 2ROH + SO
4 2-
→ R
2
SO
4
+ 2OH
-
ROH + Cl
-
→ RCl + OH
-
Untuk regenerasi dipakai larutan NaOH dengan reaksi: R
2
SO
4
+ 2NaOH → Na
2
SO
4
+ 2ROH RCl + NaOH
→ NaCl + ROH Perhitungan Kesadahan Anion
Air sungai Belawan mengandung Anion Cl
-
, SO
4 2-
, CO
3 2-
, PO
4 3-
, dan NO
3 -
masing- masing 1,3 ppm, 5 ppm, 13 ppm, 0,245 ppm, dan 0,2 ppm Tabel 7.4.
1 grgal = 17,1 ppm Total kesadahan anion
= 1,3 + 5 + 13 + 0,245 + 0,2 = 19,745 ppm 17,1
= 1,155 grgal Jumlah air yang diolah
= 57.905,352 kgjam =
3 3
galm 264,17
kgm 996,24
kgjam 57.905,352
×
= 15.354,5901 galjam Kesadahan air
= 1,155 grgal × 15.354,5901 galjam × 24 jamhari = 425,629 kghari
Ukuran Anion Exchanger Jumlah air yang diolah = 15.354,5901 galjam = 255,9098 galmenit
Dari Tabel 12.4 , The Nalco Water Handbook, diperoleh: - Diameter penukar anion
= 4 ft - Luas penampang penukar kation = 12,6 ft
2
Universitas Sumatera Utara
- Jumlah penukar anion = 1 unit
Volume resin yang diperlukan
Total kesadahan air = 425,629 kghari Dari Tabel 12.7, The Nalco Water Handbook, diperoleh :
- Kapasitas resin = 12 kgrft
3
- Kebutuhan regenerant = 5 lb NaOHft
3
resin Jadi, kebutuhan resin =
3
kgrft 12
kghari 425,629
= 35,469 ft
3
hari
Tinggi resin =
6 ,
12 35,469
= 2,815 ft Volume resin
= 2,815 ft × 12,6 ft
2
= 35,469 ft
3
Waktu regenerasi =
kgrhari 425,629
kgrft 12
ft 35,469
3 3
×
= 1 hari = 24 jam
Kebutuhan regenerant NaOH = 425,629 kgrhari ×
3 3
kgrft 12
lbft 5
= 177,345 lbhari = 3,352 kgjam
7.2.5 Deaerator
Deaerator berfungsi untuk memanaskan air yang keluar dari alat penukar ion ion exchanger dan kondensat bekas sebelum dikirim sebagai air umpan ketel. Pada
deaerator ini, air dipanaskan hingga 90°C supaya gas-gas yang terlarut dalam air, seperti O
2
dan CO
2
dapat dihilangkan, sebab gas-gas tersebut dapat menyebabkan korosi. Pemanasan dilakukan dengan menggunakan koil pemanas di dalam deaerator.
7.3 Kebutuhan Bahan Kimia
Kebutuhan bahan kimia pada pabrik pembuatan Stirena adalah sebagai berikut : 1. Al
2
SO
4 3
= 4,311 kgjam 2. Na
2
CO
3
= 2,328 kgjam 3. Kaporit
= 0,0024 kgjam 4. H
2
SO
4
= 3,912 kgjam 5. NaOH
= 3,352 kgjam
Universitas Sumatera Utara
7.4 Kebutuhan Listrik Kebutuhan Listrik Peralatan Proses
Tabel 7.4 Kebutuhan listrik untuk peralatan proses
Nama Kode Alat
Daya hp
Pompa P – 01
1,5 P – 02
2 P – 03
2 P – 04
0,75 P – 05
1,5 P – 06
0,25 P – 07
0,75 P – 08
0,25 P – 09
0,25 Mixer
M – 01 5
Reaktor R – 01
100 Total
114,25 Total = 114,25 hp = 85,196 kW
Kebutuhan Listrik Peralatan Utilitas
Tabel 7.5 Kebutuhan listrik untuk peralatan proses
Nama Kode Alat
Daya hp
Pompa PU – 01
5 PU – 02
1,5 PU – 03
0,05 PU – 04
0,05 PU – 05
6 PU – 06
0,5 PU – 07
0,75 PU – 08
0,05 PU – 09
0,05
Universitas Sumatera Utara
PU – 10 1,5
PU – 11 0,05
PU – 12 3
PU – 13 0,05
PU – 14 0,05
PU – 15 24
PU – 16 1,5
Tangki Pelarutan TP – 01
1,5 TP – 02
0,5 TP – 03
9 TP – 04
3,5 TP – 05
0,05 Clarifier
CL 0,25
Cooling Tower CT
1 Total
59,9 Total = 59,9 hp = 44,667 kW
Kebutuhan Listrik untuk Penerangan Pabrik, Perumahan, dan lain – lain
Luas area pabrik = 10.580 m
2
Penerangan rata-rata = 15 W m
2
Kebutuhan listrik = 158,7 kW
Total kebutuhan listrik = 44,667 kW + 85,196 kW + 158,7 kW Total kebutuhan listrik
= 288,563 kW Faktor keamanan
= 20 Efisiensi pemakaian
= 95 Total kebutuhan listrik untuk proses produksi, utilitas, penerangan pabrik,
perumahan, dan lain-lain adalah :
Sumber tenaga listrik yang dipakai untuk memenuhi kebutuhan energi listrik secara keseluruhan di pabrik, diperoleh dari PLN dan generator set genset.
Universitas Sumatera Utara
PLN Sumber tenaga listrik dari PLN mempunyai kapasitas maksimum 1.100 KW.
Tetapi dalam pelaksanaannya jumlah listrik yang dipergunakan hanya berkisar antara 100 – 200 kW. Penggunaannya hanya untuk kebutuhan kantor, tempat
ibadah, kantin, laboratorium, bengkel, lampu jalan, dan lampu pabrik. Generator Set Genset
Mengingat seringnya dilakukan pemadaman bergilir oleh PLN maka kebutuhan sumber listrik untuk pengoperasian listrik selain dari PLN, juga diperoleh dari
generator. Generator yang digunakan adalah jenis generator diesel AC 500 kW, 220 – 240 V, 50 Hz, 3 phase yang mempunyai keuntungan :
Tenaga dapat dinaikkan atau diturunkan sesuai dengan kebutuhan dengan menggunakan transformator
Daya dan tenaga listrik yang dihasilkan relatif besar Tenaga listrik stabil
Kawat penghantar yang digunakan lebih sedikit Motor 3 phase harganya relatif lebih murah dan sederhana
7.5 Kebutuhan Bahan Bakar