akan mampu menyediakan atau membeli fasilitas – fasilitas sumber informasi Notoatmodjo, 2003.
g Sosial Budaya Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat
mempengaruhi pengetahuan persepsi, dan sikap seseorang terhadap sesuatu Notoatmodjo, 2003.
2.2. Makanan Tambahan 2.2.1. Definisi Makanan Tambahan
Makanan tambahan atau makanan pendamping ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung zat gizi, diberikan kepada bayi atau anak usia 6-24
bulan guna memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI Depkes RI, 2006. Makanan tambahan atau makanan pendamping ASI MP-ASI adalah
makanan yang diberikan kepada bayi disamping ASI untuk memenuhi kebutuhan gizinya, MP-ASI diberikan mulai umur 6-24 bulan, dan merupakan makanan
peralihan dari ASI ke makanan keluarga, pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlah. Hal ini dimaksudkan
untuk menyesuaikan kemampuan alat cerna bayi dalam menerima MP-ASI Depkes RI, 2004.
2.2.2. Tujuan dan Manfaat Pemberian Makanan Tambahan
Tujuan pemberian makanan tambahan pada bayi diantaranya untuk melengkapi zat-zat gizi yang kurang karena kebutuhan zat gizi akan semakin
meningkat sejalan dengan bertambahnya usia bayi atau anak, mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima bermacam-macam makanan dengan berbagai
bentuk, tekstur dan rasa, melakukan adaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar energi yang tinggi, serta mengembangkan kemampuan untuk mengunyah
dan menelan makanan Sulistijani, 2001 Makanan tambahan pada bayi bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan zat
gizi bayi, penyesuaian kemampuan alat cerna dalam menerima makanan tambahan dan merupakan masa peralihan dari ASI ke makanan keluarga. Selain
untuk memenuhi kebutuhan bayi terhadap zat-zat gizi, pemberian makanan
Universitas Sumatera Utara
tambahan merupakan salah satu proses pendidikan yang mengajarkan bayi untuk mengunyah dan menelan makanan padat serta menerima bermacam-macam
makanan Krisnatuti, 2000.
2.2.3. Komposisi Makanan Tambahan
Karbohidrat diperlukan sebagai sumber energi yang paling murah. Untuk mencukupi kebutuhan energi dianjurkan sekitar 60 sampai 70 energi total
berasal dari karbohidrat. Pada ASI dan sebagian besar susu formula bayi, 40 sampai 50 kandungan kalorinya berasal dari karbohidrat terutama laktosa
Krisnatuti,2000. Protein ASI rata-rata sebesar 1,15g100ml sehingga apabila bayi
mengkonsumsi ASI selama 4 bulan pertama itu sekitar 600-900mlhari. Bertambahnya usia bayi maka suplai protein yang dibutuhkan oleh bayi semakin
meningkat. Pertambahan protein pada bayi yang diberi makanan tambahan ASI untuk pertama kalinya 6-12 bulan pertambahan proteinnya tidak terlalu besar.
Setelah menginjak usia satu tahun bayi membutuhkan protein sekitar dua kali lipat pada masa sebelumnya Krisnatuti,2000. Kacang-kacangan merupakan sumber
protein nabati yang baik untuk bayi dan sebagai bahan campurannya digunakan tempe kedelai dan kacang tanah. Sumber protein hewani seperti daging, telur, atau
susu mengandung profil asam amino yang lengkap termasuk asam amino esensial yang mutlak dibutuhkan untuk perkembangan tubuh manusia. Asam amino
esensial tidak dapat diproduksi dalam tubuh manusia dan karenanya hanya dapat diperoleh dari makanan yang dikonsumsi. Berdasarkan kelengkapannya, kualitas
protein hewani lebih baik dibandingkan protein nabati. Susu merupakan salah satu sumber protein terbaik. Namun demikian, bukan berarti kita boleh
mengabaikan peran sumber protein nabati. Bahkan dalam tumpeng gizi seimbang yang dianjurkan ahli gizi, disarankan untuk mengombinasikan konsumsi protein
hewani dan nabati, yakni masing-masing 2-3 porsi sehari Baso, 2007 Lemak merupakan sumber energi dengan konsenstrasi cukup tinggi.
Lemak berfungsi sebagai sumber asam lemak esensial, pelarut vitamin A, D, E, dan K, serta pemberi rasa gurih dan sedap pada makanan. Apabila energi dan
protein sudah terpenuhi maka kecukupan gizi lemak yang dianjurkan tidak
Universitas Sumatera Utara
dicantumkan karena secara langsung kecukupan lemak sudah terpenuhi Krisnatuti, 2000.
Vitamin yang dibutuhkan terdiri dari vitamin yang larut dalam lemak dan vitamin yang larut dalam air. Vitamin yang larut dalam lemak terdiri atas vitamin
A, D, E, dan K, sedangkan vitamin yang larut dalam air terdiri dari vitamin C, B1, riboflavin, niasin, B6, B12, asam folat, dan vitamin lain yang tergolong vitamin B
kompleks Krisnatuti, 2000. ASI tidak mengandung vitamin D dalam konsentrasi yang dibutuhkan bayi. Vitamin ini secara alami dihasilkan oleh kulit ketika
terpajan sinar matahari, dan bila bayi dibiarkan sering berjemur di daerah panas atau matahari beberapa kali seminggu maka kulitnya akan menghasilkan semua
vitamin D yang dibutuhkan bayi Satyanegara, 2004. Mineral dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Unsur Fe besi
dan I iodium merupakan dua jenis mineral bayi yang jarang terpenuhi yang mengakibatkan anemia dan gondok. Bayi tidak dilahirkan dengan cadangan zat
besi yang memadai yang akan melindungi bayi dari anemia. Jika bayi diberi ASI, terdapat cukup zat besi yang dapat diserap baik untuk memberikan pasokan yang
memadai pada bayi sehingga tidak dibutuhkan tambahan. Setelah bayi berusia enam bulan, bayi harus mulai diberikan makanan yang mengandung zat besi
sereal, daging, sayuran hijau, yang dapat menjamin pasokan zat besi yang mencukupi untuk pertumbuhan yang sehat Satyanegara, 2004. Jenis mineral
lainnya yang dibutuhkan bayi seperti kalsium, fosfor dan seng Krisnatuti, 2000. Menurut Sjahmien Moehji 1988 campuran bahan pangan untuk makanan
bayi terdiri dari dua jenis: - Campuran dasar basic mix, terdiri dari serelia biji-bijian atau umbi-
umbian dan kacang-kacangan. Campuran ini belum memenuhi kandungan zat gizi yang lengkap sehingga masih perlu tambahan zat gizi lainnya
seperti zat vitamin dan mineral. - Campuran ganda multi mix terdiri dari makanan pokok sebagai bahan
pangan utama dan merupakan sumber karbohidrat seperti serelia; lauk- pauk hewani ataupun nabati sebagai sumber protein, misalnya susu,
daging, sapi, ayam, ikan, telur, da kacang-kacangan; sumber vitamin dan
Universitas Sumatera Utara
mineral, berupa sayuran dan buah-buahan yang berwarnaterutama hijau tua dan jingga, dan tambahan energi berupa lemak, minyak, atau gula
yang berfungsi untuk meningkatkan kandungan energi makanan campuran.
2.2.4. Jenis Makanan Tambahan