dipergunakan oleh para pegawai untuk melaksanakan kewajiban SPT PPh Orang Pribadi tahun pajak yang sama.
Secara singkat, alur penyusunan SPT Masa PPh Pasal 21 Desember akhir tahun adalah sebagai berikut:
a. Buatlah kertas kerja perhitungan PPh Pasal 21 dengan menghitung seluruh
penghasilan yang merupakan obyek PPh Pasal 21 baik yang diterima pegawai tetap, pegawai tidak tetap, dan bukan pegawai.
b. Hitung PPh Pasal 21 yang terutang atas seluruh penghasilan tersebut. c. Kurangkan hasil penghitungan pada huruf b dengan PPh Pasal 21 yang telah
dipotongdibayar selama Januari s.d. Nopember atas masing-masing penerima penghasilan baik pegawai tetap, pegawai tidak tetap, dan bukan pegawai.
d. Sajikan hasil penghitungan PPh 21 atas pegawai tetap ke dalam formulir SPT 1721- A1 hanya untuk pegawai tetap yang penghasilan netonya melebihi PTKP. Jika
diminta untuk keperluan tertentu oleh pegawai tetap yang penghasilan netonya tidak melebihi PTKP belum kena pajak, pemberi kerja wajib membuatkan juga.
e. Pindahkan hasil perhitungan keseluruhan lampiran SPT 1721-A1 ke lampiran SPT 1721-I. Yang diisikan terinci per pegawai hanya yang sudah mempunyai kewajiban
membayar PPh Pasal 21 penghasilan neto melebihi PTKP f. Isi formulir induk SPT 1721 berdasarkan perhitungan pada huruf b di atas.
g. Pastikan semua isian telah lengkap dan tandatangani formulir SPT.
BAB V PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN
1. Subjek Pajak Badan
A. Badan Badan adalah sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan kesatuan baik yang
melakukan usaha maupun tidak melakukan usaha yang meliputi PT, CV, Perseroan lainnya, BUMND, Firma, Kongsi, Koperasi, Dana Pensiun, Persekutuan, Perkumpulan, Yayasan,
Organisasi Massa, Organisasi Sosial Politik, atau organisasi yang sejenis, lembaga, bentuk usaha tetap dan bentuk badan lainnya termasuk reksadana.
B. Bentuk Usaha Tetap
Suatu bentuk usaha tetap mengandung pengertian adanya suatu tempat usaha place of business yaitu fasilitas yang dapat berupa tanah dan gedung termasuk juga mesin-mesin
dan peralatan. Bentuk usaha tetap juga mencakup orang pribadi atau badan selaku agen yang kedudukannya tidak bebas yang bertindak untuk dan atas nama orang pribadi atau
badan yang tidak bertempat tinggal atau tidak bertempat kedudukan di Indonesia.
Sesuai dengan UU Nomor 9 Tahun 2009 tentan Badan Hukum Pendidikan, yang dimaksud dengan badan hukum pendidikan BHP adalah badan hukum yang menyelenggarakan
pendidikan formal. BHP terdiri dari :
- Badan Hukum Pendidikan Pemerintah BHPP adalah badan hukum pendidikan
yang didirikan oleh Pemerintah. -
Badan Hukum Pendidikan Pemerintah Daerah BHPD adalah badan hukum pendidikan yang didirikan oleh pemerintah daerah.
- Badan Hukum Pendidikan Masyarakat BHPM adalah badan hukum pendidikan
yang didirikan oleh masyarakat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa BHP adalah subyek pajak badan.
2. Tidak termasuk Subjek Pajak Badan
A. Badan perwakilan negara asing seperti Kedutaan Besar dan Konsulat; B. Organisasi-organisasi Internasional yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan,
dengan syarat: Indonesia menjadi anggota organisasi tersebut,
Tidak menjalankan usaha atau kegiatan lain untuk memperoleh penghasilan dari Indonesia selain pemberian pinjaman kepada pemerintah yang dananya berasal dari
iuran para anggota. C. Unit-unit tertentu dari badan pemerintah yang memenuhi kriteria:
dibentuk berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
18
dibiayai dengan dana yang bersumber dari APBN atau APBD; penerimaan lembaga tersebut dimasukkan dalam anggaran;
pembukuannya diperiksa oleh aparat pengawasan fungsional negara
3. Objek Pajak Pasal 4 ayat 1 UU Pajak Penghasilan