Kebutuhan Bahan Bakar Unit Pengolahan Limbah

 PLN Sumber tenaga listrik dari PLN mempunyai kapasitas maksimum 1.100 KW. Tetapi dalam pelaksanaannya jumlah listrik yang dipergunakan hanya berkisar antara 100 – 200 kW. Penggunaannya hanya untuk kebutuhan kantor, tempat ibadah, kantin, laboratorium, bengkel, lampu jalan, dan lampu pabrik.  Generator Set Genset Mengingat seringnya dilakukan pemadaman bergilir oleh PLN maka kebutuhan sumber listrik untuk pengoperasian listrik selain dari PLN, juga diperoleh dari generator. Generator yang digunakan adalah jenis generator diesel AC 500 kW, 220 – 240 V, 50 Hz, 3 phase yang mempunyai keuntungan :  Tenaga dapat dinaikkan atau diturunkan sesuai dengan kebutuhan dengan menggunakan transformator  Daya dan tenaga listrik yang dihasilkan relatif besar  Tenaga listrik stabil  Kawat penghantar yang digunakan lebih sedikit  Motor 3 phase harganya relatif lebih murah dan sederhana

7.5 Kebutuhan Bahan Bakar

Bahan bakar yang digunakan untuk ketel uap dan pembangkit tenaga listrik generator adalah minyak solar karena minyak solar efisien dan mempunyai nilai bakar yang tinggi. Keperluan Bahan Bakar Generator Nilai bahan bakar solar = 46.192,96 kJkg Perry, 1999 Densitas bahan bakar solar = 0,89 kgliter Perry, 1999 Daya input generator = 500 kW Efisiensi generator = 90 Universitas Sumatera Utara Keperluan Bahan Bakar Ketel Uap Dari data neraca panas, beban panas waste heat boiler = 84.447.107,882 kJjam Efisiensi ketel uap = 90 Panas yang harus disuplai ketel = 84.447.107,882 kJjam 0,9 Panas yang harus disuplai ketel = 93.830.119,87 kJjam

7.6 Unit Pengolahan Limbah

Limbah dari suatu pabrik harus diolah sebelum dibuang ke badan air atau atmosfer, karena limbah tersebut mengandung bermacam-macam zat yang dapat membahayakan alam sekitar maupun manusia itu sendiri. Demi kelestarian lingkungan hidup, maka setiap pabrik harus mempunyai unit pengolahan limbah. Sumber-sumber limbah cair pabrik pembuatan stirena meliputi: 1. Limbah proses Proses pembuatan stirena menghasilkan sisa air proses yaitu air yang mengandung 0,0163 campuran stirena, benzen, toluen, dan etilbenzen sebanyak 93.040,863 kgjam. 2. Limbah cair hasil pencucian peralatan pabrik Limbah ini diperkirakan mengandung kerak dan kotoran – kotoran yang melekat pada peralatan pabrik. 3. Limbah domestik Limbah ini mengandung bahan organik sisa pencernaan yang berasal dari kamar mandi di lokasi pabrik, serta limbah dari kantin berupa limbah padat dan limbah cair. Limbah domestik dari pabrik stirena diolah pada septic tank yang tersedia di lingkungan pabrik sehingga tidak membutuhkan pengolahan tambahan. Universitas Sumatera Utara 4. Limbah laboratorium Limbah yang berasal dari laboratorium ini mengandung bahan-bahan kimia yang digunakan untuk menganalisa mutu bahan baku yang digunakan, mutu produk yang dihasilkan, serta yang dipergunakan untuk penelitian dan pengembangan proses. Limbah laboratorium termasuk limbah B3 Bahan Berbahaya dan Beracun sehingga dalam penanganannya harus dikirim ke pengumpul limbah B3 sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 1994 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Dalam pengelolaan limbah B3 dikirim ke PPLI Cileungsi, Bogor. 5. Limbah gas Emisi gas yang dihasilkan oleh pabrik pembuatan stirena antara lain gas hidrogen dan karbon dioksida. Dari Petrochemical Manufacturing 2004 diperoleh bahwa emisi maksimum gas per ton produk stirena yang dihasilkan adalah 0,105 sedangkan emisi gas pabrik stirena adalah 0,073. Emisi gas pabrik stirena telah memenuhi standar Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep.13Menlh31995 Tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak sehingga dapat langsung dilepaskan ke udara. Kadar BOD dan COD yang terdapat dalam limbah cair pabrik stirena adalah sebesar 450 mgl untuk kapasitas produksi stirena 50.000 – 100.000 tontahun. Dari data baku mutu limbah cair industri sesuai Kep – 03 MENKLH II 1991, kadar BOD dan COD maksimum yang diizinkan adalah 50 mgl dan 100 mgl. Oleh karena itu, limbah cair pabrik stirena ini perlu diolah lebih lanjut untuk memenuhi baku mutu yang diizinkan. Pengolahan limbah cair pabrik stirena dilakukan secara biologis dengan sistem aerobik di dalam suatu reaktor dimana limbah cair tersebut akan teroksidasi dengan bantuan bakteri aerobik dan dengan pemanasan dari luar sehingga dapat diolah menjadi air yang dapat dibuang ke badan sungai. Bakteri aerobik yang dipakai adalah bakteri pengurai Green Phoskko. Alasan pemilihan proses pengolahan limbah tersebut adalah: - Limbah yang dihasilkan mengandung bahan organik. - Tidak terlalu membutuhkan lahan dan biaya yang besar. - Proses pengolahan ini dapat menghasilkan effluent dengan BOD dan COD yang lebih rendah dan memenuhi syarat baku mutu Hoesein, 2007. Universitas Sumatera Utara

BAB VIII LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK

Tata letak peralatan dan fasilitas dalam suatu rancangan pabrik merupakan syarat penting untuk memperkirakan biaya secara akurat sebelum mendirikan pabrik yang meliputi desain sarana perpipaan, fasilitas bangunan, jenis dan jumlah peralatan dan kelistrikan. Hal ini secara khusus akan memberikan informasi yang dapat diandalkan terhadap biaya bangunan dan tempat sehingga dapat diperoleh perhitungan biaya yang terperinci sebelum pendirian pabrik.

8.1 Lokasi Pabrik

Penentuan lokasi pabrik sangat menentukan kemajuan dan kelangsungan dari industri, baik pada masa sekarang maupun pada masa yang akan datang, karena hal ini berpengaruh terhadap faktor produksi dan distribusi dari pabrik yang didirikan. Pemilihan yang tepat mengenai lokasi pabrik harus memberikan suatu perhitungan biaya produksi dan distribusi yang minimal serta pertimbangan sosiologi, yaitu pertimbangan dalam mempelajari sikap dan sifat masyarakat di sekitar lokasi pabrik. Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka pabrik Stirena dari Etilbenzen dengan Proses Dehidrogenasi Katalitik ini direncanakan berlokasi di kota Belawan, Sumatera Utara. Dasar pertimbangan dalam pemilihan lokasi pabrik ini adalah : 1. Bahan baku Suatu pabrik sebaiknya berada di daerah yang dekat dengan sumber bahan baku dan daerah pemasaran sehingga transportasi dapat berjalan dengan lancar. Bahan baku utama yaitu etilbenzen dipasok dari pabrik – pabrik penghasil etilbenzen yang banyak terdapat di kawasan industri Belawan. Selain itu, bahan baku juga dipasok dari luar daerah dimana pengangkutannya menggunakan kapal laut. 2. Letak dari pasar dan kondisi pemasaran Produk stirena dapat diangkut ataupun dikapalkan dengan mudah ke daerah pemasaran dalam dan luar negeri. Kebutuhan stirena menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun, dengan demikian pemasarannya tidak akan mengalami hambatan. Kota Belawan mempunyai pelabuhan dan relatif dekat dengan negara industri lain Universitas Sumatera Utara