2.1.2.4. Analisis Analysis
Kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek dalam suatu komponen – komponen, tetapi masih dalam struktur organisasi dan masih ada
kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti kata kerja mengelompokkan, menggambarkan, memisahkan
Notoatmodjo, 2003
2.1.2.5. Sintesis Sinthesis
Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk melaksanakan atau menghubungkan bagian suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain
sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada Notoatmodjo, 2003.
2.1.2.6. Evaluasi Evaluation
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap Suatu materi atau obyek penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang
ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada sebelumnya Notoatmodjo, 2003.
2.1.3. Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang materi yang akan diukur dari subjek penelitian atau
responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan diatas Notoatmodjo, 2003.
a. Tingkat pengetahuan baik bila skor 75 -100 b. Tingkat pengetahuan cukup bila skor 60 - 75
c. Tingkat pengetahuan kurang bila skor 60
2.1.4. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor: a Pengalaman
Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun orang lain. Pengalaman yang sudah diperoleh dapat memperluas pengetahuan
seseorang Notoatmodjo, 2003.
Universitas Sumatera Utara
b Umur Makin tua seseorang, maka proses-proses perkembangan mentalnya
bertambah baik. Akan tetapi pada umur tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika berumur belasan
tahun. Selain itu, daya ingat seseorang dipengaruhi oleh umur. Dari uraian ini, maka dapat kita simpulkan bahwa bertambahnya umur
seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada umur - umur tertentu atau menjelang
usia lanjut, kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang Notoatmodjo, 2003.
c Tingkat Pendidikan Pendidikan dapat memperluas wawasan atau pengetahuan seseorang.
Secara umum, seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akam mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan
seseorang yang tingkat pendidikannya lebih rendah Notoatmodjo, 2003.
d Keyakinan Biasanya keyakinan diperoleh secara turun temurun dan tanpa adanya
pembuktian terlebih dahulu. Keyakinan ini bisa mempengaruhi pengetahuan seseorang, baik keyakinan itu sifatnya positif atau negatif
Notoatmodjo, 2003. e Sumber Informasi
Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah, tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik makan pengetahuan seseorang akan
meningkat. Sumber informasi yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang misalnya radio, televisi, majalah, koran, dan buku
Notoatmodjo, 2003. f Penghasilan
Penghasilan tidak berpengaruh langsung terhadap pengetahuan seseorang. Namun bila seseorang berpenghasilan cukup besar maka dia
Universitas Sumatera Utara
akan mampu menyediakan atau membeli fasilitas – fasilitas sumber informasi Notoatmodjo, 2003.
g Sosial Budaya Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat
mempengaruhi pengetahuan persepsi, dan sikap seseorang terhadap sesuatu Notoatmodjo, 2003.
2.2. Makanan Tambahan 2.2.1. Definisi Makanan Tambahan
Makanan tambahan atau makanan pendamping ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung zat gizi, diberikan kepada bayi atau anak usia 6-24
bulan guna memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI Depkes RI, 2006. Makanan tambahan atau makanan pendamping ASI MP-ASI adalah
makanan yang diberikan kepada bayi disamping ASI untuk memenuhi kebutuhan gizinya, MP-ASI diberikan mulai umur 6-24 bulan, dan merupakan makanan
peralihan dari ASI ke makanan keluarga, pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlah. Hal ini dimaksudkan
untuk menyesuaikan kemampuan alat cerna bayi dalam menerima MP-ASI Depkes RI, 2004.
2.2.2. Tujuan dan Manfaat Pemberian Makanan Tambahan
Tujuan pemberian makanan tambahan pada bayi diantaranya untuk melengkapi zat-zat gizi yang kurang karena kebutuhan zat gizi akan semakin
meningkat sejalan dengan bertambahnya usia bayi atau anak, mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima bermacam-macam makanan dengan berbagai
bentuk, tekstur dan rasa, melakukan adaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar energi yang tinggi, serta mengembangkan kemampuan untuk mengunyah
dan menelan makanan Sulistijani, 2001 Makanan tambahan pada bayi bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan zat
gizi bayi, penyesuaian kemampuan alat cerna dalam menerima makanan tambahan dan merupakan masa peralihan dari ASI ke makanan keluarga. Selain
untuk memenuhi kebutuhan bayi terhadap zat-zat gizi, pemberian makanan
Universitas Sumatera Utara